Tabel 4.17 Hasil Pengujian lendutan balok UJI 4-3 K250 BEBAN P
TON LENDUTAN 0.001 mm
Y1 Y2
Y3 0.00
0.00 0.00
0.00 1.00
7.00 5.00
18.00 1.50
18.00 8.00
32.00 2.00
25.00 10.00
45.00 2.50
38.00 25.00
75.00 3.00
50.00 35.00
97.00 3.50
68.00 47.00
123.00 4.00
85.00 60.00
145.00 4.50
105.00 80.00
182.00 5.00
125.00 98.00
215.00 5.50
145.00 120.00
248.00 6.00
170.00 138.00
280.00 6.50
215.00 170.00
320.00 7.00
255.00 200.00
360.00 7.50
- -
- 8.00
- -
-
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan kapasitas Momen dan Geser Rencana pada Benda Uji I
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Perhitungan kapasitas Momen dan Geser Rencana pada Benda Uji II
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Perhitungan kapasitas Momen dan Geser Rencana pada Benda Uji III
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Perhitungan Geser Rencana pada Benda Uji IV
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Penyelesaian dengan Metode Virtual Work
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian dapat dilihat hasil sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji I-1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji I-2
Gambar 4.3 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji I-3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Retak pada balok uji I
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji II-1
Gambar 4.6 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji II-2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji II-3
Gambar 4.8 Retak pada balok uji II
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji III-1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji III-2
Gambar 4.11 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji III-3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 Retak pada balok uji III
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji IV-1
Gambar 4.14 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji IV-2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15 Hubungan Beban P dengan lendutan pada balok uji IV-3
Gambar 4.16 Retak pada balok uji IV
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil eksperimental Balok Uji I keruntuhan terjadi pada beban sebesar 8 ton dengan lendutan maksimal 0.95 mm. Untuk balok uji II keruntuhan terjadi
pada beban 7 ton dengan lendutan maksimal 0.75 mm; untuk balok uji III keruntuhan terjadi pada beban 8 ton dengan lendutan maksimal sebesar 0.66 mm dan pada balok uji
IV keruntuhan terjadi pada beban 7 ton dengan lendutan maksimal sebesar 0.67 mm. Keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan lentur, karena dari perbandingan
antara bentang balok dengan tinggi lebih besar dari 5,5. Dari hasil analisa kapasitas geser dengan perkuatan FRP pada balok uji III terjadi peningkatan kapasitas geser
sebesar 39.24 dan pada balok uji IV terjadi peningkatan 22.74. Dari grafik hubungan beban dan lendutan di atas, menunjukkan bahwa perkuatan
lentur dengan GFRP mampu meningkatkan nilai lendutan dari balok. Pada balok dengan perkuatan lentur nilai lendutan bertambah seiring bertambahnya beban. Hal ini
menunjukan bahwa balok lebih bersifat elastis. Sedangkan pada balok Uji 3 dan 4 nilailendutan meningkat sedangkan sifat elastisitasnya menurun dibandingkan dengan
Balok Uji 2. Hal ini disebabkan adanya peningkatan ketebalan pada daerah perkuatan sehingga meningkatkan kekakuan balok.
Lembaran FRP Dari hasil analisa Lentur FRP tidak memberikan sumbangan terhadap perkuatan lentur, karena FRP dipasang tidak memanjang pada balok.
Berdasarkan perhitungan dengan Virtual work, menunjukkan bahwa FRP tidak memberikan pengaruh terhadap geser karena Modulus geser dari FRP tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa teoritis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil eksperimental Balok Uji I keruntuhan terjadi pada beban
sebesar 8 ton dengan lendutan maksimal 0.95 mm. Untuk balok uji II keruntuhan terjadi pada beban 7 ton dengan lendutan maksimal 0.75 mm; untuk balok uji III
keruntuhan terjadi pada beban 8 ton dengan lendutan maksimal sebesar 0.66 mm dan pada balok uji IV keruntuhan terjadi pada beban 7 ton dengan lendutan
maksimal sebesar 0.67 mm. 2.
Keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan lentur, karena dari perbandingan antara bentang balok dengan tinggi lebih besar dari 5,5 dan dari hasil analisa
Lentur FRP tidak memberikan sumbangan terhadap perkuatan lentur, karena FRP dipasang tidak memanjang pada balok.
3. Dari grafik hubungan beban dan lendutan di atas, menunjukkan bahwa
perkuatan lentur dengan GFRP mampu meningkatkan nilai lendutan dari balok. Pada balok dengan perkuatan lentur nilai lendutan bertambah seiring
bertambahnya beban hingga. Hal ini menunjukan bahwa balok lebih bersifat elastis. Sedangkan pada balok Uji 3 dan 4 nilai lendutan meningkat sedangkan
sifat elastisitasnya menurun dibandingkan dengan Balok Uji 2.
Universitas Sumatera Utara