c Berbicara
dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan persuasive speaking, dan
d Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati deliberative spaking 2
Berbicara pada konferensi conference speaking yang meliputi : a
Diskusi kelompok baik dalam situasi resmi formal maupun tidak resmi non formal
b Prosedur parlementeer parlementary prosedure dan
c Debat.
Tarigan 2008 : 47-57 merangkum jenis-jenis berbicara berdasarkan kriteria- kriteria sebagai berikut.
1 Situasi
Situasi tebagi dua, menjadi a.
Situasi formal, jenis-jenis berbicara pada situasi formal adalah sebagai berikut :
a Ceramah
b Penilaian
c Interview atau wawancara
d Prosedur parlementer
e Bercerita
b. Situasi informasi, situasi informal terbagi sebagai berikut:
a Tukar pengalaman
b Percakapan
c Menyampaikan berita atau memberi petunjuk
d Bertelepon
2 Tujuan
berbicara pada
umumnya adalah
untuk menghibur,
menginformasikan, meyakinkan, atau menggerakkan pendengarnya. 3
Metode penyampaikan Ada empat cara yang bisa digunakan seseorang dalam berbicara, keempat
cara tersebut adalah : a.
Penyampaikan secara mendadak b.
Penyampaikan berdasarkan catatan kecil c.
Penyampaikan berdasarkan hafalan d.
Penyampaian berdasarkan naskah 4
Jumlah penyimak Berdasarkan jumlah penyimak, berbicara dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu : a.
Berbicara antar pribadi b.
Berbicara dalam kelompok kecil c.
Berbicara pada kelompok besar 5
Pesan yang merupakan pokok komunikasi, terbagi menjadi dua, yaitu . a.
Pendengar memahami pesan dari pembicara tanpa memberikan reaksi, misalnya MC, pidato, dan pembacaan teks berita.
b. Pendengar memahami pesan pembicara kemudian memberikan reaksi,
misalnya diskusi, debat, dan seminar.
2.2.5 Hambatan dalam Berbicara
Ketrampilan berbicara di depan umum yang dimiliki setiap orang tentu berbeda- beda, menurut Rusmiati seperti dikutip Rahmawati, 2007: 21-22 hal tersebut
disebabkan oleh hambatan yang bersifat eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara, hal
yang termasuk hambatan internal yaitu : 1 ketidaksempurnaan alat ucap, 2 penguasaan koponen kebahasaan,3 penguasaan komponen isi, dan 4 kelelahan
dan kesehatan baik fisik maupun mental. Rahmawati, 2007: 21-22 Hambatan eksternal adalah hambatan yang datang dari luar pembicara, hambatan
ini kadang-kadang muncul dan tidak disadari oleh pembicara, hambatan ini meliputi 1 suara bunyi, 2 kondisi ruangan 3 media, dan 4 pengetahuan
pendengar. Rahmawati, 2007: 21-22
2.3 Wawancara
Keterampilan berwawancara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan di SD. Dalam pembelajaran berwawancara yang diadakan di SD
pada umumnya mempelajari bagaimana mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan
hasil pengamatan, atau berwawancara. Wawancara atau interview adalah salah satu kegiatan dalam bentuk tanya jawab yang terarah. Melaui pembelajaran ini
siswa dilatih menyusun pertanyaan yang terarah, mengajukan pertanyaan dengan ucapan yang jelas dan intonasi yang tepat. Wawancara adalah kegiatan
percakapan dalam situasi formal, orang yang diwawancarai biasanya orang yang berprestasi, ahli, atau istimewa. Dalam situasi informal wawancara dapat
berlangsung antar teman.
2.3.1 Pengertian Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu yang merupakan tanya jawab lisan, ketika dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik face to faceuntuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, dan motivasi seseorang Gunadi,1998: 131. Pengertian wawancara dari
asal katanya, interview berasal dari kata intervue yang memiliki arti perjumpaan sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Dengan demikian, wawancara adalah suatu
percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, dan merupakan proses tanya jawab lisan dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik .
Kartono 1980: 171 Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia ,2002: 1270, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang pejabat yang diperlukan untuk
dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar yang disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
Berdasarkan pengertian-pengertian wawancara di atas, penulis mengacu pada pendapat Gunadi yang mengemukakan bahwa wawancara adalah suatu
percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu yang merupakan tanya jawab lisan, ketika dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik face to
face untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, dan motivasi seseorang. Sebab, dalam penelitian ini siswa melaksanakan kegiatan wawancara
lisan yang dilaksanakan oleh dua orang yang saling berhadap-hadapan secara fisik. Kegiatan ini diarahkan pada masalah yang telah disiapkan oleh penulis.
Kegiatan ii juga bertujuan untuk menggali informasi berupa tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan atau motivasi narasumber.