Menentukan gaya pada rancangan

commit to user IV-41 Gambar 4.22 Alat bantu tongkat 3d Sumber : Data diolah, 2010

4.3.1 Menentukan gaya pada rancangan

Perhitungan dilakukan terhadap gaya pada alat bantu tongkat. Perhitungan terdiri dari 4 tahap, yaitu: menghitung gaya pada alat bantu tongkat, menghitung gaya pada lansia, perhitungan gaya pada kaki tongkat, dan menghitung gaya pada pegas. 1. Menghitung gaya pada alat bantu tongkat Untuk menghitung gaya pada alat bantu tongkat terlebih dahulu harus menentukan massa dari alat bantu tongkat rancangan tersebut. Massa alat bantu tongkat rancangan diukur dengan menggunakan timbangan. Setelah dilakukan pengukuran, maka didapatkan massa alat bantu tongkat rancangan sebesar 1,5 kg. Besarnya gaya pada alat bantu tongkat rancangan dihitung dengan mengalikan massa alat bantu tongkat dengan percepatan gravitasi. commit to user IV-42 a. Gaya pada alat bantu tongkat = massa alat bantu tongkat x percepatan gravitasi F tongkat = m tongkat . a F tongkat = 1,5 kg . 9,81 ms 2 F tongkat = 49,05 N Jadi besarnya gaya pada alat bantu tongkat sebesar 49,05 N 2. Mencari gaya pada lansia Beban-beban yang bersentuhan langsung dengan alat bantu jalan tongkat diukur dengan menggunakan timbangan. Pengukuran itu dilakukan terhadap 25 lansia saat melakukan aktivitas jalan. Selanjutnya dari massa alat bantu tongkat yang telah diukur tersebut, dihitung presentasenya terhadap berat badan lansia. Hasil persentase massa alat bantu tongkat terhadap berat badan dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Perbandingan Massa Alat Bantu Tongkat Terhadap Berat Badan Responden Berat Badan Perbandingan massa alat bantu tongkat terhadap ke- kg berat badan 1 51,5 9 2 46 10 3 60 8 4 67 7 5 73 6 6 75 6 7 40 12,5 8 50 10 9 48 10,4 10 49,5 10 11 42,5 11,8 12 39 12,8 13 46,5 10,8 14 43,5 11,5 15 48 10,4 16 58,5 8,5 17 70 7 18 62,5 8 19 68 7,4 20 71 7 21 41,5 12 22 65 7,7 commit to user IV-43 Sumber : Data diolah, 2010 a. Massa lansia maksimum = rata-rata perbandingan massa alat bantu tongkat terhadap berat badan x berat badan maksimum = 0,091 . 75 = 6,83 kg b. Gaya pada lansia = massa lansia x percepatan gravitasi F lansia = m lansia . a F lansia = 6,83 kg . 9,81 ms 2 F lansia = 67 N Jadi besarnya gaya pada lansia sebesar 67 N 3. Gaya pada kaki tongkat. Bagian pada kaki tongkat merupakan tumpuan dari gaya tongkat F tongkat dan gaya lansia F lansia . Penggambaran gaya pada kaki tongkat secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.23 Gambar 4.23 Kondisi pembebanan pada rancangan alat bantu tongkat 23 60 8,3 24 54 9,3 25 70 7 Rata-rata 9,1 lanjutan Tabel 4.16 Perbandingan Massa Alat Bantu Tongkat Terhadap Berat Badan F lansia F tongkat F kaki commit to user IV-44 Gaya-gaya reaksi tumpuan penyangga alat bantu tongkat dapat dihitung dengan menerapkan persamaan kesetimbangan gaya- gaya yang bekerja pada arah sumbu y å F y = 0 å F y = 0 -F lansia – F tongkat + F kaki = 0 -67 – 49,05 + F kaki = 0 -116,05 + F kaki = 0 F kaki = 116,05 N Jadi besarnya gaya pada kaki tongkat sebesar 116,05 N 4. Gaya pada pegas spring Bagian spring merupakan tumpuan gaya dari kaki tongkat F kaki dan gaya dari tumpuan lansia F lansia . Penggambaran beban secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.24 Gambar 4.24 Kondisi pembebanan pada rancangan alat bantu tongkat Panjang spring bebas = L f = 130 mm Diameter luar = OD = 30 mm Diameter kawat = D w = 3,5 mm · Diameter rata-rata = D m = OD – D w = 30 – 3,5 = 26,5 mm · Diameter dalam = ID = D m – D w = 26,5 – 3,5 = 23 mm commit to user IV-45 · Indeks pegas = C = D m D w = 26,53,5 = 7,57 · Faktor Wahl = K = 4C-14C-4+0,615C K = [47,57-1][47,57-4] + 0,6157,57 K = 1,32 Tegangan dalam pegas akibat gaya dari tumpuan lansia F lansia = F o = 67 N µ o = 8. K. F o . C µ. D 2 w = 8. 1,32. 67. 7,57 3,14 . 3,5 2 = 135 567 N Defleksi pada gaya operasi karena tumpuan lansia f o = 8. F o. C 3 . N a G. D w = 867 7,57 3 8,0 11,5 x 10 6 3,5= 1,16 mm Panjang operasi = L o = L f – f o = 130 – 1,16 = 128,84 mm Panjang solid = L s = D w. N = 3,5. 8,0 = 28 mm Konstanta pegas = k = ∆ F ∆ L = F ls L f – L o = F o f o = 67 1,16 = 57,76Nmm Gaya pada pegas ketika pegas berada pada panjang solidnya F s = k L f – L s = 57,76 Nmm130 mm – 28 mm = 57,76 Nmm102 mm = 5892 N

4.4 Penentuan Spesifikasi

Dokumen yang terkait

Perancangan Troli Makanan Untuk Lanjut Usia Berdasarkan Prinsip Ergonomi (Studi Kasus : UPTD Panti Wredha “DB” Surakarta)

0 3 4

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

2 8 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI Hubungan Antara Tingkat Religiusitas dan Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA.

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA STRESS PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA.

0 0 8

GAMBARAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA GAMBARAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA.

1 1 15

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Hubungan Antara Depresi Dan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Hubungan Antara Depresi Dan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 2 15

PERANCANGAN ULANG TEMPAT WUDHU UNTUK LANJUT USIA (LANSIA) (Studi kasus Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta)

0 0 118