Metode Bermain Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran

commit to user 8 jasmani sangat kompleks dan banyak macamnya. Rusli Lutan 1994 : 39, menyatakan bahwa, Metode mengajar terdiri dari dua kelompok, yaitu metode mengajar langsung dan tidak langsung. Metode mengajar langsung meliputi : metode mengajar komando, metode mengajar individual, metode mengajar resiprokal, metode mengajar inklusi. Sedangkan yang dikategorikan sebagai metode mengajar tidak langsung adalah metode mengajar eksplorasi, metode guide diseovery, metode mengajar divergent production. Sedangkan Supandi 1992 : 24-42, menyatakan bahwa Secara garis besarnya berbagai metode proses belajar mengajar pendidikan jasmani itu meliputi : metode komando, metode tugas, metode resiprokal, metode mandiri berstruktur, metode diskoveri terbimbing dan metode pemecahan masalah.

3. Metode Bermain

Menurut John Dewey dalam Soetoto Pontjopoetro 2004: 1.3 berpendapat bahwa, bermain adalah suatu pandangan atau sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi. Bermain merupakan bentuk aktivitas permainan. Permainan merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi tiap orang, terutama bagi anak-anak. Rusli Lutan 1991: 4 memberikan batasan tentang permainan sebagai berikut, bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dan ikatan peraturan. Permainan merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang. Perlu dipahami dan dimengerti, setiap metode pembelajaran tentu memiliki ciri tersendiri. Demikian juga metode pembelajaran bermain juga memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra 1999:74-75 mengemukakan mengenai ciri- ciri bermain sebagai berikut: a. Permainan merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan suka rela. b. Permainan bukanlah kehidupan bisa atau yang nyata. Karena itu bila diamati secara seksama perilaku anak selama permainan, mereka berbuat berpura-pura atau tidak sungguhan. commit to user 9 c. Permainan berbeda dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam tempat dan waktu. Permainan selalu bermula dan berakhir, dan dilakukan di tempat tertentu. Bertalian dengan syarat di atas, permainan memerlukan peraturan. d. Permainan memiliki tujuan yang terdapat dalam kegiatan itu, dan tak berkaitan dengan perolehan keuntungan material. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai kegiatan bermain jika aktivitas itu dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dengan tanpa adanya tujuan untuk memperoleh keuntungan material, dan terikat pada peraturan tertentu yang harus dipatuhi bersama. Bermain dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pembelajaran lari, khususnya di Sekolah Dasar. Penyajian pelajaran di SD perlu kreatifitas guru, agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Berkaitan dengan pemberian pelajaran di SD, Depdikbud 1993: 4 mengemukakan bahwa, cara pelaksanaannya dapat dengan pembelajaran, menirukan, permainan, perlombaan, pertandingan, dan atau tes. Sedangkan pengertian pendekatan permainan menurut Wahjoedi 1999:121 adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa di Sekolah Dasar, pembelajaran gerak dasar lari untuk siswa di Sekolah Dasar dapat diberikan dalam bentuk permainan, menirukan atau perlombaan. Bentuk permainan yang diterapkan dalam pembelajaran lari dapat berupa perlombaan. Bentuk permainan dalam bentuk pertandingan atau perlombaan dapat disebut agon. Rusli Lutan 1991: 5 menyatakan bahwa, agon merupakan jenis permainan yang mencakup semua bentuk permainan yang bersifat pertandingan atau perlombaan. Bentuk bermain dan perlombaan untuk pembelajaran teknik lari, khususnya bagi siswa SD, menurut Aip Syarifuddin l992: 55 antara lain adalah: a. lari dalam bentuk permainan hijau-hitam. b. lari bolak-balik memindahkan benda. c. lari melewati bangku-bangku pendek bangku Swedia jika ada. d. lari sambil menggendong temannya secara bergantian. e. lari dengan ujung kaki sambil mengangkat lutut atau paha. commit to user 10 f. lari menirukan binatang kijang. g. lari sambil melompat-lompat dengan langkah panjang. h. lari pada lubang-lubang ban mobil bekas atau simpai. Sedangkan bentuk bermain yang dapat digunakan melatih kecepatan menurut Soetoto Pontjopoetro,dkk 2004 diantaranya adalah : a. ambil balok dari lingkaran tengah b. mengibarkan sapu tangan c. main galah gobak sodor d. cepat dapat e. orang kaya dan si miskin f. memindahkan balok ke sana ke sini g. lari melewati lorong Pada pembelajaran lari dapat dilakukan dengan permainan. Permainan yang dilaksanakan pada penelitian ini dalam bentuk lomba atau kompetisi secara berkelompok. Bagi siswa Sekolah Dasar permainan merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan, sehingga bentuk permainan akan dapat