Kegiuran (Piti) “Kegembiraan adalah kondisi pendukung untuk kegiuran”: Meskipun untuk

Kegiuran (Piti) “Kegembiraan adalah kondisi pendukung untuk kegiuran”: Meskipun untuk

individu-individu tertentu keyakinan yang hening di dalam objek-objek perlindungan dan hati nurani yang jernih adalah cukup untuk mengubah kegembiraan menjadi kegiuran, kasus-kasus tersebut adalah lebih ke pengecualian daripada yang berlaku. Secara umum, agar nada emosional dari kehidupan spiritual dapat diangkat mencapai intensitas puncak nada yang dimaksudkan dengan istilah “kegiuran” (piti), sebuah komitmen yang lebih jauh untuk pelatihan diperlukan. Bentuk dari komitmen ini adalah penerapan yang disengaja pada praktik meditasi. Metode meditasi yang individu-individu tertentu keyakinan yang hening di dalam objek-objek perlindungan dan hati nurani yang jernih adalah cukup untuk mengubah kegembiraan menjadi kegiuran, kasus-kasus tersebut adalah lebih ke pengecualian daripada yang berlaku. Secara umum, agar nada emosional dari kehidupan spiritual dapat diangkat mencapai intensitas puncak nada yang dimaksudkan dengan istilah “kegiuran” (piti), sebuah komitmen yang lebih jauh untuk pelatihan diperlukan. Bentuk dari komitmen ini adalah penerapan yang disengaja pada praktik meditasi. Metode meditasi yang

merenungkan proses-proses fisik dan mental saat mereka terjadi pada momen-momen yang berturutan dari pengalaman. Walaupun terdapat sebuah sistem yang menggunakan kesadaran sebagai sarana langsung menuju kebangunan pandangan terang, pola yang lazim adalah keheningan dikembangkan terlebih dahulu sebagai tindakan pendahuluan, karena penyatuan dan pemurnian kesadaran dipengaruhi oleh konsentrasi yang memfasilitasi penembusan yang tepat dari sifat hal-hal melalui pandangan terang yang kontemplatif. Inilah rentetan yang digunakan oleh sutta ini, tingkatan-tingkatan dari “kegiuran” melalui “konsentrasi” yang mencakup pengembangan sistematis dari keheningan, dua tingkatan berikutnya adalah pengembangan pandangan terang.

Meditasi keheningan dikembangkan atas dasar sebuah objek tunggal yang dipilih dari sebuah set standar dari objek-objek yang dipisahkan secara eksklusif untuk pengembangan konsentrasi. Objek-objek ini, secara tradisional ada empat puluh, meliputi lingkaran-lingkaran berwarna dan berelemen yang disebut kasina, perenungan pemakaman, rekoleksi tiga objek perlindungan, meditasi pada kediaman luhur dari cinta dan welas asih, kesadaran pada pernapasan, dll. Setelah mengambil satu dari objek- objek ini sebagai bidang kerjanya, yogi berjuang untuk menyatukan pikirannya dengan menetapkan perhatiannya pada objeknya dengan mengecualikan semua data indra, konsep-konsep, pemikiran-pemikiran, proyeksi-proyeksi, fantasi-fantasi, dan pemikiran yang saling berhubungan. Sasarannya adalah untuk membuat pikirannya manunggal, dan sasaran ini melarang dengan segera terpecahnya pikiran ke keperluan yang beraneka ragam. Keberhasilan di dalam praktik bergantung pada harmonisasi dari kemampuan mental dalam pekerjaan konsentrasi. Melalui perhatian (sati), yogi menahan objek di dalam lapangan kewaspadaannya dan mencegahnya Meditasi keheningan dikembangkan atas dasar sebuah objek tunggal yang dipilih dari sebuah set standar dari objek-objek yang dipisahkan secara eksklusif untuk pengembangan konsentrasi. Objek-objek ini, secara tradisional ada empat puluh, meliputi lingkaran-lingkaran berwarna dan berelemen yang disebut kasina, perenungan pemakaman, rekoleksi tiga objek perlindungan, meditasi pada kediaman luhur dari cinta dan welas asih, kesadaran pada pernapasan, dll. Setelah mengambil satu dari objek- objek ini sebagai bidang kerjanya, yogi berjuang untuk menyatukan pikirannya dengan menetapkan perhatiannya pada objeknya dengan mengecualikan semua data indra, konsep-konsep, pemikiran-pemikiran, proyeksi-proyeksi, fantasi-fantasi, dan pemikiran yang saling berhubungan. Sasarannya adalah untuk membuat pikirannya manunggal, dan sasaran ini melarang dengan segera terpecahnya pikiran ke keperluan yang beraneka ragam. Keberhasilan di dalam praktik bergantung pada harmonisasi dari kemampuan mental dalam pekerjaan konsentrasi. Melalui perhatian (sati), yogi menahan objek di dalam lapangan kewaspadaannya dan mencegahnya

