Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data

commit to user 38 2. Sampel Penelitian Pengambilan sampel dipilih dua kelas satu kelas untuk eksperimen metode Jigsaw, satu kelas untuk eksperimen metode struktural Numbered Head Together, pada masing-masing kelas terdapat 40 siswa. ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” Suharsimi Arikunto 2006:131. Sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat mewakili. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Random Sampling. Dalam teknik ini sampel merupakan unit dalam populasi yang mendapat peluang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa secara individual tetapi kelas. “Teknik Random Sampling ini dalam pengambilan sampel, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti member hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel” Suharsimi Arikunto 2006:131. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan cara undian. Sampel yang digunakan adalah kelas VII C sebagai kelompok eksperimen 1 yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan kelas VII D sebagai kelompok eksperimen 2 yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode struktural Numbered Head Together.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengajaran menggunakan metode Jigsaw dan metode struktural Numbered Head Together. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa mengenai standar kompetensi Hak Asasi Manusia pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wuryantoro. Dengan data ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan penggunaan masing-masing metode mengajar. commit to user 39

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data tes. Data tes berupa nilai kognitif siswa pada standar kompetensi dengan menggunakan tes objektif. Kisi-kisi terdapat dalam lampiran 1 dan soal objektif terdapat dalam lampiran 2. 2. Instrumen Penelitian a. Aspek kognitif 1 Validitas soal Instrumen diuji cobakan pada siswa kelas VII A di SMP N 2 Wuryantoro, dari sejumlah 30 siswa. Kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau tidak. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:168 “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah instrumen yang mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai tabel yang telah ditentukan, sedangkan instrumen yang tidak valid adalah instrumen yang nilai hitungnya lebih rendah dari pada nilai pada tabel yang telah ditentukan. Nana Syaodih Sukmadinata 2008:229 mengemukakan bahwa terdapat macam-macam validitas yaitu: a Validitas Isi Content Validity, berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur. b Validitas Konstruk Construck Validity, berkenaan dengan kontruk atau struktur dan karakteristik psikologi aspek yang akan diukur dengan instrumen. Apakah kontruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu berkenaan dengan aspek yang diukur. c Validitas Kriteria Criterion Validity, berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi kriteria. Instrumen yang menjadi kriteria adalah instrumen yang sudah standar. commit to user 40 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi di dalam mecari data variabel prestasi belajar PKn. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus koefisien korelasi biserial sebagai berikut: γ pbi = q p St Mt Mp − St= n n X X 2 2 ∑ ∑ − Keterangan: Mp : rerata skor subyek yang menjawab benar item yang dicari validitasnya. Mt : rerata skor total γ pbi : koefisien korelasi St : standar deviasi skor total n : jumlah subjek p : proporsi siswa yang menjawab benar q : proporsi siswa yang menjawab salah Setelah diperoleh harga γ pbi kemudian dikonsultasikan dengan kritik r tabel. Apabila harga γ pbi harga kritik, maka item soal tersebut dikatakan valid. Klasifikasi validitas soal: 0,91 – 1,00 : sangat tinggi 0,71 – 0,90 : tinggi 0,41 – 0,70 : cukup 0,21 – 0,40 : rendah negatif – 0,20 : sangat rendah Item dikatakan valid bila harga γ pbi r tabel Masidjo, 1995: 243-246. commit to user 41 Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Validitas Jumlah Soal Valid Drop 30 30 0 Perhitungan selengkapnya untuk uji validitas ini terdapat dalam lampiran 3. 2 Reliabilitas soal Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson KR-20 sebagai berikut: r 11 = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − ∑ 2 t S PQ 1 1 k k Keterangan: r 11 : koefisien reliabilitas k : jumlah item St : standar deviasi P : indeks kesukaran Q :1-p Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tesebut kemudian dikonsultasikan dengan r product momen. Apabilan harga r 11 r tabel maka tes instrumen tesebut reliabel. Klasifikasi reliabilitas soal: 0,91 – 1,00 : sangat tinggi 0,71 – 0,90 : tinggi 0,41 – 0,70 : cukup 0,21 – 0,40 : rendah negatif – 0,20 : sangat rendah Masidjo, 1995: 210-233. commit to user 42 Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Reliabilitas Jumlah Soal S 2 γ pq r 11 Keterangan 30 63,352 5,642 0,942 Sangat tinggi Perhitungan selengkapnya untuk reliabiliatas ini terdapat dalam lampiran 4. 3 Taraf kesukaran soal Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukan denagan indeks kesukaran yaitu menunjukkan sukar mudahnya suatu soal yang harganya dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: IK = max S N B × Keterangan: IK : indeks kesukaran B : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item. N : kelompok siswa S max : besarnya skor yang dituntut suatu jawaban benar dari suatu item Adapun kriterianya sebagi berikut: 0,81 – 1,00 : mudah sekali MS 0,61 – 0,81 : mudah M 0,41 – 0,60 : sedangcukup Sd 0,21 – 0,40 : sukar S 0,00 – 0,20 : sukar sekali SS Masidjo, 1995: 189-192. Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Taraf Kesukaran Jumlah Soal Kriteria Taraf Kesukaran MS M Sd S SS 30 9 17 4 Perhitungan selengkapnya untuk taraf kesukaran ini terdapat dalam lampiran 5. commit to user 43 4 Taraf pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang tergolong kelompok atas upper group dengan siswa yang tergolong kelompok bawah lower group. Rumus yang menentukan daya pembeda soal: ID = max S NKAatauNKB KB KA × − Keterangan: ID : indeks diskriminatif KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok atas KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok bawah NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok bawah NKA atau NKB X S max : perbedaan jawaban benar dari siswa – siswa yang tergolong atas dan bawah yang seharusnya diperoleh. Acuan penilaian daya pembeda soal: 0,80 – 1,00 : sangat membedakan SM 0,60 – 0,79 : lebih membedakan LM 0,40 – 0,59 : cukup membedakan soal CM 0,20 – 0,39 : kurang membedakan KM Negatif – 0,19 : sangat kurang membedakan SKM Masidjo,1995: 198. Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Taraf Pembeda Jumlah Soal Kriteria Taraf Pembeda SM LM CM KM SKM 30 1 7 8 14 0 Perhitungan selengkapnya untuk taraf pembeda ini terdapat dalam lampiran 6. commit to user 44

F. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DANPENGUASAAN MATERI SISWA (Kuasi Eksperimen PadaSiswa Kelas VII SMP Negeri Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 47

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Punggur Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Materi Pokok mengaplik

0 19 50

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 100

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI Pengaruh Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (Nht) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Vii Smp Negeri

0 3 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA BANGUN DATAR SEGI EMPAT MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (PTK Kelas VII SMP Negeri I Baki Semester II Tahun Ajaran 2009/2010).

0 0 8

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010.

0 1 10

PERBEDAAN ANTARA PEMBELAJARAN INDVIDUAL ( Metode Mind Perbedaan Antara Pembelajaran Indvidual ( Metode Mind Mapping ) Dengan Pembelajaran Kooperatif (Metode Numbered Head Together ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Mojogedang Tahun Ajaran 2

0 0 13