Air raksa mg/l 0.002

1. Air raksa mg/l 0.002

2. Ammoniak bebas

mg/l

3. Arsen

mg/l

4. Fluorida

mg/l

5. Kadmium

mg/l

6. Klorin bebas

mg/l

7. Kromium, valensi 6

mg/l

8. Nitrit, sebagai N

mg/l

9. Oksigen terlarut (DO)

mg/l

10. pH

11. Selenium

mg/l

12. Seng

mg/l

13. Sianida

mg/l

14. Sulfida sebagai H 2 S

mg/l

15. Tembaga

mg/l

16. Timbal

mg/l

Kimia organik

1. BHC

mg/l

2. DDT

mg/

3. Endrin

mg/l

4. Fenol

mg/l

5. Minyak dan lemak

mg/l

6. Organofosfat dan karbonat

mg/l

7. Senyawa aktif biru metilen

mg/l

(Surfaktan)

Radioaktivitas

1. Aktivitas Alfa (Gross Alpha

Bq/l

Activity)

2. Aktivitas beta (Gross Beta

Bq/l

Activity)

Keterangan: Bq = Bequerel

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas digunakan untuk budidaya. Parameter tersebut jika akan melakukan kegiatan kualitas air itu dapat dilakukan peng- budidaya ikan maka harus dilakukan ukuran dengan menggunakan beberapa pengukuran beberapa parameter peralatan pengukuran. Untuk lebih kualitas air pada air yang akan jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

abel 3.6 Parameter kualitas air untuk budidaya ikan dan peralatan pengukuran yang

dapat digunakan.

Nilai kisaran untuk

No. Parameter Peralatan Pengukuran

Budidaya Ikan

Aspek Fisik

Secchi Disc

Air tawar 0–5 ‰

Salinometer/

Air payau 6–29 ‰

Refraktometer

Air tawar 30–35 ‰

5. Debit air

Air deras 50 l/dt

Current meter

Air tenang 0,5–5 l/dt

Aspek Kimia

1. Oksigen terlarut

5–6 ppm

DO meter/Metode Winkler

2. Karbon dioksida

Max 25 ppm

CO meter/Metode Titrasi

3. pH

pH meter/Kertas Lakmus

4. Alkalinitas

50–500 ppm CaCO 3

5. Kesadahan

3–15 dH

dH meter

Aspek Biologi

1. Kelimpahan Plankton Sesuai kebutuhan Planktonnet/

2. Kelimpahan Benthos Haemocytometer

3. Kelimpahan Perifiton Ekman Dredge

Peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur parameter kualitas air dapat dilihat pada Gambar

3.1 sampai dengan Gambar 3.12.

Gambar 3.1 Termometer

Gambar 3. Secchi disc

Gambar 3.3 Salinometer

Gambar 3.4 Refraktometer

Gambar 3.5 Flow meter

Gambar 3.6 DO meter

Gambar 3.7 pH meter

Gambar 3.8 Kertas lakmus

Gambar 3.9 Planktonnet

Gambar 3.10 Haemocytometer

Gambar 3.11 Ekman dredge

Gambar 3.1 Spektrofotometer

BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN

P induk yang sesuai dengan kebutuhan

engembangbiakan ikan meru- sehingga produktivitas usaha budidaya

pakan salah satu kegiatan dari proses ikan optimal. Seleksi induk ikan budidaya ikan. Ikan yang akan dibudi- budidaya dapat dilakukan secara

dayakan harus dapat tumbuh dan mudah dengan memperhatikan berkembang biak agar kontinuitas karakter fenotipenya atau dengan

produksi budidaya dapat berkelanjutan. melakukan program breeding untuk Dalam bab ini akan dibahas beberapa meningkatkan nilai pemuliabiakan materi yang terkait dalam proses ikan budidaya. Induk ikan yang pengembangbiakan ikan antara lain unggul akan meng- hasilkan benih seleksi induk, pemijahan, penetasan ikan yang unggul. Di Indonesia saat telur, pemeliharaan larva dan benih ikan, ini belum ada tempat sebagai pusat pembesaran ikan dan pemanenan.

induk

yang men- jamin keunggulan setiap jenis ikan. Induk ikan yang unggul pada setiap kegiatan

ikan

4.1 Seleksi Induk

usaha budidaya ikan dapat berasal dari hasil budidaya atau menangkap ikan

Seleksi induk merupakan tahap di alam. Karakteristik induk yang unggul awal dalam kegiatan budidaya ikan untuk setiap jenis ikan sangat berbeda. yang sangat menentukan keberhasilan Hal-hal yang sangat penting untuk produksi. Dengan melakukan seleksi diperhatikan oleh para pembudidaya induk yang benar akan diperoleh Seleksi induk merupakan tahap di alam. Karakteristik induk yang unggul awal dalam kegiatan budidaya ikan untuk setiap jenis ikan sangat berbeda. yang sangat menentukan keberhasilan Hal-hal yang sangat penting untuk produksi. Dengan melakukan seleksi diperhatikan oleh para pembudidaya induk yang benar akan diperoleh

1. Ekstensifikasi yaitu mening- antara lain sebagai berikut.

produktivitas hasil • Mengetahui asal usul induk.

katkan

budidaya dengan memperluas • Melakukan pencatatan data tentang

lahan budidaya. umur induk, masa reproduksi dan 2. Intensifikasi yaitu meningkatkan

waktu pertama kali dilakukan produktivitas hasil dengan pemijahan sampai usia produktif.

meningkatkan hasil persatuan • Melakukan seleksi induk ber-

dengan melakukan dasarkan kaidah genetik.

luas

terhadap faktor • Melakukan pemeliharaan calon

manipulasi

internal dan eksternal. induk sesuai dengan proses

budidaya sehingga kebutuhan Dengan bertambahnya jumlah nutrisi induk terpenuhi.

penduduk sepanjang tahun dan jumlah • Mengurangi kemungkinan per- lahan budidaya yang tidak akan kawinan sedarah Untuk meningkat- bertambah jumlahnya, maka untuk kan mutu induk yang akan digunakan meningkatkan produktivitas budidaya dalam proses budidaya maka masa yang akan datang lebih baik induk yang akan digunakan harus menerapkan budidaya ikan yang dilakukan seleksi. Seleksi ikan intensif dengan memperhatikan aspek bertujuan untuk memperbaiki ramah lingkungan. Program intensifikasi genetik dari induk ikan yang akan dalam bidang budidaya ikan dapat digunakan. Oleh karena itu, dengan dilakukan antara lain sebagai berikut. melakukan seleksi ikan yang benar

1. Rekayasa faktor eksternal yaitu akan dapat memperbaiki genetik

lingkungan hidup ikan dan pakan, ikan tersebut sehingga dapat contoh yang sudah dapat di- melakukan pemuliaan ikan. Tujuan aplikasikan adalah budidaya ikan dari pemuliaan ikan ini adalah pada kolam air deras dan membuat menghasilkan benih yang unggul di pakan ikan ramah lingkungan. mana benih yang unggul tersebut

diperoleh dari induk ikan hasil

2. Rekayasa faktor internal yaitu seleksi agar dapat meningkatkan

melakukan rekayasa terhadap produktivitas. Produktivitas dalam

genetik ikan pada level gen misal- budidaya ikan dapat ditingkatkan

nya transgenik, level kromosom nya transgenik, level kromosom

berdasarkan sifat kualitatif seperti misalnya dengan melakukan

misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola transplantasi sel.

sisik ataupun bentuk tubuh dan bentuk

3. Rekayasa faktor eksternal dan

dan sebagainya internal yaitu menggabungkan

punggung,

diinginkan. Fenotipe antara kedua rekayasa eksternal

yang

kualitatif ini merupakan sifat yang dan internal.

tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan dan di- kelompokkan

Oleh karena itu, agar dapat mem- secara tegas. Sifat ini dikendalikan peroleh produktivitas yang tinggi dalam

oleh satu atau beberapa gen dan budidaya ikan harus dilakukan seleksi

sedikit atau tidak dipengaruhi oleh terhadap ikan yang akan digunakan.

lingkungan. Sedangkan Seleksi

faktor

fenotipe kuantitatif adalah program breeding yang

seleksi terhadap memanfaatkan

adalah

penampakan ikan atau sifat yang variance

phenotipic

(keragaman fenotipe) dapat diukur, dikendali- kan oleh yang diteruskan dari tetua kepada

pasang gen dan keturunannya. Keragaman fenotipe

banyak

dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun merupakan

atau parameter yang keragaman genetik, keragaman

dapat diukur antara lain adalah lingkungan dan interaksi antara variasi

panjang tubuh, bobot, persentase lingkungan

daging, daya hidup, kandungan Seleksi merupakan aplikasi genetik

dan

genetik.

lemak, protein, fekunditas, dan lain di mana informasi genetik dapat

sebagainya.

digunakan untuk melakukan seleksi. Seleksi ikan yang paling mudah

Fenotipe adalah bentuk luar dilakukan oleh para pembudidaya

atau bagaimana kenyataannya ikan adalah melakukan seleksi

karakter yang dikandung oleh suatu fenotipe

individu atau fenotipe adalah setiap seleksi

dibandingkan

dengan

karakteristik yang dapat diukur atau fenotipe

genotipe.

Seleksi

sifat nyata yang dipunyai oleh menjadi dua yaitu seleksi fenotipe

dapat

dikelompokkan

organisme. Fenotipe merupakan kualitatif

hasil interaksi antara genotipe kuantitatif. Menurut Tave (1986), seleksi

dan lingkungan serta interaksi antara dan lingkungan serta interaksi antara

pembudidaya.

sifat yang tampak. Menurut Yatim (1996), genotipe menentukan karakter

Untuk mendapatkan induk ikan yang sedang- kan lingkungan menetukan unggul dilakukan program seleksi

sampai di mana tercapai potensi dengan menerapkan beberapa itu. Fenotipe tidak bisa melewati program pengembangbiakan antara kemampuan atau potensi genotipe. lain

kegiatan Yang dimaksud dengan karakter itu selective

dengan

breeding, adalah sifat fisik dan psikis bagian- hibridisasi/outbreeding/

jaringan. crossbreeding, inbreeding, monoseks/ Karakter diatur oleh banyak macam seks reversal atau kombinasi beberapa gen atau satu gen saja. Berhubung program breeding. Dalam bab ini akan dengan banyaknya

bagian tubuh

atau

yang dibahas semua program breeding menumbuhkan

gen

maka tersebut sehingga dalam budidaya ikan dibuat dua kelompok karakter yaitu akan diperoleh hasil baik induk dan karakter kualitatif dan karakter benih yang unggul. Induk yang unggul kuantitatif. Karakter kualitatif adalah akan menghasilkan benih yang unggul karakter yang dapat dilihat ada atau sehingga dengan memelihara benih tidaknya suatu karakter. Karakter ini unggul proses budidaya akan meng- tidak dapat diukur atau dibuat gradasi untungkan dengan melihat laju per- (diskontinyu).

karakter

Sedangkan tumbuhan ikan yang optimal sehingga karakter kuantitatif adalah karakter produktivitas budidaya ikan akan yang dapat diukur nilai atau meningkat. derajatnya, sehingga ada urutan gradasi dari yang rendah sampai

4.1.1 Selective breeding

yang tinggi (kontinu). Karakter kuanlitatif ditentukan ole satu atau dua gen saja sedangkan karakter

Selective breeding adalah suatu kuantitatif disebabkan oleh banyak program breeding yang mencoba untuk

gen (tiga atau lebih). Dengan memperbaiki nilai pemuliabiakan melakukan seleksi maka akan (breeding value) dari suatu populasi menghasilkan

suatu karakter dengan melakukan seleksi dan per- yang mempunyai nilai ekonomis kawinan hanya pada ikan-ikan yang penting dan karakter fenotipe yang terbaik. Hasil yang akan diperoleh suatu karakter dengan melakukan seleksi dan per- yang mempunyai nilai ekonomis kawinan hanya pada ikan-ikan yang penting dan karakter fenotipe yang terbaik. Hasil yang akan diperoleh

Seleksi famili adalah seleksi dilakukan dengan dua cara yaitu:

dengan mempergunakan performans dari saudaranya baik saudara tiri

1. Seleksi individu/massa sebapak (half sib) atau saudara sekandung (full sib). Saudara tiri

2. Seleksi famili sebapak adalah keluarga (famili) yang

Pada ikan teknik seleksi dapat dibentuk oleh sekelompok anak yang dilakukan dengan menggunakan dua berasal dari satu bapak dengan metode yaitu seleksi massa/individu beberapa induk betina (Half sib), karena dan seleksi famili. Seleksi induk secara pada ikan satu induk jantan dapat individu ini disebut juga dengan seleksi membuahi lebih dari satu induk betina, massa. Seleksi massa/individu adalah maka anak-anak yang dihasilkan dari seleksi yang dilakukan dengan memilih bapak yang sama dengan induk betina individu-individu dengan performan yang berbeda ini disebut dengan terbaik. Seleksi ini merupakan teknik saudara tiri sebapak. Sedangkan seleksi yang paling sederhana dengan setiap keluarga/famili yang berasal dari biaya lebih murah dibandingkan seleksi satu bapak dengan satu induk disebut lainnya. Hal ini dikarenakan pada saudara sekandung (full sib), dan pada seleksi individu hanya memerlukan ikan budidaya ada juga yang melaku- fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, kan perkawinan di mana satu jantan jaring, hapa, dan lain-lain), pencatatan hanya membuahi satu induk betina. data lebih singkat sehingga akan lebih Seleksi famili dapat diterapkan untuk mudah dilakukan. Seleksi individu dapat ikan jika nilai heritabilitas ikan tersebut diterapkan pada ikan nila jika nilai lebih kecil atau sama dengan 0,15. heritabilitas ikan nila ini lebih besar dari Seleksi famili merupakan alternatif 0,25, waktu pemijahan harus ber- seleksi yang dapat dilakukan apabila samaan dan culling top 5–10% (Tave, pengaruh lingkungan sulit dikontrol. 1995). Induk yang baik secara alami Dalam seleksi famili ada dua jenis dapat dihasilkan melalui seleksi secara seleksi yaitu seleksi dalam famili ketat dan tepat terhadap sekelompok (within-family) dan seleksi di antara ikan, pengalaman menunjukkan bahwa famili (between family). Seleksi within untuk mendapatkan induk 50 ekor yang family sebaiknya diterapkan untuk Pada ikan teknik seleksi dapat dibentuk oleh sekelompok anak yang dilakukan dengan menggunakan dua berasal dari satu bapak dengan metode yaitu seleksi massa/individu beberapa induk betina (Half sib), karena dan seleksi famili. Seleksi induk secara pada ikan satu induk jantan dapat individu ini disebut juga dengan seleksi membuahi lebih dari satu induk betina, massa. Seleksi massa/individu adalah maka anak-anak yang dihasilkan dari seleksi yang dilakukan dengan memilih bapak yang sama dengan induk betina individu-individu dengan performan yang berbeda ini disebut dengan terbaik. Seleksi ini merupakan teknik saudara tiri sebapak. Sedangkan seleksi yang paling sederhana dengan setiap keluarga/famili yang berasal dari biaya lebih murah dibandingkan seleksi satu bapak dengan satu induk disebut lainnya. Hal ini dikarenakan pada saudara sekandung (full sib), dan pada seleksi individu hanya memerlukan ikan budidaya ada juga yang melaku- fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, kan perkawinan di mana satu jantan jaring, hapa, dan lain-lain), pencatatan hanya membuahi satu induk betina. data lebih singkat sehingga akan lebih Seleksi famili dapat diterapkan untuk mudah dilakukan. Seleksi individu dapat ikan jika nilai heritabilitas ikan tersebut diterapkan pada ikan nila jika nilai lebih kecil atau sama dengan 0,15. heritabilitas ikan nila ini lebih besar dari Seleksi famili merupakan alternatif 0,25, waktu pemijahan harus ber- seleksi yang dapat dilakukan apabila samaan dan culling top 5–10% (Tave, pengaruh lingkungan sulit dikontrol. 1995). Induk yang baik secara alami Dalam seleksi famili ada dua jenis dapat dihasilkan melalui seleksi secara seleksi yaitu seleksi dalam famili ketat dan tepat terhadap sekelompok (within-family) dan seleksi di antara ikan, pengalaman menunjukkan bahwa famili (between family). Seleksi within untuk mendapatkan induk 50 ekor yang family sebaiknya diterapkan untuk

Pada saat akan membudidayakan ikan setiap pembudidaya harus sudah memahamii karakter fenotipe setiap individu ikan yang akan dibudidayakan dengan memperhatikan ciri-ciri morfologinya. Ciri-ciri morfologi setiap ikan budidaya yang harus diamati

adalah karakter morfometrik dan karakter meristik. Karakter morfometrik adalah bentuk tubuh dari setiap ikan budidaya seperti panjang total tubuh, panjang standar, panjang kepala, tinggi badan, dan lain-lain. Sedangkan karakter meristik yang dapat diukur antara lain jumlah sisik pada linea lateralis, jumlah jari-jari sirip punggung, jumlah jari-jari lemah sirip dada, jumlah jari-jari lemah sirip perut, jumlah jari-jari sirip dubur, jumlah tapis insang pada lengkung insang bagian luar (gill racker), jumlah vertebrae, dan jumlah tulang rusuk. Dengan memahami karakter- karakter yang harus dipunyai oleh induk ikan yang unggul berdasarkan karakteristik setiap jenis ikan.

