BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak awal Oktober 2005 harga bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah di Indonesia naik, masyarakat mulai ramai membicarakan bagaimana cara mencari bahan
bakar alternatif yang relatif murah. Sukandarrumidi, 2006
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM di Indonesia yang diberlakukan mulai tanggal 1 Oktober 2005, telah banyak merugikan masyarakat, termasuk pula
industri yang memanfaatkan Bahan bakar minyak sebagai bahan bakar industri. Apabila kenaikan harga BBM melanda pada industri kecil, maka dapat dipastikan
industri tersebut akan mengalami kerugian, tidak mampu lagi melakukan pengadaan bahan bakar dalam bentuk BBM.
Pada Desember 2011, pemerintah juga merencanakan akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun rencana ini tidak jadi dilaksanakan, padahal pada saat itu
harga minyak dunia sudah mencapai US 100 per barel. Rencana kenaikan harga BBM ini kemudian muncul kembali pada awal tahun 2012. Sebelumnya, beberapa
waktu lalu pemerintah telah membahas opsi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi untuk menekan anggaran BBM dalam APBN 2012 yang bakal bengkak. Pasalnya,
harga minyak dunia saat ini sudah mencapai US120 per barel. Awalnya, rencana tersebut akan dilaksanakan mulai 1 April mendatang dengan opsi kenaikan antara
Rp500 hingga Rp1.500 per liter. Rencana tersebut kemudian diundur lagi yang kemungkinan besar akan dilaksanakan mulai Mei mendatang dengan salah satu opsi
menaikkan harga BBM maksimal mencapai Rp2.000 per liter. sumber: www.medandailybisnis.com, 2012
Universitas Sumatera Utara
Perecanaan kenaikan harga BBM ini menjadi salah satu faktor pencarian bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan dapat di buat sendiri oleh
masyarakat. Bahan bakar alternatif ini di hasilkan dari berbagai macam limbah pertanian, seperti cangkang kemiri, kulit durian, alang-alang dan lain sebagainya.
Bahan bakar alternatif ini akan menghasilkan energi biomassa yang di buat dalam bentuk briket bioarang. Dimana, pada penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya diketahui bahwa briket bioarang mempunyai kualitas yang sama baiknya dengan bahan bakar lainnya. Salah satunya adalah briket
cangkang kemiri pada penelitian Junifa Layla Sihombing 2006, briket cangkang kemiri dapat menghasilkan kalor sebesar 5916 kalgr. Sedangkan untuk briket kulit
durian pada penelitian samsudin anis 2006, briket kulit durian dapat menghasilkan kalor sebesar 5.010 kalgr.
Untuk semakin mengembangkan penggunaan limbah pertanian sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah, akan dilakukan penelitian, bagaimana
kemudian agar campuran dari limbah cangkang kemiri dan limbah kulit durian dapat dimanfaatkan menjadi benda yang bernilai jual, yaitu mengubahnya menjadi energi
bahan bakar alternatif. Dimana peneliti berharap, agar briket cangkang kemiri-kulit durian yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti dari minyak tanah dan
memiliki kualitas yang lebih baik dari briket cangkang kemiri dan briket kulit durian itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah