Analisis Persepsi dan Sikap Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani untuk Menggunakan Sumber Pembiayaan Formal Usaha Tani Di Kabupaten Asahan

(1)

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP SERTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PETANI UNTUK

MENGGUNAKAN SUMBER PEMBIAYAAN FORMAL

USAHA TANI DI KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh

SITI AISYAH

NIM. 107039008

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP SERTA FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI MINAT PETANI UNTUK

MENGGUNAKAN SUMBER PEMBIAYAAN FORMAL

USAHA TANI DI KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SITI AISYAH

NIM. 107039008

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul : Analisis Persepsi dan Sikap Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani untuk Menggunakan Sumber Pembiayaan Formal Usaha Tani Di Kabupaten Asahan

Nama : Siti Aisyah

NIM : 107039008

Program Studi : Magister Agribisnis

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Ketua

(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)

Anggota

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)

Ketua Program Studi,

(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)

Dekan


(4)

Telah diuji pada Tanggal :

Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS

Anggota : 1. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec 2. Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si 3. Ir. Yusak Maryunianta, M.Si


(5)

(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PETANI UNTUK MENGGUNAKAN SUMBER PEMBIAYAAN FORMAL USAHA TANI DI KABUPATEN ASAHAN

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Januari 2013 yang membuat pernyataan,

Siti Aisyah NIM. 107039008


(7)

Dipersembahkan kepada :

Suami, Anak dan Seluruh Keluarga


(8)

ABSTRAK

SITI AISYAH, Analisis Persepsi Dan Sikap Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani Dalam Menggunakan Sumber Pembiayaan Formal Usaha Tani di Kabupaten Asahan (Dibawah bimbingan Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS sebagai Ketua dan Bapak Dr. Ir. SATIA NEGARA LUBIS, M.Ec sebagai Anggota)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi dan sikap serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal dalam proses usaha tani di Kabupaten Asahan. Data dikumpulkan dari 100 orang responden melalui kuesioner dan wawancara dengan metode judgment sampling yang termasuk bagian dari non probabilitas sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas lahan, produktivitas, status lahan, pengalaman tani, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, jangka waktu, tingkat bunga, mekanisme/prosedur, lokasi dan jaminan/agunan. Untuk menganalisis persepsi dan sikap digunakan analisis multiatribut Fishbein, untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi minat menggunakan sumber pembiayaan formal digunakan analisis regresi logit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan prioritas untuk perbaikan kinerja manajerial adalah jaminan/agunan,mekanisme/prosedur,lokasi, jumlah pinjaman, tingkat bunga, dan jangka waktu. Analisis regresi menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas yang terdiri dari usia, tingkat pendididikan, tingkat pendapatan, luas lahan,produktivitas, status lahan, pengalaman bertani, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, mekanisme prosedur, tingkat bunga, lokasi, dan jaminan signifikan mempengaruhi variabel terikat. Sementara uji secara parsial menunjukkan variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah usia, jumlah tenaga kerja, jaminan/agunan, mekanisme/prosedur, lokasi, jumlah pinjaman, tingkat bunga

Kata kunci : Persepsi, sikap, faktor-faktor mempengaruhi, multiatribut Fishbein, regresi logit, sumber pembiayan formal usaha tani.


(9)

ABSTRACT

SITI AISYAH, The Analysis of Perception, Attitude and Factors Influencing the Farmer’s Interest in Using Formal Funding Sources of Farming Business in Asahan District (Under the supervision of Ir. TAVI SUPRIANA, MS (Chair) and Dr. Ir. SATIA NEGARA LUBIS, M.Ec (Member)

The purpose of this study was to find out and analyze perception, attitude and factors influencing the farmer’s interest in using formal funding sources in the process of farming business in Asahan District. The data were obtained through questionnaire distribution and interview with 100 respondents selected by using judgment sampling technique which belongs to non-probability sampling. The variables used in this study were age, education level, income level, land area, productivity, land status, farming experience, number of workers, amount of loan, length of time, interest rate, mechanism/procedure, location and Analysis collateral. Fishbein Multiattribute was used to analyze perception and attitude, while logit regression analysis was used to analyze the factors influencing the farmer’s interest in using formal funding sources.

The result of this study showed that the sequence of priority for the improvement of managerial performance was collateral, mechanism/procedure, location, amount of loan, interest rate and length of time. The result of regression analysis showed that simultaneously independent variables consisting of age, education level, income level, land area, productivity, land status, farmer’s experience, number of workers, amount of loan, mechanism/procedure, interest rate, location and collateral had significant influence on the dependent variables. Partially, the result of the test showed that the variables with significant influence were age, number of workers, collateral, mechanism/procedure, location, amount of loan and interest rate.

Keywords: Perception, Attitude, Influencing Factors, Multiattribute Fishbein, Logit Regression, Formal Funding Resources, Farming Business


(10)

RIWAYAT HIDUP

SITI AISYAH, lahir di Kabanjahe, pada tanggal 23 November 1968 dari Bapak Alm. Muhammad Suyatno dan Ibu Hj. Sinen.

Penulis merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1975 masuk Sekolah Dasar Negeri 5 Kabanjahe, tamat tahun 1981. 2. Tahun 1981 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kabanjahe,

tamat tahun 1984.

3. Tahun 1984 masuk Sekolah Lanjutan Atas Negeri 1 Kabanjahe, tamat tahun 1987.

4. Tahun 1987 diterima di Universitas Sumatera Utara pada Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, tamat tahun 1992.

5. Tahun 2010 melanjutkan pendidikan S2 di Program Studi Magister Agribisnis Universitas Sumatera Utara.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.

Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah mendorong dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Asahan yang menangani masalah pertanian khususnya padi sawah yang telah memberikan segala informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2013


(12)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN. ... ix

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Perilaku Konsumen ... 7

2.1.2. Segmentasi Pasar... 10

2.1.3. Persepsi dan Sikap Konsumen ... 11

2.1.4. Model Multiatribut Fishbein ... 14

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Sumber Pembiayaan... 16

2.1.5.1. Faktor Internal ... 17

2.1.5.2. Faktor Eksternal ... 23

2.2. Penelitian Terdahulu ... 26

2.3. Kerangka Pemikiran ... 28

2.4. Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Metode Pemilihan Lokasi ... 32


(13)

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 33

3.4. Metode Analisis Data ... 34

3.4.1. Analisis Multi Atribut Fishbein ………. 35 3.4.2 Analisis Regresi Binary Logistic... 38

3.5. Defenisi Operasional Variabel ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 44

4.1.1. Luas dan letak Geografis ... 44

4.1.2. Keadaan Penduduk... 45

4.1.3. Penggunaan Tanah ... 46

4.1.4. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi ... 47

4.2. Deskripsi Data atau Variabel ... 47

4.2.1. Usia ... 48

4.2.2. Tingkat Pendidikan Terakhir ... 49

4.2.3. Tingkat Pendapatan Usaha Tani ... 50

4.2.4. Luas Lahan Petani ... 51

4.2.5. Produktivitas ... 52

4.2.6. Status Lahan ... 53

4.2.7. Tingkat Pengalaman ... 53

4.2.8. Jumlah Tenaga Kerja ... 54

4.3. Hasil Analisis ... 55

4.3.1. Analisis Persepsi, Sikap Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal ... 55

4.3.1.1. Analisis Persepsi Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal... 55

4.3.1.2. Analisis Persepsi Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal..57

4.3.1.3. Sikap Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal ... 58

4.3.1.4. Variabel Jumlah Pinjaman ... 59

4.3.1.5. Variabel Jangka Waktu ... 60

4.3.1.6. Variabel Tingkat Bunga... 60

4.3.1.7. Variabel Mekanisme/Prosedur ... 61

4.3.1.8. Variabel Lokasi... 61

4.3.1.9. Variabel Jaminan/Agunan ... 62

4.3.2. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat penggunaan sumber pembiayaan usaha tani ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN


(14)

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Luas Tanam dan Panen Komoditi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 2012 32

2. Rincian Kecamatan, Desa dan Jumlah Sampel ... 33

3. Distribusi Penduduk Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012 ... 45

4. Luas Baku Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan di Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti Tahun 2012 ... 46

5. Luas Baku Lahan Bukan Sawah Menurut Penyebaran dan Penggunaan Tanah Pertanian di Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti Tahun 2012 ... 46

6. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi di Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti Tahun 2012... 47

7. Tingkat Kepentingan Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal ... 56

8. Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal ... 58

9. Sikap Responden Terhadap Penggunaan Sumber Pembiayaan Formal ... 58

10. Omnibus Tests of Model Coefficients ... 64

11. Output Uji parsial Variables in the Equation ... 65


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1. Persentase Realisasi Penyerapan KKP ... 3

2. Persentase Realisasi Penyaluran KUR ... 4

3. Tahap-Tahap Proses Minat Pembelian ... 8

4. Model Perilaku dan Sikap Fishbein... 15

5. Kerangka Pemikiran Konseptual... 30

6. Angka Persentase Berdasarkan Kelompok Usia Responden ... 49

7. Angka Persentase Tingkat Pendidikan Responden ... 50

8. Persentase Tingkat Pendapatan Usaha Tani ... 51

9. Persentase Luas Lahan Petani ... 52

10. Persentase Tingkat Produktivitas Responden ... 52

11. Persentase Status Lahan ... 53

12. Persentase Tingkat Pengalaman ... 54


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Kuesioner Penelitian... 82

2. Output Regresi Logit ... 91

3. Data Responden Analisis Regresi Logit... 92


(18)

ABSTRAK

SITI AISYAH, Analisis Persepsi Dan Sikap Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani Dalam Menggunakan Sumber Pembiayaan Formal Usaha Tani di Kabupaten Asahan (Dibawah bimbingan Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS sebagai Ketua dan Bapak Dr. Ir. SATIA NEGARA LUBIS, M.Ec sebagai Anggota)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi dan sikap serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal dalam proses usaha tani di Kabupaten Asahan. Data dikumpulkan dari 100 orang responden melalui kuesioner dan wawancara dengan metode judgment sampling yang termasuk bagian dari non probabilitas sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas lahan, produktivitas, status lahan, pengalaman tani, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, jangka waktu, tingkat bunga, mekanisme/prosedur, lokasi dan jaminan/agunan. Untuk menganalisis persepsi dan sikap digunakan analisis multiatribut Fishbein, untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi minat menggunakan sumber pembiayaan formal digunakan analisis regresi logit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan prioritas untuk perbaikan kinerja manajerial adalah jaminan/agunan,mekanisme/prosedur,lokasi, jumlah pinjaman, tingkat bunga, dan jangka waktu. Analisis regresi menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas yang terdiri dari usia, tingkat pendididikan, tingkat pendapatan, luas lahan,produktivitas, status lahan, pengalaman bertani, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, mekanisme prosedur, tingkat bunga, lokasi, dan jaminan signifikan mempengaruhi variabel terikat. Sementara uji secara parsial menunjukkan variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah usia, jumlah tenaga kerja, jaminan/agunan, mekanisme/prosedur, lokasi, jumlah pinjaman, tingkat bunga

Kata kunci : Persepsi, sikap, faktor-faktor mempengaruhi, multiatribut Fishbein, regresi logit, sumber pembiayan formal usaha tani.


