Dampak Program Cahaya 1000 Desa Al-Azhar Peduli Ummat Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Dusun Mekar Asih Desa Pamoyanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan

(1)

DAMPAK PROGRAM CAHAYA 1000 DESA

AL-AZHAR PEDULI UMMAT

TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

DI DUSUN MEKAR ASIH DESA PAMOYANAN

KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN CIANJUR SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh

Ratna Ersya Sallyda

109054100001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi/tesis/disertasi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1/strata 2/ strata 3 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Januari 2014


(5)

i

ABSTRAK

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang kompleks terkait dengan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Faktor penyebab kemiskinan antara lain rendahnya taraf pendidikan, rendahnya tingkat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja dan keterisolasian. Dusun Mekarasih, Desa Pamoyanan,Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur Selatan merupakan daerah miskin dari keterisolasi. Dusun tersebut belum terjangkau oleh pemerintah dari segi pembangunan. Padahal tujuan pembangunan adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera secara merata. Untuk meningkatkan taraf hidup, penghidupan, dan kehidupan masyarakat miskin diperlukan pemberdayaan, namun hampir dipastikan masyarakat miskin tidak memiliki kesanggupan untuk melakukan pemberdayaan terhadap diri mereka sendiri. Kondisi inilah yang dialami oleh warga di Dusun Mekarasih. Al-Azhar Peduli Ummat merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli dengan kondisi kemiskinan di Dusun tersebut. Melalui program Cahaya 1000 Desa, Al-Azhar Peduli Ummat melakukan program pemberdayaan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak program Cahaya 1000 Desa terhadap pemberdayaan masyarakat miskin di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan. Program Cahaya 1000 Desa merupakan program Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). PLTMH merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi air untuk di ubah menjadi energi mekanik (putaran) yang di transmisikan (dihubungkan) ke generator untuk menghasilkan energi listrik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa program Cahaya 1000 Desa memberikan dampak positif terhadap pemberdayaan masyarakat di Dusun Mekarasih, antara lain masyarakat sudah mengetahui cara pembuatan PLTMH yang bertujuan agar masyarakat dapat merawat dan menjaganya apabila ada kerusakan terhadap PLTMH. Selain itu, masyarakat Dusun Mekarasih juga mendapatkan pemberdayaan di bidang sosial, budaya, ekonomi, penerang, mendirikan koperasi, fasilitas media komunikasi, mengurangi biaya pengeluaran, dan hiburan, sehingga dengan adanya program ini kehidupan masyarakat di Dusun Mekarasih semakin sejahtera.

Kata Kunci : Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat, Program Cahaya 1000 Desa


(6)

ii

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam, sehingga kita dapat menikmati rahmat sekalian alam.

Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah salah satu syarat penyelesaian program strata satu di Jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tersebut berjudul “DAMPAK PROGRAM CAHAYA 1000 DESA AL AZHAR PEDULI UMMAT TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI DUSUN MEKARASIH DESA PAMOYANAN, KEC CIBINONG, KAB CIANJUR SELATAN”.

Penulis juga mengharapkan segala bentuk masukan berupa kritik atau saran-saran yang bersifat membangun dalam menyempurnakan skripsi ini, mengingat kemampuan penulis yang masih terbatas dan terdapat banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Selama dalam proses pembuatan skripsi yang penulis lalui, tidak ada pekerjaan yang sukses dilakukan dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada yang memberi semangat, bimbingan, bantuan dan do’a. untuk penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT dan mengucapkan banyak berterima kasih atas bantuan dan jasa yang diberikan oleh semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Ayah tercinta Syamsir Alam dan Mama tercinta Ratna Eri Rahmayanis yang telah memberikan do’a, kasih sayang, kesabaran, dorongan motivasi serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan suatu kebanggaan.


(7)

iii

2. Bapak DR.Asep Usman Ismail, MA dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada penulis pada penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Arief Subhan, M,Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suprapto M.Ed selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MAselaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Siti Napsiyah Ariefuzzaman, M.SW dan Bapak Ahmad Zaki, M.Si sebagai Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial dan Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat sebagai bekal untuk meraih cita-cita dimasa depan dan seluruh staff Tata Usaha serta staff perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Bapak Rahmatullah Siddik, Bapak Rosihan selaku pengurus Al-Azhar Peduli Ummat dan Bapak Kusnadi beserta masyarakat Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan yang telah membantu dan memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Kakak Rafiqa Fijra, S.T, Kameh Farabi, S.T dan Uda Adil Mubarak, M.Si terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

8. Adik Ku tersayang Muhammad Rhidanda Syaputra yang selalu medo’akan dan memberikan dukungannya untuk kakak.

9. Uni Sari, Kakak Ully, Uda Arfi, Adilla, Nesty dan keluarga yang lainnya terima kasih banyak atas dukungan, do’a yang diberikan serta semangat kepada penulis.


(8)

iv

selalu mendukung serta memberikan motivasi di sela-sela kesibukannya.

11 Teman-teman Ku seperjuangan khususnya Kesejahteraan Sosial angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

12 Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun bagi penulis. Amin Ya Robbal Alamin…

Depok, 17 Januari 2014


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR... ...…ii

DAFTAR ISI... …...v

DAFTAR TABEL ………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... …...1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... ...6

