BAHAN BAKAR HAYATI TANAMAN KEMIRI

7. Potensi sumber daya manusia untuk mengolah, memanfaatkan dan menghasikan bahan bakar alternatif untuk kebutuhan dimasa depan. 8. Penyerapan tenaga kerja dalam pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan 9. Untuk mengurangi efek-efek buruk dari pembakaran bahan bakar fosil maka diperlukan sumber energi yang lebih ramah lingkungan 10. Bahan bakar minyak juga mengandung polutan berbahaya bagi kesehatan manusia seperti hidro karbon, Pb dan CO. Berdasarkan peraturan presiden no 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional Indonesia memiliki target energi terbarukan sampai 15, terutama bahan bakar hayati sampai 5. Oleh karena itu perlu dicari sumber bahan bakar hayati terutama produk biomassa untuk di konversikan menjadi energi.

2.2 BAHAN BAKAR HAYATI

Menurut data di Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 311.232 MW namun kurang lebih hanya 22 yang mampu dimanfaatkan . Hal ini karena keberadaan bahan bakar fosil masih tersedia, dan harganya murah, sehingga tidak memikirkan, memanfaatkan dan mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat di perbaharui. Potensi energi terbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari bio massa. Potensi biomassa sebesar 5000 MW. Dari potensi itu hanya 320 MW yang sudah dimanfaatkan atau hanya 0.64 dari seluruh potensi yang ada. Potensi biomassa di Indonesia bersumber dari produk samping kelapa sawit, sisa panen tebu, sekam, jerami, kayu, sisa daun kakao, dan limbah industri pertanian lainnya. Berdasarkan laporan International Energy Agency IEQ diprediksikan bahwa pada tahun 2050 bahan bakar hayati dapat menurunkan kebutuhan bahan bakar minyak bumi sebanyak 20-40. Bahan bakar hayati adalah bahan bakar organik yang di hasilkan oleh makhluk hidup, berupa bahan padat, cair, atau gas. Bahan bakar Universitas Sumatera Utara hayati dalam bentuk padatan dapat berupa kayu dan briket arang. Bahan bakar padat merupakan bahan bakar zaman dahulu, karena masyarakat memanfaatkan langsung dari sisa-sisa tumbuhan seperti kayu, ranting, dahan dan dedaunan yang jatuh kering dapat dibakar secara langsung untuk bahan bakar memasak. Selain itu bagian tanaman tersebut dapat dijadikan arang, misalkan arang kayu, arang tempurung kelapa, dan akhir-akhir ini ada juga dikenal briket bioarang yang berasal dari sampah organik.

2.3 BIOMASSA UNTUK BAHAN BAKAR

Biomassa adalah bahan bakar organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis baik berupa produk maupun buangan. Istilah biomassa adalah bahan organik baik dari tumbuhan ataupun hewan yang kaya akan cadangan energi. Sehingga setelah diubah menjadi energi tersebut dengan bioenergi. Selanjutnya bioenergi tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan manusia. Untuk menghasilkan panas, gerak, atau untuk menghasilkan listrik. Energi biomasssa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian. Biomassa dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu biomassa basah dan biomassa kering. Contoh biomassa basah adalah sisa sayuran, sampah organik rumah tangga, sampah pasar tradisional, kotoran ternak. Sedangkan contoh biomassa kering contohnya adalah jerami, sekam, ranting, rumput, kayu dan limbah pertanian dedaunan dan lain sebagainya. Pemanfaatan biomassa menjadi solusi yang sangat menjanjikan untuk permasalahan sampah di berbagai daerah baik kota maupun desa. Energi yang dihasilkan dari biomassa diperoleh dengan berbagai proses teknologi. Menurut data hasil laporan Uni Eropa mengungkapkan bahwa biomassa berpotensi besar untuk Universitas Sumatera Utara dikonversikan menjadi energi. Dan diperkirakan tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46 dari limbah yang dihasilkan makhluk hidup seperti limbah pasar, sisa pertanian, dan limbah perternakan. Potensi biomassa di Indonesia cukup tinggi. Dengan hutan tropis Indonesia yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan terdapat limbah kayu sebanyak 25 tahun ton yang terbuang dan belum dimanfaatkan . Jumlah energi yang terkandung dalam kayu yaitu 100 milyar kkal dalam setahun. Demikian juga sekam padi, tongkol jagung, cangkang kemiri, kulit durian dan tempurung kelapa yang merupakan limbah pertanian dan perkebunan yang memiliki potensi yang besar sekali.