Menurut Tave (1995) perbandingan strategi keuntungan serta kerugian dari seleksi individu (A), seleksi within family (B), dan seleksi between family (C) dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A), seleksi within family (B) dan seleksi between family (C) (Tave, 1985)

Tipe Strategi

Keuntungan

Kerugian

A Memilih individu Terbaik ketika h 2 ≥ 0,25, Tidak efektif ketika h 2 = yang terbaik, hubung- murah, dapat dilakukan 0,15, sehingga sangat an famili tidak dengan sedikit kolam, sukar untuk memilih ikan penting.

relative mudah untuk meng- yang terbaik, asynchro- gunakan 2–3 fenotipe, nous spawning dan seluruh ikan yang besar menyebabkan masalah. terseleksi, mudah untuk menahan populasi breeding, data yang dibutuhkan sedikit jumlah data yang dikumpul- kan sedikit.

B Memilih individu Terbaik ketika h 2 ≤ 0,15 dan Moderatly expensive, yang terbaik dari mempengaruhi Ve famili membutuhkan banyak setiap famili.

daripada individu, dapat di- kolam, sukar untuk meng- gunakan dengan asynchro- gabungkan 2–3 fenotipe, nous spawning, mudah ikan kecil dapat menjadi untuk memelihara populasi induk ikan yang terpilih, breeding yang besar, sedikit membutuhkan banyak mahal daripada between data dan banyak data famili.

yang harus dikumpulkan.

C Memilih famili yang Terbaik ketika h 2 ≤ 0,15 dan Sangat mahal, membutuh- terbaik berdasarkan mempengaruhi Ve individu kan banyak kolam, sukar nilai rata-rata famili, daripada famili, dapat di- untuk menggabungkan 2– nilai individual tidak pergunakan ketika ikan 3 fenotipe, ikan kecil dapat dipertimbangkan.

harus dimatikan.

menjadi induk terpilih dapat mengakibatkan terjadinya inbreeding, membutuhkan banyak data dan banyak data yang dikumpulkan.

Dalam Tabel 4.1 tersebut ada strategi dalam reproduksi ikan di huruf h2,

tiga strategi heritabilitas. Heritabilitas dapat

huruf ini berarti

mana

ada

ikan yaitu dilakukan

reproduksi

spawning, bertujuan untuk mengetahui besarnya

peng-

ukuran yang

synchronous

synchronous spawning kelompok, keragaman

asynchronous spawning. diakibatkan oleh aksi genotipe

spawning berarti atau

Synchronous

proses pemijahan ikan dalam persentase

menggambarkan

tentang

reproduksi dilakukan dengan yang diwariskan dari induk kepada

keragaman

fenotipe

cara semua telur dipijahkan dan keturunannya.

induk ikan akan mati, contohnya dinotasikan dengan angka, yang

Nilai

heritabilitas

pada ikan salmon. Synchronous berkisar antara 0–1.

spawning

kelompok adalah

kelompok

ikan

yang dapat

berkali-kali tetapi Nilai

pemijahan- nya ini masih tergantung berarti karakter yang diwariskan

pada musim pemijahan, misalnya kepada keturunannya seluruhnya

ikan patin, ikan bawal. Sedangkan diakibatkan

oleh

keragaman

asynchronous spawning adalah genetik

kelompok ikan yang dapat memijah lingkungan. Nilai heritabilitas nol

berkali-kali dan tidak tergantung berarti karakter yang diwariskan

pada musim pemijahan karena kepada

keturunannya

proses perkembangan oositnya selalu seluruhnya

diakibatkan

oleh

ada, contoh jenis ikan kelompok ini keragaman lingkungan tidak ada

adalah ikan nila.

pengaruh genetik.

Nilai

Program selective breeding heritabilitas

ini

dapat

di lakukan untuk memperbaiki dikelompokkan menjadi tiga yaitu

karakter fenotipe terutama laju rendah mempunyai nilai antara 0–0,1,

pertumbuhan. Laju pertumbuhan medium mempunyai nilai antara 0,1–

yang tinggi pada populasi ikan 0,3, dan tinggi mem- punyai nilai budidaya akan meningkat-

kan antara 0,3–1,0. Selain itu dalam produksi ikan yang dibudidayakan tabel

tersebut

terdapat istilah

biasanya berkaitan asynchronous spawning, istilah ini dengan peningkatan dalam produksi merupakan salah satu kelompok

dan dan

yang

3. Membuat kurva pertumbuhan dari dibudidayakan meng- konsumsi

data pertumbuhan benih ikan dan pakan

buatan.

Dengan

lakukan pemanenan pada individu produktivitas yang tinggi dalam

yang terbaik sebanyak 5–10% dari budidaya ikan maka pendapatan

ukuran populasi yang tertinggi nilai para pembudidaya ikan akan

pertumbuhannya. meningkat. Dengan

melakukan

seleksi ikan berdasarkan selective

4. Benih ikan yang terpilih pada tahap breeding ini akan diperoleh individu

ketiga tersebut dipelihara secara ikan yang mempunyai karakter

terpisah sebagai calon induk yang fenotipe terbaik sehingga dapat

akan digunakan untuk proses meningkatkan laju pertumbuhan pada

pemijahan selanjutnya. Menurut saat dibudidayakan.

Tave (1995) dalam program seleksi individu akan diperoleh induk yang unggul dengan melakukan per-

Prosedur yang harus dilakukan bagi kawinan pada populasi terpilih

para pembudidaya yang akan melaku- sebanyak empat generasi.

kan seleksi individu dengan strategi memilih individu yang terbaik dalam

5. Dari calon induk yang dipelihara suatu populasi sebagai berikut.

pada tahap keempat akan diperoleh induk ikan yang dapat digunakan

1. Dalam suatu usaha budidaya ikan untuk proses pemijahan selanjutnya,

jika akan melakukan program dan akan diperoleh larva dan benih

seleksi individu minimal harus ikan. Kemudian proses selanjutnya

mempunyai 25 pasang induk yaitu dilakukan pemeliharaan sampai

25 ekor induk jantan dan 25 ekor diperoleh kurva pertumbuhan dan

induk betina. lakukan pemilihan dari populasi

2. Melakukan pemijahan ikan dan individu sebanyak 5–10% dari mengamati pertumbuhan ikan dari

populasi yang terbaik yang setiap pasangan. Misalnya dari

mempunyai ukuran tertinggi. pemijahan satu pasang induk ikan

Lakukan kegiatan tersebut sampai diperoleh benih ikan sebanyak

empat generasi dan akan diperoleh 200–300 ekor, maka harus selalu

calon induk yang telah terseleksi dilakukan pemantauan pertumbuh-

secara individu.

an benih ikan tersebut.

Berikut ini contoh seleksi calon induk pada ikan nila meliputi beberapa

Prosedur yang dapat dilakukan oleh kriteria sebagai berikut.

para pembudidaya ikan yang akan melakukan seleksi famili sebagai

• Tingkat pertumbuhan ikan, calon

berikut.

induk mempunyai tingkat per- tumbuhan yang paling cepat di

1. Menyiapkan ikan yang akan antara kelompok ikan.

dipijahkan dari beberapa famili yang dimiliki, minimal jumlah famili

• Warna ikan nila yang masih mem- yang harus dikumpulkan 30 famili. punyai tingkat kemurnian yang baik

Pada ikan nila di mana pemijahan dapat di identifikasi dengan adanya

dapat dilakukan dengan per- warna garis hitam tegas dan jelas

bandingan jantan dan betina 1 : 4 terletak secara horisontal di bagian

maka dalam perkawinan 8 jantan tubuh ikan.

akan diperoleh famili sebanyak 32 • Bentuk badan melebar, mata relatif

yaitu 1 jantan dapat membuahi besar, dan sisik teratur.

4 betina sehingga satu jantan dapat membuat famili halfsib dan fullsib

• Konversi pakannya baik, yang dapat sebanyak 32 famili fullsib dan 8 diidentifikasikan dengan per-

famili haflsib karena dari satu jantan tumbuhan bobot badan > 70 % dari

akan dihasilkan empat keluarga jumlah pakan yang diberikan 3–5 %

fullsib maka 8 jantan akan ada 32 perhari dari bobot ikan.

famili fullsib atau 8 famili halfsib. • Waktu matang gonad induk berumur

2. Melakukan pemijahan untuk ke 32 7–8 bulan, dengan berat badan rata-

famili tersebut dan lakukan peng- rata 300 gram per ekor untuk jantan

amatan intensif dan cermat setiap dan 250–300 gram per ekor untuk

hari untuk mengamati pasangan- betina.

pasangan ikan yang sudah memijah. • Produktifitas dalam menghasilkan

3. Melakukan pemeliharaan larva ikan telur cukup tinggi (induk dengan

pada setiap famili pada hapa yang panjang badan 6 cm dapat meng-

terpisah dengan memberikan pakan hasilkan 200 telur, sedang induk dan pengelolaan kualitas air sesuai yang panjang badannya 20 cm

prosedur.

menghasilkan 1500 butir telur).

4. Melakukan pemeliharaan benih 4. Melakukan pemeliharaan benih

pilih sebanyak 20–30 ekor benih yang dihasilkan dari setiap

betina terbesar dan jantan famili. Pada ikan nila misalnya

terbesar sebanyak 10–20 ekor satu

dari setiap famili. menghasilkan 2000–3000 ekor.

ekor induk

betina

8. Sisanya dibuang atau dijual Pendederan

dilakukan pada sebagai ikan ukuran besar

padat penbaran yang rendah dan induk yang terpilih dapat

untuk setiap

famili

pada

dilakukan untuk seleksi induk kolam pen- dederan minimal 2

selanjutnya dengan melakukan bulan.

pemijahan

massal. Pada

5. Menghitung jumlah ikan yang beberapa spesies ikan sangat diperoleh dari hasil pendederan dan

berbeda untuk diperoleh induk lakukan pengukuran berat dan

unggulnya. Pada jenis ikan nila panjang tubuhnya sebanyak 30%

dapat diperoleh dari jumlah populasi setiap famili,

wanayasa

induk yang terseleksi secara misalnya dalam satu famili ada

dengan melakukan 2.000 ekor maka jumlah sampel

famili

pemijahan ikan yang terpilih pada yang dihitung 600 ekor.

generasi ke tiga.

6. Melakukan pemilhan ukuran dari seluruh populasi dan ambil individu

4.1.2 Outbr eeding/Hi br idisas i /

dari setiap famili yang mempunyai

Crossbreeding

pertumbuhan yang terbaik, kurang lebih 8 minggu kemudian tentukan 50% dari populasi yang terbaik

Outbreeding adalah perkawinan pertumbuhannya untuk dipelihara antara individu-individu yang tidak

lebih lanjut menjadi calon induk dan sekerabat (berbeda induknya), masih sisanya dijual.

dalam satu varietas atau beda varietas. Outbreeding ini akan menghasilkan

7. Melakukan pemeliharaan pada heterozigositas yang akan menguatkan

kolam pembesaran ikan sampai individu-individunya terhadap per-

ikan-ikan pada

setiap

ubahan lingkungan yang biasa disebut famili berukuran induk dan juga mempunyai fitnes yang tinggi.

lakukan pengukuran satu Fitnes yaitu kemampuan relative pada lakukan pengukuran satu Fitnes yaitu kemampuan relative pada

1. Interspecifik hibridisasi yaitu heterosigositas yang tinggi maka akan

perkawinan antara spesies yang mempunyai fitness yang tinggi pula.

berbeda.

Oleh karena itu, untuk memperoleh induk ikan yang mempunyai ke-

2. Intraspecipik hibridisasi yaitu mampuan hidup yang tinggi sebaiknya

perkawinan dalam satu species. dalam proses budidaya harus dilakkan perkawinan yang terseleksi.

Hasil dari beberapa jenis ikan yang dilakukan persilangan biasanya paling Sedangkan crossbreeding atau mudah memperhatikan karakter hibridisasi merupakan program

fenotipe kualitatif misalnya: persilangan yang dapat diaplikasikan

1. Warna tubuh, di mana dapat dilaku- pada ikan, udang, kerang-kerangan,

kan persilangan antara ikan yang maupun rumput laut. Hasil dari program

mempunyai warna antara lain: ini dapat menghasilkan individu-individu • Ikan warna tubuh Albino di-

yang unggul, kadang-kadang ada juga silangkan dengan ikan ber-

yang steril dan dapat menghasilkan pigmen normal.

strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat

• Ikan berwarna kuning/merah/ dilakukan reproduksi buatan seperti

putih disilangkan dengan ikan halnya ikan mas dan ikan nila, di mana

berwarna hijau/biru/abu-abu. dapat dilakukan striping telur dan

• Ikan berwarna bintik disilangkan sperma. Selain itu ada defenisi lain dari

dengan ikan tanpa bintik. hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh

2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan

persilangan antara ikan yang antara spesies yang berbeda.

mempunyai sirip antara lain: Hibridisasi atau persilangan merupakan

suatu upaya untuk mendapatkan • Ikan bersirip kumpay disilang- kombinasi antara populasi yang

kan dengan ikan bersirip normal. berbeda untuk menghasilkan keturunan

• Ikan bersirip kumpay disilang- yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan

kan dengan ikan yang ekornya hal tersebut para ahli genetika

membundar.

jantan dan induk betina yang berasal dari

3. Pola sisik pada ikan dapat dilaku- spesies yang sama namun minimal kan persilangan antara ikan yang memiliki dua karakter fenotipe mempunyai sisik antara lain:

tampilan morfologi yang berbeda • Ikan bersisik bergaris disilang- (Kirpichnikov, 1981). Di samping itu,

kan dengan ikan yang tidak karakter lain dari hasil persilangan mempunyai sisik.

antara varitas adalah fertile yakni • Ikan bersisik menyebar/kaca dari masing-masing jenis kelamin disilangkan dengan ikan yang masih

mampu untuk bersisik penuh.

tetap

keturunan walaupun peluang dari benih

menghasilkan

4. Bentuk tubuh ikan

tersebut cenderung Dalam kegiatan hibridisasi ini memiliki karakter fenotipe tampilan

keturunan

biasanya akan dihasilkan individu morfologi yang bervariasi. baru pada ikan konsumsi yang sudah dilakukan misalnya melaku-

Hibridisasi merupakan persilangan kan persilangan antara ikan nila

antara varitas atau spesies hitam dengan ikan nila putih akan

yang secara morfologis memiliki dihasilkan ikan nila yang berwarna

perbedaan. Kirpichnikov (1981), tubuh ikan merah. Pada umumnya

bahwa perbedaan jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan

menyatakan

yang paling menonjol yang diguna- kan oleh para pembudidaya ikan banyak

dalam hibridisasi intervaritas adalah yang diperoleh dari hasil per-

perbedaan warna, bentuk, ukuran, silangan. Salah satu pendekatan

dan kelengkapan biologis lain yang yang dapat digunakan dalam

melekat pada organ tubuh. Perolehan produksi benih ikan hias baru-baru

ikan hybrid sangat bergantung ini dari suatu populasi yakni per-

dari induk. silangan antarvaritas atau strain

pada

karakter

Waynorovich dan Horvarth (1980) (hibridisasi intervaritas) yang

bahwa ikan hasil memiliki tampilan morfologi dari

menyatakan

hibridisasi interspesies adalah steril. spesies yang sama.