1 Pembatasan Masalah ... ...6

2 Perumusan Masalah ... ...7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... …...7

1 Tujuan Penelitian ... …...7

2 Manfaat Penelitian ... …...7

D. Metodologi Penelitian ……….. …...8

1 Jenis Penelitian ... …...8

2 Pendekatan Penelitian ... …...8

3 Tempat dan Waktu Penelitian ... …...9

4 Teknik Pemilihan Informan... ….10

5 Informan Penelitian... ….10

6 Sumber Data ... ….11

7 Teknik Pengumpulan Data ... ….12

E. Teknik Analisis Data ... ….13

F. Teknik Keabsahan Data ... ...14

G. Tinjauan Pustaka ………. …..14

H. Sistematika Penulisan ……….. ….15

BAB II LANDASAN TEORI A Dampak ... ….17


(10)

vi

C Pemberdayaan Masyarakat... ….20

1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... ….20

2 Pemberdayaan Sebagai Proses ... ….24

3 Indikator Keberdayaan ... ….25

4 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ... ….26

5 Tujuan Pemberdayaan... ….27

D Kemiskinan ... ….28

1 Pengertian Kemiskinan ... ….28

2 Faktor-faktor Kemiskinan ... ….33

BAB III GAMBARAN UMUM A. Latar Belakang Al-Azhar Peduli Ummat... ….35

1 Sejarah... ….35

2 Visi dan Misi ... ….37

3 Moto ... ….38

4 Jati Diri... ….38

5 Budaya Lembaga ... ….39

6 Nilai Lembaga ... ….39

7 Tujuan dan Strategi ... ….39

8 Struktur Pengurus ... ….40

9 Program Kegiatan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat ... ….41

B. Latar Belakang Desa Pamoyanan ... ….45

1 Sejarah Desa Pamoyanan ... ….45

2 Visi dan Misi ... ….46

3 Sarana Prasarana Desa ... ….47

4 Struktur Pemerintahan Desa Pamoyanan ... ….48

5 Kondisi Umum Desa... ….49


(11)

vii

a Letak dan Luas Wilayah... ….51

b Lokasi Perbatasan ... ….53

7 Potensi Wilayah ... ….53

8 Infrastruktur dan Komunikasi ... ….53

9 Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan... ….54

10 Program yang Pernah Ada... ….54

11 Potensi Peternakan ... ….55

12 Potensi SDM... ….55

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Pelaksanaan dan Manfaat Program Cahaya 1000 Desa ... ….57

1 Tahap Persiapan... ….60

2 Tahap Assesment... ….63

3 Tahap Perencanaan Program ... ….67

4 Tahap Formulasi Aksi... ….69

5 Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan ... ….70

6 Tahap Evaluasi ... ….74

7 Tahap Terminasi ... ….75

B Dampak Program Cahaya 1000 Desa ... ….76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... ….83

B. Saran ... ….84

DAFTAR PUSTAKA……….85 LAMPIRAN


(12)

viii

Tabel 3. Jumlah Penduduk ………50

Tabel 4. Potensi Wilayah ………...53

Tabel 5. Infrastruktur dan Komunikasi ………..53

Tabel 6. Jumlah Pendapatan ………..54

Tabel 7. Data program yang ada ………54

Tabel 8. Data Potensi Peternakan ……….…..55

Tabel 9. Data Potensi SDM ………55


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan persoalan kompleks di berbagai dimensi kehidupan yakni sosial, ekonomi, budaya, serta politik. Masalah kemiskinan telah lama ada. Berdasarkan ukuran kehidupan modern, masyarakat miskin kesulitan meraih akses fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan lainnya yang tersedia pada masa kini.

Pengertian kemiskinan itu sendiri adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulit akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dalam bahasa Arab, kata miskin diambil dari kata sakana yang berarti diam atau tenang, sedangkan faqirdari kata faqryang pada

mulanya berarti tulang punggung. Faqir adalah orang yang parah tulang

punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya demikian berat sehingga

”mematahkan” tulang punggungnya.1

Dengan memperhatikan kata tersebut, diperoleh kesan bahwa faktor utama penyebab kemiskinan adalah sikap berdiam sendiri, enggan atau tidak dapat

1

M.Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’I Atas Berbagai Persoalan Ummat (Bandung: Mizan, 1997), h.449.


(14)

bergerak dan berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri. Sedangkan ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh

penganiayaan manusia lain atau diistilahkan pula dengan kemiskinan struktural.2

Kemiskinan juga dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan seseorang atau rumah tangga dengan tingkat pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimumnya. Dari sisi kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; kemiskinan absolut, kemiskinan relative, dan kemiskinan kultur.

Seseorang termasuk ke dalam golongan kemiskinan absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum pangan, sandang, kesehatan papan dan pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif, sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan. Namun, masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya. Oleh karena itu, pengertian garis kemiskinan adalah kemampuan seseorang atau keluarga memenuhi kebutuhan hidup standar pada suatu waktu dan lokasi tertentu untuk melangsungkan hidupnya. Faktor-faktor penyebab kemiskinan antara lain rendahnya taraf pendidikan, rendahnya derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, kondisi keterisolasian, dll.

2


(15)

3

Kondisi geografis dan demografis Indonesia dapat digambarkan bahwa masyarakat miskin yang berada di wilayah pedesaan ternyata lebih besar dibanding di perkotaan. Persentase penduduk miskin di Indonesia antara daerah perkotaan dan perdesaan menurut catatan BPS pada bulan Maret tahun 2011 adalah 15,72% penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sedangkan bulan Maret tahun 2012 sebesar 15,72%. Pada saat ini, Indonesia masih dihadapkan

dengan populasi penduduk miskin yang masih cukup besar.3 Salah satunya di

wilayah Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan yang dimana desa tersebut.

Wilayah bukit Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur selatan merupakan wilayah miskin yang belum tersentuh oleh pemerintah dari segi pembangunan. Padahal tujuan pembangunan itu sendiri adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera secara merata baik material maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Kesejahteraan sosial yang di maksud berkaitan dengan organisasi atau institusi pelayanan. Berdasarkan pokok spiritual yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut, maka hakekat pembangunan dapat dilaksanakan secara menyeluruh dalam arti dilaksanakan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan.

