Kasus Jhon Ferdinand Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Narkotika

ekspor dan infor perusahaan farmasi negara. Apabila seseorang atau badan hukum tidak memperoleh izin sebagaimana dimaksud tersebut, maka kepemilikan atas Narkotika adalah illegal atau melawan hukum termasuk terdakwa Basirun. Unsur memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika golongan I bukan tanaman dapat dipertimbangkan dari keterangan saksi-saksi bahwa barang bukti tersebut pada pokoknya dimiliki, disimpan, dikuasai oleh Terdakwa dan Umi Habibah Hasibuan. Tampak dari cara-cara terdakwa untuk menyembunyikan barang bukti Narkotika tersebut dengan melemparkannya ke atap rumah melalui asbes yang bolong dengan maksud untuk menyimpan kemudian diedarkan atau dijual kepada orang lain atau pelanggan. Peran Kejaksaan dalam penanganan kasus terdakwa Basirun, tidak menghadirkan saksi yang dapat meringankan terdakwa. Saksi Suyadi dan Rudiyanto Ginting adalah anggota Kepolisian, tentu lebih cenderung memberatkan terdakwa dalam mengungkapkan kesaksiannya. Penuntut umum dalam memilih dakwaan alternatif dalam dakwaan kedua tidak mendasarkannya pada fakta-fakta lain yang berkaitan dengan delik tetapi penuntut umum mendasarkan hasil pemeriksaan dan pertimbangannya pada delik dalam dakwaan pertama. Jika dicantumkan dakwaan alternatif dakwaan kedua, harus berbeda fakta-fakta yang dikemukakan terkait dengan tindak pidana Narkotika yang dilakukan terdakwa.

4. Kasus Jhon Ferdinand

100 100 Surat Dakwaan No. Reg. Perkara: PDM-483Ep.2TPL112011. Universitas Sumatera Utara Dakwaan pertama , penuntut umum mendakwakan kepada terdakwa Jhon Ferdinand bahwa terdakwa Jhon Ferdinand pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2011, sekitar pukul 11.00 WIB, bertempat di jalan KenanganPerwira II Gg. Simaremare Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur Kota Medan masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, secara ”tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I berupa shabu-shabu seberat 14,5 gram”. Pada waktu dan tempat tersebut, MF. Hamadi, Ahmad Darmawan, Kelly Wahuyudi, dan Tomy M. Sagala anggota Polres Medan mendapat informasi dari masyarakat bahwa di jalan KenanganPerwira II Gg. Simaremare Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur Kota Medan diduga ada seorang laki-laki yang mengedarkan Narkotika, selanjutnya keempat anggota Polres Medan tersebut melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut ke tempat dimaksud. Ciri-ciri terdakwa telah diketahui sebelumnya oleh anggota Polres Medan dan kemudian mendekati terdakwa langsung menanyakan apakah ada pengedar Narkotika di daerah ini. Terdakwa merasa ketakutan dan langsung menunjukkan Narkotika miliknya kepada anggota Polres Medan yang disimpan disela-sela kedai miliknya berupa 1 satu bungkus plastik klip ukuran sedang berisikan Narkotika jenis shabu-shabu dan satu timbangan elektrik. Terdakwa ternyata membeli Narkotika jenis shabu-shabu tersebut dari seorang yang bernama Kempot pada hari Minggu tanggal 14 Agustus 2011 pukul 02.00 WIB Universitas Sumatera Utara di jalan Dua Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur seharga Rp.1.000.000,- per gram. Terdakwa membaginya menjadi 20 paket yang rencananya akan dijual seharga Rp.2.000.000,- sehingga dari setiap penjualan terdakwa memperoleh untung sebesar Rp.1.000.000,- dan terdakwa tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang. Berdasarkan Lampiran Berita Acara Penimbangan Barang Bukti Polres Medan tanggal 15 Agustus 2011 bahwa 1 satu bungkus plastik klip ukuran sedang berisikan Narkotika jenis shabu-shabu tersebut sebesar 10 sepuluh gram dan 95 sembilan puluh lima plastik berisikan Narkotika jenis shabu-shabu seberat 4,5 gram sehingga seluruhnya berjumlah 14,5 gram. Berdasarkan hasil Pusat Laboratorium Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Medan dalam Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti tanggal 22 Agustus 2011, menyatakan barang bukti tersebut mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I nomor urut 61 Lampiran UU Narkotika. 101 Dakwaan kedua: Dalam dakwaan kedua ini, penuntut umum tetap mendasarkan dakwaannya sebagaimana fakta-fakta yang disebutkan dalam dakwaan pertama. Penuntut umum menuntut terdakwa dengan Pasal 112 ayat 2 UU Narkotika. Terdakwa dituntut melanggar Pasal 114 ayat 2 UU Narkotika. 101 Pusat Laboratorium Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Medan dalam Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Nomor: Lab. 4245KNFVIII2011 tertanggal 22 Agustus 2011. Universitas Sumatera Utara Terdakwa diputuskan melanggar Pasal 112 ayat 2 UU Narkoitka. 102 Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 beratnya melebihi 5 lima gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Pasal 112 ayat 2 UU Narkotika menegaskan: Apabila ketentuan Pasal 112 ayat 2 UU Narkotika dianalisis maka ada tiga unsur yang tercantum dalam ketentuan ini yaitu: unsur setiap orang; unsur tanpa hak atau melawan hukum; dan unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman. Dalam hal unsur setiap orang yang dimaksud adalah barang siapa baik orang sebagai subjek hukum maupun suatu badan hukum. Dalam hal ini setiap orang atau barang siapa tersebut adalah Jhon Ferdinand yang diakui olehnya sendiri bahwa orang yang tertera dalam identitas tersebut adalah dirinya. Berdasarkan fakta tersebut, maka unsur setiap orang dalam pasal ini telah terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Unsur tanpa hak atau melawan hukum menurut ketentuan ini dimaknai dari fakta-fakta bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi menerangkan bahwa terdakwa pada pokoknya tidak memiliki izin dari pihak berwenang sehingg dapat dikatakan bahwa perbuatan terdakwa adalah illegal. Sedangkan unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman dibeli terdakwa dari seseorang yang bernama Kempot dan kemudian disimpannya di sela-sela kedai 102 Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 3159Pid.B2011PN-Mdn tertanggal 20 Desember 2011. Universitas Sumatera Utara miliknya, kemudian diterangkan oleh saksi-saksi bahwa barang bukti tersebut akan dijual kembali oleh terdakwa untuk menguntungkan dirinya sendiri. Berdasarkan fakta-fakta ini, maka unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman telah terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Dalam penanganan kasus terdakwa Jhon Ferdinand, penuntut umum tidak menghadirkan saksi yang dapat meringankan terdakwa. MF. Hamadi, Ahmad Darmawan, Kelly Wahuyudi, dan Tomy M. Sagala adalah saksi-saksi yang berasal dari aparat Polres Medan yang langsung melakukan penangkapan terhadap terdakwa. Tentunya dengan keterangan para saksi-saksi ini tidak mungkin dapat meringankan tuntutan bagi terdakwa. Penuntut umum dalam memilih dakwaan alternatif untuk dakwaan kedua tidak mendasarkan pada fakta-fakta lain yang berkaitan dengan delik tetapi penuntut umum mendasarkan hasil pemeriksaan dan pertimbangannya pada delik dalam dakwaan pertama. Jika dicantumkan dakwaan alternatif dakwaan kedua, harus berbeda fakta-fakta yang dikemukakan terkait dengan tindak pidana Narkotika yang dilakukan terdakwa.

5. Kasus M. Syafii