media agar jernih, dan yang kedua berdasarkan opasitas koloni. Berdasarkan bentuk koloni gonokokus dibagi menjadi empat tipe. Koloni berbentuk kecil, cembung dan
berkilau terdiri dari dua tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2, koloni ini memiliki pili piliated dan ditandai dengan P
+
. Sedangkan koloni berbentuk besar dan datar juga dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe 3 dan tipe 4, tidak memiliki pili nonpiliated dan ditandai
dengan P
-
. Dalam penelitian in vitro didapatkan koloni P
+
bersifat virulen sedangkan koloni P
-
mengalami penurunan kemampuan untuk menimbulkan infeksi. Beberapa koloni memiliki kemampuan mengalami konversi dari P
+
menjadi P
-
atau sebaliknya beberapa koloni P
-
dapat mengalami konversi menjadi P
+
Sparling, 2008; Criss dkk, 2005
Berdasarkan opasitasnya, koloni dibagi menjadi koloni yang opak Op tampak lebih gelap dan bergranuler bila dibandingkan dengan koloni yang transparan
Tr. Dasar biokimia perbedaan antara koloni Op dan Tr adalah adanya variasi ekspresi famili protein membran luar yang disebut protein II P II, yang saat ini
dikenal dengan istilah Opa. Koloni Op terdiri dari sel-sel yang menunjukkan Opa sedangkan Tr mengandung sel-sel yang tidak mengandung Opa Sparling, 2005;
Simms dan Jerse, 2006
2.1.2. Klasifikasi dan variasi antigenik Nesisseria gonorrhoeae
2.1.2.1. Klasifikasi nesisseria gonorrhoeae
Klasifikasi strain typing Neisseria gonorrhoeae sangat diperlukan untuk studi epidemiologi. Terdapat sejumlah metode untuk penentuan strain typing ini, yaitu
auksotipe, serotipe, kepekaan terhadap antimikroba dan genotipe. Metode auksotipe dan serotipe lebih sering digunakan secara luas dalam penelitian epidemiologi gonore
Simms dan Jerse, 2006 Auksotipe mengklasifikasikan gonokokus berdasarkan stabilitas kebutuhan
nutrisi terhadap nukleotida dan asam amino yang bervariasi, baik dalam bentuk tersendiri maupun kombinasi. Contoh dari auksotipe yang sering dijumpai adalah
strain yang memerlukan arginin Arg, prolin Pro, urasil U, metionin M atau Arg, hiposantin dan urasil AHU untuk pertumbuhannya. Gonokokus yang tidak
memerlukan satupun substrat dikenal dengan istilah prototropik Proto atau dikenal sebagai tipe yang jinak oleh beberapa penulis Hook dan Handsfield, 2008.
Serotipe protein I berdasarkan pada stabilitas perbedaan antigenik dari protein I, protein yang terdapat dalam jumlah banyak pada membran bagian luar gonokokus.
Protein I dibagi menjadi dua klas yang berbeda satu, yaitu protein IA dan protein IB, yang mana masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi serovar-serovar dengan
pemeriksaan koagulasi menggunakan reagen antibodi monoklonal spesifik. Masing- masing serovar ditandai oleh protein tipe I IA atau IB dan diberi angka berdasarkan
pola koagulasi misalnya IA-4, IB-3 Cornelissen, 2011. Dengan kombinasi tehnik analisa auksotipe dan serovar tersebut, gonokokus
dapat dibagi menjadi klas-klas auksotipeserovar AS yang berbeda dan dalam jumlah yang besar lebih dari 70 strain misalnya AHUIA-1, ProIB-3, ProtoIB-12.
Strain-strain tersebut umumnya terdapat secara serentak pada masyarakat dan strain yang baru dapat dideteksi sepanjang waktu.
Masing-masing strain gonokokus
memiliki sifat serta berhubungan dengan manifestasi klinis penyakit yang spesifik, misalnya strain AHUIA-1 dan AHUIA-2 memiliki sifat tumbuh lebih lambat
daripada kebanyakan gonokokus lainnya dan cenderung menjadi resisten Sparling, 2006.
2.1.2.2. Variasi antigenik Nesisseria gonorrhoeae