Kajian Terdahulu KAJIAN PUSTAKA

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terdahulu

Nudzur 2010 mengkaji tentang keistimewaan surat Al-W ᾱqi’ah, sabda Nabi Muhammad SAW : barang siapa yang membaca Al-W ᾱqi’ah maka dia tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai. Kemudian peneliti mengkaji tentang asal lafal fi’il madhi. Dengan demikian Nudzur menganalisis 2 dua konteks, yaitu, Konteks Situasi dan Konteks Linguistik. Konteks Linguistik: kata qad yang mempengaruhi penetapan fiil madhi yang jatuh setelahnya mempunyai makna zaman, masa lampau dan masa yang akan datang. Adapun Konteks Situasi: situasi yang menunjukkan tentang penciptaan manusia, atau menunjukkan masa lampau yang menyertai fiil madhi. Situasi yang menunjukkan hari akhir, penjelasan tentang surga dan neraka, dan lain sebagainya yang menunjukkan zaman masa yang akan datang yang menyertai fiil madhi. Malik 2010 meneliti kajian analisis perbandingan Tafsir Al-Maraghi dengan Tafsir Al-Misbah. Persamaan antara Tafsir Al-Maraghi dengan Tafsir Al- Misbah dalam memahami ayat-ayat dalam surat Al-Waqi’ah tersebut, bukan pada persoalan waktu kejadiannya, serta mengetahui tentang tiga golongan, menurut penelitiannya penafsiran Al-Maraghi menjelaskan beberapa ayat pada surat Al- W ᾱqi’ah berdasarkan ketelitian ungkapan-ungkapan yang disusun secara tuntas, lalu mengaflikasikannya pada tatanan sosial yang sejalan dengan perkembangan masyarakat, sedangkan penafsiran Al-Misbah menjelaskan ayat demi ayat secara 13 berurutan dalam surat Al-W ᾱqi’ah, serta memahami terjemahan makna Al-Qur’an dengan sisipan penafsiran. Adapun Rukmana 2006 meneliti tentang ilmu ma’ani dalam surat al- w ᾱqiah, ilmu ma’ani merupakan salah satu dari cabang ilmu balaghah. Dalam penelitiannya dikhususkan pada dua kajian ilmu ma’ani yaitu kalam khabar kalimat berita dan kalam insya kalimat bukan berita. Hasil penelitiannya menemukan 81 kalimat 69 ibtida’i, 6 thalabi dan 6 inkari. Sedangkan jumlah kalam insya mencapai 27 kalimat dengan rincian istifham 21, amr 3, tamanni dan nida masing-masing 1 kalimat. Sementara Ulumi 2009 mengkaji bagaimana kualitas sanad dan matan hadits-hadits tentang keutamaan membaca surat Al-W ᾱqi’ah. Dalam penelitiannya menggunakan metode ma’anil hadits. Maksud dari metode ma’anil hadits mengikuti langkah-langkah yang diajukan musahadi, yaitu dengan menggunakan kaedah kesahehan yang telah ditetapkan para ulama kritikus hadits terdahulu. Kemudian menjelaskan makna hadits-hadits tersebut dengan menganalisis matan- matan hadits melalui kajian linguistik, menjelaskan makna hadits-hadits. Seterusnya Surahmat 2010 mengkaji tentang hadits-hadits yang menjelaskan keutaman surat Al-W ᾱqiah bersumber dari karya Al-Baihaqi dalam kitab Jami Al-Sahih. Tujuan penelitiannya bagaimana menyikapi teks hadits yang berkualitas daif yang telah berkembang di masyarakat, dalam penelitiannya menggunakan metode takhrij, itibar, kritik sanad dan matan hadits. Dalam penelitian kritik sanad hadits yang dilakukan dalam penelitiannya merujuk pada kajian yang telah dilakukan oleh ulama hadits, Al- Albani, dimana haditsnya 14 berkualitas daif. Dalam kajian kritik matan hadits, didapatkan suatu kesimpulan bahwa matan hadits tidak bertentangan dengan ajaran universal yang terdapat dalam agama Islam, yaitu anjuran untuk senantiasa membaca Al-Quran. Sedangkan bagian dari matan hadits: tidak akan faqir, yang dimaksud adalah faqir hati, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat muslim, bahwa kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati, bukan materi.

2.2. Defenisi Penerjemahan