METODOLOGI DAN PROSES PENYUSUNAN ANSIT TB

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENYUSUNAN ANSIT TB

3.1. Tinjauan Situasi

Tinjauan situasi dilakukan penilaian situasi dengan metode assesment dengan pengumpulan data sekunder yang tersaji dalam dokumen tertulis, visual maupun audiovisual. Data sekunder pendukung informasi Analisis situasi diambil dari Badan Pusat Statistik, Bappeda, SKPD Dinas Kesehatan, DPRD serta profil dan dokumen online dari berbagai laman. Selanjutnya bersamaan assesment data sekunder dilakukan pengumpulan data primer dengan metode wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner terstruktur untuk survey pengetahuaan dan sikap masyarakat terhadap TB.

Tinjauan situasi kedua dengan melakukan re-chek situasi ke lapangan, dengan mendatangi dan menilai situasi pelaksanaan penanggulangan dan pengendalian TB di Kabupaten Kediri. Rechek dilakukan dengan wawancara pada Pemegang Program TB Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri (dalam hal ini adalah Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Langsung), BAPPEDA, wawancara surveyor secara langsung dengan Petugas Kesehatan Pemegang Program TB di Puskesmas (dalam hal ini adalah Kepala Puskesmas dan Petugas/Penyuluh TB), Kader TB Aisyiyah di Kabupaten Kediri, SSR, pasien TB, keluarga pasien, meninjau beberapa lokasi rumah penderita (homevisit) di daerah kantong atau rentan.

Metode ketiga dengan melakukan metode partisipatif dan lintas sektoral dengan Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) antara Tim Analisis Situasi, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dan BAPPEDA. Selanjutnya dilakukan metode Analisis situasi mendalam dan terintegrasi berbagai komponen: metode partisipatif dan lintas sektoral antar pihak berkepentingan dalam pengendalian dan penanggulangan TB. Selanjutnya Penilaian situasi dilakukan terhadap Program Pencegahan danPenanggulangan TB Kabupaten Kediri dan diperoleh 3 hal, yaitu 1) Rumusan permasalahan berdasarkan data sekunder dan primer yang terkumpul, 2) Gambaran Permasalahan yang muncul diperoleh setelah dilakukan Analisis situasi dilapangan dan disusun berdasarkan prioritas dan cakupan luasnya dampak populasi dan wilayah. serta kelompok Metode ketiga dengan melakukan metode partisipatif dan lintas sektoral dengan Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) antara Tim Analisis Situasi, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dan BAPPEDA. Selanjutnya dilakukan metode Analisis situasi mendalam dan terintegrasi berbagai komponen: metode partisipatif dan lintas sektoral antar pihak berkepentingan dalam pengendalian dan penanggulangan TB. Selanjutnya Penilaian situasi dilakukan terhadap Program Pencegahan danPenanggulangan TB Kabupaten Kediri dan diperoleh 3 hal, yaitu 1) Rumusan permasalahan berdasarkan data sekunder dan primer yang terkumpul, 2) Gambaran Permasalahan yang muncul diperoleh setelah dilakukan Analisis situasi dilapangan dan disusun berdasarkan prioritas dan cakupan luasnya dampak populasi dan wilayah. serta kelompok

3.2. Analisis

3.2.1. Analisis Profil

Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan berbagai data dari berbagai sumber, baik yang bersifat primer maupun sekunder. Apabila data profil telah terkumpul, maka dilakukanAnalisis terhadap profil tersebut. Adapun telaah yang dilakukan, yaitu Analisis terhadap profil Tuberkulosis (TB), meliputiangka penemuan kasus baru, angka prevalensi, angka kematian, angka kesembuhan, angka kegagalan,angka kabuh, angka resistensi, angka defaulter, dan angka kronik.

Profil daerah Kabupaten Kediri dikaji seperti demografi dan kepadatan penduduk yang terdiri dari jenis kelamin, kondisi pekerjaan (angkatan kerja, lapangan kerja, pengangguran), tingkat ekonomi, pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan dan penanggulangannya, permasalahan kesejahteraan sosial, dan pendidikan (termasuk Angka Partisipasi Kasar). Selain itu, diAnalisis pula perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Kediri, profil layanan kesehatan (peran, kuantitas, dan kualitas layanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, klinik, puskemas, dan posyandu) termasuk jenis layanan, aksessibilitas (jarak dan sarana), media informasi (sosialisasi dan kampanye), jumlah tenaga medis, pendokumentasian, dan sistem rujukan TB di Kabupaten Kediri.

Analisis juga dilakukan terhadap anggaran TB dan kebijakan Pemda/Perda tentang penanggulangan TB di Kabupaten Kediri. Anggaran TB adalah untuk tahun anggaran 2011-2014 (Anggaran Tahun berjalan dan tahun sebelumnya tiga tahun terakhir), informasi penganggaran kesehatan, meliputi Analisis persentase dana TB dari total anggaran APBD dan Alokasi penggunaan anggaran TB, dan informasi peran stakeholder dalam kebijakan AIDS-TB (Instansi, lembaga atau organisasi/LSM, KPAI [Komite Penanggulangan HIV-AIDS], yang terlibat atau pernah terlibat dalam menangani TB), pasien, dan mantan pasien.