Di samping itu rata-rata ukuran morfometrik dan meristik dari ikan

Hibridsasi intervaritas adalah hibrid kebanyakan berada pada mempersilangkan

antara

induk pertengahan (intermediate) di antara induk pertengahan (intermediate) di antara

Beberapa spesies ikan air Hibridisasi merupakan metode tawar yang sering digunakan dalam

yang digunakan dalam upaya kegiatan persilangan adalah memperoleh ikan keturunan baru. spesies-spesies ikan yang memiliki

Matsui (1935) menyatakan bahwa varitas yang banyak dan memiliki banyaknya varitas pada ikan karakter morfologi yang dapat maskoki merupakan akibat dari dibedakan secara jelas seperti perkawinan antara mutan dengan populasi spesies ikan hias yang induk asal atau antara mutan terdiri dari spesies ekor pedang dengan mutan dari induk yang sama (Xyphophorus maculatus), ikan guppi sehingga secara morfologi terdapat (Poeciliareticulata), dan ikan maskoki varitas

baru. (Carassius auratus ). Sementara Hibridisasi didasarkan pada

ikan

maskoki

pada spesies ikan konsumsi, perbedaan tampilan morfometrik dan adalah

ikanmas (Cyprinus meristik.

banyak carpio ), ikan nila (Oreochromis dilakukan oleh petani ikan maskoki niloticus)

Metode

paling

spesies ikan adalah

dan

hibridisasi karena di konsumsi lain karena di samping samping memiliki varitas yang memiliki

berbagai varitas juga banyak, pada ikan keturunan sering keturunan hibrid telah mampu untuk

diperoleh warna, bentuk, dan ukuran dibudidayakan. tubuh yang berbeda sehingga jumlah varitas akan lebih banyak.

Pengertian tentang persilangan Kirpichnikov

(1981) menyatakan ikan ini ada berbagai pendapat bahwa hasil perlakuan hibridisasi misalnya crossbreeding merupakan tidak hanya dilihat dari tampilan persilangan juga tetapi bukan per- morfologi namun harus dilakukan silangan seperti hibridisasi, melain- kan pula pengukuran morfometrik dan persilangan

balik. Jenis ikan meristik karena data yang diperoleh konsumsi yang merupakan hasil

merupakan refleksi dari kekuatan persilangan balik adalah lele penurunan karakter dari sumber sangkuriang yang telah direlease gamet di samping kondisi lingkungan oleh Menteri Perikanan dan terjadi pada saat pembelahan sel Kelautan pada tahun 2004. Jenis merupakan refleksi dari kekuatan persilangan balik adalah lele penurunan karakter dari sumber sangkuriang yang telah direlease gamet di samping kondisi lingkungan oleh Menteri Perikanan dan terjadi pada saat pembelahan sel Kelautan pada tahun 2004. Jenis

mempunyai pertumbuhan lebih dengan ikan lele generasi ke enam

cepat dibandingkan dengan betina. yang telah dibuat oleh Balai Besar

Oleh karena itu, bagi para pem- Pengembangan Budidaya Air Tawar,

budidaya yang akan memelihara Sukabumi.

jenis ikan tersebut dengan meng- gunakan populasi tunggal kelamin

4.1.3 Seks reversal

akan lebih menguntungkan di- bandingkan jika memelihara ikan dengan populasi dua kelamin, selain

Seks reversal (monosex) adalah itu waktu yang dibutuhkan untuk

suatu teknologi yang membalikkan arah memelihara ikan tersebut lebih

perkembangan kelamin menjadi cepat sehingga terjadi efisiensi

berlawanan. Cara ini dilakukan pada biaya produksi dan keuntungan

waktu menetas gonad ikan belum akan meningkat.

berdiferensiasi secara jelas menjadi

2. Mencegah pemijahan liar Dalam jantan atau betina tanpa merubah

kegiatan budi daya ikan jika genotipenya. Tujuan dari penerapan sek

memelihara ikan jantan dan betina reversal adalah menghasilkan populasi

dalam satu wadah budidaya maka monoseks (tunggal kelamin), yang

tidak menutup kemungkinan ikan sangat bermanfaat dalam:

tersebut pada saat matang gonad

1. Mendapatkan ikan dengan per- akan melakukan pemijahan yang

tumbuhan yang cepat. Pada tidak diinginkan pada beberapa

beberapa jenis ikan konsumsi ada jenis ikan yang memijahnya

beberapa jenis ikan di mana per- sepanjang masa, seperti ikan nila

tumbuhan ikan jantan mempunyai

dan ikan mas.

pertumbuhan yang lebih cepat

3. Mendapatkan penampilan yang daripada ikan betina, misalnya ikan

baik ikan yang dinikmati keindahan nila jantan mempunyai pertumbuhan

warna tubuhnya adalah ikan hias. lebih cepat pada ikan bentina, tetapi

Hampir semua jenis ikan hias yang pada jenis ikan lainnya yaitu ikan

berkelamin jantan mempunyai mas pertumbuhan ikan betinanya

warna tubuh yang lebih indah justru lebih cepat dibandingkan

dibandingkan dengan ikan bentina- dengan ikan jantan. Pada kelompok

nya. Oleh karena itu, jika yang udang-udangan khususnya lobster nya. Oleh karena itu, jika yang udang-udangan khususnya lobster

disalurkan ke organ-organ yang

4. Menunjang genetika ikan yaitu teknik menjalankan fungsi-fungsi regulasi pemurnian ras ikan. Pada kegiatan tertentu secara fisiologik dan biokimia. rekayasa genetika misalnya

Sel-sel sasaran pada organ sasaran ginogenesi akan diperoleh induk memiliki reseptor yang dapat mengikat

ikan yang mempunyai galur murni. hormon, sehingga informasi yang Induk ikan yang galur murni ini akan diperoleh dapat diteruskan ke sel-sel mempunyai gen yang homozigot akhirnya menghasilkan suatu respon. sehingga untuk melakukan per- Pesan hormon disampaikan pada sel- kawinan pada induk yang homozigot sel sasaran menurut dua prinsip yang tanpa mempengaruhi karakter jenis berbeda. Hormon lipofilik masuk ke kelamin ikan tersebut dilakukan dalam sel dan bekerja pada inti sel, aplikasi seks reversal pada induk sedangkan hormon hidrofilik bekerja galur murni sehingga pemurnian gen pada membran sel. itu masih tetap bertahan.

Teknik sex reversal mulai Teknologi seks reversal dapat dikenal tahun

1937 ketika dilakukan dengan menggunakan dua estradiol

17 β disintesis untuk metode yaitu:

pertama kalinya. Dalam perjalanannya

1. Terapi hormon yaitu dengan meng- teknik sex reversal telah mengalami gunakan hormon steroid.

beberapa perbaikan berawal dari perlakuan sex reversal yang baik

2. Rekayasa kromosom. dilakukan pada saat beberapa

hari setelah menetas, yaitu sebelum Teknologi seks reversal dengan

berdiferensiasi, terus rekayasa kromosom akan dibahas

gonad

berkembang hingga penerapan yang pada bab IX secara detail. Pada subbab

dilakukan pada induk yang sedang ini akan dibahas teknologi seks

bunting. Teknik sex reversal berbeda reversal dengan menggunakan terapi

dengan hermaprodit, pada ikan hormon. Menurut Koolman Rohm (2001)

hermaprodit setelah melewati rentang hormon adalah bahan kimia pembawa

waktu tertentu, gonad secara alamiah waktu tertentu, gonad secara alamiah

Terdapat tiga model penentu seks yang dapat diterapkan pada ikan, yaitu:

Berdasarkan tipe reproduksinya, • Kromosom, yang merupakan pe- ikan dapat dibagi menjadi tiga tipe

warisan seks atau hetero- sebagai berikut.

kromosom. Sistem kromosom

1. Gonokhorisme (gonochorism), yaitu determinasi seks betina atau jantan memiliki jenis kelamin yang terpisah.

XX/XY.

2. Hermaprodit (hermaphroditism), • Penentu seks poligenik (polifaktorial)

yaitu kedua jenis kelamin berada adalah suatu sistem penentuan

pada individu yang sama. seks di mana terdapat gen penentu

3. Uniseksualitas (unizexuality), yaitu seks jantan dan betina epistatik spesies yang semua individunya

(superior) yang berada pada betina.

autosom maupun heterokromosom. • Penentu seks oleh lingkungan,

Ekspresi atau perwujudan seks melibatkan interaksi antargenotipe

bergantung pada dua proses, yaitu dan lingkungan, terutama suhu

determinasi seks dan diferensiasi seks. media selama perkembangan

Determinasi seks bertaggung jawab

larva.

pada seks genetik (seks genotipe), sedangkan diferensiasi seks ber- tanggung jawab pada perkembangan

Proses diferensiasi seks adalah yang nyata dari kedua jenis gonad (seks suatu proses perkembangan gonad

genotipe), yaitu jantan dan betina. ikan menjadi suatu jaringan yang Kedua proses tersebut secara

definitif (pasti), yang terjadi terlebih definitif (pasti), yang terjadi terlebih

jantan menjadi betina (feminisasi). saat baru menetas masih berupa

2. Androgen (hormon jantan): benang yang sangat halus dan belum Testoteron, 17 α-Methyl Testoteron, berdiferensiasi menjadi jantan atau androstendion. Hormon ini mem- betina. Proses diferensiasi seks pada berikan efek perubahan dari betina

betina ditandai dengan meiosis menjadi jantan (maskulinisasi). oogonia dan/atau perbanyakan sel-sel

somatik membentuk rongga ovari, sebaliknya pada diferensiasi seks pada

Pada sex reversal terkadang terjadi jantan ditandai dengan muculnya penyimpangan ekstrim yang dialami. spermatoonia serta pembentukan Hal ini dapat terjadi karena pada sistem vaskular pada testis.

beberapa jenis ikan (lele amerika) terdapat suatu zat yang menyerupai

Hormon steroid secara alamiah enzim aromaterase sehingga hormon 17α metiltestosteron yang masuk ke

terlibat dalam proses diferensiasi seks. Upaya pengontrolan proses diferensiasi dalam tubuh terlebih dahulu dikonversi

menjadi estradiol 17β dan berfungsi seks dilakukan dengan pemberian

steroid seks dari luar tubuh (eksogenous) sebagai hormon sehingga terjadi penyimpangan hingga 100%.

pada ikan yang belum berdiferensiasi. Ikan-ikan hasil sex reversal pada umumnya mengalami perubahan kelamin

Dalam penerapan sex reversal yang bersifat permanen dan berfungsi dengan menggunakan terapi hormon normal. Pemberian steroid seks dapat diberikan beberapa cara yang sebaiknya diberikan sebelum muncul didasarkan pada efektivitas, efisiensi, tanda-tanda diferensiasi gonad dengan kemungkinan polusi, dan biaya. Cara menggunakan hormon estrogen atau pemberian hormon dalam teknologi androgen. Jenis-jenis hormon steroid seks reversal dapat dilakukan dengan yang dapat digunakan dalam terapi beberapa cara antara lain sebagai hormon antara lain sebagai berikut.

berikut.

1. Estrogen (hormon betina): Estradiol-17 β, esteron, estriol, atau

1. Oral

ethynil estradiol. Hormon ini Metoda oral adalah metode pemberian hormon melalui mulut ethynil estradiol. Hormon ini Metoda oral adalah metode pemberian hormon melalui mulut

Menurut Muhammmad Zairin Jr. dilakukan

dengan

mencampur (2002),

pemberian akriflavin hormon 17 α 90 metyltestoesteron dengan dosis 15 mg/kg pakan

secara merata dengan pakan dengan frekwensi pemberian pakan 3 – dengan dosis disesuaikan jenis

4 kali sehari menghasilkan 89% ikan ikan yang akan diaplikasikan. jantan dengan survival rate 88%.

Pemberian hormon pada pakan alami dapat dilakukan dengan

kerja pencampuran teknik

hormon pada pakan yakni hormon detail teknik tentang bioenkapsulasi ini

dilarutkan dan diencerkan dalam dijelaskan secara detail pada bab VII.

alkohol. Kemudian larutan hormon dicampurkan dengan pakan buatan

(2001), berupa pelet serbuk dengan cara mengatakan

Selanjutnya

Anonim,

larutan hormon penelitian sampai saat ini teknik secara merata kepermukaan pakan

bahwa

berdasarkan menyemprotkan

penghormonan melalui oral paling dengan menggunakan sprayer. banyak digunakan para pem- Setelah tercampur dengan merata,

budidaya ikan karena hasil yang pakan dibiarkan di udara terbuka di diperoleh lebih dari 95 sampai tempat yang tidak terkena sinar 100% bila dibandingkan dengan matahari

(diangin-anginkan) agar perendaman yang menghasilkan 70– alkohol dapat menguap. Selanjutnya

80%. Dengan pencampuran hormon pakan yang telah tercamput hormon pada pakan juga sangat efisien dimasukkan ke dalam wadah dalam pemakaian dosis hormon tertutup dan disimpan di dalam dan kemudahan mem- peroleh lemari pendingin. pakan ikan. Sedangkan kelemahan metoda oral ini adalah pada awal

2. Perendaman (dipping/bathing) pemberian

Metoda perendaman (dipping), menyesuaikan jenis pakan buatan

yaitu dengan cara merendamkan sehingga

apabila

pakan tidak

larva ikan ke dalam larutan air yang larva ikan ke dalam larutan air yang

10 hari setelah menetas atau pada dengan dosis 1,0 gram/liter air. saat tersebut panjang total larva Metode ini dapat diaplikasikan berkisar antara 9,0 sampai 13 mm, di pada embrio, dan pada larva ikan mana ikan dengan umur serta ukuran yang masih belum mengalami seperti tersebut di atas secara diferensiasi jenis kelamin (sex), dan morfologis masih belum mengalami lama perendaman tergantung dosis diferensiasi kelamin. (Anonim, 2001). hormon yang diaplikasikan, di mana semakin banyak dosis hormon

Perendaman induk betina yang maka semakin singkat waktu sedang bunting juga merupakan

perendaman dan demikian juga salah satu alternative pada metode sebaliknya.

dipping namun harus dipertimbang- kan efektivitas

dan efesiensinya Perendaman yang dilakukan sehingga induk yang direndam pada fase embrio dilakukan pada sebaiknya induk-induk yang ber- saat fase bintik mata mulai ukuran kecil. terbentuk, karena dinggap embrio telah kuat dalam menerima

3. Suntikan/implantasi perlakuan. Kelemahan cara ini

Metode suntikan atau implantasi ini adalah obat atau hormon terlau jauh

biasanya hanya dapat dilakukan pada mengenai target gonad, namun lebih

ikan yang berukuran dewasa. Proses hemat pada penggunaan hormon.

penyuntikan dilakukan pada bagian Perendaman juga dapat dilakukan

punggung ikan dengan dosis yang pada umur larva yang telah habis

disesuaikan dengan jenis dan ukuran kuning telurnya, karena ada

ikan.

anggapan pada stadia ini

gonad

masih berada pada fase labil sehingga mudah dipengaruhi oleh

Perlu diperhatikan bahwa peng- rangsangan luar. Kelemahannya ubahan jantanisasi (maskulinisasi)

adalah efektivitas hormon berkurang kadang-kadang menunjukkan pe- karena jauh mengenai target gonad. nyimpangan seperti ditemukan individu Larva yang dipergunakan dalam yang memiliki bakal testis dan sekaligdi penerapan teknologi sex reversal ini antaranyari. Selain itu mungkin saja adalah larva yang berumur antara 5– dijumpai individu yang steril/abnormal adalah efektivitas hormon berkurang kadang-kadang menunjukkan pe- karena jauh mengenai target gonad. nyimpangan seperti ditemukan individu Larva yang dipergunakan dalam yang memiliki bakal testis dan sekaligdi penerapan teknologi sex reversal ini antaranyari. Selain itu mungkin saja adalah larva yang berumur antara 5– dijumpai individu yang steril/abnormal

kemudian disaring dengan kertas dengan kesesuaian dosis yang

saring dan disimpan dalam botol diberikan. Menurut Zairin Jr. (2002)

yang tertutup rapat pada suhu ruang. Secara umum dosis yang terlalu tinggi

Pemeriksaan gonad dilakukan akan mendorong sterilitas dan dosis

dengan cara membedah ikan yang terlalu rendah akan mendorong

terlebih dahulu yang kemudian sex reversal yang tidak sempurna

diambil gonadnya secara hati-hati. sehingga bakal testis dan ovari dapat

Gonad yang sudah terambil dijumpai pada saat bersamaan.

diletakkan pada gelas objek dan diberi larutan asetokarmin 2–3 tetes, kemudian dicincang dengan

Setelah dilakukan aplikasi teknologi pisau skalpel sampai halus, lalu

seks reversal pada individu ikan, maka tutup dengan gelas penutup dan

harus dilakukan uji progeni. Uji progeni siap diamati di bawah mikroskop.

ini untuk menentukan apakah ikan yang telah ditreatment tersebut sudah berubah kelamin. Terdapat dua metode

2. Metode morfologi yang digunakan dalam identifikasi jenis

kelamin dengan kelamin, antara lain sebagai berikut.