(19)

ABSTRACT

SITI AISYAH, The Analysis of Perception, Attitude and Factors Influencing the Farmer’s Interest in Using Formal Funding Sources of Farming Business in Asahan District (Under the supervision of Ir. TAVI SUPRIANA, MS (Chair) and Dr. Ir. SATIA NEGARA LUBIS, M.Ec (Member)

The purpose of this study was to find out and analyze perception, attitude and factors influencing the farmer’s interest in using formal funding sources in the process of farming business in Asahan District. The data were obtained through questionnaire distribution and interview with 100 respondents selected by using judgment sampling technique which belongs to non-probability sampling. The variables used in this study were age, education level, income level, land area, productivity, land status, farming experience, number of workers, amount of loan, length of time, interest rate, mechanism/procedure, location and Analysis collateral. Fishbein Multiattribute was used to analyze perception and attitude, while logit regression analysis was used to analyze the factors influencing the farmer’s interest in using formal funding sources.

The result of this study showed that the sequence of priority for the improvement of managerial performance was collateral, mechanism/procedure, location, amount of loan, interest rate and length of time. The result of regression analysis showed that simultaneously independent variables consisting of age, education level, income level, land area, productivity, land status, farmer’s experience, number of workers, amount of loan, mechanism/procedure, interest rate, location and collateral had significant influence on the dependent variables. Partially, the result of the test showed that the variables with significant influence were age, number of workers, collateral, mechanism/procedure, location, amount of loan and interest rate.

Keywords: Perception, Attitude, Influencing Factors, Multiattribute Fishbein, Logit Regression, Formal Funding Resources, Farming Business


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal sendiri umumnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan suatu usaha. Oleh karena itu, ketersediaan modal dari pihak luar sebagai sumber pembiayaan sangat diperlukan. Pembiayaan dalam pertanian adalah cara mendapatkan dana selain modal sendiri bagi usahatani serta menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Intensitas penanaman modal dalam usahatani merupakan masalah yang ada dalam pembiayaan, yang dapat berpengaruh pada kontinuitas usahatani

Keberadaan sumber pembiayaan dalam bentuk kredit sangat penting dalam pengembangan produktivitas pada sektor pertanian terutama untuk petani skala kecil. Ketersediaan kredit/pembiayaan yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi usahatani sehingga dapat meningkatkan produksi, pendapatan, dan menciptakan surplus yang dapat digunakan untuk membayar kembali kredit yang diperoleh. Sumber pembiayaan (kredit) pertanian tersebut dapat diperoleh dari lembaga keuangan formal maupun lembaga keuangan non-formal.

Kredit formal terbagi atas kredit non program atau komersial seperti BRI Unit Desa, BPR, koperasi, dan pegadaian dan kredit program seperti KUT dan KKP-E, dan pasar kredit informal seperti pelepas uang, pedagang input/output


(21)

usaha pertanian, tapi dalam batas batas tertentu modal merupakan faktor kritikal. Tidak jarang ditemui bahwa kekurangan biaya merupakan kendala yang

menghambat petani dalam mengelola dan mengembangkan Usaha tani. Kecukupan modal melalui bantuan pembiayaan dapat berfungsi efektif

untuk mencapai tingkat optimal dalam skala usaha dan adopsi teknologi maupun pasca panen Keberadaan sumber pembiayaan dalam bentuk kredit sangat penting dalam pengembangan produktivitas pada sektor pertanian terutama untuk petani skala kecil. Ketersediaan kredit/pembiayaan yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi usahatani sehingga dapat meningkatkan produksi, pendapatan, dan menciptakan surplus yang dapat digunakan untuk membayar kembali kredit yang diperoleh. Menyadari pentingnya modal bagi usahatani, pemerintah meluncurkan berbagai jenis pembiayaan untuk sektor pertanian. Jenis-jenis kredit program untuk pembiayaan pertanian yang saat ini diluncurkan Kementerian Pertanian adalah adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK-SUP 05), Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Data dari Kementerian Pertanian (2010) menunjukkan bahwa sampai

bulan Juni 2009. Realisasi penyerapan kredit KKP-E terbesar adalah untuk budidaya tebu, yaitu Rp 5,99 trilyun (73,55%), diikuti oleh pengembangan ternak (13,47%), pengembangan padi jagung, jagung dan kedelai (6,90%), pengadaan pangan (1,64%), pengembangan ubi kayu, ubi jalar, koro (0,69%), dan hortikultura dan jahe (0,04%).


(22)

Gambar 1. Persentase Realisasi Penyerapan KKP

Realisasi penyaluran SUP sampai Februari 2009 adalah Rp 6.307.029,99 juta untuk seluruh sektor. Penyaluran untuk sektor pertanian sebesar Rp 499.777,47 juta (7,92%), sedangkan peyaluran terbesar adalah untuk sektor perdagangan sebanyak Rp 4.123.862,33 juta atau 65,38 persen (Kementerian Pertanian, 2010).

Realisasi penyaluran KUR pada tanggal 30 Juni 2009 oleh bank pelaksana (Mandiri, Syariah Mandiri, BNI, Bukopin, BRI, BRI Mikro, BTN) sebesar Rp 14.882.664 juta. Penerima KUR sebanyak 2.025.087 orang. Dari total kredit tersebut sektor pertanian memperoleh Rp 3.958.159 juta (26.60%) dengan penerima kredit sebanyak 613.780 orang atau rata-rata Rp 6,45 juta per orang. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memperoleh kredit terbesar, yaitu Rp 8.177.065 juta (54,94%) dengan debitur sebanyak 1.123.379 orang atau rata-rata Rp 7,29 juta per orang (Kementerian Pertanian, 2010).


(23)

Gambar 2. Persentase Realisasi Penyaluran KUR

Dari data diatas dapat dilihat bahwa penggunaan sumber pembiayaan sektor formal program kredit KKP-E terutama untuk pertanian hortikultura dan jahe, ubi kayu, ubi jalar, koro, pengadaan pangan, padi, jagung, kedelai masih sangat minim. Demikian juga jika dilihat Realisasi penyaluran pada SUP penyaluran untuk sektor pertanian hanya sebesar 7,92%. Sementara realisasi penyaluran KUR juga belum optimal. Angka angka yang ditunjukkan data diatas juga dapat mengindikasikan bahwa pada sektor pertanian, terutama pada pertanian pangan, hortikultura petani juga menggunakan sumber-sumber pembiayaan non formal dalam menjalankan usaha taninya. Karakteristik, persepsi dari pelaku

usaha/petani ikut menentukan dalam mengambil minat dalam menggunakan sektor

pembiayaan. Persepsi merupakan pengalaman belajar tentang obyek peristiwa atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Serta bentuk komunikasi intrapersonal terjadi dalam diri

seseorang, dan mempengaruhi seseorang dalam berfikir, bertindak, serta

berkomunikasi dengan pihak lain (Rahmat, 2004). Minat menggunakan program

pembiayaan formal atau non formal juga diperkirakan akibat adanya pengaruh dari


(24)

petani masing-masing maupun Faktor-Faktor Eksternal yang diluar diri petani sebagai

konsumen sumber pembiayaan

Karakteristik perilaku, persepsi petani dalam menggunakan sumber pembiayaan terhadap usaha taninya berbeda-beda di tiap-tiap daerah. Hal ini akan mempengaruhi minat petani dalam menggunakan sumber pembiayaan baik itu secara formal atau pembiayaan secara non formal untuk usaha tani tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan Informasi mengenai Karakteristik perilaku, persepsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam menggunakan sumber pembiayaan bagi usaha taninya disuatu daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penelitian di berbagai daerah di indonesia. Tak hanya bertumpu di Jabotabek dan Pulau Jawa. Informasi ini juga harus di peroleh dari berbagai wilayah meliputi berbagai pulau di Indonesia. Salah satu kota besar di indonesia yang menarik diteliti adalah Kabupaten Asahan di Sumatera Utara. Berdasarkan data pertanian, Asahan merupakan kabupaten yang memiliki tren peningkatan produksi tanaman pangan beras di tiap tahunnya. Dalam produktivitasnya para petani di Kabupaten Asahan juga dihadapkan kepada sumber pembiayaan formal dan non formal dalam proses produksi. Petani di Kabupaten Asahan juga memiliki tingkat variasi keanekaragaman dari berbagai suku seperti Batak, Melayu, Jawa, Minang Kabau, Aceh, dan lainnya, hal ini dapat memberikan banyak informasi mengenai perilaku petani dalam menggunakan sumber-sumber pembiayaan pertanian.