Proses pembangunan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi, yakni dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara

3

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. Grand Desain Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan, (Jakarta : Kementerian Sosial, 2012). h.8


(16)

melalui kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu masyarakat. Dimensi kedua adalah dimensi mikro, yaitu individu dan

kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri. 4

Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak dan baik. Dalam mengatasi permasalahan pembangunan perlu adanya dukungan pemerintah Stakeholder dari berbagai kelembagaan. Hal ini bertujuan pelaksanaan program meningkatkan kualitas SDM dapat dilaksanakan dengan profesional sesuai dengan prinsip-prinsip efesiensi, efektivitas, dan kesinambungan program. Dengan adanya lembaga atau institusi yang ada di masyarakat dapat menciptakan atau meningkatkan sumber daya manusia melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh institusi atau lembaga tersebut, seperti lembaga Al-Azhar Peduli Ummat. Lembaga ini merupakan lembaga pelayanan kepada masyarakat melalui dengan berbagai pengelolaan program untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya Program Cahaya 1000 Desa.

Program Cahaya 1000 Desa merupakan program yang memanfaatkan aliran sungai sebagai alat pembangkit listrik. Hal ini dikarenakan listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat, namun menurut data pelanggan PLN di Indonesia sampai bulan April tahun 2009 pengguna listrik PLN sebanyak 39.122.455 orang dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 220.000.000 jiwa. Hal ini menandakan

4

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 2003), cet 1, h.1.


(17)

5

bahwa dari data tersebut ada 181 Juta lebih diantaranya belum menikmati aliran listrik PLN.

Fenomena ini sangat disayangkan mengingat potensi aliran sungai di Indonesia sangat banyak. Menurut dari data Kementerian PU (Pekerja Umum) tercatat sebanyak 7.219 batang sungai. Kurang dari 0,5% dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Kondisi ini sangat memperihatinkan, terlebih daerah dengan kondisi belum teraliri listrik umumnya dihuni oleh kelompok masyarakat miskin yang terpencil, serta rawan akidah dan rawan pendidikan.

Atas dasar pemikiran tersebut maka Al-Azhar Peduli Ummat bekerjasama dengan Metro TV meluncurkan program Cahaya 1000 Desa, sebuah program inspiratif pembangunan sarana pembangkit listrik untuk membantu penduduk di daerah miskin yang belum menikmati aliran listrik.

Sarana yang dibangun merupakan sarana pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro (PLTMH), suatu teknologi terapan dengan konsep turbin, dan kumparan dinamo elektromagnetik sederhana dengan kapasitas output sebesar 1200 Watt/ PLTMH. Program yang telah dijalankan di daerah Dusun Mekarasih adalah masuknya aliran listrik dengan kapasitas lebih dari 3.000 Watt dan dapat menerangi 70 rumah, serta sebuah masjid yang ada di dusun tersebut. Selain itu, masyarakat juga telah mendapatkan manfaat dari program Cahaya 1000 Desa seperti penerangan dalam infrastruktur, media elektronik, dan efektifitas kerja yang dilakukan pada malam hari.


(18)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di dusun tersebut dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana hasil program Cahaya 1000 Desa, serta peranannya dalam meningkatkan kualitas masyarakat. penelitian tersebut diangkat ke dalam skripsi yang berjudul ” Dampak Program Cahaya 1000 Desa Al-Azhar Peduli Ummat terhadap Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Dusun Mekarasih, Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi penelitian ini pada dampak Program Cahaya 1000 Desa terhadap Pemberdayaan masyarakat miskin di Dusun Mekarasih, Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur Selatan.

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

a. Bagaimanakah proses pelaksanaan program Cahaya 1000 Desa di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan?


(19)

7

b. Bagaimanakah dampak program Cahaya 1000 Desa dalam

pemberdayaan Masyarakat miskin di Dusun Mekarasih Desa Pamayonan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini:

a. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan kegiatan Program Cahaya 1000 Desa di Dusun Mekarasih Desa Pamayonan.

b. Untuk mengetahui dampak program Cahaya 1000 Desa tersebut terhadap pemberdayaan masyarakat Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan.

2. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Akademik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi teoritis khususnya dalam ruang lingkup ilmu-ilmu sosial serta dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian –penelitian selanjutnya terutama penelitian tentang pemperdayaan masyarakat.


(20)

b) Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai masukan ilmu pengetahuan bagi pembaca sekaligus diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi pemerintah, lembaga sosial masyarakat dan khususnya untuk masyarakat Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan bahwa program Cahaya 1000 Desa mempunyai potensi dalam pengembangan kehidupan melalui program cahaya 1000 desa.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk deskripsikan dampak program cahaya 1000 desa terhadap pemberdayaan masyarakat miskin di Dusun Mekarasih.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip dalam buku Lexy J. Moleong bahwa metode pendekatan kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa


(21)

9

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.5

Pada pendekatan ini penulis beralaskan bahwa dengan menggunakan pendekatan ini penulis dapat memperoleh fakta langsung dari subjek yang diteliti dapat dijadikan data kemudian dapat membandingkan dengan subjek lain serta agar bisa memperoleh informasi yang mendalam tentang dampak program pemberdayaan masyarakat Dusun Mekarasih dan penulis juga berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi

tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.6

Selain pendekatan kualitatif dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pihak lembaga Al-Azhar Peduli Ummat sebelum pelaksanaan program melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan masyarakat Dusun Mekarasih. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pemberdayaan masyarakat seperti FGD (Focus Group Discussion) dan PRA (Participatory Rapid Appraisal). Metode pemberdayaan masyarakat ini penting dilakukan agar data yang dari lapangan sesuai dengan perencanaan program.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Mekarasih Desa Pamoyangan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan. Lokasi ini dipilih karena Program Cahaya

5

Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosda Karya. 2004). Cet. Ke-20.h.4.

6

Dr, Husaini, dan Purnomo Setiady Akbar, M.pd. Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,2003), cet ke-4, h.42


(22)

1000 Desa ini dilaksanakan oleh Al-Azhar Peduli Ummat di Dusun Mekarasih Desa Pamoyongan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Selatan.

b) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 5 bulan sekitar bulan Maret sampai bulan November 2013.