Identifikasi

pengamatan morfologi adalah cara terhemat karena tidak harus

1. Metode asetokarmin mematikan ikan yang akan diamati. Cara ini apat dilakukan pada ikan-

Identifikasi

gonad dengan

ikan yang memiliki dimorfisme metode asetokarmin dilakukan seksual yang jelas antara jantan dan hanya untuk keperluan penelitian,

betina.

karena ikan harus dimatikan terlebih dahulu untuk diambil gonadnya. Asetokarmin adalah

Aplikasi seks reversal telah berhasil larutan pewarna yang digunakan

dilakukan pada beberapa jenis ikan untuk mewarnai jaringan gonad.

berdasarkan hasil penelitian antara lain Larutan ini dibuat dengan cara

sebagai berikut.

melautkan 0,6 g bubuk karmin di

1. Ikan hias: ikan guppy, cupang, tetra dalam 100 ml asam asetat 45%.

kongo, dan rainbow trout dengan Larutan dididihkan selama 2–4

menggunakan metode perendaman menggunakan metode perendaman

yang kemungkinan terbawa pada wadah. Selain peralatan lapangan, untuk

2. Ikan konsumsi: nila dan mas, dengan melakukan teknik sex reversal juga

perendaman embrio, larva dan diperlukan peralatan dalam perlakuan

pemberian pakan. melalui pakan yaitu, baskom yang

digunakan sebagai wadah dalam Langkah awal dalam melakukan pembuatan ramuan pakan, sendok kayu

seks reversal adalah menyiapkan digunakan untuk mengaduk dan wadah yang akan digunakan. Wadah meratakan larutan hormon, hand yang dapat digunakan untuk melakukan sprayer digunakan untuk menyemprot- teknik sex reversal antara lain akuarium, kan larutan hormon dalam pakan, spuit bak fiber, bak semen, bak plastik. suntik sebagai alat untuk mengambil Wadah untuk teknik sex reversal dapat larutan hormon dan botol gelas yang dikelompokan berdasarkan kebutuhan berwarna gelap sebagai wadah dan jenis metode yang akan digunakan. pelarutan hormon dengan alcohol. Wadah-wadah yang digunakan yang Sedangkan peralatan yang diperlukan mendasar adalah wadah pemeliharaan pada perlakuan melalui rendaman induk dapat berupa kolam semen atau antara lain, baskom plastik sebagai bak-bak plastik, wadah perlakuan yang wadah perendaman induk atau larva, berupa akuarium dengan ukuran yang aerator sebagai penyuplai udara, spuit menyesuaikan dengan kepadatan ikan suntik sebagai alat untuk mengambil yang akan diberi perlakuan, dan wadah larutan hormon dan botol gelas yang pemeliharaan larva.

berwarna gelap sebagai wadah pelarutan hormon dengan alkohol.

Peralatan yang digunakan pada teknik sex reversal adalah peralatan

yang harus lapangan pemeliharaan ikan yang disediakan antara lain hormon 17

Bahan-bahan

berupa seser, selang sipon, aerator, α metiltestosteron atau estradiol selang aerasi, dan batu aerasi.

17 β sesuai dengan kebutuhan dan Peralatan yang akan digunakan sebaik- tujuan sex reversal,

alcohol nya disanitasi terlebih dahulu dengan sebagai pelarut hormon, pakan alcohol nya disanitasi terlebih dahulu dengan sebagai pelarut hormon, pakan

dengan berat rata-rata larva untuk diendapkan selama 12–24 jam

mendapatkan berat total larva. sebagai

media

perendaman

4. Timbanglah pakan yang dibutuhkan (bila menggunakan metode dipping).

untuk larva sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan (Feeding

Pembuatan Pakan Berhormon

rate 30–40% per bobot biomassa/ hari) dikalikan selama 10 hari

Dalam aplikasi seks reversal pemberian pakan.

dengan metode oral melalui pemberian pakan berhormon maka dosis hormon

5. Siapkanlah larutan alkohol dengan yang digunakan akan sangat spesifik

konsentrasi 70% sesuai dengan untuk jenis ikan tertentu. Dalam prosedur

kebutuhan.

ini akan dibuat pakan berhormon untuk

6. Siapkanlah hormon yang akan jenis ikan nila. Adapun prosedur yang

digunakan sesuai kebutuhan. dilakukan sebagai berikut.

Misalnya jumlah kebutuhan pakan

1. Tangkaplah larva ikan yang akan 250 gram, dosis penghormonan diberikan perlakuan dari kolam/bak

40 mg/kg pakan, maka timbanglah pemijahan.

hormon sebanyak 10 mg.

2. Pilihlah larva yang masih berumur di

7. Larutkanlah hormon tadi ke dalam bawah 10 hari dengan melihat

alkohol tersebut sebanyak 10 ml kriteria yang sesuai dengan ciri-ciri

(1mg/ml), lalu simpan dalam botol yang sudah ditentukan.

berwarna gelap (tidak bening).

3. Timbanglah biomassa larva yang

8. Campurlah larutan hormon dengan akan diberi perlakuan peng- pakan dengan cara menggunakan hormonan yaitu dengan cara hand sprayer disemprotkan secara mengambil

dan

menimbang

merata pada pakan. Untuk meng- beberapa

sampel

untuk

hilangkan alkohol angin-anginkan- kemudian hasil penimbangan lah pakan tersebut sampai bau sampel dibagi dengan jumlah alkoholnya sudah tidak menyengat rata-rata larva sampel untuk

lagi.

mendapatkan berat rata-rata larva,

9. Simpanlah hormon yang sudah selanjutnya

hitunglah

jumlah

dianginkan pada kantong plastik dianginkan pada kantong plastik

diperlukan.

rapat-rapat baik sebelum maupun

2. Buatlah larutan hormon dengan cara sesudah dipakan, atau dapat juga

timbang hormon sebanyak 20 mg disimpan dalam reprigrator (+ 4° C).

dan masukkan dalam tabung

10. Diskusikan secara berkelompok polietilen dan tambhakan 0,5 ml tentang prosedur pembuatan pakan

larutan alkohol 70%. Tutup dan berhormon.

kocok sampai hormon larut, kemudian tuangkan hormon ke dalam wadah berisi 10 liter air

Pembuatan Larutan Perendaman

pemeliharaan, beri aerasi dan siap untuk digunakan.

3. Pilihlah induk ikan guppy yang guppy bertujuan untuk menghasilkan

Aplikasi seks reversal pada ikan

sedang bunting dengan melihat ikan berjenis kelamin jantan. Pada ikan

bentuk tubuhnya dan pilihlah induk guppy jenis kelamin jantan mempunyai

yang akan melahirkan 8 hari warna dan bentuk tubuh yang lebih indah

kemudian sebanyak 50 ekor. Ikan dibandingkan dengan ikan betina.

guppy biasanya mengalami masa Teknik seks reversal pada ikan guppy

bunting selama 40 hari. dapat dilakukan dengan dua metode

4. Masukkan induk tersebut ke dalam yaitu perendaman induk dan pemberian

larutan hormon dan rendam selama pakan berhormon. Pada metode

24 jam.

perendaman, dosis yang digunakan adalah 2 mg/l air dan lama perendaman

5. Pindahkan induk ikan guppy yang selama 12 jam sampai 24 jam pada

telah direndam ke dalam akuarium induk ikan yang sedang bunting dan

dan amati proses kelahiran anak memberikan hasil 100% jantan.

dan hitung jumlah anak yang Sedangkan dengan metode pemberian

dihasilkan

pakan dengan dosis 400 mg/l dengan

6. peliharalah anak yang dihasilkan lama perlakuan 10 hari hanya meng-

sampai berumur 2–3 bulan dan hasilkan 58% jantan (Zairin, 2002).

diidentifikasi jenis kelaminnya Adapun prosedur pembuatan larutan

secara morfologis dan histologis. perendaman sebagai berikut.

1. Siapkan alat dan bahan yang akan Penerapan seks reversal yang telah 1. Siapkan alat dan bahan yang akan Penerapan seks reversal yang telah

pakan, selama 10–15 hari (2002) sangat berbeda untuk jenis ikan

pada betina bunting, hasil 70% tentang dosis dan hasil yang diperoleh

jantan.

antara lain sebagai berikut.

guppy, 1–2 mg/liter • Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama

• Ikan

media selama 24 jam pada betina

36 hari pada larva 8–63 hari, pada bunting, hasil 100% jantan. suhu 20–25° C, menghasilkan

• Congo tetra fase bintik mata, 25 71–90% betina.

mg/ liter media selama 8 jam, hasil • Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama

89% jantan.

36 hari, pakan berhormon-cacing- • Betta splendens/cupang fase pakan berhormon, menghasilkan

bintik mata, 20 mg/liter media 97% betina.

selama 8 jam, hasil 85% jantan. • Ikan nila 10–60 mg /kg

pakan, selama 10–15 hari, Keberhasilan teknik sex reversal umur 21–28 hari, hasilnya 95– dapat diketahui melalui beberapa 100% jantan.

parameter antara lain sebagai berikut.

a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan Jumlah telur yang menetas

Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%

Jumlah telur awal

b. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari pemeliharan

Jumlah larva yang hidup Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%

Jumlah telur awal

c. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini dapat dihitung setelah 2–3 bulan pemeliharaan larva. perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sex reversal dengan rumus:

jumlah individu jantan % jantan = ––––––––––––––––––– × 100% jumlah individu jantan % jantan = ––––––––––––––––––– × 100%

% betina = ––––––––––––––––––– × 100% jumlah individu total

4.1.4. Inbreeding

sisinya (abnormal). Menurut Leary et al (1985), individu yang homozigot kurang mampu mengimbangi keragaman

Inbreeding adalah perkawinan lingkungan dan memproduksi energi

antara individu-individu yang sekerabat untuk pertumbuhan dan perkembangan.

yaitu berasal dari jantan dan betina yang Oleh karena itu, fluktuasi asimetri

sama induknya dan pada varietas yang merupakan indikator untuk mengetahui

sama. Inbreeding atau silang dalam adanya silang dalam. Fluktuasi asimetri

akan menghasilkan individu yang ini merupakan perubahan organ atau

homozigositas. Kehomozigotan ini akan bagian tubuh sebelah kiri dan kanan

melemahkan individu-individunya yang menyebar normal dengan rataan terhadap perubahan lingkungan. mendekati nol. Selain itu individu yang Homozigositas ini berari hanya ada satu mengalami tekanan silang dalam tipe alel untuk satu atau lebih lokus. mempunyai ketahanan terhadap Selain itu silang dalam akan menyebab- perubahan lingkungan yang rendah. kan penurunan kelangsungan hidup telur dan larva, peningkatan frekuensi

Berdasarkan beberapa parameter ketidaknormalan bentuk dan penurunan

pengukuran dalam menentukan apakah laju pertumbuhan ikan. Silang dalam

pada suatu populasi telah mengalami menyebabkan heterozigositas ikan

tekanan silang dalam, memperlihatkan berkurang dan keragaman genetik

bahwa silang dalam memberikan menjadi rendah. Menurut Nurhidayat

dampak negatif dalam budidaya ikan. (2000), lele dumbo yang berasal dari

Tetapi dalam program untuk mem- Sleman, Tulung Agung dan Bogor

peroleh individu galur murni hanya dapat mempunyai stabilitas perkembangan

dilakukan dengan menerapkan pro- yang rendah akibat telah mengalami

gram breeding ini. Jadi tujuan tekanan silang dalam yang ditunjukkan

penerapan silang dalam (inbreeding) dengan tingginya nilai fluktuasi asimetri

hanya bertujuan untuk memperoleh dan adanya individu yang tidak tumbuh

induk ikan yang mempunyai galur murni, sirip dada dan sirip perut pada kedua

individu galur murni mempunyai individu galur murni mempunyai

Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat ini yang sangat dekat kekerabatannya biasa terjadi dalam suatu populasi ikan yang sangat kecil. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya silang dalam pada program pengembangbiakan ikan dibutuhkan suatu penerapan effective breeding number (Ne) pada ikan budidaya.

Berdasarkan hasil penelitian nilai Ne untuk setiap jenis ikan berbeda, misalnya pada ikan mas nilai Nenya adalah > 50 ekor yang berarti jika para pembudidaya akan melakukan program pembenihan ikan mas dalam suatu hatchery, minimal harus mempunyai induk dengan jumlah lebih dari 25 pasang agar tidak terjadi inbreeding. Pada ikan nila, nilai Nenya adalah > 133 ekor, sedangkan pada ikan lele 50 ekor.

Dalam memperoleh induk ikan yang mempunyai galur murni dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:

1. Closed breeding Closed breeding

berarti

perkawinan yang tertutup, yang

mempunyai arti lain yaitu melakukan perkawinan yang dekat sekali kaitan kekeluargaannya misalnya anak dan tetua atau antarsaudara sekandung. Perkawinan antara saudara sekandung atau antara individu-individu yang sefamili akan mengakibatkan pembagian alel-alel melalui satu atau lebih dari leluhur yang sama. Bila perkawinan individu ini terjadi maka alel-alel yang mereka dapatkan dari leluhur yang sama akan diperoleh kembali. Maka hal ini akan mengakibatkan keturunan yang dihasilkan adalah individu-individu yang homozigot dari satu atau lebih lokus. Dengan melakukan silang dalam, frekuensi gen tidak berubah tetapi homo- sigositas meningkat. Menurut Tave (1986) pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam lokus dapat dilihat pada Tabel 4.2.

2. Line breeding Line breeding berarti per- kawinan satu jalur yaitu perkawinan keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu baik yang berasal dari nenek moyang bersama yang jantan maupun betina terhadap kostitusi genetik pada progeninya. Bentuk 2. Line breeding Line breeding berarti per- kawinan satu jalur yaitu perkawinan keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu baik yang berasal dari nenek moyang bersama yang jantan maupun betina terhadap kostitusi genetik pada progeninya. Bentuk

pada Gambar 4.1. Dari hasil mild tuanya yang sama untuk beberapa

linebreeding bertujuan untuk generasi. Menurut Tave (1986)

individu A berkontribusi 53,12% prosedur linebreeding dapat

pada gen individu K, sedangkan dilakukan dengan dua tipe yaitu

pada intense linebreeding individu Mild Linebreeding dan Intense

A berkontribusi 93,75% pada gen Linebreeding. Untuk membedakan

individu G.

kedua program linebreeding ini

Tabel 4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam lokus. Perkawinan setiap generasi : AA × AA; Aa × Aa; aa × aa (Tave, 1986)

Frekuensi Alel Generasi f(AA)

Frekuensi Genotipe

f(Aa)

f(aa)

f(A) f(a)

P1 0,25

0,5 F1 0,375

0,5 F2 0,4375

0,5 F3 0,46875

0,5 F4 0,48437

0,5 F5 0,49218

0,5 F6 0,49609

0,5 F7 0,49804

0,5 F8 0,49902

0,5 F9 0,49951

0,5 Fn

Mild Linebreeding Intense Linebreeding A× B

Gambar 4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu mildline breeding dan intense line breeding (Tave, 1986).