(25)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan berikut :

1. Bagaimana persepsi, sikap petani terhadap penggunaan sumber pembiayaan formal usaha tani.

2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis persepsi, sikap petani terhadap sumber pembiayaan formal usaha tani.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal dalam proses produksi.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan pada bidang prilaku konsumen khususnya mengenai Pembiayaan Usaha tani dengan analisa Persepsi dan berbagai faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan, dan juga sekaligus menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Sumarwan (2004) suatu perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen dengan sebaik mungkin agar memasarkan produknya dengan baik. Perusahaan dapat memperkirakan respon dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Perilaku konsumen mencakup proses konsumen dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan suatu produk atau jasa . Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka Simamora (2002) menarik kesimpulan bahwa :

1. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses minat sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengonsumsi, dan menghabiskan produk.

3. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai-nilai yang dimiliki oleh konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang beraneka ragam.


(27)

Schiffman dan Kanuk (1994) dalam

Proses minat pembelian meliputi beberapa tahapan. Menurut Engel et al. (1994) terdapat lima tahapan minat pembelian yang dilakukan konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pascapembelian.

Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan akan memuaskan kebutuhannya. Mowen dan Minor (1998) juga mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang proses pembelian dan pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, pembuatan barang dan produk, pengalaman, dan ide-ide.

Sumber : Engel et al. (1994)

Gambar 3. Tahap-Tahap Proses Minat Pembelian

Engel et al. (1994) mendefinisikan pengenalan kebutuhan sebagai suatu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses minat. Ketika ketidaksesuaian yang ada melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Namun seandainya ketidaksesuaian itu ada di bawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi.

Menurut Kotler (2002), proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat timbul karena adanya

Pengenalan kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi

alternatif Pembelian

Evaluasi Pascapembelian


(28)

rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal merupakan kebutuhan dasar konsumen seperti rasa lapar, haus dan lain-lainnya yang akan timbul suatu saat pada suatu tingkat tertentu dan menjadi sebuah dorongan yang memotivasi orang itu untuk segera memuaskan dorongan tersebut. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

Menurut Schiffman-Kanuk (2000) studi tentang perilaku konsumen difokuskan kepada bagaimana individu membuat minat untuk menghabiskan ketersediaan sumber daya yang mereka miliki, seperti waktu, uang dan usaha, untuk mengkonsumsi barang kebutuhan terkait termasuk didalamnya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli itu, kapan mereka membeli itu, dimana mereka membeli itu dan seberapa sering mereka membeli itu. Pendapat yang sejalan dinyatakan oleh Solomom (1995) yang menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi bidang yang sangat luas. Ilmu ini mempelajari seluruh proses yang terlibat dan terkait bila individu-individu atau kelompok memilih, membeli, memakai atau menggunakan suatu produk, jasa pelayanan, gagasan atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Menurut Peter-Olson (1999), menegaskan bahwa perilaku konsumen merupakan proses interaksi antara sikap affektif, sifat kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran dalam


(29)

semua aspek kehidupannya. Sikap kognitif merefleksikan sikap pemahaman, sikap affektif merefleksikan sikap tindakan nyata. Minat itu sendiri bagian dari unsur melekat pada diri individu konsumen yang disebut dimana ia merujuk kepada tindakan fisik yang nyata yang dapat dilihat dan dapat diukur oleh orang lain. (Peter-Olson, 1999). Sebuah minat menurut Peter-Olson (1999 : 150), merupakan suatu pilihan diantara dua atau lebih alternarif tindakan.

Dikaitkan dengan penelitian ini maka pembiyaan kredit sebagai sumber dana yang digunakan untuk usaha tani merupakan produk yang dipasarkan. Dalam penelitian ini yang menjadi Konsumen adalah Petani yang ingin menggunakan sumber pembiayaan pada Usaha Taninya.

2.1.2 Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah merupakan suatu pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis produk tertentu dan memerlukan bauran pemasaran sendiri (Kotler, 2002). Persaingan usaha yang semakin ketat menyebabkan perusahaan berusaha untuk memahami tentang konsumen dengan melakukan segmentasi. Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar sebagai berikut:

1. Informasi lebih jauh mengenai bauran pemasaran tertentu yang diinginkan dan dibutuhkan suatu kelompok konsumen tertentu.

2. Dapat dijadikan masukan untuk tercapainya suatu metode pemasaran yang tepat untuk setiap segmen yang terbentuk.

3. Untuk mengalokasikan sumberdaya produk dalam kebijaksanaan program agar lebih efektif dan efisien.


(30)

Menurut Kotler (1997), dasar-dasar segmentasi pasar dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri konsumen, antara lain:

1. Segmentasi Geografis

Merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota atau lingkungan.

2. Segmentasi Demografis

Pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, keturunan, kewarganegaraan dan kelas sosial.

3. Segmentasi Psikografis

Merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup dan kepribadian.

4. Segmentasi Perilaku

Merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk.

2.1.3 Persepsi dan Sikap Konsumen

Menurut Kotler (2000) persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran lengkap mengenai sesuatu hal. Persepsi tidak hanya bergantung kepada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Sedangkan Mowen dan Minor (1998) mendefinisikan persepsi adalah suatu proses


(31)

dimana individu-individu terekpos pada informasi, menyediakan kapasitas prosesor yang lebih luas dan mampu menginterpretasikan informasi tersebut.

Simamora (2002) mengemukakan bahwa persepsi adalah suatu proses, dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimuli ke dalam gambaran dunia yang berarti menyeluruh. Stimuli dapat digolongkan ke dalam dua tipe, yaitu stimuli fisik (physical stimuli) dan stimuli yang berasal dari dalam individu sendiri. Stimuli fisik dipengaruhi dari lingkungan sekitar sedangkan stimuli yang berasal dari dalam individu sendiri ada dalam bentuk predisposisi, seperti harapan (expectation), motivasi (motives), dan pembelajaran (learning) yang didasari pada pengalaman individu sebelumnya. Kombinasi dari kedua tipe tersebut mampu menghasilkan gambaran yang bersifat pribadi karena manusia merupakan individu yang memiliki pengalaman, keinginan, kebutuhan, hasrat, serta pengharapan yang unik akan menghasilkan suatu persepsi tersendiri. Persepsi pada masing-masing individu berbeda meskipun realitas sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan dalam perceptual selection, perceptual organization, dan perceptual interpretation.

Persepsi konsumen mempunyai peranan penting dalam pemasaran suatu produk. Dengan adanya persepsi maka suatu produk akan diartikan oleh konsumen dalam bentuk asosiatif yang dapat membantu konsumen mengintepretasikan dunia disekitarnya. Persepsi masing-masing individu dapat berbeda atas objek yang sama karena persepsi yang diterima oleh konsumen dapat terjadi dalam berbagai bentuk antara lain seperti persepsi terhadap kualitas produk, persepsi terhadap harga, maupun persepsi terhadap image yang diberikan oleh suatu produk. Persepsi tersebut diperoleh konsumen melalui pengalaman


(32)

sendiri, pengalaman orang lain, atau bahkan dari beberapa hal yang dilihat sendiri oleh konsumen.

Mcguire dalam Engel at al. (1995) mengatakan bahwa setiap individu akan memiliki persepsi yang berbeda mengenai suatu hal yang sama karena terciptanya sebuah persepsi melalui beberapa proses berikut :

1. Pemaparan, pencapaian kedekatan terhadap suatu stimuli sedemikian rupa sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima indera manusia.

2. Perhatian, alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. 3. Pemahaman, tafsiran atas stimulus.

4. Penerimaan, dampak persuasif stimulus kepada konsumen.

5. Retensi, pengalihan makna stimulus dan persuasi ke ingatan jangka panjang. Sikap konsumen merupakan suatu konsep yang penting dalam studi perilaku konsumen. Banyak pemasar telah melakukan penelitian terhadap sikap konsumen terhadap produk serta merek. Sumarwan (2004) menyatakan bahwa sikap (attitudes) konsumen merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat konsumen. Schifman dan Kanuk (2007) dalam Simamora (2002) mendefinisikan bahwa sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sementara itu Alport (1996) dalam Simamora (2002) menyatakan sikap sebagai predisposisi yang dipelajari (learned predispotition) untuk berespon terhadap obyek atau kelas obyek dalam suasana menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten. Definisi mengenai sikap juga dikemukakan oleh Peter dan Olson (2002), yang menyatakan bahwa


(33)

sikap merupakan evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan seseorang. Adapun yang dimaksud dengan evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan-gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun kognitif. Tanggapan afektif meliputi emosi, perasaan, dan suasana hati, sedangkan pemrosesan kognitif dari pengambilan minat menunjukkan bahwa suatu evaluasi menyeluruh dibentuk ketika konsumen mengintegrasikan antara pengetahuan, arti, atau kepercayaan tentang konsep sikap.

2.1.4 Model Sikap Multiatribut Fishbein

Model struktural sikap adalah model yang dibangun untuk memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Salah satu model sikap konsumen yang paling sering dipakai adalah model sikap multiatribut Fishbein (Schiffman dan Kanuk, 2007). Model sikap multiatribut Fishbein mengidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap konsumen. Faktor pertama adalah keyakinan seseorang terhadap atribut yang menonjol dari suatu obyek, faktor kedua adalah keyakinan seseorang bahwa suatu atribut dari suatu obyek memiliki ciri khas tertentu, dan faktor ketiga adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana keyakinan tersebut diukur melalui seberapa baik atau tidaknya keyakinan konsumen terhadap atribut-atribut tersebut. Model sikap multiatribut Fishbein dapat dilihat pada Gambar 4.


