22
Di ruang karyawan terdapat ruang karyawan yang bertugas merawat bangunan. Ada juga ruan ganti, ruang karyawan dan mushola. Serta terdapat gudang untuk
menyimpan alat. Ruangan untuk mengontrol sistem utilitas yang lain adalah ruang AHU, ruang Chiller, ruang panel, ruang pompa, ruang workshop dan ruang
reparasi. Karena pada fungsi bangunan ada ruangan sebagai tempat pameran atau
eksibisi, kami mencari referensi pada buku fred lawson. Disana ada ruang eksibisi sebagai tempat pameran. Gudang untuk menyimpan barang dan juga toilet.
Dari uraian di atas, maka dapat dijabarkan kegiatan-kegiatan oleh pelaku atau penggunanya. Setelah itu akan dapat dijabarkan kebutuhan-kebutuhan untuk
memfasilitasi kegiatan tersebut, dalam bentuk jenis-jenis ruang. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat penjabarannya pada tabel di halaman lampiran.
2.2. Pola Kegiatan
Setelah mendapatkan kebutuhan ruang yang diperlukan untuk gedung konvensi, berikut dijabarkan bagan pola kegiatan pengguna yang ada pada
bangunan ini.
Pola kegiatan pengunjung Rekreasi
Universitas Sumatera Utara
23 Pola kegiatan penyelenggara dan peserta pameran
Pola kegiatan pengelola R. Konferensi Pers
Universitas Sumatera Utara
24
2.3. Program Ruang
Langkah selanjutnya adalah membuat program yang kemudian akan menjadi acuan pembuatan rancangan. Kami menjadikan buku Fred Lawson dan
buku data arsitek karangan Neufert sebagai rujukan. Dari hasil analisis untuk mengidentifikasi jenis ruang, hubungan dan organisasi ruang, pengguna, sifat
ruang-ruang diatas, maka dapat diambil kesimpulan pemrograman ruang yang disajikan dalam bentuk tabel pada halaman lampiran
Pola kegiatan servis
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III Sejarah Kejayaan Sebagai Identitas Kota
Salah satu yang mampu mencirikan atau dijadikan identitas suatu tempat adalah dengan adanya simbol. Inilah yang disebut dengan city branding. Karena
belum adanya identitas diri yang ‘mendunia’ dari kota Medan itulah, maka hal itu perlu menjadi perhatian khusus. Maka dibutuhkan simbol yang berkaitan dengan
kota Medan dan merupakan sesuatu yang memang berasal dari Medan untuk menjadikannya identitas. Saya mengambil ide dari sejarah kejayaan kota Medan.
Karena sejarah kawasan sangat penting untuk dikenang. Hal inilah yang akan coba dipertahankan. Hal yang membuat nama kota Medan dikenal dan terkenal,
yakni peran Sungai Deli dan hasil Perkebunan kota Medan. Adapun yang berkaitan dengan sungai Deli, yakni kapal ukuran sedang yang berlayar
melewatinya serta Tembakau Deli yang menjadi komoditas ekspor hasil perkebunan utama kota Medan.
Sungai Deli cukup memiliki nilai historis yang tinggi. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan sungai Deli memiliki peranan yang sangat penting bagi
asal mula maupun awal kemajuan dan perkembangan kota Medan. Dan jika dilihat dari sejarahnya, dahulu sungai ini indah dan bersih, sehingga dalam
beberapa literatur pantun menyebutkan keindahannya. Airnya yang segar dan juga dahulu kapal-kapal pun bisa melewati sungai ini. Sungai yang merupakan salah
Gambar 3.1. Kapal yang berlayar di sungai Deli pada masa dahulu
Sumber: https:www. estalasehijau.blogspot.comsungai-deli-jaman-dulu.html
Universitas Sumatera Utara
26
satu dari delapan sungai yang melintasi kota Medan ini merupakan jalur transportasi perdagangan barang dan jasa yang sangat penting, baik perdagangan
domestik maupun luar negeri ekspor- impor pada masa Kerajaan Deli, Di awal
abad ke-14, dengan tembakau yang merupakan komoditas ekspor utama kota
Medan yang kualitasnya terkenal hingga benua Eropa. Tembakau yang memiliki
kualitas tinggi dan sangat baik untuk pembungkus cerutu.
S
ungai ini juga pada zaman dahulu menjadi jalur lalu
lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung
Medan Putri yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang
menjadi pelabuhan transit yang sangat penting. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan
perekonomian di Sumatera Utara. Minimnya tempat rekreasi dan wisata alami kota Medan seharusnya
menjadi concern utama bagi pemerintahan kota Medan. Sarana rekreasi dikota hanya pusat perbelanjaan seperti mall dan plaza dengan bangunan tingginya, maka
tidak heran masyarakat kota Medan kebanyakan pergi berlibur keluar kota bahkan keluar negeri untuk melihat indahnya pemandangan alamnya. Bagaimana dengan
kota Medan? Ya, satu-satunya unsur alam yang potensial adalah sungai terbesarnya yang sekarang dikenal sebagai parit raksasa yaitu sungai Deli. Jika
sungai ini dijadikan sebagai objek wisata kota Medan bukan tidak mungkin kota medan akan ramai pengunjung dari berbagai daerah, luar kota maupun turis dari
luar negeri. Dengan keadaan sungai Deli seperti saat ini jangankan masyarakat sekitar,
pengunjung dari luar kota pun enggan dan tidak tertarik bahkan merasa jijik melihat sungai ini yang dipenuhi dengan sampah-sampah dan pemukiman kumuh
yang berada disepanjang pinggiran sungai.
