Teori Operant Condit ioning

D. Teori Operant Condit ioning

Asumsi dari teori ini adalah bahwa perubahan perilaku merupakan fungsi dari pada kondisi atau peristiwa lingkungan. Tokoh teori ini salah satunya adalah B.F. Skin- ner. Menurut Skinner dalam Surya (2003) bahwa respon individu tidak hanya terjadi

Belajar dan Pembelajaran SD Belajar dan Pembelajaran SD

Sebagai contoh Juned adalah seorang anak yang sangat rajin dan giat dalam belajar, dia selalu dapat menjawab semua pertanyaan dalam ulangan, maka gurunya memberikan penghargaan pada Juned dengan memberikan nilai yang tinggi, pujian, atau hadiah. Berkat penghargaan ini Juned semakin rajin belajar dan lebih bersemangat lagi, bahkan dapat menjadikan motivasi bagi teman lainnya untuk mendapat penghargaan dari guru. Prinsip-prinsip belajar yang banyak digunakan pada teori ini menurut Harley dan Davis dalam Sagala (2010) adalah:

a) Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya;

b) Materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu diberikan suatu respon tertentu saja;

c) Setiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan betul atau tidak;

d) Perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respon baik itu postif ataupun negative. Penguatan yang bersifat positif akan lebih baik karena dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa,s ehingga ia ingin mengulang kembali respons yang telah diberikan.

Teori belajar Skinner ini banyak diterapkan dalam bidang pendidikan formal terutama dalam penetapan model pembelajaran dan teknologi pembelajaran. Memilih rangsangan dan memberikan peneguhan adalah merupakan unsur utama dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas siswa perlu mendapat perhatian terutama dalam aspek perbedaan individual, kesiapan untuk pembelajaran, dan pemberian motivasi (Mohamma d Surya: 2003,h 44). Program pembelajaran yang terkenal dari Skinner adalah “program Instruction” yaitu suatu bahan belajar yang menggunakan media dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran berprogram ini bahan ajar disajikan dalam bentuk unit-unit kecil yang diberikan ilustrasi dan pertanyaan, tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik dengan segera terhadap aktivitas belajar siswa. Pro- gram Instruction yang dikembangkan Skinner ini menjadi cikal bakal berkembangnya program pembelajaran berbasis computer model tutorial, drill, games, dan simulasi. Selain itu teori ini sangat menekankan pada pembelajaran tuntas (mastery learning) yang akan dibahas pada BBM 5 di modul ini.

Penjelasan dari ketiga rumpun teori behaviorisme dapat disimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan pendekatan behaviorisme sangat menekankan pada perubahan perilaku siswa pada setiap akhir pembelajaran yang dapat diukur dan diamati. Hal ini berimplikasi pada penetapan tujuan pembelajaran pada setiap sesi pelajaran. Sehingga perubahan perilaku siswa pada aspek pengetahuan dapat diamati dengan segera untuk dapat diberikan tindakan selanjutnya. Penerapan teori behaviorisme ini sangat menekankan pada penyusunan tujuan pembelajaran yang harus

Belajar dan Pembelajaran SD Belajar dan Pembelajaran SD

Teori belajar behaviorisme ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam proses pembelajaran. Kelebihan:

1. Pembelajaran difokuskan padpi secara pencapaian sebuah tujuan yang jelas dan bisa menanggapi secara otomatis segala respon yang diberikan oleh setiap siswa.

2. Cocok untuk pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan kemampuan psikomotor ( praktek) dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan.

3. Dapat diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan penghargaan langsung seperti pemberian hadiah.

4. Teori ini juga sangat menekankan pada prinsip bahwa setiap individu memiliki potensi dalam belajar, yang membedakan hanya pada waktu siswa memahami suatu materi. Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan lambat pun dapat menyelesaikan materi dengan tuntas, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan cepat dapat melanjutkan materi selanjutnya tanpa harus menunggu teman lainnya. Karena pembelajaran ini juga menekankan pembelajaran secara individual.

Kelemahan:

1. Siswa mungkin akan menemukan dalam suatu situasi dimana stimulus bagi respon yang benar tidak terjadi, karena siswa tersebut tidak sanggup menanggapi.

2. Proses pembelajaran bersifat dapat diamati secara langsung, padahal belajar adalah proses kegiatan mental yang tidak dapat dilihat dari luar, kecuali gejalanya.

3. Proses belajar bersifat otomatis-mekanis, padahal setiap individu memiliki self di- rection dan self control yang bersifat kognitif, sehingga ia bisa menolak untuk merespin jika ia tidak menghendakinya.

4. Proses pembelajaran manusia dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat terdapat perbedaan karakter fisik dan psikis dalam individu manusia dan hewan. Manusia memiliki karakteristik yang unik.

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi yang di atas, kerjakanlah latihan berikut ini:

1. Coba berikan beberapa contoh tentang Law of Readiness, Law of Exercise, dan Law of Effect dalam proses pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi anak SD?

2. Bagaimana menerapkan kepada siswa SD kelas rendah tentang pembiasaan di dalam kelas dalam belajar agar tetap terjadai motivasi belajarnya?

