Hasil Analisis Penelitian
B. Hasil Analisis Penelitian
Penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Teh di Provinsi Jawa Tengah menggunakan metode regresi linier berganda dalam bentuk log ganda. Agar dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data time series selama kurun waktu 16 tahun. Dalam penelitian ini variabel berpengaruh terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah adalah produksi teh Provinsi Jawa tengah, harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah, harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah, nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah Provinsi Jawa Tengah, dan volume ekspor teh tahun sebelumnya. Variabel-variabel yang diduga dalam penelitian ini dapat dilihat di Tabel 19.
commit to user
9.400 - Sumber :Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa tengah dan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Tengah, 1994-2009 Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS
diperoleh persamaan regresi volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:
Ln = – 3,185 + 0,163 Ln X 1 + 0,642 Ln X 2 + 1,097 Ln X 3 – 0,526 Ln X 4
+ 1,007 Ln X 5
Keterangan:
Y = volume ekspor Teh Provinsi Jawa Tengah (kg)
X 1 = produksi Teh (kg)
X 2 = harga domestik Teh Provinsi Jawa Tengah (Rp/kg)
X 3 = harga ekspor Teh Provinsi Jawa Tengah (FOB) (USD/kg)
X 4 = nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah (Rp/USD)
X 5 = volume ekspor tahun sebelumnya (kg)
commit to user
menjadi persamaan non linier berganda berbentuk perpangkatan sebagai berikut:
Y= 4,14 . 10 -2 X 1 0,163 X 2 0,642 X 3 1,097 X 4 -0,526 X 5 1,007
1. Pengujian model
Hasil analisis persamaan regresi volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebagai berikut:
a. Uji Adjusted R 2
Untuk mengetahui besarnya peengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya, dapat dilihat dari besarnya nilai adjusted R 2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan). Nilai adjusted R 2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 20. Model Summary Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Volume Ekspor Teh di Provinsi Jawa Tengah
Model
R 2 Adjusted
Std. eror
1,650 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder
Berdasarkan Tabel 20 merupakan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS, diperoleh nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R 2 ) sebesar 0,892 atau 89,2%. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat diartikan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan yaitu variabel bebas yang digunakan yaitu variabel produksi
teh Provinsi Jawa Tengah (X 1 ), harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah (X 2 ), harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah (X 3 ), nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap rupiah (X 4 ), dan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya (X 5 ) secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi atau perubahan yang terjadi pada varibel volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah sebesar 89,2%. Sedangkan sisanya sebesar 10,8% dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian seperti iklim yang
commit to user
permintaan negara importir teh, dan kebijakan pemerintah negara importir teh yang sewaktu-waktu dapat berubah tentang syarat lulus penerimaan produk teh bagi negaranya. Tidak dimasukkan faktor-faktor tersebut dalam model penelitian karena akan menemui kesulitan dalam pengumpulan data di lapang dan data tersebut bersifat kualitatif.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan dari variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y), dengan kriteria penerimaan jika F hitung mempunyai nilai yang lebih besar dari
F tabel maka variabel bebas (X) secara keseluruhan atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y) dan sebaliknya jika F hitung mempunyai nilai yang lebih kecil dari F tabel maka variabel bebas (X) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y). Tabel 21. Analisis Varian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume
Ekspor Teh di Provinsi Jawa tengah
Sumber
variasi
Jumlah kuadrat
jumlah kuadrat
F hitung
F tabel
15 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 25,769. Nilai F hitung tersebut lebih besar daripada F tabel yaitu sebesar 2,40. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang
diamati yaitu produksi teh Provinsi Jawa Tengah (X 1 ), harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah (X 2 ), harga ekspor Provinsi Jawa Tengah (X 3 ), nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap rupiah (X 4 ), dan ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya (X 5 ) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa tengah.
commit to user
Uji t adalah uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel bebas terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada tingkat signifikansi yang ditentukan (5%) maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada tingkat signifikansi yang telah ditentukan maka variabel bebas tersebut tidak berpengaruh secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 22. Pengaruh Masing-Masing variabel bebas terhadap Volume
Ekspor Teh di Provinsi Jawa Tengah
t hitung t tabel (5%)
Keterangan
Produksi teh(X 1 )
0,163
1,975 ±2,131 Tidak Signifikan
Harga domestik teh (X 2 )
0,642
3,737 ±2,131 Signifikan
Harga ekspor teh(X 3 )
1,097
6,645 ±2,131 Signifikan Nilai tukar Dollar Amerika serikat
terhadap rupiah (X 4 )
-0,526
-4,923 ±2,131 Signifikan
Volume ekspor teh
tahun sebelumnya (X 5 )
1,007
6,199 ±2,131 Signifikan Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui nilai t hitung masing- masing variabel bebas hasil dari perhitungan regresi. Variabel yang mempunyai nilai t hitung lebih besar dari t tabel adalah variabel yang secara individu berpengaruh terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah. Variabel-variabel tersebut yaitu harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah , harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah, nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah, dan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya. Sedangkan variabel produksi teh Provinsi Jawa Tengah mempunyai nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel, sehingga dapat diartikan bahwa variabel tersebut secara
commit to user
Jawa Tengah. Nilai t hitung variabel yaitu harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah, harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah, nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah dan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya masing-masing sebesar 3,737; 6,645; -4,923; dan 6,199 ; lebih besar dari nilai t tabel α = 5% sebesar 2,131. Produksi teh di Provinsi Jawa Tengah mempunyai nilai t hitung sebesar 1,975 yang lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,131. Artinya keempat variabel tersebut berpengaruh secara individu terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa tengah.
d. Variabel Bebas Yang Paling Berpengaruh
Variabel bebas yang paling berpengaruh dilakukan perhitungan nilai standar koefisien regresi atau beta coefficients. Perhitungan standar koefisien regresi dilakukan untuk variabel-variabel bebas yang secara individual berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Parsial Tiap Variabel Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Teh di Provinsi Jawa Tengah.
