Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Namun masyarakat Desa Kayuagung sadar bahwa keberhasilan seseorang tersebut secara tidak langsung ikut andil dalam pembangunan dan dapat dijadikan contoh bagi warga lain.
IV. PEMBAHASAN
1. Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung.
Dari hasil penelitian, dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya proses interaksi antara transmigran dan masyarakat lokal di Desa Kayuagung sudah berjalan dengan baik, karena
antara kedua suku tersebut sudah terjadi pembauran dan selama ini tidak pernah terjadi konflik diantara keduanya. Pola tingkah laku yang melekat pada masyarakat Desa Kayuagung yang
merupakan pembauran dari masyarakat lokal dan transmigran, tergambar dari tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian tersebut maka bentuk interaksi sosial yang
terjadi antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal di Desa Kayuagung adalah: a Proses asosiatif
1. Kerjasama Kerjasama yang terjalin antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal adalah kerjasama
dalam hubungan kerja, saling tolong menolong, dan gotong royong. Setiap melakukan pekerjaan apapun, maka seseorang akan membutuhkan bantuan orang lain. Hal tersebut juga
tampak pada masyarakat Desa Kayuagung yang mana antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal saling membantu dalam mengerjakan lahan perkebunan, serta antara transmigran Jawa
dan masyarakat lokal dapat saling bertukar pikiran tentang bagaimana tata cara bercocok tanam yang baik. Selain dalam bidang pertanian, terjalin pula hubungan kerja melalui usaha jual beli,
hal tersebut tampak pada masyarakat Desa Kayuagung dimana dalam suatu usaha jual beli cacao coklat yang dimiliki oleh orang Jawa tidak semua pekerjanya orang Jawa saja,
melainkan ada juga masyarakat lokal. Kegiatan yang merupakan awal dari interaksi sosial adalah adanya tolong menolong.
Dalam tolong menolong yang terlihat di Desa Kayuagung menunjukkan hasil yang memuaskan, karena masyarakat Desa Kayuagung saling membantu sesama tanpa membedakan
suku. Hal tersebut terlihat jika ada tetangga yang sedang mengalami kesusahan atau musibah dan jika ada seseorang yang meninggal maka masyarakat Desa Kayuagung saling membantu.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Kegotong royongan yang terlihat di Desa Kayuagung menunjukkan hasil yang baik karena dalam kegiatan apapun masyarakat Desa Kayuagung saling bahu membahu dalam
bergotong-royong misalnya membangun rumah, seperti
memperbaiki rumah ibadah, pembangunan jalan, menyelenggarakan acara pernikahan terutama orang jawa dengan adatnnya
yang sangat kental sekali, dan mereka tidak akan meninggalkan tradisi yang sudah melekat sejak jaman nenek moyang mereka.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan. Dalam hal ini yang terjadi pada interaksi transmigran Jawa dan masyarakat lokal yaitu adanya sikap toleransi antara keduanya dan
terjadinya perkawinan campuran masyarakat Jawa dan masyarakat lokal. Di lingkungan Desa Kayuagung memang telah terjadi perkawinan campuran antara suku-suku. Disini terlihat bahwa
semua penduduk yang ada di Desa Kayuagung cukup terbuka dengan suku lain, mereka tidak melarang anak-anak mereka menikah dengan warga yang berasal dari suku lain. Hal tersebut
menjadikan hubungan antar suku semakin erat, serta interaksi antara kedua belah pihak semakin lancar karena mereka saling menghargai. Perkawinan campuran ini merupakan cara
mereka beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 3.
Komunikasi Masyarakat lokal dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang menggunakan bahasa
daerah walaupun dengan sesama etnik, khususnya generasi mudanya. Sehingga hal ini memudahkan para transmigran untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat lokal, dan
dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi maka proses interaksi dapat berjalan dengan baik. Pembauran transmigran Jawa dan masyarakat lokal dapat terjadi dengan
baik dan lancar juga menggunakan media atau wadah jual beli. Dalam kaitan ini adanya hubungan jual beli dapat menyebabkan komunikasi berjalan dengan baik, hal ini tampak pada
masyarakat Desa Kayuagung dalm interaksi jual beli yang terjadi di pasar maupun di kios-kios.
b Proses disosiatif
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
Dalam masyarakat Desa Kayuagung hampir tidak pernah ada konflik fisik yang terjadi hanya konflik non fisik yang terjadi seperti perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu
musyawarah yang dilakukan. Contohnnya dalam musyawarah pemilihan kepala desa, pembentukan struktur organisasi, misalnnya organisasi dalam masyarakat untuk pembentukan
kelompok tani, untuk sejumlah warga untuk membuat perumahan dan musyawarah lainnya. Persaingan yang terjadi pada masyarakat terjadi dalam bidang ekonomi, yang mana masyarakat
Jawa yang lebih menonjol dibandingkan masyarakat lokal. Namun, masyarakat lokal menyadari bahwa keberhasilan seseorang suku Jawa tersebut dilakukan karena bekerja keras,
sehingga dapat dijadikan contoh bagi suku lain untuk berusaha lebih keras dalam kesejahteraan hidup.
2. Dampak dari Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan Masyarakat Lokal di Desa