Proses Pelaksanaan dan Manfaat Program Cahaya 1000 Desa
220.000.000 jiwa, berarti dari data tersebut terdapat 181 Juta lebih yang belum menikmati aliran listrik PLN.
Fenomena ini sangat disayangkan, mengingat potensi aliran sungai di Indonesia sangat banyak. Menurut dari data Kementerian PU Pekerja Umum
tercatat sebanyak 7.219 batang sungai. Kurang dari 0,5 dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Kondisi ini sangat memperihatinkan terlebih daerah-daerah
tersebut yang belum teraliri listrik umumnya dihuni oleh masyarakat miskin dan daerah terpencil yang rawan akidah dan rawan pendidikan.
Atas dasar pemikiran tersebut, Al-Azhar Peduli Ummat bekerjasama dengan Metro TV meluncurkan program Cahaya 1000 Desa, sebuah program inspiratif
pembangunan melalui sarana pembangkit listrik guna membantu penduduk di daerah miskin yang belum menikmati aliran listrik.
Sarana yang dibangun merupakan sarana pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro PLTMH, suatu teknologi terapan dengan konsep turbin dan kumparan
dinamo elektromagnetik sederhana dengan kapasitas output sebesar 1200 watt PLTMH. Program yang telah dijalankan di daerah Dusun Mekarasih Desa
Pamoyanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan Provinsi Jawa Barat dan daerah Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.
Secara umum, kegiatan yang dilakukan oleh lembaga Al-Azhar Peduli Ummat dilaksanakan di wilayah Dusun Mekarasih, Desa Pamoyanan yang
merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui program Cahaya 1000
Desa. Dusun Mekarasih merupakan wilayah terpencil di desa Pamoyanan dan terletak di atas bukit, bahkan jika dilihat dari kantor Desa Pamoyanan tidak
terlihat tanda-tanda kehidupan, hanya di dusun tersebut terdapat air terjun Curug Deyut dengan ketinggian 59 meter dan yang terlihat hanya hamparan hijau
pepohonan yang sangat rindang. Secara konseptual, pelaksanaan program Cahaya 1000 Desa diharapkan
mampu memberikan dampak positif yang lebih besar karena mekanisme kerja program tersebut melibatkan masyarakat secara langsung, mulai dari tahap
persiapan, tahap Assesment, tahap perencanaan program, tahap formulasi rencana aksi, tahap pelaksanaan program atau kegiatan, tahap evaluasi, sampai tahap
terminasi.
2
Pada penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa tahapan menurut Isbandi Rukminto Adi dalam pelaksanaan program Cahaya 1000 Desa,
yakni: 1.
Tahap persiapan Tahap persiapan adalah awal dari suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Pada tahap ini, peneliti mengetahui persiapan apa saja yang dilakukan untuk membuat suatu program. Persiapan yang dilakukan antara lain:
2
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, h.251-258.
a. Pembentukan Petugas
Petugas berfungsi untuk menyamakan persepsi antara tim agen perubahan change agent mengenai pendekatan yang akan digunakan dalam melakukan
pengembangan masyarakat. Penelitian yang dilakukan pada program Cahaya 1000 Desa, jabatan petugas dinamakan koordinator lapangan dari relawan Al-Azhar
Peduli Ummat. Sedangkan manager program yang bertugas sebagai fasilitator sekaligus menjadi pendamping untuk agen perubahan dalam pembuatan program
yang akan dilakukan. Pembuatan program diperoleh dari hasil perencanaan program dan
identifikasi penilaian lapangan. Perencanaan program diperoleh dari manajer program, identifikasi lapangan diperoleh dari koordinator lapangan. Berdasarkan
kedua aspek tersebut diperoleh perencanaan program yang tepat untuk dilakukan di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan.
Manajer program memberikan pengarahan kepada koordinator lapangan beserta tim yang akan melakukan pembuatan program cahaya 1000 desa setelah
mendapatkan hasil identifikasi dari lapangan dan mendapatkan permasalahan yang ada di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan.
b. Penyiapan Lapangan
Lapangan yang menjadi daerah sasaran dilakukan dengan studi kelayakan. Adapun tahap persiapan yang dilakukan oleh pihak lembaga Al-Azhar Peduli
Ummat adalah melakukan seleksi wilayah atau lokasi yang akan menjalankan
program tersebut. Seleksi wilayah dilakukan melalui survey. Kegiatan survei pertama kali dilakukan pada awal tahun 2011.
Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga Al-Azhar Peduli Ummat, aparat Desa Pamoyanan dan masyarakat Dusun
Mekarasih. Penetapan kriteria sangat penting agar pemilihan lokasi dilakukan dengan sebaik mungkin dan bertujuan agar program yang akan dilaksanakan
sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, Survei sekaligus pertemuan yang dilakukan Al-Azhar
Peduli Ummat didampingi oleh kadus, DKM, tokoh masyarakat, RT dan RW setempat, dan sebagian warga setempat. Pertemuan tersebut sekaligus ingin
mensosialisasikan tentang program yang akan dilaksanakan. Proses sosialisasi sangat penting untuk menentukan minat dan ketertarikan masyarakat untuk
berpartisipasi. Karena melalui sosialisasi juga akan membantu dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan kegiatan program. kegiatan tersebut
dilakukan di rumah Bapak Kusmadi. Pada awalnya masyarakat tidak yakin dengan sosialisasi program yang
pihak Al-Azhar Peduli Ummat sampaikan. Mereka tidak yakin Dusun Mekarasih atau yang biasa dikenal sebagai curug Deyut yang dikenal angker oleh warga itu
dapat menghasilkan tenaga listrik. Namun dengan keterangan dari tim dan pemaparan contoh program yang telah dilaksanakan di lokasi lain, tim Al-Azhar
Peduli ummat dapat meyakinkan mereka dan menggerakan warga untuk bergotong royong membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Dengan
keyakinan oleh tim Al-Azhar Peduli Ummat warga Dusun Mekarasih mau untuk melakukan gotong royong agar mendapatkan hasil yang optimal.
3
Hasil dari pengamatan peneliti, pihak Al-Azhar telah memberikan 1 unit fasilitas PLTMH dan koperasi Cahaya harapan. Pengolahan program Cahaya 1000
Desa yang dibangun oleh pihak Al-Azhar dan diserahterima untuk dikelolah oleh warga Dusun Mekarasih pada tanggal 23 November 2011.
Program Cahaya 1000 Desa merupakan program yang bertujuan untuk membangkit listrik dengan menggunakan aliran air yang memiliki debit aliran
yang mencukupi dengan kapasitas yang minim dan dikelola dengan sangat sederhana dan masih membutuhkan penguatan dari lembaga baik secara teknis,
financial maupun organisasi. Peneliti meninjau lokasi rumah turbin alat untuk mengoperasionalkan listrik yang ada di Dusun Mekarasih berada di tengah-tengah
hutan. Tempat rumah turbin tersebut sangat dekat dengan air terjun. Penempatan yang dibangun sengaja dilakukan agar listrik yang diterima masyarakat dapat
berfungsi dengan baik. “waktu pertama kali yang dilakukan yaitu mencari tempat yang letaknya di
pelosok dan yang bertugas adalah tim relawan dari wilayah Cianjur sendiri. Pada saat survei tempat, tim yang bertugas bertemu dengan para warga”
4
2. Tahap Assesment
Pada tahap ini, pihak lembaga yang bertugas di lapangan melakukan mencari informasi atau mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan oleh
3
Laporan Hasil evaluasi Al-Azhar Peduli Ummat
4
Wawancara pribadi dengan Bapak Rosihan Selaku relawan Al-Azhar, tanggal 13 November 2013” , pukul 15.00 WIB di tempat Rumah Bapak Rosihan
klien dan juga sumber daya klien agar program yang direncanakan dapat membawa perubahan bagi masyarakat. Dalam tahapan ini masyarakat sudah
terlibat secara aktif agar masyarakat merasakan permasalahan yang mereka angkat benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri. Dalam
proses penelitian ini dapat pula menggunakan teknik SWOT, yakni Strength kekuatan Weekness kelemahan Opportunities peluang Threat ancaman.
