Pembahasan Produktivitas Primer Sungai Cikamal
5.2.1 Pembahasan Produktivitas Primer Sungai Cikamal
Pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan metode oksigen botol winkler gelap-terang. Stasiun pengambilan sampel pada bagian hulu, tengah dan hilir dari sungai Cikamal. Prinsip yang digunakan adalah mengukur perubahan kandungan oksigen terlarut pada botol gelap dan botol terang yang berisi sampel air setelah direndam dalam waktu dan kedalaman tertentu. Pada botol gelap, cahaya matahari tidak dapat menembus botol sehingga terjadi proses respirasi yang mengakibatkan penurunan jumlah oksigen karena konsumsi oksigen oleh organisme di dalam botol. Sedangkan, pada botol terang, cahaya matahari menembus botol sehingga terjadi proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton. Hal ini terjadi karena cahaya merupakan sumber energi yang digunakan dalam proses fotosintesis menghasilkan oksigen.
Hasil nilai produktivitas primer pada bagian hulu sebesar 16 mgC/m 3 , pada
3 bagian tengah sebesar 22 mgC/m 3 , dan bagian hilir sebesar 25 mgC/m . Produktivitas primer adalah penyimpanan bahan organik di dalam jaringan-jaringan organisme
produsen. Nilai produktivitas primer di bagian hilir lebih besar dibandingkan bagian tengah maupun bagian hulu. Perbedaan nilai produktivitas primer ini disebabkan karena faktor lingkungan sekitar setiap stasiun sungai yang berbeda. Kondisi lingkungan di sungai bagian hulu vegetasinya sangat rapat, kanopi yang lebar dan tebal, serta didominasi pepohonan yang tinggi sehingga cahaya yang masuk ke dalam perairan dengan jumlah yang sedikit. Pada bagian tengah sungai Cikamal, kondisi lingkungan vegetasinya cukup rapat, kanopi yang agak lebar dan tebal, serta didominasi ukuran pepohonan yang tinggi dan sedang sehingga cahaya yang masuk ke dalam perairan dengan jumlah yang sedang. Sedangkan, pada bagian hilir Sungai kondisi lingkungan vegetasinya agak rapat atau cukup renggang, kanopi sedikit lebar, serta bervariasinya ukuran ketinggian pepohonan tersebut sehingga cahaya yang masuk ke dalam perairan dengan jumlah yang cukup banyak.
Nilai intensitas cahaya di sungai Cikamal pada bagian hulu adalah 840 lux, bagian tengah adalah 890 lux, dan bagian hilir adalah 900 lux. Nilai rata-rata intensitas cahaya yang berbeda di setiap tempat karena perbedaan kerapatan pepohonan. Cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas primer dan mempunyai pengaruh terbesar yaitu sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber makanannya (Barus, 2004). Selain faktor cahaya yang mempengaruhi, suhu juga mempengaruhi produktivitas primer. Hasil
pengukuran rata-rata suhu air pada sungai Cikamal yaitu 25 0
C. Sedangkan, nilai suhu udara pada bagian hulu adalah 27 0 C dan rata-rata nilai suhu udara pada bagian tengah C. Sedangkan, nilai suhu udara pada bagian hulu adalah 27 0 C dan rata-rata nilai suhu udara pada bagian tengah
C. Menurut Nontji (2008), suhu air permukaan di perairan umumnya berkisar pada 23-31°C. Faktor salinitas, kecepatan arus, konduktivitas merupakan parameter kualitas fisik lainnya yang diukur di sungai Cikamal.
Nilai produktivitas primer juga dipengaruhi oleh faktor kadar DO (Dissolved Oxygen ) atau oksigen terlarut dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Jumlah Dissolved oxygen (DO) pada bagian hulu sebesar 1,2 mg/L, pada bagian tengah sebesar 1,3 mg/L, dan bagian hilir sebesar 1,7 mg/L. Jumlah DO yang tertera pada hasil termasuk pada nilai DO yang rendah sehingga nilai produktivitas primernya juga rendah karenga organisme perairannya menjadi sedikit. Sedangkan, jumlah BOD pada bagian hulu sebesar 2,5 mg/L, pada bagian tengah sebesar 5,0 mg/L, dan bagian hilir sebesar 7,5 mg/L. Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan faktor yang sangat penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme-organisme air dan keberadaan BOD akan mempengaruhi ketersediaan oksigen terlarut dalam perairan karena proses oksidasi limbah organik, oksigen terlarut yang tersedia akan cepat dikonsumsi untuk metabolisme bakteri (Barus, 2004). Faktor kimia lainnya seperti pH meter sebagai kisaran toleransi
organisme akuatik antara 7 sampai 8,5 dan kadar HCO -
3 dan CO 2 berperan dalam proses respirasi. HCO 3- menjaga pH wilayah perairan dengan menetralkan ion hidrogen. Konsentrasi CO 2 berhubungan dengan oksigen terlarut karena CO 2 yang dilepaskan pada saat respirasi digunakan dalam fotosintesis. Bila oksigen terlarut 3 dan CO 2 berperan dalam proses respirasi. HCO 3- menjaga pH wilayah perairan dengan menetralkan ion hidrogen. Konsentrasi CO 2 berhubungan dengan oksigen terlarut karena CO 2 yang dilepaskan pada saat respirasi digunakan dalam fotosintesis. Bila oksigen terlarut
Organisme fitoplankton berperan dalam besarnya produktivitas primer yang dihasilkan. Hasil perhitungan dan identifkasi jenis fitoplankton di sungai Cikamal pangandaran pada bagian hulu yaitu 20 individu/30L, bagian tengah yaitu 28 individu/30L, dan bagian hilir yaitu 35 individu/30L. Rendahnya nilai produktivitas primer dapat dipengaruhi oleh total kelimpahan dari fitoplankton yang dapat melakukan fotosintesis. Nilai produktivitas primer berbanding
lurus dengan nilai kelimpahan fitoplankton yang tinggi nilai kelimpahan. Menurut Nontji (2008), hubungan antara komunitas fitoplankton dengan produktivitas perairan adalah positif. Bila kelimpahan fitoplankton di suatu perairan rendah, maka dapat diduga perairan tersebut memiliki produktivitas perairan yang rendah pula fitoplankton diikuti oleh semakin rendahnya produktivitas primer.
Nilai dari produktivitas primer umumnya berbeda pada setiap stasiun penelitian Perbedaan nilai produktivitas primer pada setiap stasiun disebabkan oleh karena adanya pergerakan air yang membuat fitoplankton tersebar disetiap stasiun. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan pelaku utama dalam produktivitas primer. Menurut Nugroho (2006), organisme fitoplankton memegang peranan penting dalam penentuan produktivitas primer suatu perairan, karena berperan sebagai produsen bagi berlangsungnya proses kehidupan dalam suatu perairan. Fitoplankton merupakan Nilai dari produktivitas primer umumnya berbeda pada setiap stasiun penelitian Perbedaan nilai produktivitas primer pada setiap stasiun disebabkan oleh karena adanya pergerakan air yang membuat fitoplankton tersebar disetiap stasiun. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan pelaku utama dalam produktivitas primer. Menurut Nugroho (2006), organisme fitoplankton memegang peranan penting dalam penentuan produktivitas primer suatu perairan, karena berperan sebagai produsen bagi berlangsungnya proses kehidupan dalam suatu perairan. Fitoplankton merupakan