meningkatkan gairah dan motivasi mereka untuk menguasai teknik yang diberikan. Pembelajaran ini harus dirancang secara sederhana dengan aturan-aturan yang dapat dipahami oleh anak sehingga mereka dapat permainan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Bermain merupakan cara untuk menciptakan suasana kompetitif pada siswa, seperti untuk mencapai kemenangan yang peraturannya telah disepakati terlebih dahulu. Motivasi atau dorongan belajar berperanan penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran, oleh karena itu pelajar perlu ditumbuhkan motivasi dan semangat belajarnya. Motivasi belajar dapat ditumbuhkan diantaranya melalui penciptaan rasa kompetitif. Sugiyanto 1998: 330 mengemukakan bahwa, mengenai semangat berusaha bisa ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara pelajar. Dengan adanya suasana kompetitif, pelajar akan berusaha berbuat sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang lain. Adanya sifat kompetitif ini membawa peserta merasa tertantang untuk memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap problem yang ia temui dalam permainan. Sedangkan dengan adanya peraturan dapat menumbuh commit to user 11 kembangkan sikap disiplin, saling menghargai dan bertanggung jawab dalam mentaati peraturan yang berlaku secara seksama. Terciptanya situasi yang kompetitif ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk melakukan aktivitas gerak dengan sebaik-baiknya. Pembelajaran lari dengan metode bermain merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Pembelajaran lari dengan metode bermain adalah cara belajar yang menuntut kemandirian siswa. Kreativitas, inisiatif, kemampuan siswa untuk berpikir dan memahami pola permainan serta memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan sangat dituntut. Siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan. Manfaat permainan bagi anak-anak tidak dapat diragukan lagi. Sesuai pendapat Gustmuts, Monessori dan Frobel dalam Soetoto Pontjopoetro 2004: 1.12 menyatakan bahwa permainan menjadi alat pendidikan yang utama bagi anak-anak. Adapun kegunaan permaian itu adalah: a. Permainan merupakan alat penting untuk menumbuhkan sifat sosial untuk hidup bermasyarakat, karena dengan bermain, anak dapat mengenal bermacam-macam aturan dan macam-macam tingkah laku. b. Permainan merupakan alat untuk mengembangkan fantasi, bakat dan kreasi. c. Permainan dapat mendatangkan berbagai macam perasaan, antara lain perasaan senang dalam melakukan permainan. d. Permainan bersama dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin karena anak harus mentaati peraturan-peraturan. Salah satu karakteristik siswa seusia Sekolah Dasar adalah hasrat bergerak atau senang bermain. Besar kecilnya hasrat bergerak tiap anak itu berlainan, karena sudah merupakan pembawaan masing-masing. Yang dapat kita diberikan hanyalah pengaruh terhadap tujuan hasrat bergerak itu, dengan jalan memberikan permainan-permainan yang menarik perhatian dan bermanfaat. Menurut Soetoto Pontjoputro 2004: 1.7 menyebutkan anak- anak suka bermain karena : a. Ingin bergaul dengan orang lain. b. Ingin tahu akan prestasi sendiri, dibanding dengan prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang dahulu. commit to user 12 c. Ingin mengalami suatu kejadian yang tidak sungguh-sungguh yaitu dalam permainan fantasi dan permainan meniru. d. Ingin mengadu kecakapannya, keberaniannya, untuk nasibnya dengan orang lain.

4. Karakteristik Siswa Kelas III SD

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 59

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20102011

2 19 71

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lari Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain Pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Karangmojo Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETRAMPILAN GERAK DASAR ANAK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS III SD N 3 BOLON COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016.

0 5 130

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOKOMOTOR LARI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SUMBER 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOJOKERTO LEKSONO WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014.

0 0 1

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LARI CEPAT DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MIPITAN SURAKARTA TAHUN 2012/2013.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PRIGI, PEJAGOAN, KEBUMEN TAHUN 2014/ 2015.

0 1 194

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 43

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP IKLAN DI TELEVISI PADA DESA KALIWINASUH KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012

0 0 12