II.2.1 Bangkitan perjalanan Trip Generation
Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah perjalanan pergerakan lalu-lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona kawasan naik sebagai asal
maupun tujuan atau jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh aktifitas pada akhir perjalanan di zona non pemukiman perdagangan, pertokoan, pendidikan dsb. . Ofyar Z Tamin, 1997.
Menurut Morlock 1998 , banyaknya perjalanan pada tahun rencana nanti , sangat ditentukan oleh karakteristik tata guna lahan petak-petak lahan serta karakteristik
sosioekonomi tiap-tiap kawasan tersebut yang terdapat dalam ruang lingkup wilayah kajian tertentu, seperti area kota, regionalprovinsi atau nasional.
Secara sederhana jumlah perjalanan dari tata guna lahan dapat dibentuk dalam model fungsional berikut :
Qtrip = f TGL ……………………………………………… Pers. 1.1 Di mana :
Qtrip : jumlah perjalanan yang timbul dari suatu tata guna lahan per satuan
waktu f
: fungsi matematik TGL : karakteristik dan sosioekonomi tata guna lahan dalam wilayah yang dikaji
Bangkitan perjalanan
Zona asal Trip Production zona tujuan Trip Attraction
Gambar II.1 Bangkitan perjalanan zona asal dan zona tujuan
i
j
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar di atas dapat diterangkan bahwa ada 2 hal yang berkaitan mengenai bangkitan perjalanan, yaitu :
1.
Trip production merupakan banyaknya perjalanan yang dihasilkan oleh zona
asal , dengan lain pengertian merupakan perjalanan arus lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi tata guna lahan
2.
Trip attraction merupakan banyaknya perjalanan yang tertarik ke zona
tujuan, dengan lain pengertian merupakan perjalanan arus lalu lintas yang menuju atau dating ke suatu lokasi atau tata guna lahan.
Bangkitan Perjalanan berbasis rumah home based trip generation pertama kali digunakan dan dikembangkan The Puget Sound Regional Transportation Study pada tahun
1964 Miro, 2005 , berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pergerakan :
1. Peningkatan pendapatan Dengan semakin tingginya pendapatan seseorang, maka akan semakin meningkat
juga kebutuhannya, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka akan melakukan perjalanan.
2. Kepemilikan kendaraan
Kepemilikan kendaraan bermotor setiap rumah tangga dapat mempengaruhi jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga. Bila setiap anggota
keluarga memiliki kendaraan bermotor, maka jumlah perjalanan yang dilakukan dari rumah tangga tersebut semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
3. Struktur rumah tangga
Struktur rumah tangga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang aktif atau dengan kata lain memiliki kegiatan perjalanan berupa pendidikan maupun
pekerjaan cemderung untuk melakukan perjalanan, dengan semakin banyaknya anggota keluarga maka jumlah perjalanan dalam rumah tangga tersebut juga
semakin banyak.
4. Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan
Menurut penelitian yang telah dilakukan terdahulu, pemukiman yang terletak di tengah kota ataupun wilayah strategis yang dimana menjadi pusat kegiatan
ekonomi , sosial dan politik, melakukan perjalanan lebih banyak bila dibandingkan dengan pemukiman yang terletak di daerah pinggiran kota.
Beberapa faktor seperti kemacetan, jarak tempuh dan waktu yang diperlukan menjadi alasan bagi penduduk wilayah pinggiran untuk lebih sedikit melakukan
perjalanan.
5. Kepadatan daerah pemukiman
Daerah pemukiman dengan jumlah penduduk yang padat, tentunya akan memiliki jumlah perjalanan yang semakin banyak.
6. Aksesibilitas
Apabila daerah pemukiman memiliki akses yang mudah untuk melakukan perjalanan menuju daerah pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula
perjalanan yang dilakukan. Salah satu contoh akses yang memberikan kemudahan
Universitas Sumatera Utara
seperti jalan tol , ataupun monorail yang sudah di aplikasikan di beberapa negara, sehingga memudahkan warganya untuk melakukan kegiatan.
II.2.2 Distribusi perjalanan Trip Distribution