(34)

Gambar 4. Model Perilaku dan Sikap Fishbein

Komponen sikap bersifat internal individu, yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian dan atribut-atribut langsungnya. Komponen sikap memiliki peranan penting dalam pengukuran perilaku karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Komponen norma subyektif bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalikan antara nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normatif mempunyai arti sebagai kuatnya suatu keyakinan normatif seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek. Motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk setuju dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Keyakinan akan atribut yang menonjol

Evaluasi atribut

Keyakinan normatif Norma subyektif

Faktor lain Perilaku Maksud perilaku

Sikap


(35)

Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut, sehingga setiap produk, baik barang maupun jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut barang atau jasa merupakan kekuatan harapan dan keyakinan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu barang atau jasa (Limbong dan Sitorus, 1987). Mowen dan Minor (1998) menyatakan bahwa kekuatan kepercayaan terhadap suatu atribut produk dicerminkan oleh pengetahuan konsumen terhadap suatu produk dan manfaat yang diberikan oleh produk tersebut. Perusahaan perlu memahami atribut dari suatu produk yang diketahui konsumen dan atribut mana yang digunakan untuk mengevaluasi suatu produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen. Oleh karena itu, kepercayaan masing-masing konsumen terhadap suatu produk atau merek pasti berbeda-beda (Sumarwan, 2004).

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Sumber Pembiayaan

Dari berbagai pendapat uraian yang telah dikemukakan banyak pakar tersebut diatas menunjukkan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh lingkungan internal konsumen, yaitu faktor yang berkaitan langsung dengan konsumen sebagai seorang individu juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal konsumen, yaitu faktor yang hidup dan berkembang secara dinamis disekitar diri individu konsumen Faktor internal merupakan komponen-komponen tertentu yang melekat dalam diri setiap orang dan sangat memegang nilai kepercayaan


(36)

tersendiri yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan.

2.1.5.1Faktor Internal

Faktor internal yang merupakan ciri pribadi yang melekat pada diri seseorang,

baik yang muncul dari kawasan kepribadiannya maupun yang dimiliki karena status

dan peranannya, akan memunculkan kekuatan atau dorongan untuk bertindak

terutama yang menguntungkan dirinya.

Lionberger (1968) mengatakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi

adalah usia, tingkat pendidikan, luas lahan, tingkat pendapatan, partisipasi dalam

kelompok, aktivitas mencariinformasi, keberanian mengambil resiko, sikap terhadap

perubahan, motivasi berkarya, aspirasi, sifat fatalisme dan dogmatisme (sistem

kepercayaan yangtertutup).

Soekartawi (2005) menjelaskan bahwa terdapat peubah yang mempengaruhi

proses pengambilan minat yaitu: usia, pendidikan, keberanian mengambil resiko, pola

hubungan, sikap terhadap perubahan, pendapatan usahatani, luas usahatani, status

pemilikan tanah, prestise masyarakat, sumber informasi yang digunakan dan jenis

produk yang akan digunakan.

Dalam penelitian ini faktor internal yang menjadi variabel penduga yang

dapat mempengaruhi seseorang dalam memberikan respons terhadap stimuli yang

diterimanya, dan akan mengubah perilakunya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Usia

Usia mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir serta dapat menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang sehingga terdapat keragaan perilakunya berdasarkan usia yang dimiliki. Soekartawi (2005) mengatakan


(37)

bahwa petani yang lebih tua tampaknya kurang termotivasi menerima hal-hal baru daripada mereka yang relatif umur muda. Petani yang berumur lebih muda biasanya lebih bersemangat dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Semakin tua (di atas 50 tahun), biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah diterapkan oleh warga masyarakat setempat (Mardikanto, 2009). Menurut Padmowihardjo (1994), bahwa umur bukan merupakan faktor psikologis, tetapi apa yang disebabkan oleh umur itu adalah faktor psikologis. Semakin tinggi umur semakin menurun kerja otot, sehingga terkait dengan fungsi kerja indera yang semuanya mempengaruhi daya belajar. Rakhmat (2005) mengatakan bahwa kelompok orang tua melahirkan pola yang pasti berbeda dengan anak-anak muda. Umur merupakan aspek yang berhubungan terhadap kemampuan fisik, psikologis dan biologis seseorang serta berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam belajar, baik dalam mengaktualisasikan hasil belajar dalam pengalaman hidup maupun hakekat serta jenis dari struktur sikap pemprosesan informasi yang dipunyainya. Umur adalah jumlah tahun hidup petani, artinya semakin tua umur petani semakin rendah tingkat adopsinya.

2. Tingkat Pendidikan

Salah satu faktor yang dapat merubah pola pikir dan daya nalar petani adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan akan semakin rasional pola pikir dan semakin berkembang daya nalarnya. Pada umumnya seseorang yang berpikiran lebih baik dan berpengetahuan teknis yang banyak akan lebih mudah dan lebih mampu berkomunikasi dengan baik. Pendidikan formal diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi dan pendidikan non formal diperoleh melalui


(38)

penyuluhan pembangunan atau pendidikan luar sekolah dan bentuk-bentuk interaksi terprogram lainnya dalam proses belajar sosial untuk mewujudkan kualitas kehidupan. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan dalam keluarga atau hasil interaksi dengan lingkungan (Sumardjo, 2008). Pendidikan baik formal maupun nonformal adalah sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Pada umumnya petani yang berpendidikan lebih baik dan berpengetahuan teknis yang lebih banyak, akan lebih mudah dan lebih mampu berkomunikasi dengan baik. Mosher (1987) mengemukakan bahwa dalam memajukan usahatani yang dilaksanakan, petani membutuhkan kemampuan berpikir dan pengetahuan mereka untuk mengelola usahataninya. Hamundu (1997) mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani akan semakin mudah menerima dan bekerja dengan konsep yang abstrak. Dengan demikian pendidikan merupakan proses yang dijalani seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang kemudian menghasilkan perubahan perilaku.

3. Tingkat Pendapatan

Pendapatan rumah tangga petani merupakan total keseluruhan pendapatan baik yang berasal dari usahatani maupun yang bukan dari usahatani. Pendapatan dari usahatani yang rendah menyebabkan petani mencari tambahan di luar usahataninya.

4. Luas Lahan

Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada hubungannya dengan


(39)

penggunaan lahan. Hernanto (1996) mengatakan bahwa luas lahan usahatani dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yakni lahan yang sempit dengan luas lahan kurang dari setengah hektar, lahan yang sedang dengan luas lahan antara setengah hektar sampai dua hektar dan lahan yang luas lebih dari dua hektar. Sehubungan dengan itu Wiriaatmadja (1977) menjelaskan bahwa petani yang memiliki tanah yang luas memiliki sifat dan kegemaran untuk mencoba hal baru dan akan selalu berusaha sendiri mencari informasi yang diperlukan. Luas Lahan Juga menjadi pertimbangan dalam menggunakan sumber pembiayaan yang diperlukan sesuai dengan Jumlah dana yang dibutuhkan.

5. Produktivitas

Menurut Mubyarto (1995), dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan diterima pada hasil panen (penerimaan/revenue) dengan biaya (cost) yang harus dikeluarkannya. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Usahatani yang baik biasa disebut sebagai usahatani yang produktif atau efisien. Usahatani yang produktif berarti memiliki produktivitas tinggi. Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Secara teknis produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah). Jika dua usahatani mempunyai produktivitas fisik yang sama, maka usahatani yang lebih dekat dengan pasar mempunyai nilai lebih tinggi karena produktivitas ekonominya lebih besar.


(40)

6. Status Lahan

Barlow (1978), Lahan termasuk didalamnya lahan sawah, dalam kegiatan produksi merupakan salah satu faktor produksi tetap.

Secara fisik, lahan merupakan aset ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh kemungkinan penurunan nilai dan harga serta tidak dipengaruhi oleh faktor waktu, secara fisik pula lahan merupakan aset yang mempunyai keterbatasan dan tidak dapat bertambah besar, misalnya dengan melalui usaha reklamasi. Lahan secara fisik tidak dapat dipindahkan, walaupun fungsi dan penggunaan lahan (land function and use) dapat berubah tetapi lahannya sendiri bersifat stationer (tetap). (Sujarto, 1986).

Pola penguasaan lahan dalam pertanian desa oleh Darwis (2008) dalam Mardiyaningsih (2010) diklasifikasikan statusnya menjadi hak milik, sewa, sakap (bagi hasil) dan gadai. Pakpahan et al. (1992) dalam Mardiyaningsih (2010) mendefinisikan sewa, sakap, dan gadai sebagai bentuk penguasaan lahan dimana terjadi pengalihan hak garap dari pemilik lahan kepada orang lain. Pada masyarakat pedesaan ketiga bentuk penguasaan lahan tersebut pada umumnya mempunyai aturan tertentu yang disepakati maupun tanpa menggunakan jaminan surat-surat berharga yang secara formal disahkan oleh pemerintah (misalnya: sertifikat lahan). Masyarakat Kampung Sinar Resmi menguasai tanah melalui berbagai bentuk meliputi milik, sewa, sakap (bagi hasil), dan gadai. Melalui bentuk-bentuk tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kedaulatan pangan masyarakat.


(41)

7. Pengalaman Usaha Tani

Pengalaman berusahatani berpengaruh terhadap minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan. Pengalaman seseorang saling terkait dalam pengambilan minat. Padmowihardjo (1994) mengatakan bahwa pengalaman adalah suatu kepemilikan pengetahuan yang dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan sebagai hasil belajar selama hidupnya. Seseorang akan berusaha menghubungkan hal yang dipelajarinya dengan pengalaman yang dimiliki dalam proses belajar. Pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan akan berdampak pada hal yang positif bagi perilaku yang sama yang akan diterapkan pada situasi berikutnya.

8. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga Kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.


(42)

2.1.5.2Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang ada dalam mayarakat dan petani khususnya mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan. Faktor faktor eksternal yang dijadikan variabel penduga pada penelitian ini berkaitan dengan faktor yang berada diluar diri individu petani. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998). Menurut Aryati (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa efektif atau tidaknya suatu penyaluran pembiayaan pada BMT dapat dinilai berdasarkan beberapa parameter antara lain: persyaratan peminjaman, prosedur peminjaman, realisasi kredit, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas bank, lokasi bank, jaminan/agunan, pengetahuan dan partisipasi nasabah/calon nasabah.

