commit to user IV-19
Hasil perhitungan konsumsi energi rata-rata pada aktivitas bongkar pupuk sebesar 5.43 kkalmenit. Hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai jenis
pekerjaan berat. E. Grandjean 1986 menyatakan bahwa 5.2 Kkalmenit merupakan nilai yang direkomendasikan untuk suatu kondisi kerja berat, jika
melebihi batasan yang direkomendasikan maka biasanya akan timbul rasa lelah atau fatique Nurmianto, 2005.
4.4 Tahap Perancangan
Pada tahap perancangan ini diawali penyusunan konsep rancangan alat bantu bongkar pupuk dengan tujuan utama untuk memperbaiki postur kerja dan
menurunkan beban kerja fisik, perhitungan persentil untuk menentukan ukuran perancangan desain alat bantu bongkar pupuk, penentuan spesifikasi rancangan
dari segi dimensi dan komponen rancangan serta dilakukan perhitungan mekanika
teknik. 4.4.1
Penyusunan Konsep Perancangan
Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan mengacu pada data studi pendahuluan yang diperoleh. Data studi pendahuluan ini menunjukkan fakta
yang tejadi di tempat penelitian dan memberikan informasi tentang apa yang diinginkan pekerja. Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan cara
menjabarkan keluhan dan keinginan pekerja menjadi kebutuhan perancangan yang dilanjutkan dengan pengembangan ide perancangan sesuai dengan kebutuhan
yang telah dibuat sebelumnya. 1. Penjabaran Kebutuhan Perancangan Need
Informasi yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara menunjukkan bahwa pekerja belum menemukan kenyamanan dalam
melakukan aktivitasnya
seperti ditunjukkan
pada Tabel
4.2. Faktor
ketidaknyamanan ini dipertegas dari wawancara secara mendalam kepada pekerja yang menunjukkan adanya keluhan rasa sakit, nyeri, pegal terutama pada bagian
punggung, bahu, lengan, dan leher. Hubungan antara timbulnya keluhan dengan penyebabnya dapat dijelaskan melalui Tabel 4.21 berikut ini.
commit to user IV-20
Tabel 4.21 Ringkasan Keluhan Pekerja dan Penyebabnya
No Keluhan Pekerja
Penyebab
1 Keluhan rasa pegal pada bagian bahu
dan lengan serta nyeri pada bagian punggung, pergelangan tangan, dan
leher setelah mengangkut pupuk. Posisi tangan tertarik ke belakang
memegang pupuk dan punggung membungkuk untuk menopang pupuk
sambil berjalan dari truk menuju gudang.
2 Kesulitan saat menarik pupuk untuk
ditempatkan ke punggung. Kedua tangan tertarik ke belakang
dengan bahu naik untuk meraih pupuk di belakang tubuh.
3 Kelelahan dan keluhan nafas terengah -
engah saat mengangkut pupuk dari truk menuju gudang.
Pupuk yang diangkut cukup berat sehingga posisi tubuh dalam kondisi
tidak stabil.
4 Kesulitan saat akan meletakkan pupuk
di gudang. Posisi punggung membungkuk sambil
menyamping dan lengan bawah bekerja melawati garis tengah tubuh untuk
melepaskan pupuk yang ditopang di punggung pekerja.
Di lain pihak, pekerja juga menyatakan keinginanya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3, hasil keinginan dan keluhan pekerja tersebut kemudian dijabarkan
menjadi kebutuhan perancangan yang harus dipenuhi. Penjabaran kebutuhan dibuat untuk memperjelas batasan-batasan masalah dalam pembuatan konsep
perancangan dan mempermudah tahapan penyelesaian yang harus dilakukan sehingga alat yang akan dirancang sesuai dengan tujuan. Penjabaran kebutuhan
dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut ini.
Tabel 4.22 Penjabaran Kebutuhan Perancangan
No Keinginan Pekerja
Penjabaran Kebutuhan
1 Pekerja menginginkan alat bantu
yang memungkinkan proses pengangkutan pupuk dengan posisi
yang nyaman dan meminimalkan kelelahan atau penggunaan tenaga
yang berlebihan saat mengangkut pupuk.
Alat bantu yang memungkinkan proses pengangkutan pupuk tanpa membungkuk
dan tangan tertarik ke belakang.
Alat bantu dibuat dengan mekanisme sederhana namun dapat memperingan
dalam mengangkut pupuk.
2 Pekerja menginginkan alat bantu
yang memudahkan menempatkan pupuk untuk diangkut.
Adanya landasan untuk menopang pupuk. Ketinggian landasan sesuai dengan
ketinggian bak truk.
3 Kemudahan dalam mengoperasikan
alat bantu. Alat bantu dapat dioperasikan hanya
dengan satu orang pekerja tanpa mengurangi aktivitas pengangkutan pupuk.
Mobilitas alat cukup baik. Alat stabil saat dijalankan.