Gambar 4.2 Induk ikan lele betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

Gambar 4.3 Induk ikan lele jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5 Aplikasi seleksi induk pada persegi. Setiap kolam dilengkapi

budidaya

dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air. Di kedua saluran ini biasanya dilengkapi dengan saringan

Dalam aplikasi budidaya para agar induk-induk tersebut tidak keluar

petani ikan biasanya melakukan atau kabur. Kepadatan penebaran induk

pemeliharaan terhadap induk ikan yang antara 3–4 kg/m 2 , sedangkan ketinggi-

diperoleh dari hasil budidaya dengan an air dikolam induk antara 60–75 cm.

cara induk jantan dan betina dipelihara Agar diperoleh kematangan induk yang

secara terpisah. Hal ini lebih memudah- memadai, setiap hari induk di beri

kan dalam pengelolaan, pengontrolan, pakan bergizi. Jenis pakan yang

dan yang terpenting dapat mencegah diberikan berupa pakan buatan berupa

terjadinya memijah di luar kehendak pelet sebanyak 3–5 % perhari dari bobot

”mijah maling”. Kolam induk berupa induk yang dipelihara. Ada juga induk

kolam tanah, kolam tembok, atau kolam ikan yang diberikan pakan berupa

tanah dengan pematang dari tembok. limbah peternakan ayam (ayam yang

Tidak ada ketentuan khusus tentang mati) yang dibakar atau direbus terlebih

ukuran kolam untuk pemeliharaan induk.

dahulu.

Biasanya kolam induk hanya disesuai- kan dengan kondisi lahan dan keuangan. Untuk memudahkan dalam pengelolaan

4.1.5.1 Seleksi induk ikan lele

dan efisiensi penggunaan kolam, maka luas kolam induk jantan dan betina

Seleksi induk ikan lele secara umum masing-masing berkisar 15–30 meter

di mulai dari ikan ukuran benih (5–10 di mulai dari ikan ukuran benih (5–10

dapat menghambat ovulasi telur pada memiliki bentuk tubuh yang baik. Benih/ betina dan pengeluaran sperma pada calon induk tersebut dipelihara di dalam induk jantan. Induk yang akan diberok kolam dengan baik, selanjutnya calon dipisahkan antara induk jantan dan induk tersebut dilakukan seleksi induk betina. Hal ini bertujuan untuk meng- secara berkala sampai mendapat induk hindari mijah maling. Selain itu, yang benar-benar baik dan sesuai pemisahan induk tersebut bertujuan dengan kebutuhan. Kegiatan pem- mempercepat pemijahan ikan. benihan ikan lele diawali dengan seleksi induk. Induk yang akan dipilih

Ciri-ciri induk betina lele dumbo adalah induk jantan dan betina yang yang siap untuk dipijahkan sebagai

matang gonad. Ciri-ciri induk betina ikan berikut. lele adalah genital papila berbentuk bundar (oval), bagian perut relatif lebih

• Bagian perut tampak membesar ke besar, gerakan lambat, jika diraba

arah anus dan jika diraba terasa bagian perut terasa lembek dan alat

lembek.

kelamin berwarna kemerah merahan.

kelamin berwarna Sedangkan induk jantan dicirikan

• Lubang

kemerahan dan tampak agak dengan genitalnya meruncing ke arah

membesar.

ekor, perut ramping, dan pada ujung alat • Jika bagian perut secara perlahan

kelamin berwarna kemerahan. Selain diurut ke arah anus, akan keluar

itu ada perubahan warna tubuh menjadi beberapa butir telur berwarna hijau

cokelat kemerahan. Untuk lebih jelasnya tua dan ukurannya relatif besar.

dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.

• Gerakannya lambat.

Induk yang sudah dipilih berdasar- Ciri-ciri induk jantan lele dumbo kan matang gonadnya, kemudian

jantan yang telah siap untuk dipijahkan diberok (dipuasakan) selama 2 hari.

sebagai berikut.

Selama pemberokan induk jantan dan betina dipisahkan. Tujuan dari pem- •

Alat kelamin tampak jelas me- Alat kelamin tampak jelas me-

Warna tubuh agak kemerah- Dalam pemeliharaan calon induk ini merahan.

harus diberi pakan yang cukup dan bergizi. Calon-calon induk yang di-

• Tubuh ramping dan gerakannya pelihara tersebut selanjutnya di seleksi

lincah. kembali pada saat berukuran 100–200

gram. Calon induk jantan dan betina

4.1.5.2 Seleksi induk ikan mas

dipilih berdasarkan ciri-ciri morfologis- nya yang baik, di antaranya sebagai berikut.

Induk ikan mas yang akan dipijah- kan sebaiknya dipelihara dalam tempat yang terpisah antara jantan dan betina • Calon induk harus mempunyai agar pertumbuhan induk ikan opimal

karakter morfologis dengan kriteria dan tidak terjadi perkawinan yang tidak

sebagai berikut: bentuk tubuh kekar, diinginkan. Dalam pemeliharaan induk

pangkal ekor kuat dan lebar, sisik ikan Mas harus dilakukan dengan baik

besar dan teratur, warna cerah, dan benar agar diperoleh induk yang

kepala lancip dan lebih kecil dari siap dan unggul untuk dikawinkan.

lebar tubuh (1 : 1,5), daerah perut melebar dan datar, badan tebal, dan

Pemeliharaan induk ikan mas berpunggung tinggi. merupakan salah satu aspek penting • Calon induk harus berasal dari

yang harus dilaksanakan dalam keturunan yang berbeda, baik ikan program pengembangbiakan ikan mas.

jantan maupun ikan betina. Induk ikan mas yang dipelihara dengan • Calon induk harus mempunyai sifat baik akan menghasilkan telur dan benih

cepat tumbuh, sehat, tahan terhadap ikan dalam jumlah dan kualitas yang

penyakit dan perubahan lingkungan, diharapkan.

serta responsive terhadap pakan.

Induk ikan yang baik sebaiknya

induk yang telah dipelihara dari masa benih, hal tersebut

Calon-calon

dipelihara di kolam dapat dilihat dari gerakan yang lincah,

diseleksi

pemelihara- an induk sampai siap untuk tumbuh bongsor, sehat, dan mempunyai

dipijahkan. Agar diperoleh induk yang nafsu makan yang baik. Pemeliharaan

berkualitas dan dapat menghasilkan benih calon induk sebaiknya dilakukan berkualitas dan dapat menghasilkan benih calon induk sebaiknya dilakukan

dibandingkan dengan ikan mas betina. Umur ikan mas jantan 10–12 bulan dengan bobot 0,6–0,75 kg sudah

• Pemeliharaan pakan yang teratur, sampai matang kelamin, sedangkan

pakan yang diberikan harus induk betina yang ideal mencapai

mempunyai kadar protein 30–35%, matang gonad pada umur 1,5–2 tahun

jumalh pakan yang diberikan per dengan berat 2–3 kg. Induk ikan mas

hari berkisar antara 2–3% dan yang akan dipijahkan harus benar-benar

frekuensi pemberian pakan dapat dibedakan antara jantan dan

sebanyak 2–3 kali. betina. Adapun ciri-ciri induk jantan dan

• Kondisi kolam pemeliharaan harus betina ikan mas dapat dilihat pada optimal, yaitu kandungan oksigen

Tabel 4.3.

terlarut minimal 5 ppm, suhu air berkisar25–30° C dan air tidak tercemar.

• Padat penebaran calon induk

berkisar antara 0,1–0,25 kg/m 2 .

Calon-calon induk tersebut di- pelihara sampai mencapai ukuran tertentu untuk dipijahkan. Induk ikan mas

Tabel 4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas

1. Sirip dada relatif panjang, jari-jari Sirip dada relatif pendek, lunak, luar tebal.

lemah, jari-jari luar tipis.

2. Lapisan sirip dada kasar. Lapisan dalam sirip dada licin.

3. Kepala tidak melebar. Kepala relatif kecil, bentuk agak meruncing.

4. Tubuh lebih tipis/langsing, ramp- Tubuh lebih tebal/gemuk di- ing dibandingkan betina pada

bandingkan jantan pada umur umur yang sama.

yang sama.

5. Gerakannya gesit. Gerakannya lamban dan jinak.

6. Sehat dan tidak cacat. Sehat dan tidak cacat.

7. Sisik teratur dan warna cerah. Sisik teratur dan warna cerah.

Induk ikan mas jantan dan betina dapat mencapai matang gonad. harus dipelihara dalam kolam yang Adapun ciri-ciri induk ikan mas yang terpisah agar ikan cepat matang kelamin matang gonad dapat dilihat pada Tabel dan tidak terjadi perkawinan liar. Induk

4.2 dan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. yang dipelihara dengan baik akan

Tabel 4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina matang gonad

1. Tubuh ramping. Perut membulat dan lunak jika diraba.

2. Mengeluarkan cairan putih/ Genital papilla mengembang, sperma bila perut ditekan ke

agak terbuka dan berwarna arah anus.

kemerahan.

3. Lubang anus melebar dan menonjol (agak membengkak).

Gambar 4.4 Induk ikan mas betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

Gambar 4.5 Induk ikan mas jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5.3 Seleksi induk ikan nila

agar mampu hidup dan berkembang- biak secara optimal.

Pengelolaan induk dalam kegiatan usaha pembenihan mempunyai peran

lingkup pengelolaan yang sangat penting dalam menunjang

Ruang

mengacu pada keberhasilan, karena induk merupakan

induk

dengan

ketercapaian efisiensi suatu usaha salah satu faktor utama yang akan

ikan dapat menentukan kualitas dan kuantitas benih

pembenihan

ke dalam tiga yang dihasilkan.

dikelompokan

kelompok

yaitu pengadaan induk, pemeliharaan calon induk,

Pengelolaan induk dilakukan atas dan pe- ningkatan mutu induk, dasar sifat induk dan kebutuhan induk

atau mem- pertahankan mutu induk.

• Mortalitas induk, yaitu prosentase Untuk dapat mencapai efisiensi

jumlah induk yang hilang selama suatu usaha pembenihan, dalam

pemeliharaan (umur produktif) baik pengadaan induk ada dua hal yang

yang disebabkan oleh kematian/ harus diperhatikan yaitu kuantitas calon

hilang atau sesuatu hal sehingga induk dan kualitas calon induk.

induk tersebut tidak berproduksi Perhitungan untuk menentukan berapa

untuk menghasilkan telur. Dari jumlah induk yang harus tersedia dalam

aspek tersebut di atas secara suatu unit pembenihan, agar dapat

praktis jumlah induk ikan nila pada menghasilkan benih sesuai dengan

suatu areal/kolam pemijahan peluang atau pangsa pasar yang ada,

ditentukan oleh induk jantan dan maka dalam menghitung jumlah induk

ukuran induk. Hal ini disebabkan harus mempertimbangkan 4 aspek yaitu:

sifat ikan nila memijah adalah di • Skala usaha, yaitu satuan unit usaha

mana induk jantan akan membuat terkecil dalam pembenihan ikan nila

suatu daerah teritorial yang tidak yang secara ekonomis masih

boleh digangggu ikan lain. Dengan mampu memberikan efisiensi dan

demikian jumlah ikan betina keuntungan yang optimal.

umumnya lebih banyak dari pada ikan jantan agar mudah memberi

• Kuantitas dan kontinuitas produksi , kesempatan pada jantan untuk yaitu banyaknya produk (benih)

dapat menemukan betina yang yang harus dihasilkan sesuai

matang gonad. Setelah mengetahui dengan kriteria yang ditentukan

tanda-tanda calon induk yang baik dalam periode dan interval waktu

pada ikan nila, selanjutnya kita tertentu secara terus-menerus

harus mampu membedakan induk sesuai dengan target yang telah

jantan dan induk betina. Untuk dapat ditentukan.

membedakan antara induk jantan • Produktifitas induk, yaitu ke-

dan betina dapat dilihat pada Tabel mampuan induk betina dari setiap

4.5 dan Gambar 4.5. pemijahan untuk menghasilkan

benih ikan nila sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Tabel 4.5 Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina

Ciri-Ciri Induk Betina Ciri-Ciri Induk Jantan

• Dagu relatif kecil berwarna putih. • Dagu menonjol berwarna merah. • Sirip dada berwarna hitam dan

• Sirip dada berwarna cokelat pendek.

kemerahan dan relatif panjang. • Perut melebar berwarna putih.

• Perut pipih warna hitam. • Bila perut diurut dari dada ke

• Bila perut diurut dari dada ke genitalia keluar cairan bening.

genitalia tidak keluar cairan bening.

Gambar 4.6 Induk ikan nila

4.1.5.4 Seleksi induk ikan patin

dan bagian perut lebih ramping.

Induk ikan patin dapat dipijahkan Induk betina ikan patin yang matang setelah umur 2–3 tahun. Pada umur

gonad mempunyai ciri-ciri bagian perut tersebut induk ikan patin telah memiliki

membesar ke arah lubang genital berat badan 3–5 kg/ekor. Ciri-ciri induk

berwarna merah, membengkak dan betina adalah memiliki bentuk urogeni-

mengkilat agak menonjol, serta jika tal bulat dan perut relatif lebih me-

diraba bagian perut terasa lembek. ngembang dibandingkan induk jantan.

Sedangkan ciri-ciri induk jantan ikan Sedangkan induk jantan memiliki papila

patin yang dapat dipijahkan adalah bila bagian perut diurut ke arah anus akan patin yang dapat dipijahkan adalah bila bagian perut diurut ke arah anus akan

Gambar 4.7 Induk ikan patin jantan (atas) dan betina (bawah)

Induk ikan yang telah diseleksi selanjutnya diberok (dipuasakan) selama 1–2 hari. Selama pemberokan induk ikan, air terus menerus dialirkan ke kolam/wadah pemberokan. Tujuan pemberokan adalah untuk mengurangi kadar lemak pada saluran pengeluaran telur. Oleh sebab itu, selama pem- berokan induk ikan tidak diberi makan. Bila bagian perut induk ikan betina masih tampak membesar setelah pemberokan, induk ikan tersebut dikanulasi (dilakukan penyedotan telur ikan dengan kateter) untuk menetukan apakah induk ikan tersebut sudah siap dipijahkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Kanulasi bertujuan untuk mengetahui derajat kematangan gonad induk betina dengan mengukur keseragaman diameter telur. Kanulasi dilakukan dengan cara menyedot telur dengan menggunakan selang kecil (kateter) ber- diameter 2–2,5 mm. Selang kecil tersebut dimasukkan ke dalam lubang urogenital sedalam 4–6 cm ke dalam ovarium. Ujung selang yang lain dihisap dengan mulut selanjutnya selang tadi ditarik keluar dari lubang urogenital, lalu ditiup untuk mendorong telur keluar dari selang. Telur yang keluar dari selang ditampung pada lempeng kaca tipis atau pada wadah lain. Selanjutnya telur tersebut diukur garis tengahnya menggunakan penggaris. Bila 90–95% telur memiliki garis tengah 1,0–1,2 mm, berarti induk betina tersebut dapat dipijahkan. Selain itu ciri-ciri telur yang telah matang adalah akan cepat mengering atau saling berpisah bila diletakkan di punggung tangan.

