commit to user
II-20 gunakan pernyataan positif bukan negatif, ekspresikan kebutuhan sebagai atribut
dari produk, dan hindari kata ”harus” atau ”sebaiknya” Mital, 2008. c. Pengorganisasian kebutuhan menjadi hierarki
Hasil dari pengorganisasian ini menghasilkan daftar yang berisi satu set kebutuhan-kebutuhan primer yang masing-masing tergolong lebih lanjut
membentuk kebutuhan-kebutuhan sekundernya Mital, 2008. d. Menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan
Terdapat dua pendekatan dasar dari tahapan ini yaitu pengadaan pada konsensus dari anggota tim berdasarkan pada pengalaman mereka saat bersama
konsumen dan pengadaan pada hasil penilaian tingkat kepentingan dengan survey lebih lanjut pada konsumen Mital, 2008.
2.4.6 Penetapan Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan istilah “kebutuhan
produk” atau “ karakteristik engineering” untuk hal ini. Target spesifikasi dibuat setelah kebutuhan pelanggan diidentifikasi tetapi sebelum konsep dikembangkan.
Hasil dari spesifikasi produk adalah matrik kebutuhan. Matrik tersebut menjelaskan tentang keinginan konsumen dan karakteristik engineering yang ada
untuk memenuhi keinginan tersebut Ulrich, 2001.
2.4.7 Penyusunan Konsep Produk
Proses penyusunan konsep dimulai dari serangkaian kenutuhan pelanggan dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai pilihan akhir
Ulrich, 2001. Tahapan dari penyusunan konsep adalah :
a. Memperjelas Masalah
Penjelasan masalah mencakup pembangunan pengertian secara general dan kemudian memecah menjadi sub masalah. Pemecahan ini disebut sebagai
dekomposisi masalah. Salah satu pendekatan dalam dekomposisi masalah adalah berdasarkan kebutuhan utama pelanggan. Pendekatan ini berguna untuk produk
yang masalah utamanya adalah bentuk, bukan pada prinsip kerja atau teknologinya Ulrich, 2001.
commit to user
II-21
b. Pencarian eksternal Benchmarking
Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan penyelesaian bagi masalah dan submasalah yang telah diidentifikasi pada tahap penjelasan masalah.
Pencarian eksternal untuk pemecahan masalah ini adalah pengumpulan informasi. Lima cara untuk mengumpulkan informasi dari sumber eksternal sebagai berikut
wawancara konsumen utama, konsultasi dengan ahli, pencarian literatur, dan perbandingan kompetitif Ulrich, 2001.
c. Pencarian Internal
Pencarian internal dilakukan oleh pengembang. Pencarian internal merupakan pencarian atau pemunculan ide-ide baru mengenai alternatif
komponen produk Ulrich, 2001.
d. Menggali Secara Sistematis.
Teknik yang digunakan pada langkah ini adalah pohon klasifikasi konsep. Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian
yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda sehingga akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan. Sebagai hasil dari pencarian eksternal dan
internal, terdapat
puluhan atau
ratusan penyelesaian
konsep untuk
subpermasalahan-subpermasalahan. Pemeriksaan secara sistematis ini bertujuan untuk mengarahkan kemungkinan dengan mengelompokkan dan menyatukan
fragmen-fragmen solusi tersebut. Terdapat dua alat spesifik yang dapat membantu tahapan ini yaitu the concept classification tree dan the concept combination
table. Alat ini membantu kita menemukan keseluruhan dari variasi produk dengan mengkombinasikan bagian alternatif-alternatif yang ada Ulrich, 2001.
2.4.8 Pemilihan Konsep Produk
Pemilihan konsep produk adalah proses evaluasi dengan kriteria VoC dan kriteria lainnya, membandingkan kelebihan dan kekurangan relatif dari masing-
masing konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penelitian atau pengembangan lebih lanjut Ulrich, 2001.
Sebuah perancangan yang sukses adalah yang menjalani pemilihan konsep yang terstruktur Ulrich, 2001. Sebuah metode terstruktur yang banyak
commit to user
II-22 digunakan memiliki dua buah tahapan proses yaitu penyaringan konsep dan
penilaian konsep yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penyaringan konsep concept screening
Penyaringan konsep menggunakan sebuah konsep referensi untuk mengevaluasi berbagai macam konsep berdasarkan kriteria pemilihan.
Penyaringan konsep menggunakan sebuah sistem perbandingan kasar untuk memperkecil jumlah konsep yang dipertimbangkan lebih lanjut. Penyaringan
konsep ini berdasarkan sebuah metode yang dibangun oleh Sturt Pugh pada tahun 1980-an dan disebut sebagai metode Pugh Ulrich, 2001.