4. Teknik Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa. Sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.7

5. Informan Penelitian

Tabel 1 : Informan Penelitian

No Informan Jabatan Informasi yang

dicari Metode Pengumpu lan Data 1 Rahmatullah Siddik Manager Program Al-Azhar Peduli Ummat Gambaran Umum Lembaga, Tahap Proses Program Cahaya 1000 Desa Wawancara

2 Kusnadi Ketua Koperasi

Sinar Harapan Dampak Pelaksanaan Wawancara 7


(23)

11

Dusun Mekarasih Desa Pamoyangan Cianjur

Program Cahaya 1000 Desa terhadap Perkembangan Ekonomi

3 Mulyadi Teknisi dan

Pengawas Mesin Turbin Program Cahaya 1000 Desa

Operasional Wawancara

4 Suhanda Tokoh Masyarakat Dampak

Program

Wawancara

6 Ani Masyarakat Dampak

Program

Wawancara

5 Saripin Usaha gula aren Dampak

Program

Wawancara

6. Sumber data

Untuk memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti dilakukan dengan cara penelitian lapangan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung berupa pengamatan dan wawancara secara langsung dari penerima layanan program Cahaya 1000 Desa yaitu staff struktural yang berada di Al-Azhar Peduli Ummat dan masyarakat Dusun Mekarasih.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh baik berupa dokumen, arsip-arsip, catatan tertulis yang berkaitan dengan penelitian.


(24)

7. Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide)wawancara, di mana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. 8 Dan alat yang digunakan

dalam pencatatan data berupa alat tulis dan Tape Recoreder.

b) Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancraindra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit.9Observasi merupakan metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan.10

Namun, dalam metode observasi penulis ingin melakukan pengamatan secara langsung bagaimana proses sampai hasil program lembaga terhadap tanggung jawab sosial dalam kehidupan masyarakat.

8

H. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, h.108

9

Ibid, h.115

10

CL.Selltiz,et al., Research Methods in Social Relation, Holt, Rinehart, and Winston, New York, 1964,p.200. Dikutip dari Moh. Nazir,Op.cit.h.212.


(25)

13

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis seperti catatan lapangan dan dokumen-dokumen tidak tertulis seperti foto. Dalam hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dengan observasi dan interview, tetapi hanya diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, surat kabar, jurnal dan internet.11

Adapun data dan sumber yang penulis gunakan yaitu foto kegiatan, jadwal pembuatan program cahaya 1000 desa dan lainnya yang berkaitan dengan apa yang sedang diteliti oleh penulis.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian.12

Sehingga untuk memecahkan masalah penelitian dari data yang dikumpulkan kemudian penulis menganalisa dan mengkritisinya. Dimana penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan data dengan

menerangkan, memberi gambaran dan mengklarifikasikan serta

11

Ibid,h.73.

12


(26)

menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya kemudian disimpulkan.

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Pengertian triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dengan cara membandingkan data hasil wawancara dengan pengamatan di lapangan.

Pengamatan yang dilakukan untuk melihat dampak program cahaya 1000 desa terhadap pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan.

G. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa hasil penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis jadikan bahan perbandingan adalah Strategi Komunikasi Marketing Lembaga Amal Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat yang disusun oleh Muhammad Anwar Sani, skripsi ini menyimpulkan bahwa cara proses komunikasi marketing Lembaga Amal Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli ummat di masjid-masjid perlu menerapkan manajemen modern dalam pengelolaan zakatnya.


(27)

15

H. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menggambarkan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, keabsahan data, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teoritis

Berisikan pembahasan tentang pengertian dampak, pengertian program, tujuan program, pengertian pemberdayaan masyarakat,

pemberdayaan sebagai proses, tahapan pemberdayaan

masyarakat, tujuan pemberdayaan, pengertian kemiskinan, serta faktor-faktor kemiskinan,

BAB III Gambaran Umum LAZ Al-Azhar Peduli Ummat

Menguraikan tentang latar belakang LAZ Al-Azhar Peduli Ummat, Program kegiatan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat, serta gambaran wilayah Desa Pamoyangan Cianjur Selatan serta analisis mengenai tahapan program cahaya 1000 Desa menguraikan tentang tahapan proses pembuatan program cahaya


(28)

1000 desa yang dilakukan di Dusun Mekarasih Desa Pamoyanan dan mengenai dampak terhadap pemberdayaan masyarakat.

BAB IV Analisis Dampak Program Cahaya 1000 Desa Al-Azhar Peduli

Ummat

Analisis terhadap Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Desa Pamoyangan Cianjur Selatan. Meliputi proses pembuatan program cahaya 1000 desa yang dilakukan daerah desa pamoyangan, pelaksanaan dan partisipasi masyarakat dalam program cahaya 1000 desa, dan hasil program cahaya 1000 desa terhadap ekonomi masyarakat.

BAB V Penutup


(29)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dampak

1. Pengertian Dampak

Dampak dalam buku kamus besar bahasa Indonesia berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami benturan itu. Dampak ekonomis juga berarti pengaruh suatu penyelenggara kegiatan terhadap

perekonomian.1

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas, dampak pembangunan menjadi masalah karena perubahan yang disebabkan oleh pembangunan yang direncanakan. Dampak pembangunan diartikan sebagai perubahan yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan.

Pengertian dampak lainnya adalah sesuatu yang merupakan akhir atau hasil

suatu peristiwa (perbuatan atau keputusan).2

1

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.234

2


(30)

Dari pengertian dampak diatas dapat diartikan dampak adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas baik hasil yang positif maupun negatif dari suatu program.

B. Program

1. Pengertian Program

Program adalah seperangkat aktivitas atau kegiatan yang ditujukan untuk

mencap ai suatu perubahan tertentu terhadap kelompok sasaran tertentu.3Menurut

Suharsimi Arikunto, mengungkapkan sebagai berikut : Program adalah sederetan

rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu.4

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang

akan dijalankan.5

Dari kedua pengertian program di atas dapat penulis pahami bahwa program adalah suatu kegiatan yang nyata dan dilaksanakan oleh salah satu atau beberapa lembaga tertentu dalam rangka untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan.

3

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005) h.120

4

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998)

5

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),h.789.