Dalam tahapan pengkajian yang dilakukan oleh Al-Azhar Peduli Ummat pada program Cahaya 1000 Desa di Dusun Mekarasih, yaitu:
Kegiatan Kajian Kebutuhan
Kajian kebutuhan dilakukan sejak pertama dengan cara survey tahap awal dan terus dilakukan oleh pihak lembaga Al-Azhar Peduli Ummat agar
mendapatkan gambaran tentang kondisi wilayah yang menjadi kegiatan program Cahaya 1000 Desa. Kegiatan kajian kebutuhan ini dilakukan dengan metode PRA
Participatory Rapid Appraisal atau penilaian Desa secara partisipatif. PRA merupakan metode penilaian keadaan secara partisipatif yang
dilakukan pada tahapan awal perencanaan kegiatan. Melalui PRA dilakukan dengan kegiatan-kegiatan seperti pemetaan wilayah, analisis keadaan untuk
membandingkan keadaan masa lalu, sekarang, dan di masa depan dengan cara mengidentifikasi masalah-masalah yang masyarakat merasakan sehingga
mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah atau solusi.
Materi kajian kebutuhan dapat dilihat dari berbagai aspek internal dan eksternal yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan program cahaya 1000
desa. Aspek internal yang dikaji meliputi kekuatan dan kelemahan yang dinilai dapat memperkuat dan memperlemah pelaksanaan program, sedangkan aspek
eksternal yang dikaji meliputi peluang dan ancaman yang dapat menambah dan menghambat keberhasilan program. Hasil kajian tersebut sering disebut dengan
komponen SWOT. Identifikasi komponen SWOT dalam program cahaya 1000 desa, yaitu:
Tabel 10. Data SWOT
NO Komponen SWOT Program Cahaya 1000 desa di Dusun
Cibenteng Desa Pamoyangan 1
Kekuatan a. Keberadaan infrastruktur Rumah
Turbin b. Keberadaan
lembaga Al-Azhar
Peduli Ummat c. Adanya kesiapan masyarakat
d. Adanya koperasi “Sinar Harapan” 2
Kelemahan a. Kurangnya standar
pengolahan dalam alat Turbin
b. Lahan yang terjal c. Terbatasnya alat pendukung seperti
air ketika musim panas atau kemarau
3 Peluang
a. Adanya dukungan pemerintah 4
Ancaman b. Ketika musim panas atau kemarau
tidak ada air untuk menghidupkan listrik
Kajian kebutuhan ini terkait dengan identifikasi komponen SWOT, kajian kebutuhan ini terus dilakukan sampai kebutuhan yang nyata terkait dengan
program Cahaya 1000 Desa untuk menuju perubahan kehidupan yang lebih baik. Dalam kajian kebutuhan ini dilakukan sebagai untuk mengkaji kebutuhan
dan keinginan masyarakat sesuai dengan karakteristik lingkungan dan kemampuan SDM Sumber Daya Manusia di Dusun Mekarasih. Kajian
kebutuhan ini dilakukan untuk menentukan pelatihan cara pembuatan program Cahaya 1000 Desa sebagai penguatan kapasitas masyarakat menjadi agen
perubahan kepada masyarakat luas. Selain pelatihan yang dibutuhkan, lembaga juga memberikan fasilitas dan koperasi guna mensukseskan kegiatan program
Cahaya 1000 Desa. Dengan metode PRA yang digunakan oleh Al-Azhar Peduli Ummat
bertujuan untuk mengetahui proses pemberdayaan dalam kerangka untuk menemui adanya persoalan, potensi serta karakteristik masyarakat di lingkungan
Dusun Mekarasih melalui langkah-langkah yang sistematik dan komprehensif. Dengan adanya SWOT yaitu adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang akan ada dari pihak internal atau pun eksternal.
Dalam tahapan assesment ini dilakukan mengidentifikasi komponen analisis SWOT yang bertujuan agar kita bisa mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
serta ancaman jika suatu saat ada masalah atau pun bantuan yang akan diberikan.
5
3. Tahap Perencanaan Program
Menurut Venugopal 1957 perencanaan adalah suatu prosedur kerja bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskan masalah keadaan-
keadaan yang belum memuaskan dan upaya pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan penerima manfaat yang ingin dicapai.
6
Sedangkan pengertian program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap perencanaan program melibatkan masyarakat secara partisipatif untuk berpikir tentang masalah
yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ke dalam sederetan rencana kegiatan yang dapat mereka lakukan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan program yang baik harus dilengkapi dengan hasil analisis
berdasarkan fakta dan harus sesuai dengan keadaan di wilayah tersebut yang menyangkut dengan keadaan SDA Sumber Daya Alam dan SDM Sumber Daya
Manusia agar program yang akan dilakukan bertujuan dengan baik.