Hambatan-hambatan meditasi diklasifikasikan menjadi sebuah kelompok dari lima faktor yang disebut “lima rintangan” (pañcanivarana). Rintangan-rintangan tersebut adalah nafsu indriawi, niat jahat, kekakuan dan kelambanan, kegelisahan dan penyesalan, dan keraguan. Buddha menyebut lima rintangan ini “pembusukan-pembusukan pikiran” dan “pelemah-pelemah kebijaksanaan.” Beliau mengatakan bahwa rintangan- rintangan ini adalah kondusif bagi kesakitan, kebutaan, dan ketidaktahuan, dan mengibaratkan mereka secara berurutan seperti sebuah hutang, sebuah penyakit, pengekangan, perbudakan, dan bahaya-bahaya dari suatu perjalanan padang pasir. Penghapusan mereka melalui pengerahan tenaga yang tanpa henti adalah tugas pertama yang dihadapi meditator. Seiiring ia maju dalam praktiknya, berjuang dengan kesabaran dan ketekunan, akan datang secara tiba-tiba jeda-jeda singkat di dalam perjalanan usahanya dan ketika rintangan-rintangan tersebut tumbang, arus verbalisasi batin berhenti, dan pikiran tunduk secara manunggal pada objek. Pencapaian dari konsentrasi singkat ini, yang demikian cepat, memberikan kepuasan yang luar biasa. Pencapaian konsentrasi tersebut adalah pengalaman yang sangat kuat melepaskan semburan-semburan energi mental yang membanjiri hingga ke permukaan kesadaran dan membanjiri pikiran dengan gelombang- gelombang kesegaran yang menggembirakan. Pencapaian konsentrasi tersebut membawa suatu getaran yang menggembirakan yang mirip dengan ekstasi, memahkotai usaha-usaha yogi sebelumnya dan menginspirasi usaha yang lebih lanjut.

Pengalaman ini menandai kemunculan dari kegiuran. Ciri khusus dari kegiuran adalah suatu minat yang kuat dan kesenangan yang diarahkan pada objek perhatian. Fungsinya adalah memberi penyegaran pada tubuh

dan pikiran. Kegiuran dapat mencakup bentuk-bentuk bajik dan tidak bajik, tergantung pada apakah ia dimotivasi dengan kemelekatan atau dengan ketidakmelekatan sehubungan dengan objeknya, tetapi pada umumnya kesadaran meditatif adalah selalu bajik. Kitab komentar mengkhususkan lima derajat dari kegiuran yang mewujudkan diri mereka pada tingkatan- tingkatan yang berurutan dari penyatuan mental. [18] “Kegiuran minor,” yang terendah dalam skala tersebut, dikatakan dapat membangkitkan rambut- rambut tubuh. “Kegiuran singkat,” derajat perkembangan berikutnya, bergerak melalui tubuh dengan intensitas seperti sambaran petir yang menyambar-nyambar di langit pada saat yang berbeda-beda. “Pancuran kegiuran,” tingkat ketiga, memecah di seluruh tubuh itu lagi dan lagi dengan kekuatan yang tak sedikit, seperti ombak-ombak di pinggiran laut yang pecah di pantai. “Kegiuran yang mengangkat” disebut demikian karena ia diberikan kemampuan untuk menyebabkan tubuh tersebut terangkat, dan Visuddhimagga mengutip beberapa kasus di mana ini benar- benar terjadi. Dan “kegiuran yang meresap,” yang tertinggi dalam skala, disebutkan sepenuhnya memenuhi seluruh tubuh seperti banjir besar yang memenuhi gua batu besar. Oleh karena kitab komentar mengenai sutta kita mendefinisikan kegembiraan (pamojja), mata rantai sebelumnya dalam runtutan kita, sebagai kegiuran lemah, kita dapat mengasumsikan ini untuk menandai ketertarikan yang sangat menyenangkan yang mendahului perkembangan yang disengaja dari meditasi, yaitu, pada tingkatan-tingkatan di mana keyakinan dalam Dhamma baru saja didapat dan pemurnian moral disiplin dimulai. Kelima derajat kegiuran yang ditampilkan di sini akan kemudian secara eksklusif menyinggung kegiuran yang ditemukan di dalam kesadaran-kesadaran meditatif. Dan karena derajat terakhir kegiuran hanya muncul dengan pencapaian absorpsi penuh dan tidak akan muncul sebelum pencapaian tersebut, tampak bahwa derajat kegiuran yang berasal dari tingkatan kemajuan saat ini ada empat yakni dimulai dengan kegiuran minor dan mencapai puncaknya dengan kegiuran yang mengangkat.