(31)

19

2. Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek, program ditinjau dari :

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan suka rela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

b. Jenis, ada program pendidikan, program pemberdayaan, program koperasi, program kemasyarakatan, dan sebaginya. Klasifikasi tersebut tergantung dari jangka yang bersangkutan.

c. Waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

d. Keluasan ada program sempit dan program luas e. Pelaksanaannya ada program kecil dan program besar

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program tidak penting.6

Penulis menyimpulkan bahwa macam atau jenis program sebagai rangkaian proses untuk membuat suatu kegiatan yang direncanakan yang dapat di sesuaikan dengan kondisi lapangan dan masyarakat.

6

Suharismi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1998) h.2


(32)

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.7Yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak dilaksanakan.

Penulis menyimpulkan bahwa tujuan program adalah suatu kegiatan yang direncanakan harus mencapai tujuan.

C. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya bersama antara masyarakat dengan berbagai pihak lainnya yang peduli untuk membangun sebuah kondisi yang menempatkan seluruh lapisan atau strata masyarakat untuk mampu terlibat

dalam proses pembangunan pada skala lokal (tingkat keluruhan desa).8

Secara konseptual pemberdayaan adalah terjemahan dari bahasa inggris

yaitu empowerment, berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan).9

Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya

7

Ibid, h.35.

8

Masyarakat Mandiri, Pelatihan Calon Pendamping Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: MM,2006), h.8.

9

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Bandung: PT.Refika Aditama, 2005),cet.1 , h.57


(33)

21

agar dapat memenuhi keinginan-keinginannya, termasuk aksesibilitasnya terhadap

sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya, aktivitas sosialnya, dll.10

Suharto memberikan definisi pemberdayaan sebagai: pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat guna meningkatkan keterampilan mereka dalam pengambilan keputusan dan partisipasi dalam kegiatan yang mempunyai dampak pada

kehidupan masyarakat di masa depan.11

Sedangkan pengertian menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses atau cara atau perbuatan memberdayakan (membuat berdaya). Dimana berdaya berarti berkekuatan, berkemampuan, bertenaga, atau mempunyai akal (cara) untuk

mengatasi sesuatu hal.12

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,

10

Totok Mardikanto, dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan MAsyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012), h.27.

11

Suharto, Edi Fahrudin, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi,

(Jakarta: Badan Pelatihan Sosial Departemen Sosial,2004),h.29

12


(34)

keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa

tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal.13

Shardlow (1998) melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka (“such a definition of empowerment is centrally about people taking control of their own lives and having the power to shape their own future”). Dalam kesimpulannya

Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan adalah sebagai suatu gagasan.14

Muncul konsep pemberdayaan pada awalnya, menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat, kelompok atau individu agar lebih berdaya. Selanjutnya menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi

pilihan hidupnya.15 Dalam proses pemberdayaan terdapat dua pihak yang saling

terkait, yakni unsur luar berupa lembaga maupun individu yang memberi kekuatan

(power to powerless) dan pihak yang mengalami proses pemberdayaan

(empowerment of the powerless) sehingga punya kekuatan untuk dapat mengambil peran berharga bagi lingkungannya.

13

http://www.sarjanaku.com/2011/09/Pemberdayaan-Masyarakat-Pengertian.htmlupdate: 22 Agustus 2010

14

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003),h.54-55.

15

Pranaka A.M.W dan Prijono Onny S, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi( Jakarta : CSIS 1996), h. 56


(35)

23

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti pemberdayaan adalah upaya untuk mengubah keadaan individu atau kelompok agar menjadi lebih berdaya. Hal ini didukung oleh pendapat Hulme & Turner pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Karena itu, pemberdayaan sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuatan yang berubah antara individu, kelompok, dan lembaga-lembaga sosial.

Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam

jangka panjang.16

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah pemunculan daya atau penguatan yang lemah. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, dimana kekuatan masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan lebih dominan dan dalam pelaksananya peranan masyarakat lebih di utamakan. Hal ini mungkin dicapai dengan menguatkan kapasitas mereka melalui pemberian kesempatan, keahlian dan pengetahuan

16

Totok Mardikanto, dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan MAsyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012), h.


(36)

sehingga mereka mampu untuk menggali dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki.

2. Pemberdayaan Sebagai Proses

Hal yang sangat penting dalam proses adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat atau mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti kemampuan atau keunggulan bersaing) kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai proses, pemberdayaan merujuk pada kemampuan, untuk berpartisipasi memperoleh kesempatan dan atau mengakses sumberdaya dan layanan yang diperlukan guna memperbaiki mutu hidupnya (baik secara individual, kelompok, dan masyarakatnya dalam arti luas).17

Menurut Kartasasmita proses pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan kekuatan dan kemampuan, berarti di dalam pemberdayaan mengandung dua pihak yang perlu ditinjau dengan seksama yaitu pihak yang diberdayakan dan pihak yang memberdayakan. Agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan diperlukan komitmen yang tinggi dari dua pihak. Dari pihak pemberdaya harus beranjak dari pendekatan bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai program dan proyek pembangunan, akan tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Untuk itu, maka dalam pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan yang terarah dilaksanakan

17


(37)

25

oleh masyarakat yang menjadi kelompok sasaran dan menggunakan pendekatan

kelompok.18

Slamet (2003) menjelaskan rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan

mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.19

3. Indikator Keberdayaan

Menurut Parson (dalam Edi Suharto,2005) mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada :

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

18

Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan(Jakarta : Pustaka Cidesindo, 1996) h.144

19

Riza Tulus Setia, Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) (Pelayanan Fisik Desa Pamargarsari Kec.Parung Kabupaten Bogor) h.26-27


(38)

c. Pembebasan yang dihasilkan dari gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang

masih menekan.20

4. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

a. Tahap Persiapan, ada dua hal yang perlu dipersiapkan pertama

penyiapan petugas yaitu community worker sedangkan persiapan

kedua adalah penyiapan lapangan, yaitu melakukan studi kelayakan lapangan.

b. Tahap Assesment, pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap

masalah dan sumber daya yang dimiliki klien atau masyarakat. Assesment ini dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian SWOT, kekuatan, kesempatan dan tantangan.