Variabel
Standar Koefisien Regresi Parsial
Keterangan
Harga domestik teh (X 2 )
0,6901 -
Harga ekspor teh (X 3 )
1,3872 Paling berpengaruh Nilai tukar Dollar AS terhadap
Rupiah (X 4 )
-0,3658 - Volume Ekspor teh tahun
sebelumnya (X 5 )
1,1824 - Sumber: Hasil Analisis Data sekunder
Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai koefisien regresi parsial terbesar adalah harga ekspor teh yaitu sebesar 1,3872 dengan hubungan ynag positif. Hal ini berarti variabel bebas harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah memberikan
commit to user
model. Hubungan yang positif ini menjelaskan bahwa bila terjadi kenaikan harga ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah, maka volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah akan turut meningkat, begitu pula sebaliknya.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini digunakan metode OLS (Ordinary Least Square), maka perlu dilakukan uji terhadap model yang digunakan apakah terjadi penyimpangan terhadap Asumsi Model Klasik. Adapun uji yang dilakukan meliputi uji multikolinearitas, uji outokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a. Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana terdapatnya hubungan yang linier atau mendekati linier diantara variabel-variabel penjelas. Terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai dari matriks Pearson Correlation (PC). Berdasarkan hasil analisis nilai Pearson Correlation diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih besar dari 0,8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya outokorelasi dalam model regresi adalah dengan uji Durbin-Watson ( uji DW ) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) 1,65< DW< 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi
2) 1,21<DW<1,65 atau 2,35 <DW< 2,79 yang artinya tidak dapat disimpulkan
commit to user
Diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,650 yaitu diantara 1,65 dan 2,35 sehingga dalam model disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Dalam penelitian ini Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan diagram scatterplot. Diketahui bahwa grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang teratur maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama (homoskedastisitas) dan dapat disimpulkan dari model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam memprediksi volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan masukan variabel independennya.
3. Elastisitas Volume Ekspor Teh di Provinsi Jawa Tengah
Pengukuran elastisitas ekspor bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi pada volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah apabila terjadi perubahan pada variabel-variabel bebas yang mempengaruhinya. Karena salah satu ciri menarik dari model logaritma berganda ini adalah bahwa nilai koefisien regresi bi merupakan nilai elastisitasnya. Jadi dengan model ini, nilai elastisitasnya merupakan nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebasnya. Koefisien elastisitas diperhitungkan hanya pada variabel-variabel bebas yang secara individual berpengaruh nyata terhadap volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah. Adapun koefisien elastisitas masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut.
commit to user
Tabel 24. Nilai Koefisien Elastisitas Variabel-Variabel Bebas Yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Teh di Provinsi Jawa Tengah
Variabel
Koefisien elastisitas
Keterangan
Harga domestik teh (X 2 )
0,642
inelastis
Harga ekspor teh (X 3 )
1,097
elastis Nilai tukar Dollar AS terhadap
Rupiah (X 4 )
-0,526
inelastis Volume ekspor teh tahun
sebelumnya (X 5 )
1,007
elastis Sumber: Hasil analisis data sekunder
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa nilai koefisien elastisitas dari harga ekspor teh dan volume ekspor teh tahun sebelumnya memiliki nilai elastisitas yang lebih besar dari satu (Es>1) dengan arah hubungan yang positif. Hal ini berarti penawaran ekspor teh di Provinsi Jawa tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor dan volume ekspor teh tahun sebelumnya. Dengan kata lain volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah akan mengalami perubahan ketika harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah dan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah pada tahun sebelumnya, dengan persentase perubahan jumlah volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah lebih besar daripada persentase perubahan variabel-variabel bebasnya tersebut. Sehingga adanya perubahan kecil pada variabel bebas tersebut akan menyebabkan perubahan volume ekspor teh di Provinsi Jawa Tengah.
Nilai elastisitas harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,097. Artinya apabila terjadi peningkatan harga ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,097%, dalam keadaan ceteris paribus, dan begitu pula sebaliknya. Nilai elastisitas volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah pada tahun sebelumnya sebesar 1,007. Artinya apabila terjadi peningkatan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah tahun sebelumnya sebesar 1%
commit to user
1,007%, dalam keadaan ceteris paribus, dan begitu pula sebaliknya.
Variabel harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah dan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah tidak demikian. Kedua variabel ini memiliki nilai koefisien elastisitas yang lebih kecil dari satu (Es<1), yaitu sebesar 0,642 dan - 0,526. Hal ini berarti penawaran ekspor teh Provinsi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga domestik teh Provinsi Jawa Tengah dan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah atau bila terjadi peningkatan harga domestik Provinsi Jawa Tengah sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,642%, dan apabila terjadi peningkatan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah sebesar 1% maka akan menurunkan volume ekspor teh Provinsi Jawa Tengah sebesar -0,526 % dalam kondisi ceteris paribus, dan begitu pula sebaliknya.