Dasar Hukum Pemungutan Pajak Air Tanah di Kota Bandung

4.2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Air Tanah di Kota Bandung

Pajak Air Tanah di Kota Bandung dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah. Penyusunan peraturan daerah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, bahwa kewenangan pemungutan Pajak Air Tanah diberikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan penetapan maupun pemungutan Pajak Air Tanah tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah. Peraturan ini memuat 53 (lima puluh tiga) pasal yang mengatur mengenai aspek administrasi Pajak Air Tanah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, antara lain subjek dan objek Pajak Air Tanah, dasar pengenaan, tarif, dan cara penghitungan pajak, serta tata cara pembayaran dan penagihan.

4.2.1. Objek Pajak Air Tanah

Objek Pajak Air Tanah di Kota Bandung, menurut Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 Pasal 3 ayat (1) adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 67 ayat (1). Terdapat beberapa

jenis pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah yang dikecualikan dari objek Pajak Air Tanah di Kota Bandung. Pengecualian tersebut diatur dalam Perda No. 3 Tahun 2011 Pasal 3 ayat (2) huruf a sampai dengan c, antara lain berlaku bagi pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, dan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah untuk kepentingan sarana peribadatan, penanggulangan bahaya kebakaran, kepentingan penelitian dan penyelidikan yang tidak menimbulkan kerusakan atas sumber air dan lingkungannya atau bangunan pengairan beserta tanah turutannya. Pengecualian ini sudah sejalan dengan pengaturan yang terdapat pada UU No. 28 Tahun 2009, dimana pengecualian utama dari objek Pajak Air Tanah berlaku bagi pengambilan dan/atau peanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat serta peribadatan.

4.2.2. Subjek dan Wajib Pajak Air Tanah

Dalam Perda Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah Pasal 4 dan 5 dijelaskan bahwa subjek Pajak Air Tanah dan Wajib Pajak Air Tanah memiliki definisi yang sama, yakni orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Hal ini sudah sesuai dengan pengaturan yang terdapat UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 68 ayat (1) dan (2).

4.2.3. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif, dan Tata Cara Penghitungan

Menurut Perda Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 Pasal 6, Pengenaan Pajak Air Tanah di Kota Bandung didasarkan pada Nilai Perolehan Air (NPA). NPA tersebut dinyatakan dalam rupiah dan dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, yakni jenis sumber air, lokasi sumber air, tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air, volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan, kualitas air, dan tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau Menurut Perda Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 Pasal 6, Pengenaan Pajak Air Tanah di Kota Bandung didasarkan pada Nilai Perolehan Air (NPA). NPA tersebut dinyatakan dalam rupiah dan dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, yakni jenis sumber air, lokasi sumber air, tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air, volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan, kualitas air, dan tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau

28 Tahun 2009 Pasal 69 ayat (1) dan (2).

Pajak Air Tanah Terutang: = 20% x Dasar Pengenaan Pajak = 20% x Nilai Perolehan Air (NPA)

Besaran pokok Pajak Air Tanah yang terutang diketahui dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Artinya, setelah NPA diketahui, barulah dikalikan dengan prosentase Pajak Air Tanah, yakni sebesar 20% dari NPA. Pengenaan tarif Pajak Air Tanah termasuk pada tarif maksimum dan tidak menyalahi peraturan yang terdapat pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Pasal 70 dimana diatur bahwa tarif pajak air tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20%. Ketentuan mengenai tata cara penghitungan NPA ini, sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Pasal 69 ayat (4) dan Perda Kota Bandung No.3 Tahun 2011 Pasal 6 ayat (3), diatur lebih jauh dalam peraturan walikota.

4.2.4. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

Masa Pajak Air Tanah menurut Perda Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan kalender. Sementara itu, pajak yang terutang terjadi saat pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah dilakukan oleh Wajib Pajak.

Untuk melaksanakan administrasi Pajak Air Tanah di Kota Bandung, dibutuhkan produk hukum lain yang dapat mendukung pelaksanaan Perda Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah. Oleh karena itu, disahkan pula Peraturan Walikota Bandung No. 107 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penghitungan Harga Dasar Air sebagai Dasar Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah dan Peraturan Walikota Bandung No. 108 Tahun 2011 tentang Tata Cara dan Standar Operasional Prosedur Pemungutan Pajak Air Tanah. Dalam Untuk melaksanakan administrasi Pajak Air Tanah di Kota Bandung, dibutuhkan produk hukum lain yang dapat mendukung pelaksanaan Perda Kota Bandung No. 3 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah. Oleh karena itu, disahkan pula Peraturan Walikota Bandung No. 107 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penghitungan Harga Dasar Air sebagai Dasar Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah dan Peraturan Walikota Bandung No. 108 Tahun 2011 tentang Tata Cara dan Standar Operasional Prosedur Pemungutan Pajak Air Tanah. Dalam