5
Wawancara pribadi dengan pak rahmat selaku manager program, tanggal 30 Agustus 2013 , pukul 11.00 WIB di Rumah Gemilang Indonesia.
6
Totok Mardikanto, dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta, 2012, H.236
Adapun di dalam tahap perencanaan program yang dilakukan lembaga Al- Azhar peduli ummat pada program Cahaya 1000 Desa yaitu:
Kegiatan yang dilakukan pada pertama kali adalah melakukan pertemuan dengan warga masyarakat dan aparat desa. Pertemuan dengan warga masyarakat
dan aparat desa dilakukan pada awal tahun 2011, Tujuan dilakukannya pertemuan ini adalah untuk mensosialisasikan secara terbuka mengenai program cahaya 1000
desa kepada masyarakat di wilayah Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara metode FGD focus group discussion yaitu proses
diskusi kelompok terarah untuk memfokuskan persoalan masalah yang ada serta menyampaikan keterbukaan pandangan masyarakat saat ini tentang upaya
pembuatan program Cahaya 1000 Desa. Selain itu, agen perubah menilai kondisi wilayah di Dusun Mekarasih untuk menetapkan rancangan program PLTMH.
Hasil pertemuan dengan warga masyarakat dan aparat desa menunjukan bahwa Dusun Mekarasih Desa Pamoyangan Cianjur Selatan sudah mengetahui
gambaran program Cahaya 1000 Desa yang akan dilakukan. Berdasarkan tahap perencanaan program Cahaya 1000 Desa yang dilakukan
secara bersama-sama dengan masyarakat. Hal ini terlihat dari sosialisasi dan diskusi kelompok dengan agen perubah dan masyarakat pada proses perencanaan
program. selain itu, perencanaan program sesuai dengan fakta yang ada di lapangan yaitu dilakukannya survei SDA dan SDM di wilayah Dusun Mekarasih
yang menjadi objek program. SDA yang ada di desa tersebut berupa geografis yang akan menunjang pendirian PLTMH seperti ketinggian air terjun, jumlah air
dan lahan. Sedangkan dari segi SDM dilihat dari potensi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan dan pengolahan PLTMH.
4. Tahap Formulasi Aksi
Pada tahap formulasi aksi yang bertugas adalah agen perubah. Agen perubah bertugas membantu masyarakat untuk merumuskan dan menentukan
program apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pada umumnya, orang yang bertugas sebagai fasilitator untuk membantu
masyarakat dan menentukan program yang akan dilakukan adalah pekerja sosial. Adapun tahapan dalam formulasi aksi yang dilakukan Lembaga Al-Azhar
Peduli Ummat pada program Cahaya 1000 Desa, yaitu: Agen perubah yang bertugas sebagai fasilitator dalam program Cahaya 1000
Desa adalah Manager program. Manager program bertanggung jawab penuh terhadap program-program yang dimiliki di Al-Azhar Peduli Ummat. Pada tahap
formulasi aksi, Manager Program memberikan suatu pelatihan yang diberikan kepada masyarakat Dusun Mekarasih. Pelatihan yang diberikan antara lain
pelatihan pembuatan PLTMH dan perawatan maintenance PLTMH. Pada tahap ini, program Cahaya 1000 Desa yang dikelola oleh Lembaga Al-
Azhar Peduli Ummat bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mampu mengambil keputusan dalam mengatasi masalah di kemudian hari. Serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan aktivitas mereka sehari-hari.
5. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Tahap pelaksanaan program merupakan tahap awal dalam melakukan pemberdayaan masyarakat pada program Cahaya 1000 Desa di Dusun Mekarasih,
Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong. Pada tahap ini program yang telah direncanakan oleh Al-Azhar Peduli Ummat dilakukan oleh masyarakat yang
bekerja sama dengan agen perubah. Tujuannya agar masyarakat yang terlibat dalam proses pembuatan PLTMH mengerti dan memahami cara pembuatannya
agar masyarakat sudah paham apabila terjadi kerusakan terhadap PLTMH di kemudian hari.
Tahap pelaksanaan program membutuhkan kerja sama yang baik antara masyarakat dan agen perubah. Agar program yang telah direncanakan dengan baik
dapat memberikan hasil sesuai dengan harapan. Tetapi apabila dalam pelaksanaan program tidak dilakukan dengan kerja sama yang baik, maka program akan
memberikan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Hal ini penting untuk dilakukan dalam proses pelaksanaan program di lapangan.
