Sejarah Jepang DESKRIPSI SISTEM POLITIK JEPANG

23 di Jepang sebanyak 25.000 orang, 85, mahasisiwa yang belajar berasal dari Benua Asia. Pada awal abad 21 nanti, pemerintah Jepang akan berusaha agar mahasisiwa asing yang belajar di negeri ini berjumlah 100.000 orang, dengan perincian 10.000 orang akan dibiayai oleh pemerintah Jepang dan sisanya dengan biaya sendiri. Tentu jumlah ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dimana jumlah mahasiswa asing yang belajar di sana dewasa ini mencapai 400.000 orang. 31

II.3 Sejarah Jepang

Kata “sejarah” adalah menunjukan perkembangan sesuatu dalam proses waktu. Oleh karena itu, segala sesuatu yang di sekitar kita dapat kita ambil sejarahnya walapun dalam waktu yang relatif pendek. Oleh karena itu, sejarah adalah sebuah metode. Sejarah Jepang adalah berarti Jepang dalam dalam proses waktu perkembangan. Jepang berasal dari kata Jepun atau Jipun atau Yapan atau Japon bacaan dari huruf kanji yaitu Nihon atau Nippon. Nippon adalah sebutan dari orang Kajin atau China. Jepang berada di sebelah timur Cina atau asal munculnya matahari. Ketika itu orang Jepang disebut dengan orang “wa” atau wajin. 32 Naskah tua yang menyebut orang “wa” adalah gishiwajidenhikayah orang wa. Di dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa ada sebuah kerajaan di sebelah timur Cina dimana rajanya sangat dihormati oleh rakyatnya. Namun di Jepang sendiri, naskah paling tua yang ditulis oleh orang Jepang sendiri adalah Kojiki dan Nihonshok. Kedua naskah ini ditulis pada tahun 712 dan 720. Di dalam kedua naskah ini sudah terdapat pemakaian nama Nihon atau Nipon. 33 Zaman prasejarah di Jepang dibagi atas 2 zaman, yaitu Zaman Jomon dan Zaman Yayoi. Sebelum tahun 1945, belum ditemukan zaman prasejarah Jomon dan Zaman Yayoi di Jepang karena sebelum tahun 1945 sejarah Jepang dimulai dari mitos yang tertulis dalam naskah Kojiki 712 dan Nihon Shoki 720 sehingga dalam perjalanan sejarah Jepang pernah mengalami dua buah visi kesejarahan yaitu visi kesejarahan yang bersifat religus dan visi kesejarahan dari ilmu pengetahuan. Sebelum tahun 1945, sejarah Jepang dipelajari bermula dari zaman dewa matahari turun ke Izumonokuni yaitu negeri Jepang sekarang. Setelah Perang Dunia ke-2 berahir, Jepang bukan lagi sebuah negara yang dipimpin oleh kaisar. Oleh karena itu, ilmuan Jepang sudah bebas menggunakan teori-teori ilmu pengetahuan Eropa dalam hal membahas kesejarahan mereka. 31 Ibid hal. 7 32 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 4 33 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 5 Universitas Sumatera Utara 24 Setelah perang dunia kedua berahir zaman sejarah Jepang menjadi lebih panjang, yaitu bukan dimulai dari abad 8, tetapi dimulai dari abad ke 4 dan kemudian zaman prasejarah dilanjutkan dengan penelitian arkeologi sehingga ditemukan zaman prasejarah Jomon dan Yayoi. 34