Gambar 4.8 Kanulasi induk ikan patin

4.2 Teknik Pemijahan Ikan

berpengaruh ter- hadap kematangan gonad. Hal ini harus dipelajari karena tingkat kematangan gonad ikan

Pemijahan adalah proses per- sangat mempengaruhi keberhasilan kawinan antara ikan jantan dan betina. pemijahan ikan. Walaupun saat ini Dalam budidaya ikan teknik pemijahan

diketemukan ikan dapat dilakukan dengan 3 macam hormon-hormon perangsang per- cara, yaitu: tumbuhan dan pematangan gonad,

telah

banyak

1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu namun tetap saja membutuhkan waktu pemijahan ikan tanpa campur dalam proses pertumbuhan dan tangan manusia, terjadi secara pematangannya. Tingkat kematangan alamiah (tanpa pemberian

gonad ikan dapat dideteksi dengan rangsangan hormon).

melihat tanda-tanda morfologi dan fisiologi sel telur atau sel sperma. Tanda-

2. Pemijahan ikan secara semi tanda morfologis ikan matang gonad intensif, yaitu pemijahan ikan yang untuk ikan betina antara lain gerakan- terjadi dengan memberikan nya lamban, perut gembung, perut bila rangsangan hormon untuk mem- diraba terasa lunak, kulit kadang percepat kematangan gonad, tetapi kelihatan memerah, kadang- kadang proses ovulasinya terjadi secara telur telah keluar pada lubang genital, alamiah di kolam. lubang genital memerah. Tanda-tanda

3. Pemijahan ikan secara intensif, sel telur matang secara fisiologis yaitu pemijahan ikan yang terjadi adalah: Polar Body I telah keluar, dengan memberikan rangsangan Germinal Vesicle/GV (Inti sel) telah hormon untuk mempercepat ke- menepi berada di depan microfile, matangan gonad serta proses warna telur telah transparan, ukuran telur ovulasinya dilakukan secara buatan mendekati 1 mm. Sejenak sebelum dengan teknik stripping/ pengurutan.

ovulasi GV akan melebur sehingga disebut Germinal Vesicle Break Down (GVBD).

Untuk dapat melakukan pemijahan ikan pada beberapa jenis ikan

Sedangkan tanda-tanda ikan jantan budidaya maka harus memahami

matang gonad secara morfologis tentang tingkat kematangan gonad

antara lain ikan lebih langsing dibanding dan faktor- faktor yang sangat antara lain ikan lebih langsing dibanding dan faktor- faktor yang sangat

Hormon sangat penting dalam kenormalan lebih dari 90%. Di samping pengaturan reproduksi dan sistem en-

kesehatan, kenormalan ikan merupakan docrine yang ada dalam tubuh, yang unsur yang penting juga, karena faktor reaksinya lambat untuk menyesuaikan ini akan diturunkan kepada anaknya.

dengan keadaan luar. Hasil kegiatan sistem endocrine adalah terjadinya

Pada saat pemilihan induk ikan keselarasan yang baik antara matang gonad usahakan induk ikan kematangan gonad dengan kondisi di tidak stres. Jika induk ikan stres

luar, yang cocok untuk mengadakan walaupun kematangan gonadnya sudah perkawinan. Aktivitas gonadotropin

memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak terhadap perkembangan gonad tidak akan memijah. Jika demikian ke- langsung tetapi melalui biosintesis adaannya pemijahan ikan bisa tertunda hormon steroid gonad pada media atau malah tidak jadi memijah, yang stadia gametogenesis, termasuk per- akhirnya telur ikan akan terserap kembangan oosit ( vitelogenesis ) kembali atau atresia.

pematangan oosit, spermato-genesis, dan spermiasi.

4.2.1 Perkembangan dan pe- matangan gonad

Hormon gonadotropin dengan glicoprotein rendah dapat mengontrol Perkembangan telur dipengaruhi vitelogenesis, sedangkan yang tinggi oleh faktor dalam dan luar dari ikan mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon (lingkungan dan pakan). Pengaruh tiroid akan aktif bersinergi dengan faktor lingkungan terhadap gametoge- gonadotropin untuk mempengaruhi nesis dibantu oleh hubungan antara perkembangan ovari dan kemungkinan poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad lain juga untuk meningkatkan sensitivitas melalui proses stimulisasi atau pengaruh gonadotropin. Sel target rangsangan. Hormon-hormon yang ikut hormon gonadotropin adalah sel teka dalam proses ini adalah GnRH dan yang merupakan bagian luar dari Hormon gonadotropin dengan glicoprotein rendah dapat mengontrol Perkembangan telur dipengaruhi vitelogenesis, sedangkan yang tinggi oleh faktor dalam dan luar dari ikan mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon (lingkungan dan pakan). Pengaruh tiroid akan aktif bersinergi dengan faktor lingkungan terhadap gametoge- gonadotropin untuk mempengaruhi nesis dibantu oleh hubungan antara perkembangan ovari dan kemungkinan poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad lain juga untuk meningkatkan sensitivitas melalui proses stimulisasi atau pengaruh gonadotropin. Sel target rangsangan. Hormon-hormon yang ikut hormon gonadotropin adalah sel teka dalam proses ini adalah GnRH dan yang merupakan bagian luar dari

dan juga antargenerasi pada kasus 20β-dihidroxyprogresterone (17 α,

hormon di dalam telur. Hormon sebagai 20β-Pg) oleh lapisan folikel sebagai mediator biokimiawi dilepas dari respon terhadap aktivitas gonadotropin tempat produksinya menuju organ tar- untuk merangsang kematangan telur. get melalui beberapa cara, yaitu (a) Teori yang lain kontrol endokrin terhadap difusi sederhana di dalam sel atau dari kematangan oosit dan ovulasi pada satu sel ke sel lainnya di dalam organ; teleostei adalah GTH merangsang (a) (b) transportasi melalui darah atau sintesa steroid pematangan pada berbagai cairan tubuh sehingga dinding folikel (ovari) dan (b) sekresi langsung mencapai organ atau sel; atau mediator ovulasi.

(c) secara tidak langsung melalui lingkungan luarnya.

Sistem endokrin dan sistem saraf merupakan sistem kontrol pada semua

Sistem endokrin di dalam tubuh makhluk hidup tidak terkecuali ikan. sangat kompleks tetapi biasanya Sistem ini adalah cara utama tubuh mengikuti dua prinsip. Pertama ber- untuk menyampaikan informasi antarsel dasarkan responnya dibagi menjadi dua dan jaringan yang berbeda. Dalam kelenjar endokrin, yaitu pituitary dan sistem endokrin dilakukan sekresi

beberapa kelenjar di bawah kontrol internal dari substansi aktif biologik. pituitary. Kedua, hormon yang dihasil- Sistem endokrin menggunakan mes- kan oleh kelenjar tersebut seringkali senger kimia yang disebut hormon yang menghambat produksi hormon ditransportasikan oleh sistem pembuluh pituitary, proses ini disebut peng- darah. Sistem endokrin lebih lambat hambatan feedback. Adanya bentuk daripada sistem saraf karena hormon kombinasi sistem penghambatan harus melalui perjalanan ke sistem feedback ini menyebabkan terjadinya memutar untuk mencapai organ target.

keseimbangan respons. Jadi sistem endokrin mengontrol dirinya sendiri sebagaimana halnya mengontrol sistem

Berdasarkan dari sudut ilmu, organ yang lain. Skema pengaturan

endokrin merupakan mediasi biokimia sekresi hormon diilustrasikan pada

pada proses fisiologis. Mediasi ini

Gambar 4.9.

dapat terjadi antarpopulasi, antar- organisme, antar jaringan di dalam dapat terjadi antarpopulasi, antar- organisme, antar jaringan di dalam

Kelenjar endokrin dilihat dari asal embrionya berdiferensiasi dari seluruh lapisan germinal. Untuk yang berasal dari mesoderm (korteks adrenal, gonad) menghasilkan hormon-hormon steroid, dan yang berkembang dari ectoderm atau endoderm mensekresi- kan hormon amino termodifikasi, peptid, atau protein.

Gambar 4.9 Skema pengaturan sekresi

Kelenjar endokrin pada ikan

hormon, + menunjukkan sekresi hormon; -

menurut Lagler et al (1962) terdapat

menunjukkanmekanisme feedback

pada beberapa organ antara lain pitu- itary, pineal, thymus, jaringan ginjal,

Secara umum sistem endokrin ikan jaringan kromaffin, interregnal tissue, sama dengan vertebrata lainnya. Ikan corpuscles of stannous, thyroid, memiliki urofisis yang terletak pada ultibranchial, pancreatic islets, intestinal pangkal ekor, tetapi tidak memiliki

tissue, interstitial tissue of gonads, dan kelenjar paratiroid. Sistem endokrin urohypophysis. Untuk lebih jelasnya

juga memungkinkan tubuh untuk dapat dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan ke arah belakang (Lagler et al.,1962)

Kelenjar endokrin pada ikan hormon ini sangat penting dalam menghasilkan jenis hormon tertentu,

osmoregulasi yaitu pengaturan tekanan seperti pada kelenjar utama pada ikan

osmosis cairan tubuh. Kedua hormon adalah pituitary di mana pada kelenjar

tersebut terdapat pada bagian posterior tersebut menghasilkan sembilan

pituitary. Pada bagian anterior pituitary macam sel penghasil hormon yaitu pro-

terdapat beberapa macam hormon di lactin (PL), corticotrophs (CT),

antaranya hormon pertumbuhan yang Gonadotrophs (GTH), Somatotrophs

berfungsi merangsang pertumbuhan (STH), Thyrotrophs (TSH), Melanotrophs

dan mengontrol proses osmoregulasi, (MSH) dan Neurosecretory nerve

hormon prolactin pada mamalia ending (NS). Hormon yang terdapat

menstimulasi aksi produksi susu, pada pada kelenjar pituitary antara lain

ikan kontrol hidromineral (air tawar) Oxytocin yang berfungsi merangsang

hyperosmotic regulation pada ikan konstraksi urine dan kelenjar susu, Anti

teleost selain itu prolactin pada ikan air Diuretic Hormon (ADH) yang berfungsi

tawar berfungsi untuk maintannce ion menaikkan tekanan darah lewat aksinya

dan water permeability pada ephitelium pada arteriola dan menggiatkan

dari organ osmoregulasi, dan pada reabsorbsi air dari tubuli ginjal serta

beberapa ikan prolactin memberikan beberapa ikan prolactin memberikan

Hormon selanjutnya yang dihasilkan dari anterior pituitary adalah Follicle Stimulating Hormon (FSH) yang merangsang produksi gamet oleh gonad atau merangsang pematangan gonad (vitellogenesis), Luteinezing Hormon (LH) yang merangsang produksi sex hormon yaitu testosterone, estrogen, progesterone, atau merangsang pe- matangan akhir.

Kelenjar lainnya penghasil hormon adalah kelenjar Thyroid antara lain Tiroksin Tetraiodothyronine (T4), Triidothyronine (T3), dan Calcitonin. Fungsi dari hormon tersebut antara lain meningkatkan laju metabolisme, esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Hormon Thyroid pada ikan selalu berasosiasi dengan hormon pertumbuhan dan cortisol memberikan kontribusi pada kontrol pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme dan osmoregulasi. Sedangkan Calcitonin merangsang penyimpanan kalsium pada tulang, sekresi calcitonin dirangsang oleh tingginya kalsium dalam darah.

Pada kelenjar adrenal cortex yang merupakan lapisan luar dari kelenjar adrenal menghasilkan beberapa jenis hormon antara lain cortisol (A. Glucocorticoid), Aldoserone (Miner- alocorticoid), kortikosterone. Produksi cortisol meningkat sebagai akibat dari berbagai stimulant stres yaitu rendahnya kualitas air, penanganan, kenyamanan ikan, pollutant, dan water acidification. Fungsi utama cortisol ini berkaitan dengan metabolisme energi, ion regulation dan respon terhadap stres. Kelenjar adrenal medulla atau sel kromaffin menghasilkan hormon antara lain ephineprin dan norephinephrin. Epinephrin berfungsi mobilisasi glikogen, bertambahnya aliran darah lewat otot skeletal, bertambahnya konsumsi oksigen denyut jantung, sedangkan norephineprin berfungsi pada neurotransmitter adrenergic, naiknya tekanan darah dan konstraksi arteriola dan venula.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endocrine pancreas pada kebanyakan vertebrata terdapat pada pulau-pulau individu dari sel sekresi yang diliputi oleh connective tissue dan terbenam dalam exocrine tissue dari pancreas. Pada Islet of Langerhans ini mengandung 4 tipe sel endocrine yaitu

A cell (Glucagon), B cell (Insulin), D cell

(Somatostantin) dan F cell atau PP Sedangkan pada Urophysis dihasilkan (Pancreatic Polypeptide). Glucagon hormon Urotensin I dan Urotensin II yang berfungsi meningkatkan glukosa darah, secara fisiologis masih belum jelas merangsang katabolisme protein, fungsinya namun diduga berperan selain itu dapat menstimulasi lipolysis dalam osmoregulator dan fisiologi pada ikan atau memobilisasi lemak. reproduksi, ekstrak urophysis me- Insulin pada ikan berfungsi untuk nyebabkan konstraksi gonadal smooth menurunkan glukosa darah, menambah- muscle. Hal ini dimungkinkan Urotensin kan pemakaian glukosa dan sintesis mensikronisasi osmoregulasi dan protein serta lemak dan menurunkan reproduksi pada ikan

matang glukoneogenesis dan merangsang gonad. Urotensin II mempunyai fungsi glikogenesisi. Somotostantin merupa- antara lain kontraksi jantung, kantung kan hormon yang menghambat kemih, usus, dan penyerapan ion di pertumbuhan, peran pada ikan secara usus. fisiologis belum jelas tetapi dengan menyuntikkan somatostantin pada coho

Pada jaringan chromaffin juga salmon dapat menyebabkan penurunan

dihasilkan hormone antara lain insulin, plasma, glucagons menurun

catecholamines, adrenalin, dan nor dan level GLP serta berhubungan

adrenalin. Pada teleost katekolamin dengan penurunan glikogen hati dan

memiliki pengaruh penting pada hyperglycemia.

peredaran oksigen ke jaringan, mempengaruhi pergerakan ion pada

Pada kelenjar pineal dihasilkan ikan yang meningkatkan pertukaran ion hormon melatonin, sedangkan pada melalui insang dengan menstimulasi kelenjar thymus dihasilkan hormon

peningkatan luar area gill lamella dalam Thymosin, Pada gastrointestinal

kontak dengan lingkungan. Pada endocrine cels dihasilkan beberapa

subbab ini akan dibahas tentang hormon utama antara lain Glucagon, mekanisme aksi-aksi hormon steroid Glucagon Like Peptide, Somatostantin, pada ikan. Hormo steroid adalah Pancratic Polypeptide, Gastrin, hormon yang memiliki struktur kimia Sekretin, Cholecytokin, Bombensin,

berdasarkan pada inti steroid, yang Enkephalin, Tachikinins, Serotonin,

mirip dengan cholesterol dan sebagian Vasoactive Intestinal

besar jenis hormon ini berasal dari neuropeptide, Gatric Inhibitory peptide. kolesterol itu sendiri, disekresi oleh

Peptida,

korteks adrenal (kortisol dan dengan cara hormon steroid masuk ke aldosteron), ovarium (estrogen: dalam sel dan berikatan dengan estradiol-17β, esteron, estriol dan lain- reseptor di dalam sitoplasma. Hormon lain, progesterone), testis (androgen : reseptor yang kompleks masuk ke androstendion, testosterone, 11- dalam nucleus di mana akan berikatan ketotestosteron dan lain-lain) dan dengan chromatin dan mengaktivasi plasenta (estrogen dan progesterone). gen yang spesifik. Gen (DNA) yang Menurut Koolman & Rohm (2001) mengandung informasi akan mem- hormon adalah bahan kimia pembawa produksi protein. Ketika gen aktif maka sinyal yang dibentuk dalam sel-sel protein akan dihasilkan secara diagram khusus pada kelenjar endokrin. Hormon dapat dilihat pada Gambar 4.11. disekresikan ke dalam darah kemudian disalurkan ke organ-organ yang menjalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu secara fisiologik dan biokimia. Sel-sel sasaran pada organ sasaran memiliki reseptor yang dapat mengikat hormon, sehingga informasi yang diperoleh dapat diteruskan ke sel-sel akhirnya menghasilkan suatu respon.

