Langkah-langkah Penggunaan Strategi Pemodelan dalam Pembelajaran Bermain Peran

e. Naskah tersebut hendaknya mempunyai ciri-ciri yaitu adanya masalah yang jelas, tematujuan yang jelas, perwatakan peranan, penggunaan kejutan yang tepat, bertolak dari gagasan murni penulis, dan menggunakan bahasa yang baik. Pengembangan bahan dapat diambil dari sumber yang sudah ada atau dibuat bersama-sama dengan murid. Jika mengambilnya dari sumber yang sudah ada, kita dapat mempergunakan bahan-bahan berikut Waluyo, 2001:199. a. Naskah yang telah tersedia jika memenuhi syarat. b. Naskah yang kurang cocok dapat disederhanakan atau dipersingkat. c. Naskah skenario dapat dibuat dari cerpen, novel, cergam, dan lain-lain. d. Cerita sandiwara radio, drama di TV, dan film pun dapat dipergunakan. e. Sinopsis cerita dapat dijadikan skenario drama. Lewat pementasan drama siswa akan banyak terlibat dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Dalam pementasan, dimungkinkan suatu pengetahuan, dapat menjadi sikap dan kemudian menjadi tingkah laku penghayatan dan pengalaman. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dramatisasi dalam arti drama pentas banyak digunakan untuk diaplikasikan dalam metode mengajar yang sifatnya baru dan inovatif.

d. Strategi Pembelajaran Bermain Peran dengan Strategi Pemodelan

Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra merupakan tujuan utama pengajaran sastra, dengan sasaran akhir: mampu mengapresiasikan cipta karsa Gani, 1988:51. Terkait dengan pembelajaran drama, menurut Waluyo 2001:192-193 pembelajaran drama di sekolah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. a. Penjelasan oleh guru tentang tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pentas drama. b. Pemilihan atau penulisan teks drama. kalau teks sudah tersedia, tinggal dipilih. Jika belum ada teks yang cocok, guru memberi tugas kepada murid untuk menulis teks drama dengan tema atau judul yang ditentukan oleh guru. c. Diskusi tentang teks yang akan dipentaskan, tentang tema, nada dasar, dan watak tokoh-tokohnya. d. Casting atau penentuan pemeran. Teknik yang digunakan hendaknya casting to type dan casting by ability. e. Latihan ber-acting, mulai dengan reading, reading dengan penjiwaan, blocking, crossing, dan penguasaan pentas gesture, movement, dan mimik. f. Pemaduan dengan unsur-unsur teknis dan artistik dalam latihan, seperti microphone, musik, lampu, dekorasi, dan sebagainya. g. General rehearsal latihan menyeluruh selama dua atau tiga kali. h. Persiapan pentas. i. Pementasan. j. Evaluasi. Strategi pembelajaran drama menggunakan strategi pemodelan kurang lebih sama dengan hal-hal yang dikemukakan oleh Waluyo di atas, hanya saja strategi pemodelan tidak membutuhkan teks drama sebagai latihan. Strategi