1. Zaman Jomon

Zaman primitif di Jepang tidak jelas diketahui berjalan berapa lama, tetapi dihipotesakan bahwa Zaman Jomon adalah zaman primitif awal dimana masyarakatnya menggunakan peralatan yang disebut dengan Jomon. Peralatan Jomon adalah suatu jenis peralatan yang biasanya dipergunakan masyarakat sebagai tempat air atau tempat barang-barang lainnya yang terbuat dari tanah liat. Peralatan ini biasanya dibawa di punggung oleh masyarakat tersebut. Akhir-akhir ini peralatan Jomon banyak ditemukan dan dikoleksi di museum sebagai benda-benda bersejarah di Jepang. Pada zaman Jomon ini orang-orang diperkirakan tinggal di dataran tinggi. Rumahnya didirikan dengan cara menggali tanah dan di tengah-tengahnya dibuat tiang penyangga atap terbuat dari rerumputan yang disebut tate ana shiki jukyo. 35 Mereka diduga tinggal dalam kelompok kecil dengan kehidupan berburu. Masyarakat Jomon diduga tidak mempunyai pemerintahan dan tidak mengenal kelas-kelas masyarakat. Pertanian belum begitu dikenal sehingga masyarakat hidup dari hasil berburu dan menangkap ikan. Oleh karena itu, belum dikenal sistem penyimpanan dari sebagian hasil kerja mereka sehingga belum ada perbedaan orang kaya dan orang miskin atau orang berkuasa dan yang dikuasai. Oleh karena itu, orang-orang pada masa ini adalah orang-orang bebas. Diduga ikatan keluarga mereka juga hanya terdiri dari ibu dan anak-anaknya, sedangkan para pria masih merupakan orang-orang bebas dari keluarga. 36