Belajar dan Pembelajaran SD

Rambu-rambu pengerj aan latihan:

Tentunya Anda masih ingat tentang law of learning dari Thorndike yang dapat memberikan pengaruh efektif terhadap keberhasilan belajar. Coba diingat kembali pengalaman mengajar yang pernah Anda lakukan atau saat guru Anda mengajar ketika masih di sekolah.

1. Teori behaviorisme adalah suatu teori belajar yang memandang kehidupan manusia terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Teori ini sangat menekankan pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini terdiri atas tiga rumpun yaitu teori koneksionisme, teori kondisioning klasik, dan teori operant kondisioning.

2. Teori koneksionisme adalah teori yang menyatakan bahwa Pembentukan hubungan stimulus-respon perlu dilakukan berulang-ulang. Tokoh yang terkenal dalam mengembangkan teori ini adalah Edward L. Thorndike. Hasil penelitiannya dikenal dengan trial and error. Menurut connectionism belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimu- lus dan respon. Thorndike mengemukakan tiga hukum dalam belajar yaitu Law of Readiness, Law of Exercise, dan Law of Effect.

3. Teori Belajar Kondisioning yang dipelopori oleh Ivan P Pavlov menyumbangkan gagasan dan pikirannya dalam bidang ilmu psikologi. Pendapatnya mengenai refleks berkondisi, adalah akibat dari hasil pekerjaannya yang secara keseluruhan berbeda-beda di setiap tempat. Teori belajar classical conditioning kadang-kadang disebut juga respont conditioning atau Pavlovian Conditioning, merupakan teori belajar katagori Stimulus-Respon (S-R) tipe S. Esensi berlakunya classical con- ditioning adalah adanya dua stimulus yang berpasangan. Satu stimulus yang dinamakan conditioned stimulus (CS) atau kita sebut saja stimulus yang berkondisi.

4. Teori belajar operant kondisioning menyatakan bahwa respon individu tidak hanya terjadi karena adanya rangsangan dari lingkungan, akan tetapi dapat juga terjadi kaerna sesuatu di lingkungan yang tidak diketahui atau tidak disadari. Menurut skinner bahwa unsure terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Penguatan tersbut terbagi menjadi dua yaitu bentuk penguatan yang bersifat positif dan negatif.

Belajar dan Pembelajaran SD

Petunj uk: Pilihlah salah satu j awaban yang dianggap paling tepat !

1. Berikut ini tidak termasuk ciri-ciri teori behaviorisme yaitu …

A. Mengutamakan unsur-unsur kecil

B. Bersifat mekanistis

C. Menekankan pada peranan individu dalam proses pembelajaran

D. Menekankan pentingnya individu melakukan latihan

2. Menurut teori connectionism tingkah laku individu berasal dari hubungan antara …

A. Rangsangan dan jawaban

C. Lingkungan dan individu

B. Kebiasaan dan watak

D. Adat dan sifat

3. Memperbanyak melakukan latihan dan pengulangan dalam belajar merupakan contoh dari salah satu hukum belajar dalam teoti connectionism, yaitu …

A. Law of Readiness

C. Law of Effect

B. Law of Exercise

D. Law of Practice

4. Contoh dari Law of Readiness adalah …

A. Membaca materi yang akan dipelajari sebelumnya di rumah

B. Guru memberikan feedback setiap kali siswa mengumoulkan tugas

C. Guru memberikan latihan soal di kelas

D. Guru memberikan motivasi untuk menarik perhatian siswa si kelas

5. Membentuk kebiasaan dengan mengulang-ulang suatu perbuatan hingga menjadi kebiasaan adalah pengertian dari …

A. Latihan

C. Pengujian

B. Belajar

D. Mengajar

6. Perubahan perilaku manusia merupakan fungsi dari kondisi atau peristiwa lingkungan. Asumsi tersebut berasal dari teori …

A. Conditionism

C. Operant Conditioning

B. Conditioning Clasic

D. Behaviorisme

7. Teori penguatan atau reinforcement menurut Skinner dapat diterapkan di bidang pendidikan yaitu dalam penentuan …

A. Teknologi pembelajaran

C. Materi pembelajaran

B. Landasan pembelajaran

D. Objek pembelajaran

Belajar dan Pembelajaran SD

8. Tujuan dari pembelajaran berprogram yang bahan ajar disajikan dalam bentuk unit- unit kecil serta ilustrasi dan pertanyaan adalah …

A. Mempermudah pemahaman materi pembelajaran bagi siswa

B. Memberikan umpan balik dengan segera terhadap aktivitas belajar siswa

C. Memperingan pekerjaan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran

D. Mengukur kemampuan setiap siswa tentang materi yang disampaikan

9. Secara keseluruhan teori behaviorisme sangat cocok untuk …

A. Anak-anak

C. Dewasa

B. Remaja

Dokumen yang terkait

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

Hak atas Kesehatan reproduksi perempuan dalam cedaw dan hukum Islam (studi komparaif)

9 90 110

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62