2.3.1 KONVERSI TERMAL BIOMASSA

Teknologi konversi termal biomassa meliputi pembakaran langsung, gasifikasi, pirolisi atau karbonisasi. Dalam teknologi konversi termal biomassa, proses pembakaran langsung adalah proses yang paling mudah dibandingkan dengan lainnya. Biomassa langsung dibakar tanpa proses-proses lainnya. Biomassa dapat dibakar dalam bentuk serbuk, briket, ataupun batangan yang disesuaikan dengan penggunaan dan kondisi biomassa. Teknologi pembakaran langsung relatif memiliki efisiensi cukup rendah, yaitu 20 – 25. Teknologi konversi termal berikutnya adalah pirolisis, yaitu pembakaran biomassa pada kondisi tanpa oksigen. Tujuannya adalah melepaskan zat terbang volatile matter yang terkandung pada biomassa. Secara umum kandungan zat terbang dalam biomassa cukup tinggi. Produk padat pada proses ini berupa arang char yang kemudian disebut karbonisasi. Karbonisasi biomassa atau yang lebih dikenal dengan pengarangan adalah suatu proses untuk menaikkan nilai kalor biomassa dan dihasilkan pembakaran yang bersih dengan sedikit asap. Hasil karbonisasi adalah berupa arang yang tersusun atas karbon dan berwarna hitam. Prinsip proses karbonisasi adalah pembakaran biomassa tanpa adanya Universitas Sumatera Utara kehadiran oksigen. Sehingga yang terlepas hanya bagian volatile matter, sedangkan karbonnya tetap tinggal di dalamnya. Temperatur karbonisasi akan sangat berpengaruh terhadap arang yang dihasilkan sehingga penentuan temperatur yang tepat akan menentukan kualitas arang. Sedikit banyaknya arang yang dihasilkan bergantung pada komposisi awal biomassa. Semakin banyak kandungan valotile matter maka semakin sedikit arang yang dihasilkan karena banyak bagian yang terlepas keluar.

2.3.2 PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MENJADI BAHAN BAKAR BIOMASSA

Energi dari sampah adalah energi yang dapat diperbaharui renewable. Di daerah pedesaan penggunaan bahan bakar masih banyak yang menggunakan bahan langsung dari alam. Pemakaian energi dari kayu bakar yang selama ini dilakukan, akan berakibat pada penggundulan hutan dan berakibat kerusakan hutan. Karena itu perlu diversifikasi sumber energi. Salah satunya memanfaatkan sampah atau limpah sebagai bahan bakar alternatif. Bila kita membakar sampah ditempat terbuka dengan sempurna sampai api dan baranya padam, maka yang tersisa adalah abu. Abu tidak dapat dibakar lagi, ada perbedaan abu dengan arang. Abu adalah sisa pembakaran sempurna yang sudah tidak dapat dibakar kembali, biasanya berwarna putih abu-abu. Sementara itu arang adalah gumpalan padat sisa pembakaran yang belum sempurna yang masih dapat dibakar kembali dan berwarna hitam. Limbah pertanian terjadi pada pengelolaan apa yang dinamakan tanaman pangan, seperti padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, dan kedelai. Sedangkan jenis tanaman keras menghasilkan terutama kelapa dan kelapa sawit. Berikut ini adalah Tabel potensi energi biomassa di Indonesia : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Potensi energy biomassa di Indonesia Sumber energy Produksi 10 6 tonth Energy 10 9 kcalth Pangsa Kayu 25,0 100,0 72,0 Sekam padi 7,55 27,0 19,4 Jenggal jagung 1,52 6,8 4,9 Tempurung kelapa 1,25 5,1 3,7 Potensi total 35,32 138,9 100 sumber : Abdul kadir, 1995 Bahan buangan kegiatan pertanian lainnya dapat disebut ubi kayu batang dan daun, kacang tanah batang, daun dan kulit polong dan kedelai batang, daun dan kulit polong pada umumnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri untuk berbagai keperluan. Abdul kadir, 1995.

