Perhitungan Denyut Jantung Penentuan dan Pengumpulan Data Dimensi Anthropometri

commit to user IV-17 Rekapitulasi hasil perhitungan postur kerja tiap-tiap fase gerakan aktivitas bongkar pupuk dengan menggunakan RULA dapat dilihat pad Tabel 4.18 berikut ini. Tabel 4.18 Level Resiko Tiap-Tiap Fase Gerakan Fase Gerakan Skor Akhir Level Resiko Kategori Tindakan Gerakan 1 7 Tinggi Tindakan sekarang juga Gerakan 2 7 Tinggi Tindakan sekarang juga Gerakan 3 7 Tinggi Tindakan sekarang juga Gerakan 4 7 Tinggi Tindakan sekarang juga

4.3 Penilaian Beban Kerja Fisik Awal

Penilaian beban kerja fisik ini dilakukan melalui perhitungan konsumsi energi dengan menggunakan parameter indek kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung Bridger,1995. Perhitungan konsumsi energi pekerja diawali dengan pengumpulan data denyut jantung pekerja sebelum beraktivitas DN0 dan pada saat pekerja melakukan aktivitas bongkar pupuk DN1.

4.3.1 Perhitungan Denyut Jantung

Penentuan besarnya denyut dilakukan dengan menggunakan metode 10 denyut ten pulse methods, yaitu dengan cara mengkonversikan capaian kecepatan denyut jantung sebanyak 10 denyut ke dalam banyaknya denyut jantung selama satu menit. Rekapitulasi keseluruhan denyut jantung sebelum aktivitas DN0 dan pada saat berktivitas DN1 ditunjukkan Tabel 4.19 berikut ini. Tabel 4.19 Rekapitulasi Pengumpulan Data Kecepatan Denyut Jantung Pekerja Kecepatan denyut jantung 10 denyut Denyut Jantung DN0 detik DN1 detik DN0 denyut DN1 denyut 1 9.52 4.48 63 134 2 9.20 4.14 65 145 3 9.00 4.35 67 138 Berikut ini ditunjukkan contoh perhitungan denyut jantung sebelum aktivitas DN0 dan pada saat pekerja berktivitas DN1. 1. Denyut jantung istirahat DN0 Denyut jantungmenit = 10 denyut kecepatan 10 denyut ´ 60 = 109.52 ´ 60 commit to user IV-18 = 63.03 ≈ 63 denyutmenit 2. Denyut jantung kerja DN1 Denyut jantungmenit = 10 denyut kecepatan 10 denyut ´ 60 = 104.48 ´ 60 = 133.93 ≈ 134 denyutmenit

4.3.2 Perhitungan Konsumsi Energi

Hasil perhitungan denyut jantung digunakan untuk menentukan besarnya konsumsi energi. Perhitungan konsumsi energi sebelum perancangan digunakan untuk mengetahui beban kerja saat pekerja melakukan aktivitas bongkar pupuk. Konsumsi energi dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2 dan persamaan 2.3. Rekapitulasi konsumsi energi pekerja ditunjukkan Tabel 4.20 berikut ini. Tabel 4.20 Konsumsi Energi Aktivitas Bongkar Pupuk Pekerja Denyut Jantung Energi Konsumsi Energi Kkalmenit DN0 denyut DN1 denyut E j E t 1 63 134 2.23 7.22 4.99 2 65 145 2.31 8.40 6.09 3 67 138 2.39 7.63 5.24 Rata-rata 5.43 Berikut ditujukkan contoh perhitungan konsumsi energi: 1. Perhitungan energi yang diperlukan pada saat istirahat Ej E j = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733 x 10-4 X 2 = 1,80411 – 0,0229038 x 63 + 4,71733 x 10 -4 x 63 2 = 2.23 2. Perhitungan energi yang diperlukan pada waktu kerja Et E t = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733 ´10 -4 X 2 = 1,80411 – 0,0229038 ´ 134 + 4,71733 ´10 -4 ´ 134 2 = 7.22 3. Perhitungan besarnya konsumsi energi KE KE = E t – E j = 7.20 – 2.23 = 4.99 Kkalmenit commit to user IV-19 Hasil perhitungan konsumsi energi rata-rata pada aktivitas bongkar pupuk sebesar 5.43 kkalmenit. Hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai jenis pekerjaan berat. E. Grandjean 1986 menyatakan bahwa 5.2 Kkalmenit merupakan nilai yang direkomendasikan untuk suatu kondisi kerja berat, jika melebihi batasan yang direkomendasikan maka biasanya akan timbul rasa lelah atau fatique Nurmianto, 2005.