Gambar 3.2. Tembakau Deli yang sudah
dipaketkan dan siap untuk dipasarkan baik dalam negeri maupun luar negeri
Sumber: http:www.medanmagazine.comekspor-
tembakau-deli-sumut-melonjak
Universitas Sumatera Utara
27
Jika dikelola secara serius, sungai Deli mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan index of happiness masyarakat kota Medan sebagai bentuk
pariwisata alam yang potensial dan sebagai ruang terbuka publik atau menciptakan nodes yang dapat menjadi pusat-pusat berkumpul dan berkreasi para
penduduk maupun para pengunjung seperti sungai Cheonggecheon yang ada di Seoul, Korea Selatan.
Oleh karena itu, dalam proyek ini dengan bangunan utama Gedung Pertemuan dan Pertunjukan Convention Center sebagai pusat konvensi dan
ekshibisi di kota Medan yang bertujuan untuk tempat berkegiatan masyarakat atau pengunjung yang memerlukan fasilitas serta kapasitas ruangan yang lebih besar
agar semua pengunjung dapat menikmati segala kegiatan yang dilakukan dalam gedung Indoor selain akan menjadi bangunan ikonikatau identirtas kota, juga
proyek ini diharapkan mampu menyediakan tempa yang digunakan untuk para wisatawan yang datang untuk menikmati fasilitas penunjang seperti foodcourt,
area wisata, area terbuka hijau dan lain-lain. Perancangan kawasan yang dilakukan adalah menciptakan area baru yaitu
area rekreasi atau pariwisata. Selain itu akan dilakukan penataan zona kawasan yang lebih baik. Sehingga area terbuka maupun kegiatan tidak saling menggangu.
Area rekreasi atau pariwisata tepi sungai Deli yang akan direvitalisasi ini juga berguna untuk menarik para pengunjung sehingga dapat menghidupkan kembali
citra sungai Deli yang indah, bersih dan segar, yang sudah mulai pudar termakan zaman. Pembagian kawasan tersebut antara lain sebagai berikut:
Pada area tapak ini akan disediakan tempat untuk piknik keluarga tepi sungai sebagai sarana untuk menikmati keindahan sungai Deli. Mereka bisa
datang dengan membawa bekal atau pun membeli pada restauran dan stand-stand makanan dan menikmatinya di area piknik ini. Tentu akan sangat menyenangkan
bisa berkumpul dengan keluarga pada masa liburan atau akhir pekan, menikmati hidangan yang telah disiapkan dengan disuguhkan pemandangan Sungai Deli
yang bersih dan indah. Kemudian juga pada area tapak akan sediakan amphitheatre sebagai
tempat yang bukan hanya untuk menampilkan kesenian budaya yang ada di kota Medan yang sudah mulai luntur termakan zaman, tapi juga sebagai tempat untuk
Universitas Sumatera Utara
28
menyalurkan kreatifitas terutama pemuda kota Medan dalam bentuk pentas seni outdoor, baik itu pagelaran musik, seni tari, dan sebagainya.
Tak hanya itu, untuk menunjang sektor perekonomian masyarakat sekitar, disini juga akan dirancang tempat penjualan souvenir dan oleh-oleh khas medan,
baik itu makanan, cenderamata, kaos dsb. Dengan demikian, proyek revitalisasi kawasan muka sungai Deli ini
adalah upaya untuk menciptakan ruang terbuka hijau dan public space, yakni menghidupkan kembali kawasan muka sungai yang cenderung mati dengan
meningkatkan vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan tersebut agar mampu meningkatkan index of happiness masyarakat kota Medan yang memang
sangat membutuhkan tempat berkumpul, rekreasi dan mengekspresikan diri. Keberadaan sungai pun tidak hanya sebagai unsur alami, namun juga bagaimana
memanfaatkan unsur alami tersebut sebagai potensi yang bisa menciptakan adanya interaksi antara manusia dan sungai sehingga perlahan bisa mengubah
mindset masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan sungai ini seperti sediakala yang pada saat ini masih kurang.
