BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Densitas
Dari data-data pengukuran massa dan volume briket bioarang cangkang kemiri – kulit durian, dapat dihitung densitas briket untuk masing-masing komposisi campuran.
Perhitungan densitas masing-masing komposisi campuran dapat dilihat pada Lampiran A-I. Sehingga, densitas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Densitas Briket Bioarang Cangkang Kemiri-Kulit Durian CK-KD
No Komposisi Briket massa
Kode Sampel
Massa gr
Volume cm
3
Densitas grcm
3
Kulit durian KD
Cangkang Kemiri CK
Perekat Tapioka
1. 80
20 A
16,6409 19,45459999
0,8554 2.
16 64
20 B
16,6571 18,55787100
0,8976 3.
32 48
20 C
16,6395 19,64997077
0,8468 4.
48 32
20 D
16,6058 19,91028784
0,8340 5.
64 16
20 E
16,6058 20,14832132
0,8242 6.
80 20
F 16,6655
22,76647973 0,7320
Dari data dalam Tabel 4.1 di atas dapat diambil suatu hubungan antara komposisi campuran KD terhadap densitas briket bioarang. Yang dapat dilihat
dari Gambar 4.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian KD terhadap Densitas Briket
Dari grafik hubungan komposisi massa dan densitas dapat diketahui bahwa nilai densitas sangat dipengaruhi oleh persen massa komposisi dari bahan penyusun
briket tersebut. Briket dengan komposisi massa 64 CK – 16 KD mempunyai densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan densitas briket yang lain. Sedangkan,
briket dengan komposisi 48 CK – 32 KD, 64 CK – 16 KD, dan 80 KD adalah briket yang memenuhi standar dari Inggris Great Britain. Dimana, standar
densitas briket arang Inggris Great Britain adalah 0,46 – 0,84 . Hal ini sebabkan oleh, tepung arang cangkang kemiri mempunyai struktur partikel yg lebih kasar dan
lebih berat massanya. Sedangkan, tepung arang kulit durian mempunyai struktur yang halus dan ringan.
4.2 Kalor Briket
Dari data-data pengukuran massa dan G D briket bioarang cangkang kemiri – kulit durian, dapat dihitung kalor briket untuk masing-masing komposisi campuran.
Perhitungan kalor masing-masing komposisi campuran dapat dilihat pada Lampiran A-II. Sehingga, kalor dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Nilai Kalor Briket Bioarang Cangkang Kemiri-Kulit Durian CK-KD
N o
Komposisi Bahan massa Kode
Sampel Massa rata-
rata sampel gr
G D rata-rata
sampel Nilai Kalor
rata-rata kalgr
Kulit Durian KD
Cangkang Kemiri CK
Perekat Tapioka
1. 80
20 A
1,00025 9,6
5.011,7 2.
16 64
20 B
1,0003 9,0
4.684,7 3.
32 48
20 C
1,0006 9,2
4.792,2 4.
48 32
20 D
1,0008 9,2
4.791,2 5.
64 16
20 E
1,0000 9,7
5.067,6 6.
80 20
F 1,0006
9,1 4.737,8
Dari data dalam Tabel 4.2 di atas dapat diambil suatu hubungan antara komposisi campuran KD terhadap nilai kalor briket. Yang dapat dilihat dari
Gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2 Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian KD Terhadap Nilai Kalor Briket
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik hubungan komposisi massa dan kalor briket dapat diketahui bahwa nilai kalor 32 CK-48 KD mempunyai nilai kalor yang optimum, yaitu 5067,60
calgr. Sedangkan 80 CK mempunyai nilai kalor sebesar 5011,70 calgr. Kedua jenis briket ini, mempunyai nilai kalor yang memenuhi standar SNI 01-6235-2000, yaitu
minimal 5000 kalgr. Hal ini dapat terjadi, karena pencampuran dari komposisi lain yang kurang homogen. Kalor briket, juga dipengaruhi oleh ukuran partikel bahan,
densitas, kuat tekan, suhu pada saat pengarangan dan jumlah konsentrasi bahan perekatnya. Dimana, pada penelitian ini bahan perekat yang diberikan adalah
sebanyak 20. Menurut M. Syarul 2002 briket yang mempunyai kerapatan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil akan menghasilkan briket dengan kerapatan
dan kuat tekan yang baik. Dengan kerapatan dan kuat tekan yang baik tentunya akan menghasilkan briket dengan jumlah kalor yang tinggi pula.
4.3 Kuat tekan