Persebaran Rumah Saudagar Batik Dan Gerai Batik

1. Persebaran Rumah Saudagar Batik Dan Gerai Batik

a. Sebaran Rumah Saudagar Batik Persebaran rumah saudagar batik dan gerai batik diketahui dengan mengambil titik koordinat dengan GPS. Dalam penelitian ini peta digunakan sebagai media penyaji dalam menampilkan lokasi persebaran rumah saudagar batik dan gerai batik. Dalam penggambarannya di peta, rumah dan gerai disimbolkan menggunakan titik (point) yang berarti satu titik pada peta menunjukkan satu rumah di permukaan bumi. Lokasi titik tersebut menggambarkan kedudukannya secara absolut di permukaan bumi.

Rumah saudagar batik di Kampung Batik Laweyan saat ini terbagi menjadi 2 kelompok :

1) Rumah saudagar batik yang dijadikan sebagai industri batik sampai dengan showroom artinya rumah saudagar tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal, proses pembuatan batik dan showroom/gerai batik. Proses pembuatan batik tersebut bisa berawal kain polos menjadi kain batik kemudian dipasarkan dalam bentuk kain batik, atau ada juga proses pembuatan batik dari kain sampai menjadi pakaian batik atau kerajian batik lain. Industri batik proses merupakan usaha yang dimiliki oleh saudagar batik dimana pabrik tempat memproduksi batik terdapat dibagian belakang rumah sedangkan ruangan depan merupakan tempat tinggal bagi saudagar batik, sedangkan showroom/gerai batik yang dimiliki berada di teras atau halaman depan. Showroom batik yang menyatu dengan rumah biasanya terdapat dibagian depan rumah atau teras atau bagian pendapa rumah. Showroom/ gerai batik yang terdapat dibagian depan rumah merupakan tambahan ruangan yang berupa bangunan semi permanen dan berupa etalase kaca. Pada beberapa saudagar batik penambahan ruangan yang dijadikan sebagai gerai batik, sebelumnya merupakan ruangan bekas

commit to user

dibagian belakang rumah.

2) rumah saudagar batik hanya sebagai industri batik atau rumah saudagar yang hanya sebagai tempat membuat batik tetapi showroom atau gerai batik berada terpisah. Tempat produksi batik atau pabrik merupakan bangunan tersendiri yang terpisah dari rumah saudagar batik. persebaran rumah saudagar batik dapat dilihat pada peta 2.

59

commit to user

60

saudagar batik hampir diseluruh Kelurahan Laweyan kecuali Kampung Kramat dan Kwanggan. Tabel 12. Distribusi rumah saudagar batik

No

Kampung

Jumlah Presentase (%)

1 Kwanggan

2 Sayangan Kulon

1 4,35

3 Sayangan Wetan

5 Kidul Pasar

6 26,09

6 Lor Pasar

Sumber: Peta Persebaran Saudagar Batik Tahun 2011 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa persebaran rumah saudagar

batik di Kampung Batik Laweyan banyak terdapat di Kampung Setono dengan jumlah sebanyak 7 saudagar batik atau 30,43% dari semua jumlah saudagar yang ada di Kampung Batik Laweyan, kemudian disusul oleh Kampung Kidul Pasar dengan jumlah saudagar sebanyak 6 atau 26,09% dari semua jumlah saudagar batik yang ada di Kampung Batik Laweyan. Jumlah saudagar batik paling sedikit terdapat di Kampumg Sayangan Kulon karena hanya terdapat 1 saudagar batik atau 4,35% dari 23 jumlah saudagar batik yang ada di Kampung Batik Laweyan.

b. Pola Persebaran Saudagar Batik Dalam usaha mengetahui pola persebaran rumah saudagar batik di Kampung Batik Laweyan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, maka pola persebaran saudagar batik pada penelitian ini digunakan analisis parameter tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Sebagai dasar dalam perhitungan indek parameter tetangga terdekat dalam penelitian ini

commit to user

peta ini merupakan hasil analisis antara Peta Persebaran Saudagar Batik dan perhitungan parameter tetangga terdekat. Metode ini digunakan untuk mengetahui pola persebaran suatu obyek yang diasumsikan sebagai titik (point). Objek kajian dari penelitan ini adalah rumah saudagar di Kampung Batik Laweyan yang diasumsikan sebagai titik (point).

Adapun rumus parameter tetangga terdekat (nearest-neighbour statistic ) T menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 75) sebagai berikut :

Keterangan : T = Indeks persebaran tetangga terdekat. Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya

yang terdekat. Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikan semua titik mempunyai pola

random.

Jh= ―

2√p P = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N)

dibagi luas wilayah (A). Pada peta pola persebaran saudagar batik Kelurahan Laweyan skala

1:4000 terdapat 23 atau titik (N=23) dengan luas daerah 29,267 hektar (0.29267 km 2 ) dengan jarak antar titik rumah saudagar yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut :

Ju

T=

Jh

commit to user

NO Titik

Jarak (m) Lokasi (Kampung)

1 1-2

0.15 Sayangan Kulon-Setono

Sayangan Wtan-Kidul Pasar

8 10-11

0.023

Kidul Pasar

9 12-13

0.137

Lor Pasar

10 14-15

0.022

Kidul Pasar

11 15-16

0.011

Kidul Pasar

12 16-17

0.038

Kidul Pasar

13 17-18

0.018

Kidul Pasar -Klaseman

Sumber: Data Primer, 2011

1) Perhitungan jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik yang lain yang paling dekat adalah sebagai berikut: Ju = ∑J

N = 0,784

23 = 0,034 Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik rumah saudagar dengan titik rumah saudagar yang lain yang terdekat di Kelurahan Laweyan adalah 0,034 Km.

2) Setelah menghitung Ju maka langkah selanjutnya adalah menghitung Jh, untuk menghitung Jh harus diketahui nilai P terlebih dahulu. Nilai P merupakan perbandingan antara jumlah saudagar batik dengan luas wilayah di Kelurahan Laweyan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

commit to user

A = 23

0,29267 = 78,59

Jadi, nilai P di Kelurahan Laweyan adalah 78,59

3) Setelah diketahui nilai P baru dapat menghitung Jh dengan rumus sebagai berikut : Jh =

1 2√p = 1 2√78,59 = 1

2 x 8,865 = 0,0564 Jadi, nilai Jh adalah 0,0564

4) nilai Ju dan Jh diketahui maka dapat dihitung nilai T-nya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T = Ju

Jh = 0,034 0,0564 = 0,602 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai nearest

neighbour statistic ( T ) pola persebaran saudagar batik di Kelurahan Laweyan adalah 0,602. Jika nilai tersebut dicocokkan kedalam pola persebaran menurut Bintarto dan Surastopo, dapat diketahui pola persebaran saudagar batik di Kelurahan Laweyan adalah mendekati random (nilai T mendekati nilai 1). Hal tersebut dikarenakan adanya privasi setiap saudagar batik. Pola persebaran saudagar batik di Kelurahan Laweyan disajikan dalam Peta 3.

64

commit to user

Gerai batik di Kampung Batik Laweyan kebanyakan merupakan bangunan semi permanen berupa etalase kaca yang ditambahkan dibagian depan rumah atau garasi rumah dan ada juga berupa bangunan baru yang dibangun dari lahan kosong bukan dari pemugaran bangunan lama. Sejak tahun 2004 ditetapkannya Kelurahan Laweyan sebagai Kampung Batik Laweyan, bangunan-bangunan kuno di Laweyan dilarang untuk dirubah bentuknya sampai berubah dari bentuk yang asli. Untuk pembangunan bangunan baru di Kampung Batik Laweyan hanya diperbolehkan membangun dari lahan kosong bukan dari pembongkaran bangunan kuno yang telah ada. Ditahun itu pula, industri batik di Kampung Batik Laweyan mulai bangkit, ditandai dengan muncul banyak showroom/gerai batik di

sepanjang jalan Sidoluhur.