Program Cahaya 1000 Desa merupakan program PLTMH. PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang memanfaatkan potensi air untuk di
ubah menjadi energi mekanik putaran yang di transmisikan hubungkan ke generator yang menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan
disalurkan ke rumah warga desa yang biaya pendanaan pembangunan PLTMH didapatkan melalui anggaran ZAKAT dan Infaq dari para donator yang telah
menyumbang ke Al-Azhar Peduli Ummat.
Proses pembuatan PLTMH yang dilakukan oleh lembaga Al-Azhar Peduli Ummat yang dimulai dari bersosialisasi program
ke warga masyarakat dan aparat desa yang bertujuan agar mengetahui dan mengerti cara dalam pelaksanaan
pembangunan PLTMH, setelah bersosialisasi pihak agen perubah dengan masyarakat membentuk kelompok kerja untuk tiap warga, bertujuan untuk
mengatur proses kerja pembuatan PLTMH. Setelah pembentukan kelompok, masyarakat melakukan kerja bakti pemecahan batu kali dan penggalian pasir di
lereng tebing untuk pembuatan komponen PLTMH seperti saluran irigasi, bak penenang dan rumah turbin. Bak penenang merupakan tempat penampungan air
yang berfungsi untuk penyuplai air turbin, Sedangkan rumah turbin itu sendiri merupakan tempat penyimpanan PLTMH.
7
Sebelum melakukan pembuatan PLTMH, masyarakat dikenakan iuran sebesar Rp.20.000,- per KK Kepala Keluarga. Selama dalam proses pembuatan
masyarakat melakukannya dengan cara kerja bakti mulai dari memecahkan batu kali sampai dengan membuat bangunan rumah turbin. Karena wilayah Desa
Pamoyanan terkenal dengan solidaritas dan gotong royong yang sangat bagus. Apabila ada masyarakat yang tidak bergotong royong dalam proses pembuatan
PLTMH, akan dikenakan sanksi berupa iuran sebesar Rp.20.000,- per KK Kepala Keluarga,selama tidak mengikuti proses pembuatan PLTMH.
Secara teknis, pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki tiga komponen utama, yaitu air sumber energi, turbin, dan generator. Air yang
7
Wawancara Pribadi Bapak Rahmatullah selaku program 30 Agustus 2013, pukul 13.00 WIB di Rumah Gemilang Indonesia
berada di bak penenang mengalir dengan kapasitas tertentu dan disalurkan dengan ketinggian head tertentu menuju rumah turbin yang akan menumbuk baling-
baling turbin, kemudian air yang sudah masuk ke dalam rumah turbin di ubah menjadi energi mekanik putaran yang diteruskan ke poros turbin, poros yang
berputar tersebut kemudian dihubungkan ke generator penghasil listrik . Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus
listrik sebelum disalurkan ke rumah-rumah warga atau keperluan lainnya.
Mengalir dengan Kapasitas tertentu
B
Rumah Warga
Gambar 1 Ilustrasi Proses PLTMH
A
C B
Energi Mekanik
Putaran
D
Keterangan : A
: Bak Penenang B
: Rumah Turbin C
: Poros Turbin D
: Generator Sementara debit air yang digunakan di Dusun Mekarasih sebesar ± 50
literdetik dengan ketinggian jatuh air ± 51 meter, yang memakai jenis turbin crossflow maka daya yang diperoleh sebesar 13 KW, yang dibagi 73 KK. Setiap
kepala keluarga KK mendapatkan listrik sebesar 115 Watt, sehingga kapasitas listrik yang diperoleh masyarakat sangat sedikit dan penggunaan listriknya hanya
di waktu tertentu saja. Penggunaan listrik dinyalakan pukul 16.00 WIB dan dimatikan pukul 07.00 WIB. Alasan pembagian waktu tersebut adalah karena
masyarakat melakukan aktivitas di malam hari dalam rumah, sedangkan pagi sampai sore masyarakat beraktivitas di luar rumah seperti berkebun dan bertani.