2. Zaman Yayoi

Pada abad ke-3M, diduga ada lompatan budaya di Jepang yaitu karena masuknya teknologi pertanian dari tairiku daratan Cina. Pada masa tersebut sudah dikenal peralatan dari logam seperti arit dan alat-alat pertanian lainnya. Oleh karena itu, pengaruh kebudayaan Cina ini diduga sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Jepang waktu itu sehingga zamannya disebut dengan Zaman Yayoi. 37 34 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 5 35 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 6 36 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 6 37 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 7 Universitas Sumatera Utara 25 Kebudayaan pertanian ini dapat dipastikan dari bukti-bukti peninggalan benda-benda purbakala yang terbuat dari tanah liat dimana pada sisi luar benda-benda tersebut ada didapat lukisan tentang kehidupan pertanian pada abad ke-3 sesudah masehi. Pada Zaman Yayoi, masyarakat sudah tinggal di dataran rendah karena mereka sudah mengolah sawah. Oleh karena itu, ditemukan bekas rumah takayukashiki rumah panggung. Rumah panggung dibuat sesuai dengan kebutuhan hidup untuk menyimpan padi dalam waktu yang cukup lama. Zaman ini disebut Zaman Yayoi karena peninggalan-peninggalan benda-benda purbakala ini pertama sekali ditemukan di Yayoicho Tokyo sekarang. Situs sejarah tersebut dinamai Yayoishikidoki. 38 Masuknya kebudayaan Cina pada abad ke-3 di daerah Kan peradaban sudah sangat maju. Ketika bangsa Kan datang ke Jepang, mereka membawa masuk kebudayaan logam. Masyarakat Kan membawa kebudayaan pertanian ke Jepang. Bangsa pendatang tersebut datang dengan jumlah yang sangat besar sehingga cukup mendominasi masyarakat yang sudah ada di Jepang waktu itu. Karena itu, Zaman Yayoi ditandai dengan lahirnya masyarakat petani. Pada Zaman Jomon sudah dikenal pembuatan alat-alat dari batu seperti alat berburu binatang dan juga alat- alat dari tanah liat, tetapi kebudayaan tanah liat pada Zaman Yayoi bukan merupakan suatu fase perkembangan dari Zaman Jomon. Pada Zaman Yayoi pembuatan alat dari tanah liat keramik sudah sangat halus karena teknologinya dibawa dari luar negeri yaitu Tairiku atau Daratan Cina. Sehubungan dengan dikenalnya teknologi pertanian maka pada Zaman Yayoi sudah dikenal peralatan pertanian dari logam seperti arit, cangkul dan sebagainya sehingga nenek moyang bangsa Jepang sekarang ini merupakan perpaduan antara pendatang dari Tairiku dan orang-orang yang sudah duluan tinggal di Jepang. 39 Dengan dikenalnya kebudayaan pertanian mengakibatkan terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakatnya. Pada masyarakat berburu seperti pada Zaman Jomon, masyarakat tidak dapat hidup berkelompok terlalu besar karena akan mengalami kesulitan memenuhi nafkah karena apabila masyarakat tinggal dalam suatu tempat dengan jumlah yang banyak maka dikuatirkan binatang buruan akan segera habis. Hal ini berbeda pada masyarakat pertanian, dalam masyarakat pertanian justru dibutuhkan jumlah orang banyak untuk memenuhi tenaga kerja. Hasil pertanian seperti padi dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. 40 38 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 7 39 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 7 40 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 8 Universitas Sumatera Utara 26 Dengan adanya pertanian yang menjamin pendapatan tetap sehingga memungkinkan masyarakat untuk tinggal bersama dalam skala yang relatif lebih besar dari pada masyarakat berburu dan hal ini mengakibatkan semakin berkembangnya strata sosial dalam masyarakat tersebut. Perkembangan ini melahirkan adanya orang kaya dan orang miskin, orang berkuasa dan orang tidak berkuasa sehingga melahirkan adanya status tuan atau raja dan di pihak lain melahirkan status pekerja atau budak. Sedangkan status-status seperti di atas tidak dikenal dalam masyarakat berburu. 41 Pada zaman Yayoi sudah ditemukan adanya pemerintah pusat di Jepang yang dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Himiko. Saat itu diduga ada 30 kerajaan kecil di Jepang yang di bawah pemerintahan pusat Himiko yang berpusat di Yamataikoku. Data mengenai pemerintah pusat yang dipimpin Ratu Himiko ini ada tertulis dalam legenda tentang orang wa yang ditulis oleh orang China pada abad ke-3 Tahun 233-297. 42 Pada perkiraan abad ke-4 di daerah Yamato atau daerah Nara sekarang muncul penguasa besar, kira-kira abad ke-5 sudah menguasai hampir seluruh Jepang. Pada abad ke-6 mendirikan pemerintahan yang disebut Yamato Chotei, rajanya disebut dengan Tenno. Kuburan para penguasa abad ke-4 hingga abad ke-6 ini sering ditemui berupa kuburan besar yang disebut dengan kofun. Kofun adalah kuburan tua yang sangat besar yang hingga kini dapat ditemui di berbagai daerah. Dalam pembuatan kuburan ini dapat dipastikan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Dari dalam kuburan tersebut banyak ditemukan peninggalan-peninggalan purbakala seperti patung yang terbuat dari tanah liat yang berupa bentuk manusia, binatang, rumah, dan kapal yang disebut dengan haniwa. Hal ini dapat menunjukkan bukti bahwa pada ketika itu sudah ada penguasa besar dan pengauasa-penguasa daerah yang dihormati rakyatnya. Hal ini juga menunjukkan sudah adanya stratifikasi sosial yang jelas pada masyarakat Zaman Yayoi. 43 Pada abad 5-6 kerajaan Yamato Chotei sudah membuka hubugan dengan Kudara Korea dan dengan pemerintah di Daratan Cina sehingga saat itu masuk teknologi perkayuan dan pengolahan benang sutra. Pada saat itu juga masuk agama Buddha dan Kong Hu Chu dan ilmu pengetahuan lainnya yang menjadi dasar ilmu pengetahuan bagi Jepang. Pada akhir abad ke-6 agama Buddha didukung oleh Shotokutaishi yang berasal dari keluarga Shoga yang menjalankan 41 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 8 42 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 9 43 Hamzon Situmorang, Op.Cit., Hal. 9 Universitas Sumatera Utara 27 pemerintahan penganti Kaisar. Pada akhir abad ke-6 didirikan kuil Horyujidi Kyoto, yaitu kuil kayu tertua yang sampai sekarang pun masih dapat dijumpai di Kyoto. 44 Setelah Shotokutaishi meninggal penguasa digantikan anaknya Nakatomi no Kamatari yang kemudian membuat reformasi Taika, dimana pemerintahan meniru sistem Cina yang berpusat pada kerajaan dengan membuat undang-undang taihounoritsuryou. Dalam taihounoritsuryou ditetapkan pemikiran kochikomin yaitu bahwa tanah dan warga adalah di bawah kekuasaan pemerintah pusat dan para keluarga bangsawan menjadi pegawai pemerintah pusat yang bertugas di daerah maupun di pusat.

II.4. Sejarah Politik di Jepang