commit to user
32 Setelah mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan
Kewarganegaraan, maka selanjutkan akan nampak apa yang menjadi indikator dari hasil belajar Pendidikan Kewarganegaran. Indikator yang dimaksud yaitu:
a Menjelaskan pengertian HAM. b Menyebutkan dasar hukum penegakan HAM di Indonesia.
c Menyebutkan lembaga-lembaga perlindungan HAM. d Menjelaskan latar belakang lahirnya perundang-undangan HAM
nasional. e Menyebutkan contoh-contoh kasus pelanggaran HAM di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. f Mengemukakan cara-cara penanganan pelanggaran HAM.
g Menguraikan peranan lembaga perlindungan HAM. h Menyebutkan pasal-pasal dalam UUD 1945 hasil perubahan yang
berkaitan dengan HAM. i Menunjukkan sikap positif terhadap upaya penegakan HAM di
wilayahnya. j Menampilkan sikap positif terhadap upaya penegakkan dan
perlindungan HAM di wilayahnya.
B. Penelitian Yang Relevan
Di dalam penelitian ini juga dicantumkan pendapat dari peneliti lain yang hasil penelitiannya relevan dengan penelitian ini. Hal ini peneliti lakukan guna
mendukung penelitian yang telah peneliti lakukan. Diantaranya adalah: 1 Bahriyatul Azizah 2006 “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh”.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil pre test kelompok eksperimen sebesar 4,23 dan kelompok kontrol sebesar 4,11. Hasil uji t
diperoleh diperoleh t
hitung
= 0,595 t
tabel
= 1.99. Hal ini berarti bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal yang relatif
sama dalam memahami materi pokok bahasan jurnal khusus sebelum
commit to user
33 mengikuti pembelajaran. Rata-rata hasil post test kelompok eksperimen
sebesar 6,84 dan kelompok kontrol sebesar 6,04. hasil uji t data post test diperoleh t
hitung
= 4,639 t
tabel
= 1,99. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode kooperatif tipe
Jigsaw dengan pembelajaran konfensional. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang lebih tinggi menunjukkan pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.
2 Hidayah Puput Saputri 2009 “Eksperimen Pembelajaran Kooperatif Melalui Pendekatan Struktural Numbered Heads Together Ditinjau Dari Aktivitas
Belajar Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif melalui pendekatan struktural
Numbered Heads Together menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada penggunaan metode pembelajaran konvensional pada sub
pokok bahasan Fungsi Fa = 6,4885 3,9760 = F
tabel
, aktivitas belajar matematika yang lebih tinggi tidak menghasilkan prestasi belajar matematika
yang lebih baik daripada aktivitas belajar yang lebih rendah dalam sub pokok bahasan Fungsi Fb = 2,2797 3,1260 = F
tabel
, tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan Fungsi Fab = 1,7362 3,1260 = F
tabel
. Beberapa penelitian tersebut menyatakan bahwa metode Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi pokok bahasan Jurnal Khusus. Metode struktural Numbered Head Together juga lebih baik
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika pada sub pokok bahasan Fungsi. Sehingga metode Jigsaw dan metode
struktural Numbered Head Together dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
34
C. Kerangka Berpikir