4.4 Tahap Perancangan

Pada tahap perancangan ini diawali penyusunan konsep rancangan alat bantu bongkar pupuk dengan tujuan utama untuk memperbaiki postur kerja dan menurunkan beban kerja fisik, perhitungan persentil untuk menentukan ukuran perancangan desain alat bantu bongkar pupuk, penentuan spesifikasi rancangan dari segi dimensi dan komponen rancangan serta dilakukan perhitungan mekanika teknik. 4.4.1 Penyusunan Konsep Perancangan Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan mengacu pada data studi pendahuluan yang diperoleh. Data studi pendahuluan ini menunjukkan fakta yang tejadi di tempat penelitian dan memberikan informasi tentang apa yang diinginkan pekerja. Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan cara menjabarkan keluhan dan keinginan pekerja menjadi kebutuhan perancangan yang dilanjutkan dengan pengembangan ide perancangan sesuai dengan kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. 1. Penjabaran Kebutuhan Perancangan Need Informasi yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara menunjukkan bahwa pekerja belum menemukan kenyamanan dalam melakukan aktivitasnya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2. Faktor ketidaknyamanan ini dipertegas dari wawancara secara mendalam kepada pekerja yang menunjukkan adanya keluhan rasa sakit, nyeri, pegal terutama pada bagian punggung, bahu, lengan, dan leher. Hubungan antara timbulnya keluhan dengan penyebabnya dapat dijelaskan melalui Tabel 4.21 berikut ini. commit to user IV-20 Tabel 4.21 Ringkasan Keluhan Pekerja dan Penyebabnya No Keluhan Pekerja Penyebab 1 Keluhan rasa pegal pada bagian bahu dan lengan serta nyeri pada bagian punggung, pergelangan tangan, dan leher setelah mengangkut pupuk. Posisi tangan tertarik ke belakang memegang pupuk dan punggung membungkuk untuk menopang pupuk sambil berjalan dari truk menuju gudang. 2 Kesulitan saat menarik pupuk untuk ditempatkan ke punggung. Kedua tangan tertarik ke belakang dengan bahu naik untuk meraih pupuk di belakang tubuh. 3 Kelelahan dan keluhan nafas terengah - engah saat mengangkut pupuk dari truk menuju gudang. Pupuk yang diangkut cukup berat sehingga posisi tubuh dalam kondisi tidak stabil. 4 Kesulitan saat akan meletakkan pupuk di gudang. Posisi punggung membungkuk sambil menyamping dan lengan bawah bekerja melawati garis tengah tubuh untuk melepaskan pupuk yang ditopang di punggung pekerja. Di lain pihak, pekerja juga menyatakan keinginanya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3, hasil keinginan dan keluhan pekerja tersebut kemudian dijabarkan menjadi kebutuhan perancangan yang harus dipenuhi. Penjabaran kebutuhan dibuat untuk memperjelas batasan-batasan masalah dalam pembuatan konsep perancangan dan mempermudah tahapan penyelesaian yang harus dilakukan sehingga alat yang akan dirancang sesuai dengan tujuan. Penjabaran kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut ini. Tabel 4.22 Penjabaran Kebutuhan Perancangan No Keinginan Pekerja Penjabaran Kebutuhan 1 Pekerja menginginkan alat bantu yang memungkinkan proses pengangkutan pupuk dengan posisi yang nyaman dan meminimalkan kelelahan atau penggunaan tenaga yang berlebihan saat mengangkut pupuk. Alat bantu yang memungkinkan proses pengangkutan pupuk tanpa membungkuk dan tangan tertarik ke belakang. Alat bantu dibuat dengan mekanisme sederhana namun dapat memperingan dalam mengangkut pupuk. 2 Pekerja menginginkan alat bantu yang memudahkan menempatkan pupuk untuk diangkut. Adanya landasan untuk menopang pupuk. Ketinggian landasan sesuai dengan ketinggian bak truk. 3 Kemudahan dalam mengoperasikan alat bantu. Alat bantu dapat dioperasikan hanya dengan satu orang pekerja tanpa mengurangi aktivitas pengangkutan pupuk. Mobilitas alat cukup baik. Alat stabil saat dijalankan. 2. Pembangkitan Gagasan Perancangan Gagasan atau ide yang dikembangkan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang telah dibuat sebelumnya pada Tabel 4.22. commit to user IV-21 Permasalahan utama yang terjadi pada aktivitas bongkar pupuk adalah postur kerja pekerja pada saat mengangkut pupuk yang mengharuskan pekerja memanggul pupuk dengan posisi punggung membungkuk, leher fleksi dengan tangan tertarik ke belakang untuk menahan pupuk sehingga menyebabkan pekerja harus bekerja dengan sikap paksa dan menggunakan tenaga yang berlebihan untuk mengangkut pupuk. Sikap paksa tersebut apabila dilakukan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang sangatlah mungkin untuk menimbulkan rasa sakit, nyeri, dan pegal pada beberapa bagian tubuh, terutama punggung, bahu, leher, dan pergelangan tangan. Berdasarkan