KAJIAN TEORI

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Model pembelajaran ADDIE ini relevan dengan beberapa teori dan didukung dengan hasil kajian penelitian terdahulu yang telah menggunakan model pembelajaran ADDIE dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berikut ini dijelaskan mengenai teori dan hasil penelitian yang relevan.

1. Teori Belajar Behavioristik Menurut penganut teori belajar Behavioristik, hasil dari proses

belajar yaitu perilaku yang dapat diukur dan diamati. Proses belajar dilaksanakan dengan cara menciptakan kondisi yang dapat memberi kemungkinan bagi individu untuk mendemonstrasikan sebuah perilaku dalam jangka waktu yang relatif lama (Pribadi, 2009: 77- 78).

Teori belajar behavioristik ini menganggap bahwa prestasi belajar yang dimaksud ini adalah berupa perubahan sikap atau tingkah laku yang dapat diukur dan diamati dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan kebiasaan. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran ADDIE yang didesain untuk menciptakan sikap atau perilaku siswa sesuai dengan karakter yang diharapkan dalam tujuan pendidikan.

2. Teori Belajar Kognitif Menurut Pribadi (2009: 78) menyatakan bahwa teori belajar kognitif

berpandangan bahwa belajar merupakan proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Teori ini mempelajari model dan proses mental seperti berpikir, mengingat, dan memecahkan masalah.

Teori belajar kognitif ini menganggap siswa adalah individu yang aktif mempelajari ilmu pengetahuan. Dalam menempuh proses pembelajaran, siswa tidak hanya sekedar bersifat pasif dalam menerima pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan tujuan model pembelajaran ADDIE yang turut menerapkan proses pembelajaran untuk mencapai pengetahuan sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3. Teori Belajar Humanistik “Teori belajar humanistik menggunakan pendekatan motivasi yang menekankan pada kebebasan personal, penentuan pilihan, determinasi diri, dan pertumbuhan individu ” (Pribadi, 2009: 79). Teori belajar humanistik berpandangan bahwa peristiwa belajar yang ada saat ini lebih banyak

ditekankan pada aspek kognitif semata. Setiap anak merupakan individu yang unik, memiliki perasaan dan gagasan orisinal. Sehingga seorang guru ditekankan pada aspek kognitif semata. Setiap anak merupakan individu yang unik, memiliki perasaan dan gagasan orisinal. Sehingga seorang guru

Model ini telah dicobakan oleh Khilmiyati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Model ADDIE pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kelas V Di SD Negeri 3 Banjar Jawa, Singaraja ”. Dari penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa pada uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan semuanya dengan kriteria sangat baik. Penelitian yang dilakukan oleh Khilmiyati memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu pada penggunaan model pembelajaran ADDIE pada mata pelajaran matematika di kelas V SD, hanya saja pokok bahasan materi yang digunakan memiliki perbedaan dimana penelitian Khilmiyati ini fokus materinya pada bangun ruang sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini fokus materinya pada bangun datar.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini juga dilakukan oleh Nurtyaningsari, Avis (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ADDIE untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV A SD N Pendem 02 Kecamatan Junrejo Kota Batu ”. Dalam skripsi ini juga sama-sama mengkaji mengenai model ADDIE untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi ada perbedaan pada mata pelajaran yang digunakan dimana penelitian Nurtyaningsari ini dilakukan pada mata pelajaran IPS kelas IV SD sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini pada mata pelajaran matematika kelas V SD.

Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa penggunaan model ADDIE dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar 58 dan pada akhir siklus II meningkat sebesar 80,86. Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE (Analysis-Design- Development-Implementation-Evaluation ) pada siklus II meningkat sebesar 80,86. Untuk itu disarankan model pembelajaran ADDIE digunakan pada mata pelajaran yang lain.

Hasil yang sama juga diperoleh Wiarsa, I Putu Adi Guna (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Online pada Mata Pelajaran Desain Grafis Kelas X Semester 2 Di SMK Negeri 1 Sukasada ”. Desain pada penelitian ini juga sama-sama menggunakan model ADDIE tetapi penggunaannya dilakukan di tingkat SMK sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini dilakukan di tingkat SD. Hasil penelitian I Putu Adi Guna Wiarsa adalah bahwa media pembelajaran online mempunyai kelayakan sangat baik dengan persentase 96,7% dari aspek materi, 93,3% dari aspek desain pembelajaran, dan 79% dari aspek media pembelajaran. Model ADDIE sangat berpengaruh terhadap pengembangan media pembelajarn online sebagai pemotivasi belajar siswa.

Berdasarkan teori belajar yang relevan dan hasil-hasil penelitian terdahulu di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini dengan judul

“Keefektifan Model Pembelajaran ADDIE Berbantuan Media Miniatur

Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri

2012/2013 ” dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

C. Kerangka Berpikir

Adanya prestasi belajar siswa yang rendah dalam pembelajaran matematika, hal ini dikarenakan perkembangan IPTEK yang tidak diimbangi dengan perkembangan sarana prasarana sebagai fasilitas belajar di sekolah. Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan guru masih menggunakan LKS sebagai kegiatan siswa, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran, hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan tujuan dari pembelajaran sehingga matematika selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang membingungkan, rumit, kurang menarik dan membosankan karena cakupan materinya yang cukup luas dan kompleks. Padahal melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang menguasai dan mencipta teknologi di masa depan . Supaya hal tersebut dapat teratasi, maka perlu diadakan pembenahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya dalam pembelajaran matematika.

Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dalam pembelajaran matematika. Setelah digunakannya model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar, maka siswa akan lebih tertarik dan antusias Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dalam pembelajaran matematika. Setelah digunakannya model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar, maka siswa akan lebih tertarik dan antusias

Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian adalah sebagai berikut:

Prestasi belajar Kondisi Awal

Pembelajaran yang

dilaksanakan guru

siswa masih

kurang memanfaat

tingkat rata-rata

IPTEK dengan baik.

Diadakan perbaikan

proses pembelajaran Menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar

dalam pembelajaran matematika

Siswa lebih mudah memahami dan mengingat Kondisi Akhir

materi sehingga prestasi belajar siswa meningkat

Gambar 12 Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, “hipotesis juga dapat Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, “hipotesis juga dapat

1. H 1 : Model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo tahun pelajaran 2012/2013.

H 0 : Model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar tidak dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo tahun pelajaran 2012/2013.

2. H 1 : Ada peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dalam pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Karangtowo tahun pelajaran 2012/2013.

H 0 : Tidak ada peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dalam pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Karangtowo tahun pelajaran 2012/2013.

3. H 1 : Ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar 3. H 1 : Ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar

H 0 : Tidak ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo tahun pelajaran 2012/2013.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62