Investigasi Penelitian Terdahulu dalam Tabel
9. Investigasi Penelitian Terdahulu dalam Tabel
Tabel 2.1. Konsep Pola Penataan PKL Berdasar Tinjauan Aspek Ekonomi
Keinginan PKL
Keinginan Warga
Keinginan Pemkot
Konsep Penataan
commit to user
Kesempatan berusaha dalam perdagangan barang dan jasa yang dijamin oleh pemerintah dengan jaminan perlindungan, pembinaan dan pengaturan
Mendapat penghasilan yang cukup dari usaha sektor informal PKL
Usaha PKL menjadi pekerjaan pokok yang berkembang dan menjanjikan
- Terpenuhinya beberapa kebutuhan dari pelayanan PKL - Terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat kota
Pendapatan bagi warga sekitar lokasi PKL
Layanan jasa PKL lebih baik dan memuaskan
- Terciptanya usaha mandiri sebagai bentuk kreatifitas usaha rakyat kecil - Terciptanya lapangan kerja di sektor informal yang dapat mengurangi angka pengangguran
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota yang signifikan. - Peningkatan kesejahteraan warga kota. - Restribusi untuk sumber PAD
- Prospek pertumbuhan ekonomi kota terjamin - Beban sosial Pemkot lebih ringan.
Memberdayakan usaha sektor informal PKL dengan jaminan perlindungan, pembinaan dan pengaturan usaha agar lebih berdaya guna dan berhasil guna serta dapat meningkatkan kesejahteraan PKL khususnya dan masyarakat kota umumnya.
Pemkot beserta seluruh elemen masyarakat mendukung usaha PKL dengan menciptakan kondisi yang kondusif dan melakukan pembinaan dan upaya mengembangkan kemampuan manajerial, agar usaha PKL lebih berkembang
Pemkot beserta stakeholders kota menjalin kerjasama dalam permodalan dan kemitraan usaha dengan PKL yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Sumber: Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 166-175
Konsep penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Surakarta mengikut sertakan pedagang, masyrakat, dan pemerintah tujuan memasukkan tiga unsur tersebut dikarenakan sesuai dengan tujuan program penataan PKL di Kota Surakarta dengan program perwajahan Kota Surakarta menuju kawasan berseri, harmonisasi ruang dan kepastian usaha Pedagang Kaki Lima. Konsep dari penataan PKL di Kota Surakarta antara lain: a) memperdayakan usaha sektor informal (PKL) dengan jaminan, perlindungan, pembinaan, dan pengaturan usaha agar lebih berdaya guna
commit to user
dan masyarakat Kota Surakarta pada umumnya. b) Pemerintah Kota beserta seluruh elemen masyarakat mendukung usaha PKL dengan menciptakan kondisi yang kondusif dan melakukan pembinaan dan upaya mengembangkan usaha manajerial agar usaha PKL lebih berkembang. c) Pemkot beserta stakeholders kota menjalin kerjasama dalam permodalan dan kemitraan usaha dengan PKL yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Tabel 2.2 Konsep Pola Penataan PKL Berdasar Tinjauan Aspek Hukum
12 3 4
Kepastian hukum atas usaha dan lokasi tempat berdagang yang tidak akan digusur serta memiliki akses untuk mencari modal dari lembaga pembiayaan formal (Bank)
- Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kota yang asri dan tertib - Tersedianya fasilitas umum yang memadai
- Mengarahkan usaha sektor informal menjadi sektor formal - Ketaatan warga kota terhadap peraturanperaturan yang berlaku, seperti PERDA, RUTRK dan program SALA BERSERI. - Menjamin pelayanan untuk seluruh warga kota dalam mendapatkan fasilitas umum
- Program legalisasi usaha dan penempatan lokasi tanah kekayaan negara dengan menerbitkan ijin - Menyusun Perda dan atau peraturan-peraturan lainnya tentang penataan PKL yang mengakomodasi kepentingan para PKL dan warga kota, sehingga lebih solutif dan akseptabe
Sumber: Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 166-175
Selain ditinjau dari aspek ekonomi relokasi pedagang kaki lima di Kota Surakarta juga memperhatikan tentang aspek hukum, seperti yang tertera pada tabel diatas konsep penataan PKL di Kota Surakarta memiliki konsep yaitu: a) Program legalisasi usaha dan penempatan lokasi tanah kekayaan Negara dengan menerbitkan izin. b) Menyusu Perda atau
commit to user
kepentingan PKL dan warga Kota Surakarta sehingga lebih solutif.