sebagai efektif melawan isolat resisten multi obat di Jepang Barry dan Klausner ,2009.
2.9.2. Definisi Resistensi N. Gonorrhoeae Terhadap Sefalosporin
Definisi resistensi terhadap sefalosporin belum ditentukan secara standar karena terbatasnya data mengenai kegagalan pengobatan. Kebanyakan definisi
resistensi berdasarkan pada MIC seftriakson terhadap N.gonorrhoeae. Beberapa peneliti mendefinisikan resistensi dengan peningkatan MIC seftriakson ≥ 0,06 mgL,
≥ 0,125 mgL oleh Gonococcal Resistance Antimicrobial Surveillance Programme GRAPS UK, 0,125 mgL oleh Eropa Surveillance of Sexually Transmitted
Infection ESSTI, Clinical and Laboratory Standards Institute CLSI menentukan MIC ≤ 0,25 mgL sebagai sensitif dan ≥ 0,5 mgL sebagai tidak sensitive Barry dan
Klausner, 2009.
2.9.3. Epidemiologi Resistensi Sefalosporin
Resistensi terhadap sefalosporin telah terjadi dan meluas di Asia, Australia dan Eropa. Di Jepang kegagalan pengobatan gonore dengan sefalosporin telah
dilaporkan sejak awal tahun 2000 dengan peningkatan MIC pada pemakaian sefpodoksim dan sefdinir. Pada tahun 2006, sefiksim tidak lagi digunakan sebagai
terapi lini pertama dan hanya merekomendasikan seftriakson dan spektinomisin sebagai terapi lini pertama Takahata dkk, 2006.
Australian Gonococcal
Surveillance Programme
AGSP berhasil
mengidentifikasi isolat dengan MIC seftriakson sebesar 0,06-0,5 mgL kurang sensitif pada tahun 2001. Isolat ini terutama ditemukan pada daerah urban, para turis
internasional dan mitra seksualnya, juga diduga terjadi transmisi secara domestik. Resistensi terhadap sefalosporin juga muncul di China dengan adanya
peningkatan MIC pada isolat dari beberapa wilayah berbeda selama tahun 1990. Di Hongkong selama periode Oktober 2006 hingga Agustus 2007 melaporkan angka
kegagalan seftibuten 400 mg dosis tunggal sebesar 3,7. Dari 42 orang yang gagal dengan seftibuten, 7 orang memiliki MIC
≥1 mgL, dan sekitar 23 isolat memiliki MIC terhadap seftriakson sebesar 0,06 atau 0,125 mgL. Di Taiwan juga dilaporkan
resistensi terhadap sefalosporin oral Barry dan Klausner, 2009 Di beberapa negara Asia seperti Vietnam, Thailand dan Filipina melaporkan
isolat dengan MIC seftriakson ≥0,5 mgL. India, Bangladesh, Nepal dan Srilanka
melaporkan isolat yang signifikan kurang sensitifintermediet terhadap seftriakson Barry dan Klausner, 2009
Eropa Surveillance
of Sexually
Transmitted Infection
berhasil mengidentifikasi isolat dengan MIC seftriakson 0,25 mgL dari Italia dan Swedia.
Kriteria penurunan sensitifitas terhadap seftriakson menurut ESSTI adalah 0,125 mgL. Sedangkan UK GRASP melaporkan 2 isolat dengan penurunan sensitifitas
terhadap sefiksim pada tahun 2007 dengan MIC 0,25 mgL. Denmark, Spanyol, Swedia, dan Yunani juga melaporkan isolat dengan peningkatan MIC terhadap
sefalosporin Carannante dkk, 2012.
Gonococcal Isolat Surveillance Programme GISP AS melaporkan 4 isolat dengan MIC seftriakson 0,5 mgL di San Diego 1987, Cincinnati 1992 dan 1993,
dan Philadelphia 1997. GISP juga menguji sefiksim pada tahun 1992 hingga tahun 2006 teradapat 48 isolat dengan MIC sefiksim 0,5-2,0 mgL. Di Hawai pada tahun
2001 ditemukan isolat dengan MIC sefiksim 0,25-0,5 mgL dan MIC seftriakson 0,125 mgL. Penelitian di Kanada pada tahun 2008 melaporkan penurunan sensitifitas
sefalosporin dengan MIC dari 0,125 hingga 0,25 mgL. Data terbatas dari Afrika dan Amerika Latin melaporkan resistensi namun tanpa disertai dokumentasi peningkatan
MIC terhadap sefalosporin Barry dan Klausner, 2009.
2.9.5. Mekanisme Resistensi N.Gonorrhoeae Terhadap Sefalosporin