Tujuan Pembelajaran Bermain Peran dengan Strategi Pemodelan

drama, menurut Waluyo 2001:192-193 pembelajaran drama di sekolah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. a. Penjelasan oleh guru tentang tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pentas drama. b. Pemilihan atau penulisan teks drama. kalau teks sudah tersedia, tinggal dipilih. Jika belum ada teks yang cocok, guru memberi tugas kepada murid untuk menulis teks drama dengan tema atau judul yang ditentukan oleh guru. c. Diskusi tentang teks yang akan dipentaskan, tentang tema, nada dasar, dan watak tokoh-tokohnya. d. Casting atau penentuan pemeran. Teknik yang digunakan hendaknya casting to type dan casting by ability. e. Latihan ber-acting, mulai dengan reading, reading dengan penjiwaan, blocking, crossing, dan penguasaan pentas gesture, movement, dan mimik. f. Pemaduan dengan unsur-unsur teknis dan artistik dalam latihan, seperti microphone, musik, lampu, dekorasi, dan sebagainya. g. General rehearsal latihan menyeluruh selama dua atau tiga kali. h. Persiapan pentas. i. Pementasan. j. Evaluasi. Strategi pembelajaran drama menggunakan strategi pemodelan kurang lebih sama dengan hal-hal yang dikemukakan oleh Waluyo di atas, hanya saja strategi pemodelan tidak membutuhkan teks drama sebagai latihan. Strategi pemodelan lebih menekankan kreatifitas siswa dalam mengembangkan skenario secara diskusi kelompok. Adapun skenario-skenario yang dikembangkan siswa berasal dari topik-topik yang diberikan guru. Pada waktu pementasan, murid yang tidak mendapat giliran berpentas ditugasi untuk menjadi pengamat, sedangkan peran guru hanya sebagai motivator dan stimulator. Strategi pemodelan ini diulang secara berkala pada pembelajaran bermain peran, dengan durasi pementasan antara lima hingga sepuluh menit. Artinya siswa tidak hanya satu kali melakukan pementasan, siswa melakukan pentasan kelas antara tiga hingga lima kali dengan topik yang berbeda-beda. Hal tersebut tentunya disesuikan dengan perencanaan pembelajaran, tanpa mengganggu materi pembelajaran bahasa Indonesia berikutnya.

e. Penilaian Pembelajaran Bermain Peran dengan Strategi Pemodelan

Penilaian penelitian yang digunakan dalam praktik bermain peran menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Harymawan 1993:45-62 yang berupa mimik, plastik, dan diksi. Kemudian kriteria penilaian tersebut dimodifikasi oleh peneliti sehingga akan terbentuk kriteria penilaian yang dirasa tepat dan sesuai dengan kategori penilaian yang dibutuhkan. Kriteria penilaian dalam bermain peran yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada lampiran 13.