(Hidayat, 2004) mengemukakan Efektivitas pembiayaan berdasarkan beberapa parameter, antara lain :

a. Prosedur pembiayaan yang menunjukkan kemudahan bagi calon nasabah untuk memahaminya

b. Persyaratan pembiayaan yang menunjukkan kesanggupan/kemudahan bagi calon nasabah pembiayaan untuk memenuhinya, termasuk ada/tidak adanya jaminan

c. Waktu pencairan atau realisasi yang menunjukkan kecepatan pihak peminjaman untuk mewujudkan pembiayaan yang diajukan


(43)

d. Lokasi yang menunjukkan kemudahan bagi nasabah pembiayaan untuk mengakses sumber permodalan yang disediakan

e. Dampak pembiayaan yang menunjukkan tingkat kemanfaatan pembiayaan Supriatna (2007) mengemukakan karakteristik skim kredit pembiayaan terdiri atas nilai plafond, jenis agunan, bentuk kredit, lama pinjaman, tingkat suku bunga dan bentuk serta cara pembayaran.

Dari beberapa Uraian diatas maka dapat disusun faktor-faktor eksternal yang menjadi variabel penduga ditawarkan yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Jumlah Sumber Pembiayaan

Jumlah sumber pembiayaan merupakan berapa banyak dana yang dapat digunakan untuk menjadi sumber pembiayaan bagi usaha tani. Jumlah sumber pembiayaan ini akan menjadi pertimbangan petani untuk menggunakan sumber pembiayaan atau tidak disesuaikan dengan kebutuhan usaha tani dan proses mengembangkan usaha tani sesuai dengan skala yang akan dicapai.

2. Lama Waktu Pinjaman

Lama waktu pinjaman menunjukkan seberapa besar periode yang disediakan dalam mengembalikan pinjaman. Lama waktu pinjaman ini menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan konsumen menggunakan sumber pembiayaan karena karakteristik usaha tani yang memerlukan periode sampai dapat menghasilkan nilai keuntungan sehingga dapat mengembalikan pinjaman.

3. Tingkat Bunga

Tingkat bunga merupakan nilai yang ditetapkan melalui perhitungan tertentu terhadap pinjaman yang diberikan. (Supriatna,2007) mengemukakan


(44)

bahwa para petani pada umumnya akan mengurangi jumlah pinjaman apabila suku bunga kreditnya tinggi agar supaya jumlah pengembalian kredit masih berada di tingkat kemampuan usahanya. Ketika harga jual padi tinggi aksesibilitas petani terhadap kredit bunga tinggi akan meningkat.

4. Mekanisme/Prosedur Peminjaman

Mekanisme/prosedur peminjaman berkaitan dengan aturan-aturan proses administrasi dan prosedur yang harus ditempuh dalam melakukan pinjaman dana sebagai sumber pembiayaan. Semakin sulit aturan, proses administrasi dan prosedur yang akan ditempuh untuk dipahami dan dijalankan maka semakin membuat konsumen tidak menggunakan dana sebagai sumber pembiayaan usaha taninya. Demikian pula sebaliknya apabila aturan proses administrasi semakin mudah maka semakin merangsang konsumen untuk menggunakan dana sumber pembiayaan bagi usaha taninya.

5. Lokasi

Lokasi merupakan tempat yang dapat diakses konsumen menjadi sumber dana pembiayaan bagi usaha tani. Kelayakan tempat, jarak dan kemudahan akses terhadap lokasi menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam menggunakan sumber pembiayaan bagi usaha tani.

6. Jaminan

Jaminan ini merupakan sebuah janji untuk membayar pinjaman, hal ini untuk menanggulangi resiko jika tidak dapat melunasinya. Sehingga wajar sekiranya diadakan jaminan yang sesuai nilainya dengan besarnya pinjaman, serta hal ini harus benar-benar adil dan diperhitungkan dengan cermat.


(45)

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya khususnya untuk sumber pembiayaan kredit pertanian dan analisis persepsi dan sikap konsumen adalah sebagaiberikut :

Supriatna, (2003), Mengenai aksesibilitas petani kecil pada sumber kredit

pertanian di tingkat desa: studi kasus petani padi di NTB. Penelitian tersebut bersifat deskriptif diuraikan menurut hasil interprestasi data tabulasi. bersangkutan. Hasil penelitian Kabupaten Lombok Timur NTB dengan padi sebagai tanaman dominan, mayoritas petani secara umum mengetahui bahwa tingkat bunga sumber pembiayaan formal memang lebih rendah, tapi prosedur administrasi dinilai sulit, waktu penyaluran lama/lambat, dan jumlah kadangkala tidak sesuai seperti yang diharapkan. Sebaliknya, sumber pembiayaan informal seperti pedagang, pelepas uang dan kelompok, prosedur administrasi sederhana, waktu pencairan pinjaman cepat/tepat waktu sesuai kebutuhan tapi dengan tingkat bunga lebih tinggi. Persamaan dari hasil-hasil kajian empirik tersebut dengan penelitian yang dilakukan ini yaitu menganalisis sumber-sumber kredit di tingkat petani dan melihat persepsi masyarakat terhadap lembaga pembiayaan formal di Kabupaten Asahan. Perbedaan ini dengan penelitian Supriatna yang telah dilakukan sebelumnya terdapat pada lokasi, tujuan, alat analisis. Pada penelitian ini analisis persepsi dilakukan dengan Multiatribut Fishbein.

Karyanto, (2008), Dengan Judul Kajian Kredit Usaha Tani dalam

Peningkatan Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Studi Kasus Kabupaten Malang. Tujuan penelitian Karyanto ini adalah untuk mengetahui pengaruh kredit usahatani terhadap penggunaan sarana produksi dan produksi pada


(46)

usaha tani padi, metode analisis data yang dipakai dengan menggunakan analisis fungsi produksi yang diestimasi dengan model Cobb Douglas, perbedaan dengan penelitian ini adalah pada aspek tujuan penelitian, alat analisis, lokasi penelitian. Penelitian ini menitik beratkan tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi, sikap, dan faktor yang mempengaruhi minat penggunaan sumber pembiayaan. Dengan menggunakan Analisis Multiatribut Fishbein dan Analisis Logit. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada aspek kajian dan respondennya yang merupakan sektor kredit pembiayaan formal petani pedesaan.

Ratri, (2005), Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Persepsi dan

Sikap Konsumen terhadap Minuman Teh dalam Kemasan Botol Merek Frestea di Kota Bogor. Tujuan penelitian mengidentifikasi atribut-atribut produk apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan botol, menganalisa persepsi dan sikap konsumen terhadap atribut produk serta merumuskan implikasinya terhadap strategi manajerial bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Sampling dilakukan kepada 100 orang, dimana penentuan nama perumahan yang dipilih dilakukan secara probabilistic dengan teknik acak sistematis (systematic random) dan pemilihan responden dilakukan secara convenience berdasarkan kesediaan responden untuk diwawancarai. Selanjutnya dari hasil penelitian diperoleh atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi teh dalam kemasan botol yaitu: harga, volume atau isi, aroma, cita rasa teh murni, variasi rasa, rasa manis, rasa pahit getir, merek terkenal, kemudahan memperoleh serta kebersihan dari botol, isi dan tutup. Alat


(47)

analisis pada penelitian ini adalah analisis multiatribut Fishbein diperoleh skor yang mengindikasikan bahwa frestea kurang disukai oleh konsumen dibanding teh botol sosro. Persamaan penelitian ini adalah pada kesamaan alat analisis yang menggunakan analisis Multiatribut Fishbein tetapi berbeda pada aspek kajiannya yakni produk teh botol dengan kajian produk sumber pembiayaan formal. Penelitian ini juga berbeda karena pada penelitian yang akan dilakukan ini tidak hanya meneliti mengenai persepsi dan sikap tetapi juga menganalisis faktor. Perbedaan juga terdapat pada lokasi penelitan serta responden penelitian.

2.3 Kerangka Pemikiran

Permodalan untuk pembiayaan usaha pertanian, secara umum berasal dari 2 sumber yaitu dari modal sendiri dan dari pinjaman atau kredit dari pihak lain. Dari pinjaman dapat dibagi dalam 3 jenis kredit, yakni (i) kredit program pemerintah, (ii) kredit dari lembaga formal, seperti perbankan/BPR, dan (iii) kredit dari lembaga informal, seperti pedagang, pelepas uang, kelompok dan sebagainya.

Lembaga kredit formal (perbankan maupun BPR) memiliki potensi yang besar karena lembaga ini secara legal formal memiliki wewenang untuk menghimpun dana simpanan masyarakat. Akan tetapi melihat data realisasi penyerapan kredit formal yang ada seperti KKP-E, KUR pada sektor pertanian masih sedikit masyarakat yang mengakses lembaga ini untuk menjadikannya sumber biaya bagi proses produksi usaha tani. Disisi lain sektor pembiayaan informal menjadi tawaran menarik bagi petani untuk menggunakannya dalam proses produksi usaha tani. Minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan bagi petani tentu saja salah satunya dilatar belakangi oleh persepsi, sikap, serta


(48)

berbagai faktor yang berpengaruh dalam mengajukan pinjaman sebagai sumber pembiayaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan observasi perilaku konsumen mengenai berbagai faktor, persepsi sikap konsumen yang dalam hal ini petani untuk mengetahui hidden needs mereka terhadap penggunaan sumber pembiayaan, Pemahaman terhadap kebutuhan konsumen inilah yang nantinya akan menjadi dasar untuk mengembangkan produk-produk baru yang dapat diterima dan ideal di mata konsumen. Observasi perilaku sikap dan persepsi konsumen (petani) tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan yang secara garis besar terdiri dari faktor internal (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas lahan, produktivitas, status lahan, pengalaman, jumlah tenaga kerja) dan faktor eksternal yang menjadi variabel pembentuk persepsi yakni (jumlah pinjaman, lama waktu pinjaman, tingkat bunga, mekanisme/prosedur, lokasi, jaminan). Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram kerangka pemikiran konseptual pada gambar 5.


