Persiapan ‘Perbekalan’ Convention Center and Recreation Center: The Glorious History Of Medan

8 yang saling berkaitan. Dimana skripsi ini merupakan hasil pendeskripsian proses SPA 6 dalam bentuk cerita, “true story telling”, menggambarkan dan menjelaskan semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa di dalam Studio PA 6 baik berupa kegiatan studio, survei lapangan, studi banding, pencarian literatur dan data, konsep hingga hasil dari rancangan dijelaskan dalam cerita di skripsi ini. Namun yang saya alami pada saat ini adalah saya mengambil skripsi setelah usai menjalankan proses Studio PA 6. Saya mengambil skripsi di semester selanjutnyasekarang karena masih ada matakuliah yang ingin saya perbaiki dan hal ini sudah saya konsultasikan kepada dosen pembimbing akademik dan dosen koordinator SPA 6, mereka dahulu membolehkan, dan sekarang saya dengar dari Pak Bauni untuk mahasiswa angkatan selanjutnya harus mengambil SPA 6 sekaligus dengan matakuliah skripsi. Memang dalam menyusun skripsi ini akan agak membuat saya kesulitan karena dibutuhkan memori yang kuat atas apa yang telah saya jalani pada studio semester lalu, dan ini merupakan salah satu kelemahan saya yang mempunyai golongan darah O, yang notabenenya cenderung memiliki daya ingat yang lemah. Namun hal ini tidak akan membuat semangat juang saya luntur. Berbekal jurnal studio mingguan studio PA 6 saya akan terus berjuang hingga akhir dan tidak akan menyerah.

1.2. Persiapan ‘Perbekalan’

Saya akan mulai mencoba untuk mengingat awal dari perkuliahan SPA 6 ini. Pada saat itu, pertemuan minggu pertama untuk pembekalan setelah tertunda beberapa hari. Kami dikumpulkan di ruangan galeri M. Hasan kampus arsitektur USU, dan dijelaskan tentang KAKKerangka Acuan Kerja proyek studio PA 6 oleh dosen koordinator, Pak Bauni. Setelah mendengarkan penjelasan dari beliau, kami disuruh untuk membentuk kelompok masing-masing 6 sampai 7 orang, dan saya ditakdirkan untuk berkelompok dengan Candra, Tegar, Andrias serta 2 orang stambuk 2009 Mirza dan Agung. Kemudian kami ditawarkan untuk memilih kasus proyek sepaket dengan dosen pembimbing dan arsitek pembimbing profesionalkonsultan ahli. Atas berbagai pertimbangan, akhirnya kami memilih kasus Proyek B, Urban Landmark dengan fungsi sebagai pusat konvensi, rekreasi dan jembatan, dengan dosen pembimbingnya Pak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, dosen Universitas Sumatera Utara 9 yang menurut saya adalah dosen yang berdedikasi tinggi di kampus ini, yang tahun itu mendapat penghargaan dosen terbaik di jurusan arsitektur, beliau juga menjabat sebagai sekretaris jurusan dan dosen pembimbing akademik saya, serta konsultan ahlinya Bangdemikian kami menyapanya karena beliau adalah termasuk salah seorang alumnus kami Ramadhoni Dwipayana ST. IAI, arsitek yang pernah termasuk sebagai daftar 100 arsitek ternama di Indonesia versi salah satu majalah arsitektur. Ternyata yang memilih kasus proyek B ada 3 kelompok, sebagai solusinya kami melakukan undian. Saya diutus oleh kelompok kami untuk mencabut undian dan alhamdulillah seperti mendapatkan durian runtuh, kelompok kami yang akhirnya mendapatkan yang kami harapkan, kasus proyek B dengan dosen favorit kami dan arsitek yang ilmu desainnya sangat ingin kami serap semuanya. Seperti akhiran film India, kami sekelompok merasakan kelas pun berakhir dengan happy ending dan bersiap untuk pertemuan pertama dengan dosen dan konsultan ahli pada minggu berikutnya. Hari yang ditunggu pun tiba, pertemuan pertama dengan dosen pembimbing dan konsultan ahli. Sekitar pukul 11 menjelang siang, Ramadhoni, S.T., IAI, bang Doni, begitu kami biasa memanggilnya, pun datang ke studio. Sedikit perkenalan masing-masing dari kami dan akhirnya dia pun langsung memulainya dengan menjelaskan bagaimana keadaan profesi arsitek di kota Medan dan membandingkannya dengan arsitek di kota lain. Setelah itu dia meminta kami untuk memperlihatkan portofolio tugas studio atau pun proyek selainnya jika ada. Dia ingin melihat kemampuan perancangan masing-masing kami. Dia pun mencoba menilai, kemampuan mendesain kami masih belum sepenuhnya mengacu pada perancangan yang komprehensif, masih berkutat pada teori klasik Vitruvius; estetika, kekokohan dan fungsi. Padahal masih banyak lagi aspek yang perlu diperhatikan sebagai acuan keberhasilan suatu karya arsitektural. Permasalahan komprehensif dalam perancangan arsitektural bangunan atau lingkungan binaan seperti aspek ekonomi, sosial, budaya, prilaku dan psikologi manusia, dan sebagainya sering kali terabaikan. Dia pun menjelaskan bahwa pada studio PA 6 kali ini kami akan dilatih dan dibimbing agar bisa merespon permasalahan bangunan dan lingkungan binaan tersebut dalam eksistensinya sebagai wadah kehidupan sosial budaya manusia. Universitas Sumatera Utara 10 45 menit berlalu dan Pak Rudolf pun datang. Seperti biasanya, dia memberikan kami stimulus untuk terus bersemangat dalam mengerjakan tugas- tugas studio walaupun terkadang terlihat sulit. Dia pun menyuguhi kami presentasi sangat menarik dari gadget miliknya berformat komik berisikan kumpulan proyek-proyek arsitektural, YES IS MORE dari Taschen. Kami antusias mendengarkan penjabaran dari mereka berdua, mereka memiliki sense desain yang tinggi. Setelah menjelaskan strategi untuk studio kali ini, mereka pun menyarankan untuk pertemuan selanjutnya agar kami melakukan survei lapangan dan mencari studi banding proyek sejenis sesuai arahan KAK. Dari sinilah perjalanan perjuangan ini bermula, dan saya sudah siap dan bersemangat untuk menghadapinya. Universitas Sumatera Utara 11 Utara Timur Selatan Gambar 1.1. Lokasi tapak dan pembagiannya.

1.3. The Journey Begins