2. Pembangkitan Gagasan Perancangan Gagasan atau ide yang dikembangkan berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan perancangan yang telah dibuat sebelumnya pada Tabel 4.22.
commit to user IV-21
Permasalahan utama yang terjadi pada aktivitas bongkar pupuk adalah postur kerja pekerja pada saat mengangkut pupuk yang mengharuskan pekerja
memanggul pupuk dengan posisi punggung membungkuk, leher fleksi dengan tangan tertarik ke belakang untuk menahan pupuk sehingga menyebabkan pekerja
harus bekerja dengan sikap paksa dan menggunakan tenaga yang berlebihan untuk mengangkut pupuk. Sikap paksa tersebut apabila dilakukan dalam waktu yang
lama dan berulang-ulang sangatlah mungkin untuk menimbulkan rasa sakit, nyeri, dan pegal pada beberapa bagian tubuh, terutama punggung, bahu, leher, dan
pergelangan tangan. Berdasarkan penjabaran kebutuhan, dapat diketahui adanya peluang untuk
mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh dan untuk meminimalkan timbulnya sikap paksa dengan merancang sebuah alat bantu kerja bongkar pupuk
berupa lift table yang berfungsi sebagai alat untuk mempermudah aktivitas pengangkutan pupuk. Pembangkitan ide perancangan ini diperjelas dengan
mengadopsi dan memodifikasi beberapa tahapan metode perancangan rasional dari Nigel Cross yang terdiri dari penjelasan tujuan, penetapan fungsi, dan
penentuan spesifikasi kinerja. Beberapa tahapan tersebut adalah : a. Penjelasan Tujuan
Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan sub tujuan dari perancangan, serta hubungan di antara keduanya. Penjabaran tujuan dan sub
tujuan dari perancangan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini.
Gambar 4.5 Penjelasan Tujuan Perancangan
commit to user IV-22
b. Penetapan Fungsi Tahap ini bertujuan menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan
batasan sistem dari perancangan yang akan dilakukan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menunjukkan fungsi perancangan secara umum dalam
perubahan masukan input menjadi keluaran output yang diinginkan, seperti pada Gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.6 Fungsi Umum Perancangan
Langkah selanjutnya adalah memecah fungsi umum menjadi sub fungsi dasar yang lebih spesifik. Sub fungsi dasar yang pertama dari perancangan alat
bantu fasilitas kerja aktivitas bongkar pupuk yang berupa lift table adalah pengaturan pegangan. Ukuran pegangan disesuaikan dengan data anthropometri
pekerja dan pegangan diberi busa atau karet, hal ini dimaksudkan memberi kenyamanan pekerja pada saat mendorong lift table. Penjabaran sub fungsi
pengaturan pegangan lift table dijelaskan pada Gambar 4.7 berikut ini.
Gambar 4.7 Sub Fungsi Pengaturan Pegangan Lift Table
Sub fungsi dasar kedua dari perancangan lift table adalah pengaturan ukuran landasan. Ukuran panjang dan lebar landasan disesuaikan dengan dimensi
karung pupuk dan ketinggian landasan disesuaikan dengan ketinggian bak truk, hal ini dimaksudkan memberi kemudahan dalam memindahkan dan
commit to user IV-23
memposisikan pupuk dari bak truk ke lift table. Penjabaran sub fungsi pengaturan
landasan lift table dijelaskan pada Gambar 4.8 berikut ini.
Gambar 4.8 Sub Fungsi Pengaturan Ukuran Landasan Lift Table
Sub fungsi dasar ketiga dari perancangan lift table adalah pengaturan kekuatan landasan penopang beban pupuk. Landasan penopang pupuk dan
rangka dibuat dari baja, hal ini dimaksudkan agar lift table mampu mengangkat pupuk atau beban sebesar 100 kilogram dengan ringan. Penjabaran sub fungsi
pengaturan kekuatan landasan penopang beban dijelaskn pada Gambar 4.9 berikut ini.
Gambar 4.9 Sub Fungsi Kekuatan Landasan Penopang Beban
Sub fungsi dasar keempat dari perancangan lift table adalah akses kemudahan penggunaan lift table. Sub fungsi dasar ini diakomodasi melalui
pengaturan roda depan yang dinamis pada rancangan lift table. Pemilihan roda depan lift table secara dinamis dimaksudkan agar memberi akses kemudahan
mobilitas penggunaan lift table oleh pekerja. Penjabaran sub fungsi akses kemudahan penggunaan lift table dapat dilihat Gambar 4.10 berikut ini.
commit to user IV-24
Gambar 4.10 Sub Fungsi Akses Kemudahan Penggunaan Lift Table
Sub fungsi dasar kelima dari perancangan lift table adalah pengaturan jumlah roda pada lift table. Untuk mempercepat mobilitas pengangkutan pupuk
dari truk menuju gudang maka lift table dilengkapi dengan dau buah roda depan dan dua buah roda belakang. Penjabaran sub fungsi pemberian roda pada lift table
dapat dilihat Gambar 4.11 berikut ini.
Gambar 4.11 Sub Fungsi Jumlah Pemberian Roda pada Lift Table
c. Spesifikasi Kinerja Tahap ini bertujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat dari kebutuhan
perancangan. Tabel 4.23 menunjukkan spesifikasi kinerja dari perancangan yang dilakukan.
commit to user IV-25
Tabel 4.23 Spesifikasi Kinerja Perancangan Lift Table
No Kriteria
Spesifikasi
1 Sesuai ukuran anthropometri pekerja.
Lebar bahu Tinggi siku berdiri
Lebar jari ke- 2,,3,4,5 Diameter lingkar genggam
2 Memberi kenyamanan saat mendorong
lift table. Bagian pegangan dilengkapi dengan karet.
3 Memposisikan pupuk untuk diangkut
secara mudah. Posisi ketinggian landasan pupuk dapat
disesuaikan dengan tinggi bak truk. 4
Operasional akses mobilitas yang mudah.
Pemilihan roda secara dinamis pada bagian depan.
5 Kuat menopang pupuk atau beban 100
kg. Penggunaan material yang kuat dalam
perancangan. 7
Mempercepat mobilitas pengangkutan pupuk.
Pemberian roda depan dan belakang masing-masing dua buah pada lift table.
4.4.2 Penentuan dan Pengumpulan Data Dimensi Anthropometri