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

20

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung : Refika Aditama, 2005), h.63


(39)

27

c. Tahap Perencanaan Program, pada tahap ini agen perubahan mencoba melibatkan masyarakat untuk memahami masalah yang mereka hadapi dan berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut.

d. Tahap Formulasi Rencana Aksi, pada tahapan ini agen perubahan membantu kelompok masyarakat untuk menentukan program dan kegiatan yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Formulasi rencana aksi dirumuskan oleh petugas dengan masyarakat.

e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan, pada tahap ini agen perubahan membantu program yang telah direncanakan.

f. Tahap Evaluasi, pada tahap ini agen perubahan bersama masyarakat dari kelompok masyarakat melakukan pengawasan terhadap program yang dilaksanakan dan mengawasinya.

g. Tahap Terminasi, pada tahap ini dilakukan pemutusan hubungan kerja secara resmi antara pekerja sosial dengan masyarakat. Tahap terminasi pada program pemberdayaan dilaksanakan diakhir kegiatan berupa Focus Group Discusion sebagai program evaluasi terhadap seluruh kegiatan.21

5. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan

21

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas,


(40)

atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat yang memiliki

ketidakberdayaan.22

Tujuan kegiatan pemberdayaan adalah :

a. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik dari kondisi fisik maupun kondisi sosial ekonominya.

b. Menumbuhkan kreativitas dan jiwa kemandirian dalam kegiatan peningkatan kesejahteraan.

c. Meningkatkan kemampuan usaha.23

Penulis menyimpulkan tujuan pemberdayaan sebagai keadaan yang ingin melakukan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh masyarakat atas keinginan mereka sendiri.

D. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Dalam proses pengentasan kemiskinan melalui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat miskin adalah bertujuan untuk mengangkat derajat hidup keluarga miskin baik akibat krisis ekonomi maupun kemiskinan yang

22

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat(Bandung: PT Refika Aditama,2005), cet1, h.60

23

Suhartini, Halim, Khambali, Basyid (eds), Model-model Pemberdayaan Masyarakat


(41)

29

diakibatkan oleh faktor lain dengan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar hidup mereka.

Kemiskinan juga ditandai oleh kurangnya akses untuk mendapatkan barang, jasa, asset dan peluang penting yang menjadi hak setiap orang. Setiap orang harus bebas dari rasa lapar, harus dapat hidup dalam damai, dan harus mempunyai akses untuk mendapatkan pendidikan dasar dan jasa-jasa layanan kesehatan primer. Dalam UUD 1945 khususnya pasal 34 mengamanatkan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara” (ayat 1), dan “Negara berkewajiban menangani fakir miskin melalui pemberdayaan dan bantuan jaminan sosial” (ayat 3). Selanjutnya komitmen nasional dalam pemberdayaan fakir miskin dituangkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 124 tahun 2001 Nomor 8 tahun 2002 tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan dengan tujuan meningkatkan kerja sama, dukungan dan sinergi semua pihak baik sektor pemerintah daerah,

masyarakat maupun dunia usaha dalam menanggulangi masalah kemiskinan.24

Kemiskinan berasal dari kata “miskin” dengan mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an”. Miskin adalah tidak berharta benda dan serba kekurangan. Sedangkan kemiskinan adalah hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian dan

24

Departemen Sosial RI, Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan ; Program Pemberdayaan Fakir MIskin(Jakarta : Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miski, 2005), h.10.


(42)

perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan

yang minimum.25

Pengertian kemiskinan itu sendiri adalah sebagai keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulit akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dalam bahasa arab kata miskin diambil dari kata sakana yang berarti diam atau tenang, sedangkan faqir dari kata faqr yang pada

mulanya berarti tulang punggung. Faqir adalah orang yang parah tulang

punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga

”mematahkan” tulang punggungnya.26

Piven dan Clowed (1993) dan Swanson (2001), menunjukan bahwa kemiskinan berhubungan dengan kekurangan materi, rendahnya penghasilan, dan adanya kebutuhan sosial.

a. Kekurangan materi. Kemiskinan dalam arti dipahami sebagai situasi kesulitan yang dihadapi orang dalam memperoleh barang-barang yang bersifat kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Seperti makanan, pakaian, dan perumahan.

b. Kekurangan penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sering dikaitkan dengan standar atau garis

25

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1989), cet ke-2, h.487.

26

M.Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’I Atas Berbagai Persoalan Ummat (Bandung: Mizan, 1997), h.449


(43)

31

kemiskinan (poverty line) yang berbeda-beda dari suatu Negara ke

Negara lainnya, bahkan dari satu komunitas ke komunitas lainnya dalam satu Negara.

c. Kesulitan memenuhi kebutuhan sosial, kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan pelayanan sosial dan rendahnya aksesibilitas lembaga-lembaga pelayanan sosial, seperti lembaga

pendidikan, kesehatan dan informasi.27

BAPPENAS (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan dan ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan dan laki-laki.

Konsep kemiskinan di dalam GBHN 1993 yang dikutip oleh Tangdilintin (2000.h,5.5) bahwa kemiskinan yang dimiliki masyarakat adalah terbatasnya modal yang dimiliki dan rendahnya pengetahuan dan keterampilan mengakibatkan rendahnya produktivitas sehingga pendapatan rill rendah yang menyebabkan tabungan masyarakat rendah akan mempengaruhi tingkat investasi yang dimiliki pada akhirnya meningkatnya beban ketergantungan kepada pemerintah. Untuk

27

Edi Suharto, Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia, (Bandung: Alfabeta,2009), cet ke 1, H.15


(44)

penduduk yang masih berada dibawah garis kemiskinan adalah mereka yang berpendapatan sangat rendah, tidak berpendapatan tetap atau tidak berpendapatan sama sekali.

