Pengertian perilaku HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU REPRODUKSI REMAJA SMA N I JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009.

8 7. Menge mbangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan.

B. Perilaku

1. Pengertian perilaku

Perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon, serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung Sunaryo, 2004. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi atau disebut rangsangan. Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Menurut Notoatmodjo 2007, perilaku kesehatan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan Health maintanance Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha- usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha-usaha penyembuhan jika sakit. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan Health seeking behaviour Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari diri sendiri self treatment sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 9 3. Perilaku kesehatan lingkungan Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu Notoatmodjo, 2003. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Kemudian dengan pengetahuan tersebut akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek Notoatmodjo, 2003. Perbuatan yang akan dilakukan manusia tergantung pada permasalahan dan berdasarkan pada keyakinan atau kepercayaan masing- masing . Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan suatu kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut Notoatmodjo 2003, sikap mempunyai empat tingkatan, yaitu: 10 1. Menerima Receiving Menerima, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Responding Merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, dan mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan. 3. Menghargai Valuing Indikasi menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. 4. Bertanggung jawab Responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko. Suatu sikap belum tentu secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan Overt behaviour. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor pendukung dari pihak lain. Menurut Notoatmodjo 2007 tindakan mempunyai beberapa tingkatan antara lain : a. Persepsi Perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik atau tindakan tingkat pertama. 11 b. Respons terpimpin Guided response Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik tingkat dua. c. Mekanisme Mecanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka hal ini sudah menunjukkan praktik tingkat tiga. d. Adopsi Adoption Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2. Perilaku Reproduksi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI MALANG

2 26 32

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

1 15 26

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL DI SMA N 1 SAYEGAN

0 2 62

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIVITAS DENGAN PELANGGARAN LALU LINTAS PADA REMAJA Hubungan Antara Perilaku Agresivitas Dengan Pelanggaran Lalu Lintas Pada Remaja di SMA N 8 Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONFORMITAS DENGAN PERILAKU DELINKUEN REMAJA SMA NEGERI 1 Hubungan Antara Perilaku Konformitas Dengan Perilaku Delinkuen Pada Remaja Sma Negeri 1 Polanharjo.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS Hubungan antara faktor perilaku dan lingkungan fisik dengan kejadian leptospirosis.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS Hubungan Antara Faktor Perilaku dan Lingkungan Fisik dengan Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Klaten.

0 1 15

PROFESIONALISME GURU PROFESIONALISME GURU ( Studi Persepsi dan Implementasi pada Guru SMA N I Jatisrono Kabupaten Wonogiri ).

0 0 15

PENDAHULUAN PROFESIONALISME GURU ( Studi Persepsi dan Implementasi pada Guru SMA N I Jatisrono Kabupaten Wonogiri ).

0 0 6

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA SMK DI KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Faktor Lingkungan Sosial dengan Perilaku Seks Bebas Remaja SMK di Kota Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13