Teknik Analisis Data

F. Teknik Analisis Data

1. Persebaran, Pola, dan jangkauan Fasilitas Pendidikan

a. Persebaran fasilitas pendidikan

Analisis yang digunakan untuk mengetahui persebaran sarana pendidikan adalah dengan menggunakan analisis peta. Peta digunakan media penyaji dalam menampilkan lokasi SMP. Lokasi SMP disimbolkan dengan titik (point) yang menggambarkan lokasi absolut SMP dipermukaan bumi.

b. Pola Persebaran Fasilitas Pendidikan

Untuk mengetahui pola fasilitas pendidikan dengan menggunakan parameter tetangga terdekat. Adapun rumus parameter tetangga terdekat (nearest-neighbour statistic ) T menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 75) sebagai berikut :

Keterangan ; T = indeks penyebaran tetangga-terdekat

Ju = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random

p = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi luas

luas wilayah (A).

commit to user commit to user

Untuk mengetahui jangkauan SMP menggunakan unsur aksesibilitas. Menurut Tarigan (2010: 140) aksesibilitas adalah kemudahan mencapai kota tersebut dari wilayah lain yang berdekatan, atau juga bisa dilihat dari sudut kemudahan mencapai wilayah lain yang berdekatan bagi masyarakat yang tinggal di kota tersebut. Kaitannya dengan jangkauan SMP aksesibilitas dalam penelitian ini mencakup juga kemudahan untuk mencapai SMP. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi tingkat aksesibilitas, misalnya kondisi jalan, jenis angkutan yang tersedia, frekuensi keberangkatan, dan jarak. Untuk menyederhanakan persoalan maka dilakukan modifikasi, unsur aksesibilitas yang digunakan adalah jarak, jalan, dan angkutan umum. Untuk mengukur tingkat aksesibilitas dilakukan dengan skoring dari masing- masing unsur aksesibilitas. Untuk jarak semakin dekat jarak maka skornya semakin tinggi begitu pula sebaliknya apabila semakin jauh maka skornya kecil, untuk jalan diskor sesuai dengan jenis jalannya, dan angkutan meliputi roda dua, angkudes, dan minibus.

d. Jarak Yang dimaksud dengan jarak adalah jarak suatu desa menuju SMP terdekat. Pengukuran jarak berdasarkan akses jalan yang dilewati angkutan umum. Apabila jaraknya dekat maka skornya tinggi sebaliknya apabila jaraknya jauh maka skornya rendah.

e. Jalan Berdasarkan Undang-Undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan pasal 1 ayat 4, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor. Pada Penelitian ini akan digunakan kelas jalan umum berdasarkan

commit to user commit to user

8, jalan umum menurut fungsi peranannya,dibedakan menjadi:

1) Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien

2) Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata- rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi

3) Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi

4) Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

f. Angkutan Umum Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Jalan dan Angkutan Jalan, angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan, sedangkan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Angkutan yang digunakan meliputi kendaraan roda dua, angkutan desa, dan minibus.

Untuk membuat pedoman skor parameter aksesiblitas dilakukan dengan modifikasi dari pedoman skor oleh Sugiyanto (2004: 43). Modifikasi dilakukan untuk membuat skor parameter aksesibilitas yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, modifikasinya antara lain Parameter aksesibilitas yang digunakan adalah parameter aksesibilitas oleh Tarigan (2010: 104) yang dimodifikasi, meliputi jarak, jalan, dan angkutan umum. Skor dari masing- masing parameter diperoleh dengan melakukan modifikasi dari skoring. Lebih jelas modifikasi skor aksesibilitas dapat dilihat pada gambar 4.

commit to user

commit to user

2. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

service of availability ) adalah menilai ada tidaknya fasilitas pelayanan. Ketersediaan fasilitas pendidikan dianalisis menggunakan analisis data sekunder berupa jumlah sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Boyolali kemudian data tersebut dibandingkan dengan kebutuhan minimal sekolah untuk tiap penduduk tertentu, apakah ketersediaan fasilitas pendidikan tersebut cukup atau tidak cukup.

3. Daya Layan Fasilitas Pendidikan

ariabel daya layan adalah sekolah, kelas, ruang kelas dan guru. Daya layan fasilitas pendidikan dapat diketahui melalui rasio antara

ketersediaan fasilitas yang ada dengan kebutuhan minimal fasilitas pendidikan. Kemudian dilakukan skoring untuk mengetahui klasifikasi daya layan fasilitas pendidikan. Rumus pengukuran variabel pelayanan

tara lain:

a. Rasio jumlah sekolah/sekolah minimal : Sekolah minimal (SMP) : jumlah penduduk : 12.000 jiwa

b. Rasio Ruang Kelas/Ruang Kelas Minimal : Ruang kelas minimal (SMP) : jumlah sekolah x 6

c. Rasio Murid/Guru :

d. Rasio Murid/Kelas : Untuk mempermudah penyajiannya dalam peta, daya layan fasilitas pendidikan

diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Daya layan diwujudkan dalam simbol bidang dan untuk membedakan tingkat daya layan setiap

bidang diberi warna yang berbeda sesuai dengan kategori daya layannya.

commit to user