Gambar 4.11 Mekanisme hormon

Pesan hormon disampaikan pada sel-

steroid

sel sasaran menurut dua prinsip yang berbeda. Hormon lipofilik masuk ke

Teori lain untuk pematangan sel telur dalam sel dan bekerja pada inti sel, adalah adanya hubungan erat antara

sedangkan hormon hidrofilik bekerja poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad. pada membrane sel. Hormon steroid Hipotalamus akan melepas GnRH jika dan tiroksin termasuk ke dalam dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH kelompok hormon lipofilik. Hormon adalah merangsang keluarnya GtH ini menembus membrane sel dan (Gondotropin) yang berada pada berikatan pada suatu reseptor spesifik Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon di dalam sasaran.

Testosteron yang berada pada sel theca keluar, sedangkan hormon

Berdasarkan uraian di atas maka Testosteron akan merangsang di- mekanisme hormon steroid adalah keluarkannya hormon Estradiol-17β Berdasarkan uraian di atas maka Testosteron akan merangsang di- mekanisme hormon steroid adalah keluarkannya hormon Estradiol-17β

yang pendek, agak panjang, atau pipih yang bersumber dari sel granulose.

bergantung pada jenis ikannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.12 tentang otak dan bagian-

4.2.2 Kelenjar hipofisa, HCG, dan

bagian pada ikan maskoki dan hampir

ovaprim

sama untuk semua ikan. Kelenjar hipofisa banyak sekali mengandung hormon terutama hormon

Gambar 4.12 Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasar penampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak, pinealocytes dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap). Garis putus-putus mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir Gambar 4.12 Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasar penampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak, pinealocytes dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap). Garis putus-putus mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir

Pematangan oosit dan ovulasi telur

pemijahan.

dengan menggunakan ekstraksi

2. Menimbang ikan donor dan ikan kelenjar hipofisa banyak mengandung

resipien.

kelemahan di antaranya sebagai

3. Ikan donor diletakkan di atas berikut.

talenan yang tidak licin dan (1) Hilangnya ikan donor karena

dipotong secara vertikal dengan diambil kelenjar hipofisanya.

titik pemotongan di bagian belakang tutup insangnya

(2) Standarisasi ekstrak kelenjar hingga kepala ikan putus atau

hipofisa ikan sebagai bahan terpisah dari badannya (Gambar

suntikan untuk induksi pematangan

4.13, kiri atas). akhir sel telur dan sel sperma tidak

4. Kepala ikan yang terpotong tepat.

dihadapkan keatas dan disayat (3) Belum diketahui dengan pasti

dari pangkal hidung ke bawah hormon mana yang sebenarnya

bagian potongan pertama berpotensi untuk ovulasi dan

hingga tulang tengkorak ikan kematangan gonad.

terbuka dan otak kelihatan jelas (Gambar 4.13 kiri tengah dan

(4) Penyakit mudah menular. Bagi para

bawah).

pembudidaya ikan yang akan

5. Kemudian kelenjar otak melakukan pemijahan ikan secara

disingkap/diangkat dan akan buatan dengan menggunakan

tampak kelenjar hipofisa di kelenjar hipofisa dapat dengan

bawah kelenjar otak (Gambar mudah membuatnya. Adapun cara

4.13, kanan). membuat kelenjar hipofisa ini

6. Dengan menggunakan pinset, sebagai berikut.

kelenjar hipofisa diambil dan

1. Menentukan dosis yang akan diletakkan di dalam cawan

digunakan dalamproses (Gambar 4.13, kanan).

Gambar 4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa

7. Selanjutnya dibersihkan dengan aquadest hingga kotoran dan darah yang melekat hilang.

8. Kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam tabung pengerus. Kelenjar hipofisa digerus menggunakan alu kaca hingga hancur (Gambar 4.14).

Gambar 4.14 Penggerusan kelenjar hipofisa

9. Larutan hipofisa diambil dari gelas pengerus menggunakan 9. Larutan hipofisa diambil dari gelas pengerus menggunakan

Gambar 4.16 Pemutaran alat sentri- fuse

Gambar 4.15 Pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa

10. Larutan hipofisa disentrifuse dan

didiamkan

selama

satu menit

sampai

terbentuk dua lapisan pada larutan

tersebut. Larutan yang agak keruh di bagian atas

endapan

diambil

dengan jarum suntik (Gambar

4.16 dan Gambar 4.17).

Gambar 4.17

Pengambilan ekstrak

kelenjar hipofisa

11. Larutan siap disuntikkan pada ikan yang akan dipijahkan (Gambar 4.18).

PGF2 α dari asam arachidonad. PGF2α juga mempunyai peran penting dalam pecahnya folikel dan pe- ngeluaran oosit yang telah matang.

OVAPRIM adalah campuran analog salmon GnRH dan Anti dopamine dinyatakan bahwa setiap 1 ml ovaprim

Gambar 4.18 Ekstrak kelenjar hipofisa mengandung 20 ug sGnRH- a(D-Arg6-

siap disuntikkan pada ikan

Trp7, Lcu8, Pro9-NET) – LHRH dan 10 mg anti dopamine. Ovaprim juga ber-

Hormon Chorionic Gonadotropin peran dalam memacu terjadinya ovulasi. (hCG) adalah hormon gonadotropin Pada proses pematangan gonad GnRH yang disekresi oleh wanita hamil dan analog yang terkandung di dalamnya disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas

berperan merangsang hipofisa untuk dari placenta. HCG mempunyai dua

melepaskan gonadotropin. Sedangkan rangkaian rantai peptida yaitu α yang

sekresi gonadotropin akan dihambat mengandung 92 asam amino dan β

oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi mengandung 145 asam amino. Pada

dengan antagonisnya maka peran beberapa spesies menggunakan hCG

dopamine akan terhenti, sehingga sebagai pemacu merangsang pe-

sekresi gonadotropin akan meningkat. matangan gonad sangat efektif, bisa

Dari ketiga macam hormon yang dapat sebagai pengganti ekstrak kelenjar digunakan untuk melakukan pemijahan

hipofisa tetapi pada beberapa spesies ikan seperti yang telah dijelaskan, maka penggunaan hCG kurang efektif mesti pemilihan hormon yang akan digunakan dikombinasikan dengan Pregnan Mare sangat bergantung pada jenis ikan yang Serum Gonadotropin (PMSG) atau akan dibudidayakan, harga ekonomis ovaprim. HCG berperan dalam

dan efisiensi dalam penggunaannya. pemecahan dinding folikel saat akan Ketiga hormon tersebut prinsipnya

terjadi ovulasi. LH (Litunuising Hormon) adalah membantu proses kematangan adalah hormon perangsang ovulasi gonad ikan yang akan menentukan ke- yang kuat, hCG memiliki potensi LH. berhasilan proses pemijahan. Fungsi LH dalam sel theca akan merangsang PGE (prostaglandin) dan

2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling),

4.2.3 Perjalanan hormon ke sel

di mana selmenskresikan senyawa

target

kimia (local chemical mediator) yang mempunyai efek terhadap sel

Bagaimana hormon yang disuntikan yang berada di sekelilingnya. itu mencapai sel target. Hormon

Senyawa kimia yang diskresikan ini tersebut mencapai sel target melalui

akan diserap dan diserap dengan komunikasi antarsel. Ada tiga cara sel-

cepat.

sel itu berkomunikasi yaitu:

3. Sinyal sinaptik (Synaptic signaling),

1. Sel menskresikan senyawa kimia merupakan suatu neurotransmitter (chemical signaling) kepada

dan bekerja khusus untuk sel syaraf sel lain di tempat yang berjauhan.

pada suatu daerah khusus yang disebut chemical synapses. Sel-sel

2. Sel mengekspresikan molekul target akan memberikan respon

permukaan yang mempengaruhi sel terhadap sinyal yang datang melalui

lainnya yang berkontak fisik protein khusus yang disebut

dengan sel tersebut.

receptor.

3. Sel membentuk ’gap juction’ yang menghubungkan

masing-

4.2.4 Stripping dan pembuahan

masing sitoplasma sehingga

buatan

dapat terjadi pertukaran molekul- molekul kecil.

adalah proses di- keluarkannya telur atau sperma

Stripping

Sedangkan komunikasi antarsel ikan dengan bantuan manusia/bukan

dengan cara sekresi kimia dapat dibagi secara alamiah. Proses pengeluaran

berdasarkan jauhnya jarak yang telur atau sperma tersebut tentu

dirempuh senyawa kimia tersebut yaitu: saja meng- hendaki cara tertentu

1. Sinyal endokrin (Endocrine signaling), agar telur atau sperma tidak rusak di mana sel kelenjar endokrin akan ataupun justru induk ikan yang akan mensekresikan hormon yang akan rusak/mati. Seseorang yang akan dibawa aliran darah ke sel target melakukan stripping telur atau sperma yang terdistribusi di bagian lain dari ikan mesti harus telah tahu cara stripping tubuh.

yang baik, dan tahu posisi gonad ikan, yang baik, dan tahu posisi gonad ikan,

arah

urutan/stripping akan benar atau organ yang diurut tidak salah. Feeling seorang pengurut sebaiknya telah menyatu dengan induk ikan tersebut. Kenapa demikian karena seseorang tersebut akan mengerti kapan pengurutan diberhentikan dan kapan akan dimulai lagi. Oleh karena itu, seorang pem- budidaya harus memahami tentang proses secara fisiologis ovulasi dan akan dibahas pada subbab ini. Telur atau sperma tidak akan bisa distripping jika proses fisiologis ovulasi belum sempurna.

Pembuahan secara buatan dilaku- kan dengan bantuan manusia, dengan cara mempertemukan sel telur dengan sel sperma pada suatu tempat tertentu dan dengan alat tertentu. Proses melakukan pembuahan buatan ini diperlukan sikap kehati-hatian agar telur tidak luka, sperma tidak luka atau proses penempelan sperma pada sel telur merata. Meratanya sperma me- nempel pada telur akan menambah jumlah pembuahan sperma pada sel telur. Proses pembuahan buatan ini membutuhkan waktu tertentu, maksud- nya jika terlalu lama maka sperma atau sel telur bisa mati atau terganggu. Jika demikian keadaannya proses pem- buahan tidak akan berhasil dengan

baik. Ingat telur dan sperma itu hidup sehingga bermetabolisme.

Kematangan telur dan sperma ikan dipastikan diperiksa di bawah mikroskop, jika telah memenuhi tanda- tanda tersebut di atas maka segeralah dilakukan stripping. Langkah pertama lakukan stripping induk jantan terlebih dahulu dengan prosedur yang telah ditentukan. Sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis. Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testis. Campuran antara seminal plasma dengan sperma- tozoa disebut semen. Dalam setiap testis semen terdapat jutaan spermato- zoa. Sperma ikan yang sudah matang terdiri dari kepala, leher dan ekor. Ada sperma yang mempunyai ”middel Piece” sebagai penghubung antara leher dan ekor. Di dalam middle piece ini berisi mitokondria yang akan ber- fungsi untuk metabolisme sperma, potassium, sodium, calsium, magnesium, posfat, klarida.

Kepala sperma, kepala sperma terisi materi inti, chromosom terdiri dari DNA yang bersenyawa dengan protein. Informasi genetika yang dibawa oleh spermatozoa diterjemahkan dan disimpan di dalam nolekul DNA.

Sperma yang didalamnya terkandung chromosom-X akan menghasilkan

Sperma tidak bergerak dalam embrio betina sedangkan sperma semen/air mani, tetapi akan segera

mengandung chromosom-Y akan bergerak ketika bersentuhan dengan menghasilkan embrio jantan.

air. Fruktosa dan galaktosa merupakan sumber energi utama bagi sperma ikan

Ekor sperma, ekor sperma ber- mas. Gardiner dalam Norman (1995) fungsi memberi gerak maju seperti menyatakan semen yang encer banyak gerak cambuk. Selubung mitokondria mengandung glukosa sehingga mem- berasal dari pangkal kepala mem- berikan motilitas yang lebih baik. bentuk dua struktur spiral ke arah Sedangkan semen yang kental banyak berlawanan dengan arah jarum jam. mengandung potassium sehingga akan Bagian tengah ekor merupakan gudang menghambat motilitas sperma. Motilitas energi untuk kehidupan dan pergerakan sperma banyak dipengaruhi oleh spermatozoa oleh proses-proses konsentrasi glukosa, NaCl, KCl, serta metabolik yang berlangsung di dalam Osmolitas media. helix mitokondria. Mitokondria me- ngandung enzim-enzim yang ber-

Daya tahan hidup sperma di- hubungan dengan metabolisme pengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,

spermatozoa. Bagian ini banyak me- elektrolit, nonelektrolit, suhu, dan ngandung fosfolipid, lecithin, dan cahaya. Pada umumnya sperma than plasmalogen. Plasmalogen me- hidup dan aktif pada pH 7. Sperma tetap ngandung satu aldehid lemak dan satu motil untuk waktu lama di dalam media asam lemak yang berhubungan dengan yang isotonik dengan darah. Pada glicerol maupun cholin. Asam lemak umumknya sperma mudah dipengaruhi dapat dioksidasi dan sebagai sumber oleh keadaan hipertonik dari pada energi untuk aktivitas sperma. hipotonik. Komposisi kimiawi sperma pada plasma inti (nukleoplasma) di antaranya

Larutan elektrolit seperti kalium, DNA, Protamine, Non-Basik Protein. magnesium, dapat dipergunakan Sedangkan seminal plasma me- sebagai pengencer sperma tetapi ngandung protein. Komposisi kimia calsium, pospor, dan kalium yang tinggi ekor sperma adalah protein, lecithin, dapat menghambat motilitas sperma. dan cholesterol.

Sedangkan cuprum dan besi merupa-

2. Adanya konstraksi aktif dari folikel kan racun bagi sperma. Larutan

(bertindak sebagai otot halus) yang nonelektrolit dalam bentuk gula, sperti

menekan sel telur keluar. fruktosa, glukosa dapat dipergunakan

3. Daerah tertentu pada folikel sebagai pengencer sperma.

melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan terbentuk lubang

Prinsip dasar untuk mempertahan- pelepasan hingga telur keluar. kan agar sperma tetap hidup adalah dengan menambahkan sesuatu ke

Enzim yang berperan dalam dalam semen yang berintikan

pemecahan dinding folikel: protease mempertahankan pH, tekanan osmotik

iplasmin kemudian diikuti oleh hormon serta menekan pertumbuhan kuman.

Prostaglandin F2α (PGF2α) atau Untuk keperluan yang sesuai bagi

Cotecholamin yang merangsang kebutuhan sperma dipergunakan bahan

konstraksi aktif dari folikel. glukosa, kuning telur, air susu yang

mengandung lippoprotein dan lecithin. Setelah ovulasi kemudian akan Sedangkan untuk mempertahankan pH diikuti oleh ikan jantan untuk me- semen dipergunakan sitrat, fosfat, dan ngeluarkan sperma. Sperma yang tris. Untuk menghambat pertumbuhan tadinya bergerak lamban menjadi kuman dipergunakan penicilin, bergerak cepat (motilitas tinggi) streptomicin,

sedangkan untuk dikarenakan bersentuhan dengan air. pembekuan diperlukan glicerol.

Pergerakan sperma tersebut akan mengarah pada sel telur kerena

4.2.5 Ovulasi dan fertilisasi

distimulasi oleh adanya Gimnogamon I yang dieksresikan oleh telur. Setelah

Setelah telur matang maka telur sperma menempel pada telur, telur akan akan diovulasikan oleh ikan betina. mengeluarkan Androgamon I untuk Ovulasi itu adalah proses keluarnya sel menekan motilitas sperma dan telur (oosit) yang telah matang dari folikel Gymnogamon II untuk menggumpalkan dan masuk ke dalam rongga ovarium sperma. atau rongga perut (Nagahama, 1990).