(49)

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Konseptual LUAS LAHAN TINGKAT PENDIDIKAN TINGKAT PENDAPATAN LOKASI PRODUKTIVITAS STATUS LAHAN JUMLAH PINJAMAN LAMA WAKTU TINGKAT BUNGA MEKANISME/ PROSEDUR USIA JAMINAN MINAT PETANI UNTUK MENGGUNAKAN SUMBER PEMBIAYAAN FORMAL F A K T O R I N T E R N A L P E R S E P S I E K S T E R N A L PENGALAMAN


(50)

2.4 Hipotesis

Diduga usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas lahan, produktivitas, status lahan, pengalaman, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, lama waktu, tingkat bunga, mekanisme, lokasi, jaminan secara parsial maupun serempak berpengaruh nyata terhadap minat petani untuk menggunakan sumber pembiayaan formal.


(51)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pemilihan Lokasi

Penelitian dilakukan di Kabupaten Asahan, pada bulan Juni-Juli 2013 di Kecamatan Meranti dan Rawang Panca Arga. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan bahwa daerah lokasi penelitian merupakan sentra produksi tanaman pangan padi sawah di Kabupaten Asahan.

Tabel 1. Luas Tanam dan Panen Komoditi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 2012

Kode Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang Jumlah Padi

Tanam Panen Tanam Panen Tanam Panen

010 B.P. Mandoge - - 190 125 190 125

020 Bandar Pulau - - 199 174 199 174

021 Aek Songsongan 116 116 - - 116 116

022 Rahuning - - - -

030 Pulau Rakyat 265 265 - - 265 265

031 Aek Kuasan - - - -

032 Aek Ledong - - - -

040 Sei Kepayang 5.736 5.388 - - 5.736 5.388

041 Sei Kep. Barat - - - -

042 Sei Kep. Timur - - - -

050 Tanjung Balai - - - -

060 Simpang Empat 154 106 - - 154 106

061 Teluk Dalam - - - -

070 Air Batu - - - -

071 Sei Dadap - 2 - - - 2

080 Buntu Pane - - - -

081 Tinggi Raja - - - -

082 Setia Janji 877 895 - - 877 895

090 Meranti 4.152 4.289 - - 4.152 4.289

091 Pulau Bandring 491 597 - - 491 597

092 Rawang P. Arga 6.332 5.872 - - 6.332 5.872

100 Air Joman 77 104 - - 77 104

101 Silau Laut 348 348 - - 348 348

160 Kisaran Barat - - - -

170 Kisaran Timur - - - -


(52)

3.2. Metode Penenetuan Sampel

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non probability sampling sebanyak 100 orang, di Kecamatan Rawang Panca Arga 50 sampel, di Kecamatan Meranti 50 sampel, yang merupakan daerah sentra produksi padi sawah seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Rincian Kecamatan, Desa dan Jumlah Sampel

No Kecamatan Desa Jumlah Sampel

1. Rawang Panca Arga Rawang Pasar IV Rawang Baru Rawang Lama Rawang Pasar VI Rawang Pasar V Pondok Bungur Panca Arga 5 10 9 7 5 8 6

Jumlah 1 50

2. Meranti Gajah

Suka Jadi Serdang Meranti Air Putih Sei Beluru 12 10 18 5 7 8

Jumlah 2 50

Total (1 + 2) 100

3.3. Metode Pengumpulan Data

Tujuan penelitian hanya dapat dijawab jika ada data yang menunjang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini data primer akan diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada para konsumen sebagai responden serta wawancara dengan pihak petani.


(53)

2. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang diperoleh dari berbagai sumber studi literatur diantaranya adalah Badan Pusat Statistik, Instansi Pemerintahan, dan informasi lainnya dari internet, tabloid, majalah serta hasil-hasil penelitian terdahulu

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung (face to face interview) kepada responden. Wawancara dilakukan dengan panduan daftar pertanyaan atau kuesioner yang terstruktur (structured questionnaire). Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner merupakan pertanyaan non terstruktur (terbuka) dan pertanyaan terstruktur (tertutup). Pertanyaan terstruktur (tertutup) adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi untuk memberi jawaban kepada beberapa alternatif jawaban tertentu. Pertanyaan non terstruktur (terbuka) adalah bentuk pertanyaan yang jawabannya ditentukan oleh responden.Teknik penskalaan yang digunakan adalah non comparative scale, yaitu likert scale dan semantic differential scale dalam lima dan tujuh variasi jawaban.

3.4. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis multiatribut Fishbein dan analisis logit.

Metode analisis yang digunakan untuk tujuan pertama adalah analisis multiatribut Fishbein dengan melihat nilai persepsi tingkat kepentingan, nilai persepsi tingkat kepercayaan dan nilai sikap yang terbentuk dari nilai persepsi tingkat kepentingan dan nilai persepsi tingkat kepercayaan. Atribut yang paling rendah nilainya dalam pembentukan nilai sikap adalah yang harus mendapat


(54)

perhatian utama.

Untuk menjawab tujuan penelitian kedua digunakan analisis logit dengan memperhatikan nilai taraf signifikasi, uji wald, nilai odd ratio. Untuk uji kebaikan model digunakan uji hosmer.

3.4.1. Analisis Multi Atribut Fishbein

Analisis multiatribut fishbein digunakan untuk menjawab penelitian pertama guna mengetahui nilai persepsi dan sikap. Nilai sikap akan terbentuk setelah terjadi kombinasi antara nilai persepsi tingkat kepentingan dan nilai persepsi tingkat kepercayaan. Perhitungan variabel dilakukan menggunakan skala pengukuran interval, dengan instrumen pertanyaan menggunakan skala likert untuk persepsi tingkat kepentingan responden dan skala Semantic deferential untuk data persepsi tingkat kepercayaan responden.

Dengan jumlah kelas yang dibuat terdiri dari 5 kelas, maka interval nilainya adalah (5-1) / 5 = 0,80. Berdasarkan hasil perhitungan kemudian ditentukan skala penilaian tingkat kepentingan dengan melakukan penjumlahan yang dimulai dari menjumlahkan bobot terkecil dengan rentang kriteria yang dihasilkan sehingga diperoleh skala penilaian

Tingkat Kepentingan Produk diperoleh berdasarkan prioritas yang diberikan oleh responden, kemudian hasil tersebut dipetakan dalam rentang skala. Perolehan rentang skala tersebut merupakan hasil dari nilai tertinggi (5) dan nilai terendah (1) dan hasilnya dibagi dengan skala yang dibuat (5). Sehingga hasilnya adalah( 5-1)/5=0,8. Interval rentang skala tersebut adalah sebagai berikut:


(55)

1,00 - 1,80 = Sangat Tidak Penting 1,81 - 2,60 = Tidak Penting

2,61 - 3,40 = Biasa Saja 3,41 - 4,20 = Penting

4,21 - 5,00 = Sangat Penting

Data tingkat kepercayaan responden diukur menggunakan skala pengukuran interval, instrumen pertanyaan menggunakan Semantic Deferintial. Metode ini dibuat dengan menempatkan dua skala penilaian dalam titik ekstrim yang berlawanan yang biasa disebut bipolar. Biasanya di antara titik ekstrim di dapati 5 atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih pada setiap butir skala. Skala ini bentuknya tidak pilihan ganda tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.

Contoh tampilan butir-butir skala semantic diferential sebagai berikut : Kecil 1 —–,2 ——,3 ——,4 ——,5 ——, Besar Sulit 1—–, 2——, 3——, 4 ——,5 ——, Mudah

Dengan jumlah kelas yang dibuat terdiri dari 5 kelas, maka interval nilainya adalah (5-1) / 5 = 0,80. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kemudian ditentukan skala penilaian dengan melakukan penjumlahan yang dimulai dari menjumlahkan bobot terkecil dengan rentang kriteria yang dihasilkan sehingga diperoleh skala penilaian sebagai berikut:

1,00 - 1,80 = Sangat Tidak Dipercaya 1,81 - 2,60 = Tidak Dipercaya

2,61 - 3,40 = Biasa Saja 3,41 - 4,20 = Dipercaya


(56)

Setelah didapatkan nilai dari persepsi tingkat kepentingan dan persepsi tingkat kepercayaan, selanjutnya dapat diketahui pembentukan nilai sikap. Dalam analisis sikap responden, model sikap multiatribut Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi (Sumarwan, 2003). Model ini mengemukakan bahwa atribut dari obyek tertentu didasarkan pada tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan mengenai atribut obyek yang bersangkutan, yang telah diberi bobot. Rumus model ini adalah sebagai berikut (Engel et al., 1994 ).

A0 : sikap keseluruhan konsumen terhadap obyek

bi : kekuatan kepercayaan konsumen bahwa pembiayaan formal memiliki

atribut i

ei : evaluasi konsumen mengenai atribut i

n : atribut-atribut

Variabel asal yang menginterpretasikan atribut produk yang ideal di mata responden, berasal dari faktor eksternal yang ada pada konsumen yang terdiri dari antara lain kuantitas/jumlah dana yg dapat diperoleh , tingkat bunga prosedur administrasi, lokasi, waktu pinjaman, jaminan, variabel- variabel ini ditentukan berdasarkan referensi dari beberapa penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen, serta hasil pengamatan pra survei. Atribut-atribut produk tersebut dinilai telah mencakup keseluruhan atribut produk ideal yang dipertimbangkan responden terhadap penggunaan pembiayaan sektor pertanian.