penjabaran kebutuhan, dapat diketahui adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh dan untuk meminimalkan timbulnya sikap paksa dengan merancang sebuah alat bantu kerja bongkar pupuk berupa lift table yang berfungsi sebagai alat untuk mempermudah aktivitas pengangkutan pupuk. Pembangkitan ide perancangan ini diperjelas dengan mengadopsi dan memodifikasi beberapa tahapan metode perancangan rasional dari Nigel Cross yang terdiri dari penjelasan tujuan, penetapan fungsi, dan penentuan spesifikasi kinerja. Beberapa tahapan tersebut adalah : a. Penjelasan Tujuan Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan sub tujuan dari perancangan, serta hubungan di antara keduanya. Penjabaran tujuan dan sub tujuan dari perancangan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini. Gambar 4.5 Penjelasan Tujuan Perancangan commit to user IV-22 b. Penetapan Fungsi Tahap ini bertujuan menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batasan sistem dari perancangan yang akan dilakukan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menunjukkan fungsi perancangan secara umum dalam perubahan masukan input menjadi keluaran output yang diinginkan, seperti pada Gambar 4.6 berikut ini. Gambar 4.6 Fungsi Umum Perancangan Langkah selanjutnya adalah memecah fungsi umum menjadi sub fungsi dasar yang lebih spesifik. Sub fungsi dasar yang pertama dari perancangan alat bantu fasilitas kerja aktivitas bongkar pupuk yang berupa lift table adalah pengaturan pegangan. Ukuran pegangan disesuaikan dengan data anthropometri pekerja dan pegangan diberi busa atau karet, hal ini dimaksudkan memberi kenyamanan pekerja pada saat mendorong lift table. Penjabaran sub fungsi pengaturan pegangan lift table dijelaskan pada Gambar 4.7 berikut ini. Gambar 4.7 Sub Fungsi Pengaturan Pegangan Lift Table Sub fungsi dasar kedua dari perancangan lift table adalah pengaturan ukuran landasan. Ukuran panjang dan lebar landasan disesuaikan dengan dimensi karung pupuk dan ketinggian landasan disesuaikan dengan ketinggian bak truk, hal ini dimaksudkan memberi kemudahan dalam memindahkan dan commit to user IV-23 memposisikan pupuk dari bak truk ke lift table. Penjabaran sub fungsi pengaturan landasan lift table dijelaskan pada Gambar 4.8 berikut ini. Gambar 4.8 Sub Fungsi Pengaturan Ukuran Landasan Lift Table Sub fungsi dasar ketiga dari perancangan lift table adalah pengaturan kekuatan landasan penopang beban pupuk. Landasan penopang pupuk dan rangka dibuat dari baja, hal ini dimaksudkan agar lift table mampu mengangkat pupuk atau beban sebesar 100 kilogram dengan ringan. Penjabaran sub fungsi pengaturan kekuatan landasan penopang beban dijelaskn pada Gambar 4.9 berikut ini. Gambar 4.9 Sub Fungsi Kekuatan Landasan Penopang Beban Sub fungsi dasar keempat dari perancangan lift table adalah akses kemudahan penggunaan lift table. Sub fungsi dasar ini diakomodasi melalui pengaturan roda depan yang dinamis pada rancangan lift table. Pemilihan roda depan lift table secara dinamis dimaksudkan agar memberi akses kemudahan mobilitas penggunaan lift table oleh pekerja. Penjabaran sub fungsi akses kemudahan penggunaan lift table dapat dilihat Gambar 4.10 berikut ini. commit to user IV-24 Gambar 4.10 Sub Fungsi Akses Kemudahan Penggunaan Lift Table Sub fungsi dasar kelima dari perancangan lift table adalah pengaturan jumlah roda pada lift table. Untuk mempercepat mobilitas pengangkutan pupuk dari truk menuju gudang maka lift table dilengkapi dengan dau buah roda depan dan dua buah roda belakang. Penjabaran sub fungsi pemberian roda pada lift table dapat dilihat Gambar 4.11 berikut ini. Gambar 4.11 Sub Fungsi Jumlah Pemberian Roda pada Lift Table c. Spesifikasi Kinerja Tahap ini bertujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat dari kebutuhan perancangan. Tabel 4.23 menunjukkan spesifikasi kinerja dari perancangan yang dilakukan. commit to user IV-25 Tabel 4.23 Spesifikasi Kinerja Perancangan Lift Table No Kriteria Spesifikasi 1 Sesuai ukuran anthropometri pekerja. Lebar bahu Tinggi siku berdiri Lebar jari ke- 2,,3,4,5 Diameter lingkar genggam 2 Memberi kenyamanan saat mendorong lift table. Bagian pegangan dilengkapi dengan karet. 3 Memposisikan pupuk untuk diangkut secara mudah. Posisi ketinggian landasan pupuk dapat disesuaikan dengan tinggi bak truk. 4 Operasional akses mobilitas yang mudah. Pemilihan roda secara dinamis pada bagian depan. 5 Kuat menopang pupuk atau beban 100 kg. Penggunaan material yang kuat dalam perancangan. 7 Mempercepat mobilitas pengangkutan pupuk. Pemberian roda depan dan belakang masing-masing dua buah pada lift table.