Definisi kemiskinan itu sendiri adalah situasi serba kekurangan dari masyarakat yang terwujud antara lain oleh terbatasnya pengetahuan dan keterampilan, rendahnya produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil produksi orang miskin, dan terbatasnya kesempatan berperan serta

dalam pembangunan.28

Berdasarkan studi SMERU, Suharto (2006:132) menunjukkan sembilan kriteria yang menandai kemiskinan:

a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar

(pangan,sandang dan papan),

b. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental, c. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar,

wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil),

d. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia (buta huruf, rendahnya pendidikan dan keterampilan, sakit-sakitan) dan keterbatasan sumber alam (tanah tidak subur, lokasi terpencil, ketiadaan infrastruktur jalan, listrik, dan air),

28


(45)

33

e. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual (rendahnya pendapatan dan asset), maupun missal (rendahnya modal sosial, ketiadaan fasilitas umum),

f. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai dan berkesinambungan,

g. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi),

h. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga atau tidak adanya perlindungan sosial dari Negara dan masyarakat),

i. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.29

Dengan demikian, dapat disimpulkan pengertian kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup melihat dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan

tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.30

2. Faktor-faktor Kemiskinan

Beberapa ahli menjelaskan adanya faktor-faktor penyebab kemiskinan seperti :

29

Edi Suharto, Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia (Bandung: Alfabeta Bandung,2009), cet ke 1, h.16

30

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Garafindo Persada,2004), cet ke-4, h.365.


(46)

a. Rendahnya taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan menyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki.

b. Rendahnya derajat kesehatan seperti taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir, dan prakarsa.

c. Terbatasnya lapangan kerja. keadaan kemiskinan karena kondisi pendidikan diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan tersebut.

d. Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk miskin, secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya.


(47)

35 BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang Al-Azhar Peduli Ummat

1. Sejarah

Al-azhar peduli ummat adalah lembaga nirbala yang dibentuk Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dhuafa, berbasis pendidikan dan dakwah dengan mendayagunakan sumber daya dan partisipasi publik dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, dan dana sosial lainnya, bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi pengurus organisasi.

Al-Azhar peduli ummat, telah berkiprah dalam lusinan program kemanusiaan, tanggap bencana, pemberdayaan komunitas dan CSR selama 8 tahun di seantero Indonesia dengan support dari puluhan ribu donatur-donatur, baik perseorangan, korporat dan BUMN dan telah berkiprah di banyak wilayah melalui program tanggap bencana alam, pemberdayaan komunitas mandiri dan

penguatan kesejahteraan rakyat.1

Lembaga ini resmi dibentuk oleh badan pengurus Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar pada tanggal 1 Desember 2004 melalui SK Nomor 079/XII/KEP/BPYPIA/1425. 2004 yang ditanda tangani oleh ketua badan pengurus YPI Al-Azhar yaitu oleh bapak H.Rusydi Hamka dan sekretaris bapak

1

Al-Azhar Peduli Ummat, Panduan Ibadah Ramadhan “Kami Bangga Bersamamu Karena Allah Membanggakanmu”


(48)

H.Nasroulah Hamzah yang beralamat di Jl. Sisingamaharaja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Sesuai dengan Undang-undang No.38 tahun 1999, tentang pengelolaan Zakat dilakukan oleh pemerintah yaitu :

a. Pusat oleh Menteri Agama.

b. Daerah Provinsi oleh Gubernur atas usul kepala kantor wilayah Departemen Agama Provinsi.

Al-Azhar menjadi institusi pengelola zakat yang amanah dan professional dalam penyelenggaraan berbagai program pemberdayaan ummat dan mempunyai misi untuk menyalurkan zakat, infak dan shadaqah, menghimpun dana pengelola ZIS secara professional dan transfaran, menjadikan jembatan antara muzaki dan mustahik, penyelenggara berbagai program pendidikan, dakwah, sosial, dan kemaslahatan umat dan menyelenggarakan berbagai program pemberdayaan program ekonomi umat berbasis pendidikan dan dakwah.

Adapun strategi umum Al-Azhar Peduli Ummat yakni memanfaatkan seoptimal mungkin citra YPI Al-Azhar dalam merealisasikan muzaki yang potensial, baik internal maupun eksternal secara individu maupun lembaga, menciptakan program pendistribusian zakat yang tepat sasaran dengan prioritas mustahik yang secara ekonomi paling tidak berdaya, untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait menggunakan teknologi informasi terkini dan mengoptimalkan SDM yang tersedia. Dan mempunyai sasaran mewujudkan


(49)

Al-37

Azhar peduli Ummat sebagai institusi pengelola zakat yang dikukuhkan pemerintah dalam kurun waktu 2 tahun. Memiliki unit pengumpul zakat di setiap sekolah universitas dilingkungan YPI Al-Azhar dalam tahun pertama. Memiliki kerja sama dengan bank-bank syari’ah dalam pengumpulan zakat, sekurang-kurangnya 3 bank dalam tahun pertama dan memiliki SDM yang berkualitas dalam jumlah yang memadai sesuai kebutuhan. Mempunyai program pendistribusian zakat yang menjangkau 8 Ansaf dengan sebaran lebih dari 10 provinsi dalam waktu 2 tahun, memiliki pogram pendayagunaan zakat dan non-zakat yang teransparan dan memiliki jaringan kemitraan dengan BMT, sekurang-kurangnya 20 BMT dalam kurun 2 tahun.

Seiring perkembangannya Al-Azhar mempunyai jejaring yang terbesar di Indonesia, jejaring ini merupakan program kerja sama YPI Al-Azhar dengan LAZ yang berada di daerah masing-masing dari berbagai program pemberian bantuan dana zakat yang berada di wilayah tersebut akan dijalankan oleh LAZ Al-Azhar Peduli Ummat.

2. Visi dan Misi

a) Visi

Menjadi lembaga nirlaba yang amanah dan profesional dalam pengembangan ummat berbasis pendidikan dan dakwah.