Kemudian, mekanisme pembuatan tugu untuk penopang pipa saluran air, pemasangan pensok dan pipa, pembuatan jaringan instalasi ke rumah-rumah
warga. Masyarakat yang mendapatkan aliran listrik dari PLTMH hanya digunakan pada aktivitas malam. Untuk melakukan aktivitas di malam hari antara lain
menonton, untuk proses pembuatan bagi warga yang mempunyai usaha gula aren, untuk anak-anak mengerjakan tugas sekolah atau PR Pekerja Rumah Berikut
kutipan dari salah satu masyarakat : “Alhamdulillah saya bersyukur banget sekarang udah ada listrik. Dulu
sebelum adanya listrik di rumah saya cuman pakai penerangan lampu
dinding minyak tanah. Tetapi sekarang udah ada listrik, jadi anak saya bisa ngerjain tugas dari sekolahnya dan bisa nonton tv“
8
Setelah melakukan pembuatan PLTMH, masyarakat dan Al-Azhar Peduli Ummat membuat koperasi yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka terwujudnya masyarakat maju, adil
dan makmur.
9
Koperasi ini dibuat untuk simpan pinjam dan tempat pembayaran listrik. Setiap bulan sekali masyarakat dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000,-.
Biaya tersebut digunakan untuk operasional PLTMH, pengurus koperasi, dan pengurus teknisi PLTMH.
6. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan program. pada tahap ini masyarakat dan agen perubahan sebagai pengawas terhadap
program yang sedang berjalan dalam pengembangan masyarakat. keterlibatan masyarakat dalam tahap ini mampu membentuk sistem untuk melakukan
pengawasan internal, sehingga program yang telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang masyarakat lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya atau
fasilitas yang telah ada. Kegiatan pelaksanaan program cahaya 1000 desa memiliki indikator
keberhasilan tersendiri dalam membuat program cahaya 1000 desa. Evaluasi yang
8
Wawancara Pribadi dengan Bapak Kusmadi selaku Katua Koperasi Sinar Harapan tanggal 14 November 2013, pukul 16.00 WIB di Rumah Kediaman Bapak Kusmadi
9
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Sinar Harapan
ada pada program ini pun dengan adanya listrik di lingkungan masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari adanya listrik. Serta adanya partisipasi dan antusias
dari masyarakat yang tinggi untuk mengikuti atau membantu dalam membuat dan memelihara PLTMH.
Peneliti juga mengungkapkan, dengan adanya listrik di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan, masyarakat juga mendapatkan fasilitas yang cukup baik,
seperti: masyarakat dapat merasakan manfaat adanya listrik. Manfaat yang masyarakat rasakan seperti penerangan, menonton, dan melakukan aktivitas di
malam hari, mendapatkan fasilitas yang lebih baik, menciptakan kehidupan yang berkualitas untuk lingkungannya ditambah dengan adanya koperasi selain
bermanfaat untuk pembuatan dan pemeliharaan PLTMH, juga bermanfaat untuk memajukan perekonomian desa dan memperbaiki infrastruktur desa, seperti
pembuatan jalan akses ke desa. 7.
Tahap Terminasi Tahap terminasi adalah tahap “pemutusan” hubungan secara formal dengan
komunitas sasaran. Seringkali terminasi dilakukan bukan karena masyarakat sudah dianggap “mandiri” tetapi karena proyek harus dihentikan karena sudah
melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan.
10
Istilah pemutusan ini dilakukan dengan sistem sasaran dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses perubahan
berencana.
10
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Masyarakat Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran 7 Pendekatan Praktis Jakarta : UI Press,2001, cet.1, h.251
Terminasi dilaksanakan ketika tujuan telah dicapai sesuai dengan harapan dan pelayanan yang diberikan sudah lengkap. Seperti halnya dengan tahap-tahap
yang lain, pada tahap terminasi partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting agar megetahui hasil program yang sudah direncanakan berjalan dengan
tujuan yang diharapkan. Menurut pak rahmatullah, program cahaya 1000 desa yang telah dilakukan di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan bahwa masyarakat
sudah mengetahui dan memahami cara menggunakan PLTMH apabila ada kerusakan yang terjadi dengan mesin.
Setelah melakukan terminasi pihak lembaga dengan masyarakat, pihak lembaga Al-Azhar Peduli Ummat telah memberikan surat tanda terima yang
membuktikan bahwa program yang sudah dilaksnakan berjalan dengan sesuai harapan. Tetapi, pihak Al-Azhar masih mengontrol Dusun Mekarasih dengan
program yang lain.