4.4.2 Penentuan dan Pengumpulan Data Dimensi Anthropometri

Berdasarkan penyusunan konsep perancangan yang telah diungkapkan, maka dapat ditentukan dimensi anthropometri yang akan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan ukuran rancangan. Penentuan dimensi anthropometri ini dimaksudkan agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Berikut ini adalah dimensi anthropometri yang dibutuhkan dalam perancangan: 1. Lebar bahu lb 2. Tinggi siku berdiri tsb 3. Lebar jari ke- 2, 3,4,5 4. Diameter lingkar genggam dlg Penggunaan dimensi anthropometri tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 4.24 dan Tabel 4.25 berikut ini. Tabel 4.24 Fungsi Dimensi Anthropometri No Data Anthropometri Cara Pengukuran Fungsi 1 Lebar bahu lb Subjek duduk tegak, ukur jarak horisontal antara kedua lengan atas. Untuk menentukan lebar pegangan lift table. commit to user IV-26 Tabel 4.25 Fungsi Dimensi Anthropometri Lanjutan No Data Anthropometri Cara Pengukuran Fungsi 2 Tinggi siku berdiri tsb Ukur jarak vertikal antara siku dengan lantai pada posisi berdiri. Untuk menentukan ukuran tinggi pegangan lift table. 3 Lebar jari ke- 2,3,4,5 lj Ukur jarak antara kelingking bagian terluar dengan jari telunjuk bagian terluar. Untuk menentukan panjang pegangan lift table. 4 Diameter lingkar genggam dlg Ukur garis tengah diameter lingkaran karena bertemunya ibu jari dengan ujung telunjuk dan dirasakan paling nyaman. Untuk menentukan diameter pegangan lift table yang digunakan. Untuk memperoleh data dari dimensi anthropometri tersebut, maka dilakukan pengambilan data melalui pengukuran dimensi anthropometri seluruh pekerja UD. Karya Tani yang berjumlah tiga orang pekerja. Rekapitulasi keseluruhan data anthropometri pekerja dapat ditunjukkan Tabel 4.26 berikut ini. Tabel 2.26 Rekapitulasi Data Anthropometri Pekerja No Data yang Diukur Simbol Data Pekerja 1 2 3 1 Lebar bahu lb 43.5 42.5 44.0 2 Tinggi siku berdiri tsb 97.5 99.0 102.0 3 Lebar jari ke- 2,,3,4,5 lj 7.5 8.8 7.5 4 Diameter lingkar genggam dlg 4.0 4.3 4.0

4.4.3 Perhitungan Persentil