(57)

3.4.2 Analisis Regresi Binary Logistic

Analisis Regresi Binary Logistic digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kedua. Analisis ini menggunakan analisis Logistic Regresision Model untuk menunjukkan probabilitas suatu minat masyarakat dalam berhubungan dengan bank syariah. Probabilitas ini didasarkan pada asumsi mengenai variabel random yang diteliti berbentuk logistic distribution function model. Menurut Gujarati (2000) Logistik Model berasal dari Logistic Distribution Function denganpersamaan :

P

Li = Ln --- = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 +

1 – Pi β7X7 + β8X8 + β9X9 + βnXn P

Ln --- = Kemungkinan minat menggunakan sumber pembiayaan 1 – P

βo = Konstanta X1 Usia (Tahun)

X2 Tingkat Pendidikan (Tidak Sekolah = 1, SD=2, SMP=3, SMU=4, Diploma =5,

Sarjana=6)

X3 Tingkat Pendapatan (Rupiah)

X4 Luas Lahan (Ha)

X5 Produktivitas (Ton)

X6 Status Lahan (0 = sewa, 1 = milik sendiri)

X7 Pengalaman Bertani (Tahun)

X8 Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

X9Jumlah Pinjaman yang dapat diakses(0= kecil, 1= besar)

X10 Jangka Waktu Pembiayaan (0= Cepat, 1= Lama)

X11 Tingkat Bunga ( 0= Tinggi, 1= Rendah)

X12 Mekanisme dan Prosedur Peminjaman (0= sulit, 1= mudah)

X13 Lokasi Sumber Pembiayaan (0= Jauh, 1= dekat)

X14 Jaminan sumber pembiayaan (0= Memberatkan, 1= Memudahkan)

εi = Kesalahan pengganggu

Untuk menguji hipotesis digunakan model Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test


(58)

Σ

statistik sama dengan atau kurang dari 0,05 goodness fit model tidak baik, karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit lebih besar dari 0,05 model mampu memprediksikan nilai obsevasinya atau dapat dikatakan model cocok dengan observasinya (Ghozali, 2001)

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak bersama sama terhadap variabel terikat dilakukan test omnibus variables pada regresi logit dengan memperhatikan nilai signifikasi. Selain itu juga dengan memperhatikan Ujiχ2 (Chi Square test) . Uji χ2 dilakukan dengan membandingkan nilai χ2 hitung

dengan χ2 tabel. Dengan derajat kebebasan sebanyak variabel bebas dan tingkat kepercayaan (α) 0,05. Jika nilai χ2 hitung lebih besar dari nilai χ2

tabel maka secara bersama-sama variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya bila nilai χ2 hitung lebih kecil dari nilai χ2 tabel maka secara bersama-sama variabel bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel bebas. Adapun untuk mendapatkan nilai

χ2

hitung digunakan rumus sebagai berikut :

G (Pi – Pn)2

χ2 = Ni ---

Pn(1 – Pn) Ni = Frekuensi pada masing-masing variabel Pi = Probabilitas yang aktual/diteliti

Pn = Probabilitas yang diharapkan G = Jumlah variabel


(59)

H0 : Tidak ada pengaruh usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas

lahan, produktivitas, status lahan, pengalaman, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, lama waktu, tingkat bunga, mekanisme, lokasi, jaminan secara serempak terhadap minat petani dalam penggunaan sumber pembiayaan formal.

H1. : Ada pengaruh usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas lahan,

produktivitas, status lahan, pengalaman, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, lama waktu, tingkat bunga, mekanisme, lokasi, jaminan secara serempak terhadap minat petani dalam penggunaan sumber pembiayaan formal.

H0 dtolak jika nilai signifikasi ≥ α 0,05

H1 diterima jika nilai signifikasi < α 0,05

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan uji wald test yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individu (parsial) terhadap variabel terikat.

Wald Test ini dilakukan dengan membandingkan nilai Wald Test dengan nilai t tabel. Apabila nilai wald test > dari nilai t tabel maka variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat . Nilai t tabel didapat dengan cara N – df dengan tingkat kepercayaan (α) 0,05. untuk menghitung wald test diperoleh dengan rumus :

βi 2

Wald Test = --- Seβi


(60)

Dimana,

βi = Koefisien Regresi

Seβi = Standar Eror βi

Uji odds ratio digunakan untuk mengetahui masyarakat berminat atau tidak untuk berhubungan dengan sumber pembiayaan formal dengan menggunakan persamaan :

OR = ebi

Dimana,

OR = Odd Ratio

e = Log Natural yang bernilai 2,71828 bi = Koefisien Logistik variabel ke-i H0 : Tidak ada pengaruh usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas

lahan, produktivitas, status lahan, pengalaman, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, lama waktu, tingkat bunga, mekanisme, lokasi, jaminan secara parsial terhadap minat petani dalam penggunaan sumber pembiayaan formal.

H1. : Ada pengaruh usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, luas lahan,

produktivitas, status lahan, pengalaman, jumlah tenaga kerja, jumlah pinjaman, lama waktu, tingkat bunga, mekanisme, lokasi, jaminan secara parsial terhadap minat petani dalam penggunaan sumber pembiayaan formal

H0 diterima jika nilai signifikasi ≥ α 0,05 dan nilai uji wald < α Tabel


(61)

3.5. Defenisi Operasional Variabel

Untuk memberikan pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan keraguan, beberapa definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan perlu dijelaskan.

a) Usahatani adalah setiap organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.

b) Kredit Usaha Tani adalah Kredit Modal Kerja bagi petani sebagai tambahan modal untuk membiayai usaha taninya

c) Lembaga Keuangan Formal adalah suatu lembaga pemerintah yang dibentuk oleh pemerintah untuk membantu menyalurkan dana pembiayaaan, sedangkan Lembaga Keuangan Non Formal adalah lembaga/ individu yang bersifat pribadi menyalurkan bantuan dana pembiayaan yang bersumber bukan dari instansi pemerintahan.

d) Minat Penggunaan Sumber Pembiayaan adalah tindakan petani untuk melakukan pemakaian sumber pembiayaan

e) Usia adalah umur petani yang dihitung sejak tanggal kelahiran sampai saat dijadikan responden penelitian

f) Tingkat pendidikan adalah level jalur pendidikan yang sudah di tempuh petani sampai dengan menjadi responden

g) Tingkat pendapatan adalah besaran penghasilan petani yang didapat dari usahatani dan penghasilan lainnya

h) Pengalaman bertani adalah lama waktu yang sudah dilalui petani dalam mengelola usaha tani


(62)

i) Status lahan adalah kondisi kepemilikan lahan untuk proses produksi usaha tani

j) Luas lahan adalah besaran jumlah lahan yang dikelola petani dalam menjalankan Usaha Tani nya

k) Produktivitas adalah banyaknya produksi yang dapat dihasilkan dalam satu periode proses usaha tani

l) Jumlah pekerja adalah banyaknya tenaga kerja orang yang digunakan dalam proses utama usaha tani

m) Jumlah pembiayaan yang dapat diakses adalah besaran angka jumlah pembiayaan yang dapat digunakan menjadi sumber pembiayaan dalam menjalankan usaha tani

n) Tingkat bunga adalah perhitungan nilai bunga pada pinjaman yang telah ditentukan oleh pihak pemberi sumber pembiayaan terhadap petani

o) Mekanisme dan prosedur pinjaman adalah tata cara, langkah-langkah, metoda, yang telah ditetapkan untuk dijalankan dalam memberikan pinjaman sumber pembiayaan

p) Lokasi sumber pembiayaan adalah letak, kawasan, daerah tempat dimana pihak sumber pembiayaan melakukan aktivitas

q) Lama waktu pinjaman adalah batas jumlah masa/periode yang diberikan oleh pihak sumber pembiayaan kepada petani pengguna sumber pembiayaan untuk melakukan pembayaran pinjaman

r) Jaminan pembiayaan adalah benda, obyek yang dijadikan agunan penjamin pinjaman yang telah ditetapkan dalam syarat syarat proses permohonan pinjaman sumber pembiayaan.


(63)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Luas dan Letak Geografis

Kecamatan Rawang Panca Arga dan Meranti merupakan daerah sentra produksi padi dan merupakan daerah pengembangan komoditi tanaman pangan khususnya padi sawah di Kabupaten Asahan.

Luas wilayah Kabupaten Asahan Adalah 3799,39 Km2 dengan jumlah penduduk 682.197 jiwa, 25 kecamatan, 27 kelurahan dan 177 desa. Secara administratif Kabupaten Asahan berbatasan dengan :

• Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Selat Malaka

• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Toba Samosir

• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

Kabupaten Asahan berada pada 2003’00”- 3026’00" Lintang Utara, 990 01-100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0-1.000 m di atas permukaan laut, rata-rata curah hujan tahun 2012 mencapai 175,08 mm/bulan, Tipe Iklim B dan E1.

Kecamatan Rawang Panca Arga dengan luas wilayah 90,30 Km2, secara administratif berbatasan dengan :

• Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Batubara

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Air Joman, Silo Laut

• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Air Joman, Kisaran Barat, Kisaran Timur


(64)

Kecamatan Meranti dengan luas wilayah 90,75 Km2, secara administratif berbatasan dengan :

• Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Batubara

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Rawang Panca Arga

• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Kisaran Timur

• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Pulo Bandring 4.1.2. Keadaan Penduduk

Tabel 3. Distribusi Penduduk Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Jenis Kelamin

Kec. Rawang Panca Arga Kecamatan Meranti Jumlah

(Jiwa)

Persentase (%)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 Laki-laki 8.990 50,55 9.737 49,53

2 Perempuan 8.795 49,45 9.923 50,47

Jumlah 17.785 100 19.660 100

Sumber : Asahan Dalam Angka 2012

Tabel 3. menunjukan distribusi penduduk Kecamatan Rawang Panca Arga berdasarkan jenis kelamin. Jumlah penduduk Kecamatan Rawang Panca Arga adalah 17.785 jiwa atau 4.207 KK, dengan jumlah penduduk laki-laki 8.990 jiwa dengan persentase 50,55 % dan jumlah penduduk perempuan adalah 8.795 jiwa dengan persentase 49,45 %. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk perempuan. Sedangkan distribusi penduduk Kecamatan Meranti berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah penduduk adalah 19.660 jiwa atau 4.743 KK dengan jumlah penduduk laki-laki 9.737 jiwa dengan persentase 49,53 % dan jumlah penduduk perempuan adalah 9.923 jiwa dengan persentase 50,47 %.


