0.015 Pengetahuan, persepsi risiko, dan perilaku membaca label kadaluarsa produk pangan

21 Tabel 16 Sebaran dan statistik responden berdasarkan perilaku membaca label kadaluarsa Kategori perilaku membaca label kadaluarsa Laki-laki n = 157 Perempuan n = 243 Total n = 400 Sangat kurang skor ≤ 25 4.5 5.3 5.2 Kurang 25 skor ≤ 50 52.2 41.9 51.0 Baik 50 skor ≤ 75 39.5 46.6 40.3 Sangat baik skor 75 3.8 6.2 3.5 Rata-rata ± SD 49.25±8.82 49.98±9.29 49.69±9.10 Min-Max 20.00-73.33 27.78-81.11 20.00-81.11 Uji beda jenis kelamin p-value 0.618 Peringkat Prioritas Membaca Label Kadaluarsa Enam dari sepuluh responden memilih nama produk sebagai label prioritas utama yang paling sering dibaca saat membeli produk pangan dan terdapat perbedaan nyata p=0.001 antara responden laki-laki dan perempuan. Prioritas kedua adalah jenis produk dengan persentase 39.8 persen. Selanjutnya, sebanyak 33.2 persen responden memilih waktu kadaluarsa sebagai prioritas ketiga yang paling sering dibaca dan terdapat perbedaan nyata p=0.038 antara responden laki- laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mensah, Lawer, dan Aidoo 2012 bahwa hal pertama yang diperhatikan konsumen sebelum membeli produk kemasan adalah label kadaluarsa karena label kadaluarsa dapat digunakan konsumen untuk menentukan kualitas, keamanan, dan kesegaran produk. Selanjutnya, keterangan halal berada pada prioritas keempat dengan persentase 25.5 persen Tabel 17. Tabel 17 Sebaran responden berdasarkan prioritas membaca label produk pangan No Item label Peringkat Prioritas Membaca Label Uji beda P-L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Nama Produk 61.2 18.5 7.2 3.0 2.5 2.5 1.0 1.2 2.8 0.001 2 Jenis Produk 18.5

39.8 14.5 11.0 3.8

3.0 3.2 4.5 1.8 0.459 3 Waktu Kadaluarsa

8.8 21.8 33.2 21.0 3.5

4.2 3.8 2.8 1.0 0.038 4 Keterangan Halal 8.2 11.0 19.8 25.5 9.0 6.2 8.0 5.8 6.5 0.804 5 Berat Bersih 0.5 3.5 6.0 7.5 14.0 12.2 14.8 26.5 15.0 0.455 6 Alamat Produsen 1.5 0.8 1.5 3.0 7.5 6.2

8.2 20.5 50.8 0.002

7 Komposisi 0.2 2.2 7.8 9.8 21.5 24.5 20.2 11.0 2.8 0.709 8 Informasi Gizi 0.8 2.0 4.2 12.0 20.2 21.5 22.2 10.8 6.2 0.048 9 Cara Pemakaian 0.2 1.0 5.8