Banyaknya jumlah gerai batik yang ada di Kelurahan Laweyan tidak lepas dari strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan yang berusaha untuk mempertahankan budaya batik di Surakata. Dari peta yang ditampilakan dapat dilihat bahwa persebaran gerai batik banyak terdapat di sepanjang jalan Sidoluhur karena jalan Sidoluhur merupakan jalan utama di Kawasan Kampung Batik Laweyan.

d. Pola Sebaran Gerai Batik Untuk mengetahui pola sebaran gerai batik juga menggunakan analisis parameter tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Pada peta pola persebaran gerai batik Kelurahan Laweyan skala 1:4000 terdapat 56 gerai

atau titik (N=56) dengan luas daerah 29,267 hektar (0.29267 km 2 ) dengan jarak antar titik gerai yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut:

commit to user

NO

TITIK

Jarak (Km)

Kwanggan-Syng Kln

2 2-3

0.069

Syng Kln-Syng Wtan

3 4-5

0.014

Sayangan Kulon

4 5-6

0.015

Sayangan Kulon

5 6-7

0.014

Syng Kln-Kramat

6 7-8

0.017

Syng Kln-Kramat

7 6-9

0.015

Syng Kln-Syng Wtan

8 9-10

0.014

Sayangan Kulon

9 10-11

0.014

Syng Kln-Setono

Sayangan Wetan

13 15-16

0.009

Sayangan Wetan

14 16-17

0.013

Sayangan Wetan

15 17-18

0.01 Sayangan Wetan

16 18-19

0.009

Sayangan Wetan

17 13-20

0.013

Syng Wtn-Syng Kln

Setono-Kdul Psr

35 41-42

0.023

Kidul Pasar

36 43-44

0.116

Syng Wtn-Lor Psr

37 44-45

0.037

Lor Pasar

38 46-47

0.046

Kidul Pasar

39 47-48

0.054

Kidul Pasar-Klaseman

40 49-50

0.027

Kidul Pasar

41 51-52

0.048

Lor Pasar

commit to user

Sumber: Pengolahan data primer tahun 2011

1) Perhitungan jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik yang lain yang paling dekat adalah sebagai berikut: Ju = ∑J

N = 1.186

56 = 0,021178 Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik rumah saudagar dengan titik rumah saudagar yang lain yang terdekat di Kelurahan Laweyan adalah 0,021 Km.

2) Setelah menghitung Ju maka langkah selanjutnya adalah menghitung Jh, untuk menghitung Jh harus diketahui nilai P terlebih dahulu. Nilai P merupakan perbandingan antara jumlah gerai dengan luas wilayah di Kelurahan Laweyan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : P= N

A = 56

0,29267 = 191.34178

Jadi, nilai P di Kelurahan Laweyan adalah 191.34

3) Setelah diketahui nilai P baru dapat menghitung Jh dengan rumus sebagai berikut : Jh =

Lor Pasar

∑J

1.186

Km

commit to user

2 x 13.83 = 0,03615 Jadi, nilai Jh adalah 0,03615

4) nilai Ju dan Jh diketahui maka dapat dihitung nilai T-nya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T = Ju

Jh = 0,0212 0,0362 = 0,5856 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai nearest neighbour statistik (T) pola persebaran gerai batik di Kelurahan Laweyan adalah 0,58. Jika nilai tersebut dicocokkan kedalam pola persebaran menurut Bintarto dan Surastopo, dapat diketahui pola persebaran gerai batik di Kelurahan Laweyan adalah mendekati cluster (nilai T mendekati nilai 0). Jika dilihat pada peta pola persebaran gerai batik di Kelurahan Laweyan dapat diketahui bahwa gerai-gerai batik banyak terdapat disepanjang jalan Sidoluhur yang mana gerai-gerai tersebat merupakan bangunan baru yang bersifat semi permanen dan berupa etalase-etalase kaca untuk memajang produksi batik yang dimiliki.

Untuk lebih jelasnya Persebaran Gerai Batik dan Peta Pola Persebaran Gerai Batik di Kelurahan Laweyan dapat dilihat pada peta 5 dan 6.

commit to user