3.2.2. Analisis Kesehatan Populasi Pada dasarnya kesehatan populasi dapat diperoleh dengan mengukur kombinasi pada mortalitas dan kesehatan non fatal yang direfleksikan pada ukuran tunggal. Lebih dari 30 tahun telah dikembangkan indikator yang dapat mengukur kesehatan populasi yang dapat di kategorikan menjadi 2 bagian besar:

a) Harapan akan kesehatan yang dapat dibagi kedalam active life expectancy (ALE); Disability-free life expectancy (DFLE); disability-adjusted life expectancy (HALE); dan Quality adjusted life expectancy (QALE).

b) Kesenjangan Kesehatan yang diukur dengan menghitung waktu yang terbuang karena tidak dapat melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan kehidupan yang ideal. Indikator yang dapat dihitung adalah potential years of life lost (PYLL), healthy years of life lost (HYLL), quality adjusted life years (QALY), dan disability-adjusted life years (DALY).

Pada Ansit TB difokuskan kepada Disabilty Adjusted Live Years (DALY) yang merupakan alat ukur untuk mengukur beban penyakit dinyatakan dalam bentuk tahun kehidupan yang hilang karena kematian dan tahun kehidupan dengan cacat yang dikaitkan dengan derajad cacat yang di derita. Satu DALY adalah hilangnya waktu yang sehat selama satu tahun. Analisis DALY digunakan dalam Analisis situasi TB mengingat beban ekonomi yang diakibatkan penyakit TB berdampak besar pada populasi.

3.2.3. Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis)

Metode utama yang digunakan dalam proses Analisis situasi TB adalah Root Cause Analysis (RCA)/Analisis Akar Masalah (AAM).RCA merupakan metode sistematis untuk menemukan dan mengoreksi alasan-alasan yang paling penting bagi masalah-masalah kinerja. Teknik analisis akar masalah merupakan teknik analisis yang bertahap dan terfokus untuk menemukan akar masalah (yang mendasar) suatu problem, dan bukan hanya melihat gejala-gejala dari suatu masalah (Harsono, 2008). Hasil RCA menjelaskan penyebab langsung (direct cause), penyebab tidak langsung (indirect cause), penyebab mendasar (basiccause). Bagan Alir Analisis Akar masalah seperti Gambar 7 berikut.

Bagan Alir Analisis Akar Masalah Tuberkulosis di Kab Kediri

Apa Sebabnya?

Sebab (Sebab) nya:

(Kajian Logis-Empiris)

Solusi Darurat

Sebab (Sebab) nya: Sa1 Sb1 Sc1 Sd1

(Kajian Logis-Empiris)

Solusi Tanggung

Sebab (Sebab) nya:

Sa(n) Sb(n)

Sa2 Sb2 Sc2

Dan seterusnya sampai masalah dasar

Ya

9akar masalah)

Solusi Dasar

Gambar 7. Bagan Alir Analisis Akar Masalah Analisis Situasi TB Kabupaten Kediri (modifikasi Harsono, 2008)

3.2.4. Analisis Stakeholder/Pola Peran dan Analisis Kesenjangan Kapasitas

Analisis stakeholder/Analisis pola peran bertujuan untuk memetakan kepentingan aktor-aktor kunci dalam advokasi kebijakan serta menentukan rekomendasidan kerangka aksi, sehingga bisa menentukan sasaran advokasi yang tepat. Stakeholer yang dimaksud adalah individu atau kelompok dengan kepentingan substantif dalam persoalan TB dan kesehatan, termasuk mereka yang mempunyai peran dalam mengambil keputusan dan melakukannya atau Analisis stakeholder/Analisis pola peran bertujuan untuk memetakan kepentingan aktor-aktor kunci dalam advokasi kebijakan serta menentukan rekomendasidan kerangka aksi, sehingga bisa menentukan sasaran advokasi yang tepat. Stakeholer yang dimaksud adalah individu atau kelompok dengan kepentingan substantif dalam persoalan TB dan kesehatan, termasuk mereka yang mempunyai peran dalam mengambil keputusan dan melakukannya atau

Setelah melakukananalisis stakeholder maka dialnjutkananalisis kapasitas dankesenjangan kapasitas. Kapasitas adalah kesanggupan atau kecakapan yang berarti bahwa seseorang yang memiliki kecakapan atau kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui berbagai tindakan penting.Kapasitas pasien TB adalah berhak untuk sehat dan sebagai pemegang peran terhadap situasi TB. Kapasitas pemerintah daerah Kabupaten Kediri terkait TB adalah merencanakan, menghasilkan, melaksanakan kebijakan, mengevaluasi, dan meningkatkan pembiayaan sebagai bentuk komitmen politis pengendalian TB.

3.2.5. Rekomendasi Aksi Advokasi

Setelah Analisis situasi dilakukan, dihasilkan suatu tindakan atau aksi kunci. Aksi kunci untuk menyusun suatu Rekomendasi Aksi Utama, Rekomendasi PotensiKemitraan, dan Rancangan Program yang direncanakan. Proses tahap Aksi dilakukansecara partisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholder melalui seminar internal. Hasil dari tahap Aksi ialah rekomendasitindakan advokasi terhadap situasi TB, dengan mencari jawaban/solusi dari akar masalahpenyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Rekomendasitindakan dalam konteks program penanggulangan TB Kabupaten Kediri, selain mengacupada Strategi Nasional, juga berdasarkan RPJP Kabupaten Kediri, RPJMD, Renja SKPDDinas Kesehatan dan Rekomendasi Stakeholder yang memadai, untuk dapat dilakukanimplementasinya selama masa program. Capaian yang diharapkan ialahrencana jangka pendek dan rencana jangka menengah Program TB yang selarasdengan penyusunan APBD, Peraturan Daerah,Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Kabupaten Kediri lebih lanjut.