7.5 17.8 19.5 18.8 16.5 13.0 0.114

Ket: nyata pada p0.05; nyata pada p0.01; P: perempuan; L:laki-laki Label komposisi dan keterangan cara pemakaian produk sama-sama berada pada prioritas keenam. Sebanyak 22.2 persen responden memilih informasi gizi sebagai prioritas ketujuh dan terdapat perbedaan nyata p=0.048 antara responden 22 laki-laki dan perempuan. Sebanyak 26.5 persen responden memilih berat bersih sebagai prioritas kedelapan yang dibaca. Selanjutnya, prioritas kesembilan yang dipilih responden untuk dibaca adalah alamat produsen dengan persentase 50.8 persen dan terdapat perbedaan nyata p=0.002 antara responden laki-laki dan perempuan Lampiran 6. Hubungan antarvariabel penelitian Terdapat tiga bentuk uji hubungan yang digunakan pada penelitian. Jenis data rasio diuji menggunakan korelasi pearson, data ordinal diuji menggunakan korelasi spearman, serta untuk menguji antara data nominal dan data ordinal digunakan uji khi-kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi antara usia responden dan pengetahuan adalah sebesar 0.114 dengan α0.05. Hal ini berarti sebesar 11.4 persen data keduanya berhubungan positif nyata, yang berarti semakin bertambahnya usia contoh, maka akan semakin baik pengetahuannya mengenai label kadaluarsa. Uang saku dan pengeluaran untuk pangan berhubungan positif dengan persepsi risiko. Koefisien korelasi antara uang saku dan persepsi risiko adalah sebes ar 0.136 dengan α0.01 yang berarti sebesar 13.6 persen data keduanya berhubungan positif nyata, semakin besar uang saku yang dimiliki responden, maka akan semakin tinggi pula persepsi risiko yang dirasakan. Demikian juga dengan pengeluaran untuk pangan, nilai koefisien korelasi nya adalah sebesar 0.195 dengan α0.01, semakin tingginya pengeluaran untuk pangan, maka akan semakin tinggi persepsi risiko yang dirasakan. Terdapat hubungan nyata antara mendapatkan informasi tentang label dengan perilaku membaca responden sebesar 0.127 dengan α0.05, yang berarti responden yang mendapatkan informasi tentang label akan memiliki perilaku membaca label kadaluarsa yang baik. Selanjutnya, terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku membaca dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.266 dengan α0.01. Hal ini berarti sebesar 26.6 persen data keduanya berhubungan positif nyata, semakin tinggi persepsi risiko yang dirasakan, maka akan semakin baik perilaku membaca label kadaluarsa Lampiran 7. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Variabel Penelitian Hasil uji Kolmogorof-Smirnov menunjukkan bahwa hampir keseluruhan variabel bebas dalam penelitian ini tidak normal, karena nilai signifikannya kurang dari 0.05, maka dari itu peneliti melakukan modifikasi data dengan menggunakan “Ln”. Data variabel bebas diubah dengan menggunakan rumus “Ln”, setelah itu dilakukan uji regresi. Nilai Durbin-Watson untuk variabel pengetahuan, persepsi risiko, perilaku membaca model 1, dan perilaku membaca model 2 secara berturut- turut adalah 2.003, 2.081, 2.011, dan 2.012 maka dapat dikatakan bahwa keempat variabel tersebut tidak mengandung autokorelasi karena nilai Durbin-Watson mendekati nilai dua. Faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh nyata p=0.004 terhadap pengetahuan mengenai label kadaluarsa. Model adjusted R square hanya menjelaskan 3.5 persen pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap variabel pengetahuan, sisanya 96.5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap pengetahuan responden adalah usia β=0.113; p0.05, pernah mengikuti kuliah terkait label β=0.112; 23 p0.05, dan status pekerjaan ibu β=0.161; p0.01. Hal ini berarti usia responden, pernah mengikuti kuliah terkait label, dan status pekerjaan ibu berpengaruh positif dan nyata terhadap pengetahuan dengan persentase secara berturut-turut sebesar 11.3 persen, 11.2 persen, dan 16.1 persen. Faktor internal, faktor eksternal, dan pengetahuan berpengaruh nyata p=0.004 terhadap persepsi risiko. Nilai adjusted R square untuk persepsi risiko adalah 0.036, hal ini berarti hanya sebesar 3.6 persen variabel yang diteliti memengaruhi persepsi risiko, sisanya 96.4 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap persepsi risiko adalah u sia β=-0.106; p0.05, uang saku β=0.180; p0.01, dan pengetahuan β=0.104; p0.05. Variabel usia berpengaruh negatif dan nyata terhadap persepsi risiko sebesar 10.6 persen. Uang saku dan pengetahuan berpengaruh positif nyata terhadap persepsi masing-masing sebesar 18.0 persen dan 10.4 persen Tabel 18. Tabel 18 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, persepsi risiko, dan perilaku membaca label kadaluarsa No Variabel bebas Pengetahuan Persepsi risiko Perilaku membaca Model 1 Model 2 Koefisien Terstandarisasi β 1 Usia tahun 0.113 -0.106 -0.019 2 Jenis kelamin 0=laki- laki; 1=perempuan -0.013 -0.061 0.045 3 Uang saku Rupiah 0.004 0.180 0.000 4 Pendidikan terakhir ibu 0=non pendidikan tinggi; 1=pendidikan tinggi -0.085 -0.041 -0.126 5 Status pekerjaan ibu 0=tidak bekerja; 1=bekerja 0.161 -0.023 -0.012 6 Pernah mengikuti kuliah terkait label 0=tidak pernah; 1=pernah 0.112 -0.029 -0.088 7 Mendapatkan infomasi mengenai label 0=tidak pernah; 1=pernah -0.074 -0.046 0.149 8 Pengetahuan skor 0.104 0.035 0.021 9 Persepsi risiko skor 0.256 0.255 F 3.045 2.839 5.357 15.178 Adj.R 2 0.035 0.036 0.089 0.066 p-value 0.004 0.004 0.000 0.000 Durbin-Watson 2.003 2.081 2.011 2.012 Ket: nyata pada p0.05; nyata pada p0.01 Faktor internal, faktor eksternal, pengetahuan, dan persepsi risiko berpengaruh nyata p=0.000 terhadap perilaku membaca label kadaluarsa model 1. Nilai adjusted R square untuk variabel perilaku membaca model 1 adalah sebesar 0.089, hal ini berarti sebesar 8.9 persen variabel yang diteliti memengaruhi perilaku, sisanya 91.1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap perilaku adalah pendid ikan terakhir ibu β=- 0.126; p0.01, mendapatkan informasi tentang label β=0.149; P0.01, dan