Agregat Halus DESKRIPSI BETON

2.1.2 Air

Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah pekerjaannya. Pada umumnya air minum dapat dipakai untuk campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula, atau bahan- bahan kimia lainnya, bila dipakai untuk campuran beton akan sangat menurunkan kekuatannya dan dapat juga merubah sifat-sifat semen Nawy, 1990. ACi 318-89:2-2 dalam Mulyono 2004, air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak. Asam, alkali, zat organis, atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapt diminum.

2.1.3 Agregat Halus

Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya menembuslolos ayakan 5 mm dan tertahan di ayakan 0,15 mm yang merupakan pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batu–batuan. Pasir alam dapat dijumpai sebagai gundukan–gundukan di sepanjang sungai, sering disebut sebagai pasir sungai dan memiliki bentuk butiran bulat. Selain itu pasir alam juga dapat berupa bahan galian dari gunung, disebut sebagai pasir gunung dan memiliki butiran yang tajam. Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus memenuhi persyaratan–persyaratan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Susunan butiran gradasi Agregat halus yang digunakan harus mempunyai gradasi yang baik, karena akan akan mengisi ruang-ruang kosong yang tidak dapat diisi oleh material lain sehingga menghasilkan beton yang padat disamping untuk mengurangi penyusutan. Agregat halus harus mempunyai susunan besar butiran dalam batas- batas seperti yang tertera pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Susunan Besar Butiran Agregat Halus Ukuran Lubang Ayakan mm Persentase Lolos Kumulatif 9.52 100 4.76 95-100 2.38 85-100 1.19 50-85 0.60 25-60 0.30 10-30 0.15 2 - 10 Sumber: ASTM C33-74a b. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron ayakan no. 200, tidak boleh melebihi 5 terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 5 maka agregat halus harus dicuci. c. Kadar gumpalan liatclay lump harus kurang dari atau sama dengan 1 ≤ 1 terhadap berat kering. d. Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat organik yang akan memperlambat proses pengikatan semen dengan butiran pasir, dan kadar organik jika diuji di Universitas Sumatera Utara laboratorium tidak menghasilkan warna yang lebih tua dari standar warna Gardner. Pengelompokan standar warna Gardner adalah sebagai berikut: 1. Standar Warna No.1: berwarna BeningJernih. 2. Standar Warna No.2: berwarna Kuning Muda. 3. Standar Warna No.3: berwarna Kuning Tua. 4. Standar Warna No.4: berwarna Kuning Kecoklatan. 5. Standar Warna No.5: berwarna Coklat. Perubahan warna yang diperbolehkan menurut standar warna Gardner adalah plat No.3. Jika warna yang terjadi melebihi palat No.3, berarti pasir tersebut mengandung bahan organic yang banyak dan harus dicuci dengan larutan NaOH 3 kemudian dibersihkan dengan air. e. Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton akan mengalami basah dan lembab terus-menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau beton dengan semen kadar alkalinya tidak lebih dari 0.60 atau dengan penambahan yang bahannya dapat mencegah pemuaian. f. Sifat kekal keawetan diuji dengan larutan garam sulfat: 1. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10. 2. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 15. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Agregat kasar