30
hingga orang tersebut rela menggunakan dirinya sebagai percobaan akan rasa in- gin tahunya tersebut.
Untuk mengatur hal tersebut harus ada keseimbangan antara rasa ingin tahu dan pengetahuan yang mendukung tentang hal-hal tersebut.Kita perlu men-
cari informasi yang mendukung tentang rasa penasaran kita terhadap sesuatu dan memikirkannya dengan dingin sehingga bisa mencegah kita terjerumus dalam hal-
hal buruk. Rasa ingin tahu akan seks juga membuat kita terjebak dengan masalah- masalah yang pasti merugikan diri kita sendiri. Ada beberapa hal yang memang
kita harus mengetahuinya, tapi cukup sebatas mengetahui tanpa melakukannya karena kita tentu tidak mau menanggung akibat buruknya.
Hal yang paling berat dalam menghadapi hidup adalah melawan diri
sendiri , melawan diri sendiri dari rasa malas ketika mengalami rasa ingin tahu
akan sesuatu.Berfikir sejenak sebelum melakukan suatu hal dapat menjadi senjata ampuh untuk melawan rasa ingin tahu yang berlebihan, sehingga kita bisa men-
gontrol hal-hal buruk yang akan menimpa kita. Terlebih lagi jika kita bisa mengambil sisi positif dari rasa ingin tahu tersebut sehingga kita mungkin bisa
menemukan sesuatu yang bisa berguna bagi khalayak banyak.
2.2.5. Dorongan Belajar Siswa
Siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat dicirikan dari adanya dorongan yang kuat untuk belajar. Kesulitan yang dihadapinya dalam belajar menjadi
tantangan untuk semakin meningkatkan kemampuannya. Dorongan merupakan salah satu komponen keberhasilan belajar yang timbul dari dalam diri individu
atau biasa juga timbul sebagai akibat adanya pengaruh lingkungan kehidupannya.
31
Dorongan dan kebutuhan merupakan dua komponen motivasi yang memiliki keterkaitan sangat erat. Hal tersebut tampak dalam pernyataan yang
dikemukakan Dimyati dan Mudjiono 2006:82 bahwa kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan
mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis oraganisme. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hull dalam Dimyati dan Mudjiono
2006:82 yang menyebutkan bahwa dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktor-
faktor eksternal. Berdasarkan proses terbentuknya, menurut Dimyati dan Mudjiono
2006:71 motif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari.
1 Motif-motif bawaan, yaitu motif-motif yang di bawa sejak lahir, jadi ada tanpa dipelajari, seperti
a Dorongan untuk makan; b Dorongan untuk minum;
c Dorongan untuk bergerak dan beristirahat;
2 Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbulnya karena dipelajari, seperti
a Dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan; b Dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan dalam masyarakat.
Ada pula penggolongan motif ekstrinsik dan intrinsik seperti dikemukakan Dimyati dan Mudjiono 2004:72 berikut ini.
1 Motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya orang belajar giat karena diberi tahu
bahwa sebentar lagi aka nada ujian, orang membaca sesuatu karena di- beri tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum didapat melamar
pekerjaan, dan sebagainya
2 Motif-motif intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang dlaam diri individu sendiri telah ada do-
rongan itu. Misalnya; orang yang gemar membaca tidak usah ada yang
32
rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando sudah bela- jar secara sebaik-baiknya.
Motivasi bawaan yang dimaskud sesungguhnya identik dengan motif intrinsik. Baik motif bawaan maupun motif intrinsik keduanya merupakan motif-
motif yang ada dalam diri individu atau siswa. Adapun motif yang dipelajari identik dengan motif ekstrinsik. Keduanya merupakan motif-motif yang berasal
dari luar siswa.
2.2.6. Cita-cita