(1)

RESPONDEN USIA TINGKAT PENDIDIKAN

TINGKAT

PENDAPATAN LUAS LAHAN

PRODUKT IVITAS

STATUS LAHAN

JUMLAH TENAGA KERJA

JUMLAH PINJAMAN

JANGKA WAKTU

TINGKAT

BUNGA PROSEDUR LOKASI

JAMINAN/ AGUNAN

MINAT PENGGUNAA

N

62 60 2 7 1.00 6 1 40 1 1 1 0 1 0 1

63 51 4 1 1.00 6 1 30 1 1 1 0 1 0 1

64 55 2 6 .80 6 1 20 0 0 0 1 0 1 0

65 58 2 65 1.00 6 1 30 0 0 0 1 0 1 1

66 33 4 3 .28 2 0 4 1 1 1 0 0 0 0

67 73 3 2 .24 1 0 30 1 0 1 0 0 0 0

68 50 2 5 .60 3 1 30 1 0 1 1 0 0 1

69 48 4 3 .24 2 0 20 1 0 1 0 0 0 1

70 46 2 7 1.08 8 1 23 1 0 0 1 0 1 1

71 47 2 16 1.00 6 0 10 0 0 0 0 1 0 0

72 43 2 10 .12 1 1 25 0 0 1 0 0 1 0

73 59 4 8 .64 4 1 22 1 1 0 0 1 0 1

74 35 4 4 .32 3 0 2 1 1 1 0 0 0 1

75 52 2 7 .40 3 0 10 1 0 0 1 0 0 1

76 53 2 5 .24 2 1 23 1 0 0 1 0 0 0

77 34 4 4 .20 2 1 8 1 1 0 1 0 0 0

78 54 1 6 .40 4 1 15 1 1 1 0 0 0 0

79 64 4 4 .50 5 1 15 1 0 1 1 0 0 0

80 60 2 6 .12 1 0 20 1 1 0 1 0 1 1

81 34 4 8 .40 3 1 15 1 0 1 1 0 1 1

82 49 2 20 .12 1 1 25 0 0 0 1 0 1 1

83 49 2 2 1.20 9 1 30 0 0 0 1 0 1 1

84 26 4 4 .20 2 1 10 1 1 1 1 0 0 0

85 48 4 8 .68 4 0 17 1 0 1 1 0 1 1

86 41 3 4 .28 2 0 10 1 1 1 0 1 0 1

87 39 3 2 .20 1 0 5 1 1 0 1 0 0 1

88 45 3 3 .20 2 0 10 0 0 0 1 0 1 1


(2)

RESPONDEN USIA TINGKAT PENDIDIKAN

TINGKAT

PENDAPATAN LUAS LAHAN

PRODUKT IVITAS

STATUS LAHAN

JUMLAH TENAGA KERJA

JUMLAH PINJAMAN

JANGKA WAKTU

TINGKAT

BUNGA PROSEDUR LOKASI

JAMINAN/ AGUNAN

MINAT PENGGUNAA

N

93 26 5 10 .28 3 0 5 0 0 1 1 0 0 1

94 38 3 8 .32 3 0 20 1 1 1 0 1 0 1

95 31 2 8 .32 3 0 20 1 1 1 0 1 0 1

96 40 3 10 .40 3 1 20 1 1 1 1 1 0 1

97 78 3 8 .50 3 1 40 1 1 1 1 0 1 1

98 47 4 12 .50 4 1 10 1 1 1 1 0 0 1

99 50 3 25 1.00 7 1 20 1 1 1 1 0 1 1


(3)

Lampiran 4. Data Responden Analisis Multiatribut Fishbein

RESPONDEN

TINGKAT KEPERCAYAAN

JUMLAH PINJAMAN

TINGK AT KEPERCAYAAN JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPERCAYAAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPERCAYAAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPERCAYAAN

LOKASI

TK KEPERCAYAAN

JAMINAN/ AGUNAN

TINGKAT KEPENTINGAN JLH PINJAMAN

TKINGKAT KEPENTINGAN

JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPENTINGAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPENTINGAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPENTINGAN

LOKASI

TINGKAT KEPENTINGAN

JAMINAN/ AGUNAN

1 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4

2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4

3 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4

4 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4

5 3 3 4 1 5 2 4 2 2 4 1 2

6 2 5 3 1 3 1 3 3 3 5 2 4

7 5 5 5 1 1 1 4 4 4 5 2 5

8 2 5 1 1 5 1 5 5 4 5 2 5

9 5 5 5 1 1 1 4 4 4 5 1 5

10 5 3 5 5 1 4 4 4 4 5 1 5

11 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4

12 5 5 5 1 1 1 5 5 5 5 5 5

13 5 5 5 4 3 1 3 5 5 3 1 5

14 5 4 5 1 1 1 5 5 5 5 5 5

15 4 4 2 2 2 1 4 4 4 5 5 4

16 5 4 4 1 1 1 2 2 2 4 4 4

17 3 5 5 1 1 1 4 4 4 4 4 4

18 3 5 1 1 1 1 3 4 5 5 2 5

19 5 5 5 1 1 1 4 4 4 5 1 5

20 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4

21 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

22 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4

23 2 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4

24 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

25 3 2 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4


(4)

RESPONDEN

TINGKAT KEPERCAYAAN

JUMLAH PINJAMAN

TINGK AT KEPERCAYAAN JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPERCAYAAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPERCAYAAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPERCAYAAN

LOKASI

TK KEPERCAYAAN

JAMINAN/ AGUNAN

TINGKAT KEPENTINGAN JLH PINJAMAN

TKINGKAT KEPENTINGAN

JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPENTINGAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPENTINGAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPENTINGAN

LOKASI

TINGKAT KEPENTINGAN

JAMINAN/ AGUNAN

30 5 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

31 5 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

32 1 5 5 1 5 4 3 4 4 4 4 4

33 5 5 4 1 1 5 4 4 4 4 4 4

34 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 5

35 2 4 4 4 2 4 4 5 5 5 5 4

36 2 2 5 2 3 2 4 4 4 4 4 4

37 2 2 3 3 3 3 5 5 4 3 5 5

38 5 5 2 1 3 5 5 5 4 4 4 3

39 5 2 1 2 3 5 5 5 4 5 4 3

40 1 4 5 1 1 1 5 4 4 4 2 4

41 5 5 1 2 1 1 5 1 2 4 2 4

42 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4

43 2 4 4 2 3 4 5 5 5 4 4 4

44 3 3 2 1 2 1 4 4 4 4 2 4

45 4 3 5 2 3 5 5 5 4 5 4 5

46 2 2 5 2 3 1 5 4 4 5 4 4

47 2 2 5 2 2 1 4 4 4 5 4 4

48 2 3 5 2 3 1 4 4 4 5 4 4

49 2 3 2 2 3 1 4 4 4 4 2 4

50 4 3 3 1 2 1 5 4 4 5 2 4

51 3 2 5 2 1 1 5 4 4 4 5 5

52 5 3 5 3 3 1 5 4 4 4 4 5

53 3 3 4 2 1 1 5 4 5 4 4 4

54 3 3 3 3 1 1 5 4 5 5 5 5

55 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

56 1 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3

57 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4

58 5 5 1 1 1 1 5 4 5 5 5 5


(5)

RESPONDEN

TINGKAT KEPERCAYAAN

JUMLAH PINJAMAN

TINGK AT KEPERCAYAAN JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPERCAYAAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPERCAYAAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPERCAYAAN

LOKASI

TK KEPERCAYAAN

JAMINAN/ AGUNAN

TINGKAT KEPENTINGAN JLH PINJAMAN

TKINGKAT KEPENTINGAN

JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPENTINGAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPENTINGAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPENTINGAN

LOKASI

TINGKAT KEPENTINGAN

JAMINAN/ AGUNAN

60 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

61 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

62 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5

63 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5

64 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4

65 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4

66 3 5 3 1 5 1 2 4 4 5 2 4

67 1 5 3 1 5 1 4 5 3 5 4 5

68 5 5 3 1 5 1 3 1 4 4 4 5

69 5 5 3 1 5 1 3 3 3 5 1 5

70 2 5 3 1 5 1 4 5 5 5 3 5

71 1 5 1 1 5 1 4 5 4 4 4 5

72 2 5 4 1 5 1 4 5 4 5 5 4

73 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5

74 1 5 3 1 5 1 4 5 4 5 4 5

75 1 5 3 1 5 1 4 4 4 5 1 5

76 1 5 2 1 5 1 4 5 5 5 4 5

77 1 5 5 1 5 1 4 4 5 5 5 5

78 1 1 5 5 1 1 4 4 2 5 4 4

79 1 5 3 1 5 1 4 4 1 4 1 4

80 2 5 4 1 5 1 4 5 5 5 5 4

81 5 5 3 1 5 1 4 3 4 4 2 5

82 2 5 4 1 5 1 4 5 5 5 4 4

83 2 5 3 1 5 1 5 5 5 5 5 5

84 1 1 3 1 5 1 4 4 4 5 4 5

85 3 5 3 2 5 1 4 4 4 4 4 4


(6)

RESPONDEN

TINGKAT KEPERCAYAAN

JUMLAH PINJAMAN

TINGK AT KEPERCAYAAN JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPERCAYAAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPERCAYAAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPERCAYAAN

LOKASI

TK KEPERCAYAAN

JAMINAN/ AGUNAN

TINGKAT KEPENTINGAN JLH PINJAMAN

TKINGKAT KEPENTINGAN

JANGKA WAKTU

TINGKAT KEPENTINGAN

TINGKAT BUNGA

TINGKAT KEPENTINGAN

PROSEDUR

TINGKAT KEPENTINGAN

LOKASI

TINGKAT KEPENTINGAN

JAMINAN/ AGUNAN

90 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4

91 5 5 5 5 4 4 4 5 2 4 4 4

92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5

93 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4

94 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5

95 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

96 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 5 4

97 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4

98 5 5 5 5 4 4 4 5 2 4 4 4

99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5