Proyek ini juga tentunya akan membantu kota Medan untuk memasarkan dirinya. Setidaknya, ada sesuatu yang dituju oleh para wisatawan untuk
berkunjung ke kota Medan. Dan juga upaya untuk perlahan memindahkan ‘spotlight’ daerah tujuan wisatawan ke Medan dari yang biasanya tertuju pada
Bandung, Bali, Yogyakarta. Sehingga kedepannya bangunan simbolisme historis ini mampu memiliki nilai jual yang tinggi dan menjadi identitas kota Medan. Bisa
dibayangkan nantiya ketika para wisatawan domestik maupun luar negeri ke kota Medan, mereka bisa mendapatkan souvenir berbentuk bangunan konvensi ini,
oleh-oleh sebagai ciri khas dari kota Medan. Identias diri yang ‘mendunia’.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB IV Massa Merefleksikan Sejarah
4.1. Transformasi Massa
Karena tujuan bangunan ini adalah sebagai bangunan ikonik atau landmark kota, maka bentukan massa haruslah memiliki estetika dan daya tarik
tersendiri ketika melihatnya. Bentukan harus unik, menarik dan mampu merefleksikan tema yang sedang di usung oleh perancang. Karena fungsi dari
bangunan utama ini sebagai konvensi dimana memerlukan ruangan yang luas tanpa ada kolom-kolom penyangga di bagian tengah ruangan, maka bangunan ini
menggunakan struktur atap bentang lebar. Dari tema yang saya angkat, yakni “The Glorious History of Medan”,
saya mengambil bentukan massa bangunan utama dari hal yang membuat Medan berjaya pada massa dahulu, yakni transformasi kapal yang sedang berlabuh. Kapal
tersebut merupakan kapal layar ukuran sedang yang berlayar di sungai Deli dahulu yang membawa hasil perkebunan tembakau dari Medan ke pelabuhan
Belawan untuk di ekspor ke luar negeri. Karena pada sejarahnya, asal mula kota Medan dan mulai berkembangnya adalah dikarenakan adanya pelabuhan yang
menjadi transit kapal-kapal tersebut dari pelabuhan Belawan yang terletak pada pertemuan sungai Deli dan Sungai Babura disekitar kawasan Putri Hijau.
Awalnya ada beberapa alternatif tema dan bentukan massa yang saya ajukan kepada dosen asistensi dan dosen konsultan ahli. Saya memutar otak dalam
menggubahan massa yang terinspirasi dari kapal ukuran sedang ini. Namun pada saat sidang preview pertama, bentukan massa yang saya presentasikan yang sudah
saya buat mendapat kritikan yang ‘pedas’ dan dipermasalahkan oleh para dosen penguji. Gubahan massa saya kurang mencirikan sebuah kapal. Mereka
berpendapat, seharusnya kapal itu memiliki lengkungan pada bagian depannya. Memang pada saat sidang pertama massa yang saya hasilkan ‘kotak’ dan terlihat
seperti kapal hanya jika dilihat dari samping sementara seharusnya jika bentukan massa adalah hasil dari metafora, dilihat dari manapun bangunan harus mampu
merepresentasikan sebuah kapal, bukan berarti persis mirip.
Universitas Sumatera Utara
30
Saya kembali memutar otak untuk menggubah massa. Suatu ketika di studio, ketika saya merasa sudah buntu bagaimana mentransformasikan bentuk
kapal ini karena tak kunjung menemukan bentukan yang sesuai , telepon genggam saya berbunyi tanda ada sms yang masuk yang isinya”Ferdian, ini kak Amila.
Coba Ferdian baca naval architecture. Udah pernah? Semoga bermanfaat dan
bisa memeperkuat konsep desain serta membantu dalam mendesain”. Kak Amila, seorang asisten dosen pada matakuliah Studio PA6 ini dengan jilbab syar’inya dan
juga merupakan salah seorang alumnus arsitektur USU angkatan 2005. Belakangan saya ketahui dia mendapatkan nomor handphone saya dari Candra.
Cantik dan soleha memang tapi sayangnya sudah ada yang ‘punya’, “hiks.. hiks..”cuma bercanda “hehehe”. Dia pun menambahkan bahwa itu adalah
tentang struktur kapal, dan cobalah berangkat dari situ.
Masukkan dari kak Ami mengembalikan semangat saya dan sangat membantu saya dalam mengeksplorasi bentukan setelah membaca referensi dari
naval architecture. Saya jadi mengetahui bagaimana struktur rangka kapal dan saya mencoba mengaplikasikannya pada gubahan massa bangunan. Dari naval
architecture ini juga lah yang akan mendasari konsep struktur bentangan lebar bangunan utama nantinya. Dengan sedikit otak-atik bentukan, akhirnya saya
menemukan ide yakni dengan membagi dua komponen utama kapal yang tampak,
Gambar 4.1. Naval architecture. kiri struktur kapal, kanan visualisasi 3 dimensi
struktur kapal Sumber: www.marineinsight.com
Universitas Sumatera Utara
31
yaitu badan kapal dan layarnya dengan tetap mempertahankan bentuk identiknya. Pada bagian badan kapal, bentukan tertransformasi dengan menekan kebawah
bagian ekor kapal sehingga jika dilihat dari samping akan terlihat melengkung dari bagian depan kapal sampai bagian belakang kapal. Sedangkan
pada bagian layar kapal saya mencoba untuk memutar dari vertikal menjadi horizontal. Kemudian langkah selanjutnya adalah dengan menggabungkan kedua
bentukan tersebut sehingga bagian badan kapal dan layar kapal akan terlihat
saling-silang.
4.2. Konsep Tapak