Berjuta-juta sperma menempel Pelepasan sel telur terjadi akibat:

pada sel telur tetapi hanya satu sperma

1. Telur membesar. yang bisa masuk melalui micropil.

Kepala sperma masuk dan ekornya Cytoplasma dan chorion merenggang tertinggal di luar, sebagai sumbat

dan semakin tersumbat yang akan micropile sehingga yang lain tidak bisa

segera menutup mycropyle untuk masuk. Berjuta-juta sperma yang

menghalangi masuknya spermatozoa menempel pada telur disingkirkan oleh

lainnya. Sumantadinata (1983) me- telur dengan reaksi kortek. Karena

ngatakan, setelah memasuki telur, inti apabila tidak disingkirkan akan

spermatozoa mulai membesar dan mengganggu metabolisme zigot.

chromosomnya mengalami perubahan sehingga memungkinkan untuk

Pembuahan sel telur merupakan berhimpun dengan chromosom dari sel awal dari perkembangan embrio ikan.

telur fase awal pembelahan. Pembuahan merupakan penggabungan

sel telur dengan spermatozoa sehingga

4.2.6 Aplikasi teknik pemijahan

membentuk zygote. Pembuahan pada

pada ikan budidaya

ikan umumnya terjadi di luar tubuh, di

4.2.6.1 Pemijahan ikan mas

mana induk betina mengeluarkan telur dan induk jantan mengeluarkan sperma- tozoa.

Macam-macam Metode Pemijahan Ikan mas menurut Sumantadinata (1983) dapat dilakukan secara alami

Telur yang tidak dibuahi akan mati dan secara buatan. Pemijahan secara

dan berwarna putih air susu. Menurut alami setiap daerah memiliki ciri khas

Nesler dalam Sumantadinata (1983), dalam cara memijahkan ikan mas.

suatu substansi yang disebut fertilizing Pemijahan ikan mas secara alami yang

merangsang spermatozoa untuk banyak dikenal di masyarakat adalah

berenang berusaha mencapai telur. cara Sunda, Cimindi, Rancapaku,

Telur akan mengeluarkan fertilizing pada Magek, Kantong, Dubisch, dan Hofer.

saat-saat terakhir ketika dilepas dan siap dibuahi.

1. Pemijahan cara Sunda Pembuahan satu telur hanya mem-

Pemijahan ikan mas cara Sunda butuhkan satu spermatozoa bagian

merupakan cara pemijahan yang kepalanya masuk ke dalam telur melalui

digunakan petani, mycropyle, sedangkan bagian ekornya

banyak

khususnya di Jawa Barat. Cara ini tetap berada tertinggal di luar.

menggunakan kolam pemijahan menggunakan kolam pemijahan

permukaan air. Induk ikan yang siap persiapkan secara khusus, yaitu

dipijahkan dilepaskan secara hati- dengan mengeringkan dasar kolam,

hati ke dalam kolam pemijahan. membersihkan kolam dari rumput

Pelepasan induk dilakukan + pukul atau sampah, memasang substrat

16.00–17.00. Proses pemijahan dan mengairi kolam. Pemijahan

biasanya terjadi mulai tengah cara ini menggunakan kakaban

malam pukul 01.00–06.00 yang sebagai substrat untuk menempel-

ditandai dengan gerakan ikan yang kan telur. Kakaban tersebut di-

saling berkejaran dan timbulnya bau pasang berderet-deret

dan

anyir pada air kolam pemijahan.

Gambar 4.19 Pemasangan kakaban di kolam pemijahan pada pemijahan cara Sunda (Sumantadinata, 1983).

Sehari setelah induk ikan ngapuran dan mengairi. Persiapan dilepas pada kolam pemijahan

dibersihkan dari lumpur dengan dilakukan pengamatan terhadap

menggoyang-goyangkan secara kakaban. Kakaban yang telah berisi

perlahan di kolam pemijahan. telur segera diangkat dan di-

Kakaban tersebut dipasang ber- pindahkan ke kolam penetasan.

deret-deret di kolam penetasan Sebelum kakaban disusun di kolam

3–5 cm di bawah permukaan air. penetasan, terlebih dahulu pe-

Telur akan menetas setelah 36–48 Telur akan menetas setelah 36–48

an terletak pada salah satu sudut penetasan sekaligus sebagai

kolam penetasan dengan pematang kolam pendederan. Persiapan

dari tanah sebagai pembatas kolam penetasan meliputi peng-

sementara. Bila induk ikan telah olahan dasar kolam, pembuatan

memijah, kakaban tetap berada di kamalir, pemupukan, kolam tersebut

kolam pemijahan, sedangkan induk dilakukan beberapa hari sebelum

ikan dibiarkan masuk ke kolam pemijahan induk.

penetasan melalui lubang pe- matang sementara. Telur ikan pada

2. Pemijahan cara Cimindi kakaban ditetaskan pada kolam pemijahan. Setelah benih berumur

Persiapan kolam

pemijahan

7 hari, pematang sementara cara Sunda dan Cimindi pada dibongkar dan benih ikan akan dasarnya adalah sama, hanya menyebar ke kolam besar. Pada terdapat perbedaan induk kolam. kolam besar ini

benih ikan Pada pemijahan cara Cimindi,

didederkan.

kolam pemijahan merupakan bagian dari kolam penetasan dan

Gambar 4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi (Sumantadinata, 1983).

3. Pemijahan cara Rancapaku suhu 28–30° C. Anak ikan Mas yang Pemijahan cara Rancapaku

mulai mencari makan akan me- hampir sama dengan cara Cimindi,

nyebar ke kolam besar melalui celah yaitu kolam pemijahan merupakan

tumpukan batu atau bambu.Benih bagian kolam penetasan. Perbeda-

ikan tersebut dipelihara sampai umur annya petak pemijahan dengan cara

2–3 minggu.

Rancapaku terbuat dari tumpukan batu atau bambu. Penetasan telur

4. Pemijahan cara Magek dilakukan pada kolam pemijahan

Pemijahan ikan Mas di Sumatra Setelah selesai memijah, induk ikan Barat dikenal dengan cara Magek. dipindahkan ke kolam besar atau ke Pemijahan dengan cara ini diperlu- kolam pemeliharaan induk, sedang- kan kolam seluas 3–4 m 2 dengan kan kakaban tetap di kolam kedalaman air 0,75 m. dinding kolam pemijahan. Telur ikan mas akan tegak lurus diperkuat papan. Dasar menetas setelah 36–48 jam pada Pemijahan ikan Mas di Sumatra Setelah selesai memijah, induk ikan Barat dikenal dengan cara Magek. dipindahkan ke kolam besar atau ke Pemijahan dengan cara ini diperlu- kolam pemeliharaan induk, sedang- kan kolam seluas 3–4 m 2 dengan kan kakaban tetap di kolam kedalaman air 0,75 m. dinding kolam pemijahan. Telur ikan mas akan tegak lurus diperkuat papan. Dasar menetas setelah 36–48 jam pada

Benih ikan ditangkap setelah lain yang berbahaya. Di atas pasir

berumur 1 minggu. Pemanenan ini dhamparkan ijuk yang dijepit

kan dengan dengan belahan bambu. Setelah

benih

dilaku-

mengalirkan air dari dasar kolam induk ikan selesai memijah, ijuk

dan ditampung dengan kantong tersebut tetap berada di kolam

yang terbuat dengan bahan kain pemijahan, sedangkan induk

Selanjutnya benih ditangkap dan dikembalikan ke

halus.

tersebut dipindahkan ke wadah lain kolam induk. Telur-telur ikan mas

untuk didederkan atau dipasarkan.

Gambar 4.21 Kolam pemijahan cara Magek (Sumantadinata, 1983).

5. Pemijahan cara Kantong jernih. Bentuk dasar kolam dibuat miring ke arah pengeluaran air untuk

Pada beberapa daerah di Jawa memudahkan pengaturan air dalam

Barat, pemijahan ikan Mas di- penangkapan anak ikan. Pemijahan

lakukan dengan cara Kantong. cara Kantong menggunakan rumput

Pemijahan cara Kantong mirip sebagai tempat menempelkan telur.

dengan cara Magek. Kolam Rumput yang digunakan rumput

pemijahan berbentuk segi empat yang tidak mudah busuk di air.

dengan kedalaman air sekiatr 60 Rumput tersebut disebar di kolam

cm. Dasar kolam diberi lapisan pemijahan, induk yang telah selesai

kerikil dan pasir agar airnya tetap kerikil dan pasir agar airnya tetap

dialirkan ke bentangan kain yang telur-telurnya dibiarkan di kolam

direntangkan pada dua buah pemijahan untuk ditetaskan. Kolam

bambu. Bentangan kain tersebut pemijahan dialiri air secara

berupa kantong yang terendam perlahan. Telur ikan akan menetas

setengah bagian pada genangan air setelah 36–48 jam pada suhu

tenang. Selanjutnya benih-benih 28–30° C. benih yang berumur 5–7

yang ditampung pada kain tersebut hari dipungut/panen. Benih-benih

dikumpulkan dan didederkan di ikan akan hanyut bersama air

sawah atau kolam.

Gambar 4.22 Kolam pemijahan cara Kantong (Sumantadinata, 1983).

6. Pemijahan cara Dubisch dan Hofer Dubisch. Cara ini banyak digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pemijahan ikan cara Dubisch Kolam pemijahan cara Dubisch

dan Hofer menggunakan rumput berbentuk empat persegi panjang

sebagai tempat meletakkan telur. dengan ukuran 8 × 8 atau 10 × 10

Dubisch seorang ahli perikanan meter. Kedalaman air kolam

berasal dari Jerman. Oleh sebab itu pemijahan 30 cm. Pada bagian

cara pemijahan ikan yang di- tengah dasar kolam lebih tinggi

perkenalkan Dubisch disebut cara perkenalkan Dubisch disebut cara

ditanami rumput yang tahan petakan terdapat saluran keliling

tergenang air. Dasar tengah yang dengan lebar 60 cm dan kedalaman

miring memudahkan turunnya air 30–40 cm. Saluran keliling ber-

dalam pemanenan benih ikan. Induk fungsi untuk memudahkan pe-

ikan yang selesai memijah di- nangkapan induk setelah selesai

tangkap dan dipindahkan ke kolam memijah. Ketinggian air kolam

pemeliharaan induk, sedangkan adalah 10 cm di atas pucuk rumput.

telur dibiarkan untuk ditetaskan. Bagian tengah dasar kolam miring

Gambar 4.23 Kolam pemijahan cara Dubisch (Sumantadinata, 1983)

Hofer seorang ahli perikanan melihat kolam) yang ditumbuhi rumput tempat beberapa kelemahan/kekurangan memijah. Induk ikan istirahat di saluran pemijahan cara Dubisch. Kelemahan merasa tempat/kolam tersebut kecil, tersebut terletak pada dasar kolam yang tidak ada rumput dan gelap, tetapi dapat menimbulkan stres bagi induk

setelah keluar dari saluran menuju ikan. Hal ini disebabkan adanya bagian tengah kolam yang ditumbuhi

perubahan drastic antara bentuk saluran rumput dan terang menyebabkan induk dengan bentuk pelataran (bagian tengah agak ketakutan. Masa takut dan stres perubahan drastic antara bentuk saluran rumput dan terang menyebabkan induk dengan bentuk pelataran (bagian tengah agak ketakutan. Masa takut dan stres

dangkal dan setengah bagian lebih Berdasarkan kelemahan tersebut, dalam. Bagian yang dangkal ditanami Hofer memodifikasi dasar kolam

rumput sebagai tempat menempelkan pemijahan cara Dubisch. Pada kolam telur, sedangkan bagian lebih dalam

pemijahan cara Hofer tidak terdapat digunakan untuk berkumpulnya benih saluran keliling kolam, tetapi seluruh ikan mas sehingga memudahkan petakan kolam dibagi menjadi dua pemungutan benih ikan.

Gambar 4.24 Kolam pemijahan cara Hofer (Sumantadinata, 1983)

Pelepasan induk ke kolam pe- pemijahan ikan mas secara alami dan mijahan dilakukan dengan hati-hati. semi buatan dibutuhkan media/substrat Hindari induk terkena benturan. pemijahan yang disebut dengan Perbandingan induk jantan dan betina kakaban. Kakaban ini adalah tempat

1 : 1 dalam satuan berat 3 : 1 dalam meletakkan telur ikan mas yang terbuat satuan ekor.

dari ijuk pohon enau. Kakaban ini Pemilihan sistem pemijahan ini biasanya berukuran panjang 1–1,5 m

bergantung kepada skala usaha yang dengan lebar sekitar 0,5 m. Ijuk yang dilakukan. Pada pemijahan ikan secara digunakan sebagai bahan pembuat alami, pemilihan induk yang matang kakaban ini harus dibersihkan dengan kelamin harus tepat dan benar. Dalam membuang serat-serat yang kasar dan bergantung kepada skala usaha yang dengan lebar sekitar 0,5 m. Ijuk yang dilakukan. Pada pemijahan ikan secara digunakan sebagai bahan pembuat alami, pemilihan induk yang matang kakaban ini harus dibersihkan dengan kelamin harus tepat dan benar. Dalam membuang serat-serat yang kasar dan

untuk memijah.

pemijahan tergantung pada jumlah induk yang dipijahkan. Untuk memijah-

Pemijahan ikan mas secara buatan kan satu pasang induk jumlah kakaban

biasanya dilakukan oleh para petani ikan yang dibutuhkan 5–8 buah. Satu pasang

yang membutuhkan ketersediaan benih induk ikan mas adalah perbandingan

yang kontinu dalam jumlah dan mutu. jumlah induk jantan dan betina yang

Pemijahan secara buatan ini dilakukan akan dipijahkan berdasarkan bobot

dengan memberikan suntikan hormon badan 1 : 1, sedangkan berdasarkan

kepada induk ikan mas jantan dan jumlah ikan 2 : 1 atau 3 : 1.

betina agar cepat mengalami ke- matangan gonad. Setelah dilakukan

Sebelum ikan Mas jantan dan penyuntikan hormon, induk ikan mas

betina dipijahkan sebaiknya induk ikan jantan dan betina akan di stripping, yaitu

tersebut diberok terlebih dahulu di dilakukan pengurutan agar telur dan dalam kolam pemberokan selama sperma keluar dari tubuh induk ikan mas 1–2 hari dan dipisahkan antara jantan dan dilakukan pembuahan ikan mas dan betina. Selama dalam pemberokan, secara buatan. Hormon yang digunakan induk ikan ini tidak diberi pakan, oleh antara lain ovaprim, pregnil, HCG, atau karena itu, kondisi kualitas air kolam kelenjar hipofisa ikan mas itu sendiri. pemberokan harus optimal.

Ikan mas jantan dan betina siap Pemberokan ikan mas ini bertujuan

memijah dan matang gonad dimasuk- untuk: kan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah

1. Mengurangi lemak pada daerah induk yang ditebar bergantung pada kantong pembungkus telur (ovarium), luas ukuran kolam pemijahan. Ikan mas karena lemak yang terlalu banyak akan meletakkan telur pada kakaban. dapat mengganggu kelancaran Kakaban yang berisi telur ikan mas pelepasa telur.

selanjutnya dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva/benih. Hal ini jika

2. Memisahkan induk jantan dan pemijahan dilakukan alami dan semi

betina untuk menahan sementara intensif. Jika pemijahan ikan mas

keinginan memijah sehingga pada dilakukan secara buatan, maka telur

saat pemijahan di kolam pemijahan saat pemijahan di kolam pemijahan

tertampung seluruhnya atau menumpuk di kakaban, sehingga mudah mem- busuk dan tidak menetas. Kakaban

4.2.6.2 Pemijahan ikan lele

harus menutupi seluruh permukaan

1. Persiapan wadah dan substrat dasar bak pemijahan, sehingga semua

(kakaban)

telur lele dumbo tertampung di kakaban. Bagian atas bak pemijahan di tutup dengan seng atau triplek atau anyaman

Persiapan bak pemijahan dilakukan bambu untuk mencegah induk lele

sebelum dilakukan pemijahan. Untuk dumbo yang sedang dipijahkan

setiap pasang induk yang beratnya

meloncat keluar.

antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah bak pemijahan dengan ukuran 1 × 2 ×