2.4 TANAMAN KEMIRI

Kemiri Aleurites Moluccana Willd, merupakan pohon yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Kemiri menurut buku Ensiklopedia berasal dari kepulauan Maluku, dan menurut Burkill 1935 berasal dari Malaysia. Tanaman Kemiri Aleurites moluccana termasuk suku Euphorbiaceae. Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter dan diameter batang bagian bawah dapat mencapai 1,25 meter. Buah kemiri termasuk buah batu, berbentuk bulat telur dan ada bagian yang menonjol ke samping. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji yang diselimuti oleh kulit biji yang keras. Dimana, menurut Mody Lempang 2011 kulit biji yang keras cangkang kemiri memiliki kandungan kimia sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Kandungan Kimia Cangkang Kemiri No. Komponen Component Kadar Content 1. Holoselulosa Holosellulose 49,22 2. Pentosa Pentosan 14,55 3. Lignin 54,46 4. Abu Ash 8,73 Daerah yang paling banyak pertanaman kemirinya adalah Propinsi Nusa Tenggara Timur luas area 84.941 hektar dan produksi 1.390 ton diikuti oleh propinsi Sulawesi Selatan luas area 52.722 hektar dan produksi 26.194 ton, Aceh luas area 23.645 hektar dan memproduksi 16.671 ton, Sumatera Utara luas area 15.680 hektar dan produksi 8.177 ton dan propinsi lainnya. www.pusatbudidaya.com , 2011 Kemiri sudah banyak ditanam oleh rakyat, meskipun masih banyak pula yang tumbuh secara liar di hutan-hutan. Rakyat menanam kemiri umumnya bertujuan untuk diambil buahnya, sedangkan dinas kehutanan menanamnya lebih untuk diambil kayunya. Penanaman kemiri sebagai tanaman reboisasi atau penghijauan seperti halnya yang dilakukan oleh dinas kehutanan ini menyebabkan penyebaran tanaman kemiri jauh lebih cepat. Tanaman kemiri merupakan tanaman industri, sebab produk yang dihasilkannya dapat dipakai untuk bahan berbagai barang industri. Kayunya yang ringan dapat digunakan untuk bahan pembuat perabot peralatan rumah tangga atau bahan industri lain seperti batang korek api dan kotak korek api. Batang kemiri juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bahan pulp bahan pembuat kertas. Biji buah kemiri banyak digunakan oleh masyarakat untuk bumbu masak. Biji buah kemiri juga dapat diambil minyaknya untuk berbagai keperluan bahan industri, misalnya untuk bahan cat, pernis, sabun, obat-obatan dan kosmetik. Kulit bijinya cangkang atau batoknya dapat dimanfaatkan untuk bahan obat nyamuk bakar atau arang untuk bahan bakar. Ampas dari pengolahan minyak dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk tanaman sebab mengandung unsur NPK yang cukup tinggi. Sutanto, Ir. Hatta. 1994 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Cangkang Kemiri Cangkang kemiri juga merupakan limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif, dengan cara mengubahnya menjadi briket. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Junifa Layla Sihombing 2006 briket arang cangkang kemiri dengan ukuran butir 60 Mesh dan konsentrasi bahan perekat tapioka sebanyak 20, menghasilkan nilai kalor sebesar 5916 kalgr.

2.5 TANAMAN DURIAN