Penyaringan konsep melewati lima buah langkah pengerjaan, yaitu : 1. Mempersiapkan matriks pemilihan
Untuk mempersiapkan matriks, dipilih media yang tepat untuk menuangkan konsep-konsep yang akan dibahas. Kemudian matriks diisi dengan
inputnya yaitu konsep-konsep dan kriterianya. Konsep-konsep yang akan dibahas akan sangat baik bila digambarkan dengan deskripsi tertulis dan juga
penggambaran secara grafis Ulrich, 2001. Kriteria-kriteria ini dipilih berdasarkan VoC Voice of Customer. Kriteria
pemilihan sebaiknya dipilih karena mampu membedakan konsep satu dengan yang lainnya. Setelah dipertimbangkan dengan teliti, kemudian dipilih sebuah
konsep yang menjadi referensi perbandingan membangun konsep-konsep solusi. Pencarian internal ini dapat dilakukan oleh individu maupun tim. Terdapat dua
buah acuan yang berguna untuk melakukan pencarian internal baik untuk individu maupun tim yaitu menunda keputusan, mengembangkan banyak ide Ulrich,
2001. 2. Menghitung nilai dari konsep
Nilai-nilai yaitu ”lebih baik” +, ”sama” 0, atau ”lebih buruk” - diletakkan pada setiap sel pada matriks yang menunjukkan bagaimana
perbandingan setiap konsep dengan konsep referensi terhadap setiap kriteria. Proses ini disarankan untuk menilai setiap konsep terhadap satu kriteria sebelum
melangkah pada kriteria selanjutnya. Bagaimanapun, bila yang terjadi adalah jumlah konsep yang banyak, maka yang dilakukan adalah sebaliknya yaitu
commit to user
II-23 menilai konsep satu konsep pada setiap kriteria, baru melangkah ke konsep
selanjutnya Ulrich, 2001. 3. Memberi rangking pada tiap konsep
Setelah menilai semua konsep yang ada, kemudian dijumlahkan nilai ”lebih baik”, ”sama”, dan ”lebih buruk”. Kemudian nilai total pada setiap konsep dapat
diperoleh dengan mengurangi jumlah nilai ”lebih baik” dengan nilai ”lebih buruk”. Setelah penjumlahan selesai, langkah selanjutnya adalah memberi
rangking pada setiap konsep secara urut. Terlihat jelas, konsep-konsep dengan banyak nilai positif dan sedikit nilai negatif akan memiliki ranking yang lebih
tinggi Ulrich, 2001. 4. Menyatukan dan memperbaiki konsep
Setelah setiap konsep telah dinilai dan diranking, sebaiknya diperiksa apakah setiap konsep masuk akal dan kemudian mempertimbangkan
kemungkinan adanya konsep-konsep yang dapat disatukan dan diperbaiki Ulrich, 2001.
5. Memilih satu atau lebih konsep Setelah puas dengan pengertian tentang setiap konsep dan kualitasnya,
maka langkah selanjutnya adalah memilih konsep mana yang akan dilanjutkan pada penyaringan dan analisis lebih jauh Ulrich, 2001.
2.5 Tahap Pengujian Konsep
Pada tahap pengujian konsep ini, pengembang produk meminta respons dari pengguna potensial terhadap target pasar yang dituju mengenai uraian dan
gambaran konsep produk. Pengujian konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua aktivitas ini bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep
yang akan dikembangkan lebih lanjut Ulrich, 2001. Berikut ini adalah tahapan dalam proses pengujian konsep:
a. Mendefinisikan Maksud Pengujian Konsep
Pengembang produk secara eksplisit menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini Ulrich, 2001.
commit to user
II-24 b. Memilih Populasi Survey
Hal yang mendasari pengujian konsep adalah populasi pelanggan potensial yang disurvei mencerminkan target pasar dari sebuah produk, karena itu
pengembang harus memilih populasi survei yang mencerminkan target pasar yang sebenarnya Ulrich, 2001.
c. Memilih Format Survey
Format survei berikut ini biasa digunakan dalam pengujian konsep: interaksi langsung, telepon, lewat surat pos, E-mail dan internet Ulrich, 2001.
d. Mengkomunikasikan konsep Pilihan format survei sangat berkaitan dengan bagaimana konsep akan
dikomunikasikan. Konsep dapat dikomunikasikan dalam bentuk salah satu dari cara-cara berikut ini: uraian verbal, sketsa, foto dan gambar, storyboard,
video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik, dan prototipe yang dioperasikan Ulrich, 2001.
2.6 Mekanika Konstruksi