(50)

b) Misi

a. Menginspirasi gerakan zakat Indonesia berbasis masjid

b. Mengembangkan program inspiratif yang mendorong kemandirian masyarakat berbasis sumber daya lokal.

c. Mewujudkan lembaga nirlaba yang terpercaya berskala global didukung sistem dan manajemen yang professional.

d. Membangun kegemilangan masyarakat melalui sinergi dengan institusi pendidikan dan dakwah.

3. Moto

Mitra Muzaki Sahabat Mustahik

4. Jati Diri

a. Lembaga nirlaba yang mengelola zakat, infak, sedekah (ZIS) berbasis masjid.

b. Bergerak dalam dunia dakwah, pendidikan, kemanusiaan dan pengembangan masyarakat dengan sumber dana ZIS, dan dana sosial, CSR yang tidak mengikat.

c. Nilai-nilai yang dijadikan panduan lembaga dalam menjalankan programnya adalah nilai-nilai Islam.


(51)

39

5. Budaya Lembaga

a. Amanah dan Profesional.

b. Menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap amil sebelum meminta pada masyarakat.

c. Tegas dalam prinsip dan egaliter dalam membangun hubungan. d. Independen dan tidak berpihak pada kelompok politik tertentu

6. Nilai Lembaga

a. Inspiring b. Peduli

c. Kreatif dan Produktif d. Kemitraan

7. Tujuan dan Strategi

a. Menjadi lembaga yang menginspirasi masyarakat dan Indonesia dalam bidang pengelolaan zakat berbasis masjid.

b. Menjadi lembaga yang komitmen dalam dunia kepedulian, dakwah dan pengembangan umat.

c. Mengembangkan kepedulian masyarakat melalui volunteerism.

d. Menjadikan masjid sebagai rumah perubahan kemandirian masyarakat yang dapat memerankan fungsi sosial selain sebagai rumah ibadah. e. Mengembangkan pesantren mandiri yang dapat mendukung akses


(52)

f. Membangun komunitas mandiri melalui pengembangan masyarakat berbasis pendidikan dan dakwah.

8. Struktur Pengurus

Sumber : Majalah Al-Azhar Edisi The Pride Of Ramadhan, Kami Bangga

Bersamamu Karena Allah Membanggakanmu. Hal 2 tahun 2012

Direktur Eksekutif Harry Rachmad Wakil Direktur Sigit Iko S,GM

Keuangan Farid Rasyidi Manager Keuangan

Lusianah

Program Agus Nafi, GM

Fundraising & Komunikasi Nanda Putera, GM

Manager Program Rahmatullah Sidik Manager Fundraising

Anggriansyah

Direktur RGI Dwi Kartika N Manager Komunikasi

Sigit TP

Manager Mitra Jejaring Saripudin

Manager RGI Ahmad Ahidin

Kelembagaan Sigit Nugroho

Desain Grafis Iwan Yulianto


(53)

41

9. Program Kegiatan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat

Berkaitan dengan program kegiatan Al-Azhar Peduli Ummat meliputi berbagai kegiatan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan dilingkungan YPI Al-Azhar. Realisasi setiap program disesuaikan dengan ketersediaan dana zakat berdasarkan skala prioritas yang telah ditetapkan oleh badan pelaksana Al-Azhar Peduli Ummat. Disamping itu, dalam merealisasikan setiap program yang telah ditetapkan, badan pelaksana Al-Azhar Peduli Ummat wajib memperhatikan ketentuan tentang persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana ditetapkan dalam BAB V Keputusan Menteri Agama RI No.373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan UUPZ.

Dana yang dari zakat dan infaq sebagai energi untuk membangun Indonesia dari pedesaan hingga perkotaan yang bertujuan untuk penanggulangan kemiskinan & pengurangan jumlah pengangguran dengan memberikan akses pendidikan & keahlian, akses kesehatan, serta akses ekonomi berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, Al-Azhar membuat beberapa kegiatan program tersebut, seperti :

a) Program Zakat Pride (Poverty Reduction With Integrated Development & Empowerment)

Program zakat Pride memperluas pendayagunaan dana zakat yang dihimpun oleh Al-Azhar Peduli Ummat untuk upaya penanggulangan kemiskinan melalui sektor : pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.


(54)

Indonesia, RGI Mobile\Training, dan Saung Ilmu.

b. Sektor Kesehatan : Bidang Gemilang, Layanan Jenazah

Gratis,Pesantren Sehat, Balai Pengobatan Umum dan Gigi, DAI Sehat Indonesia.

c. Sektor Kesejahteraan : Layanan Menuju Mandiri, Keluarga

Berdaya, Pesantren Mandiri, DA’I Sahabat Masyarakat.

b) Program My Heart For Yatim

Program my heart for yatim, sebuah terobosan baru layanan sepenuh hati

bagi peningkatan derajat hidup anak yatim dhuafa dengan layanan lengkap

“HEART” (Health, Education, Appreciation, Religion & Talent Support) dengan

berbagai kegiatan, seperti:

a. Health : Layanan Pengobatan, Konsultasi

Kesehatan, Edukasi Perilaku Hidup Bersih, Sehat & Islami, dan Khitan.

b. Education : Beasiswa Pendidikan,

Pendampingan dan Bimbingan Belajar, Seragam & Perlengkapan Sekolah, Study Tour.


(55)

43

Prestasi Akademik dan Non Akademik.

d. Religion :Baca Tulis dan Hafalan Al-Qur’an, Taklim & Spiritual motivasi, Pembinaan & Pendampingan Intensif, Character Building, Bantuan Perlengkapan Shalat. e. Talent : Pembinaan Bakat dan Potensi

Yatim, Kursus Keterampilan & Seni, Olahrga, dan lain-lain sesuai bakat yatim.

c) Program RGI (Rumah Gemilang Indonesia)

Program RGI adalah pusat pendidikan & pelatihan keterampilan serta pemberdayaan generasi usia produktif yang putus sekolah dengan meningkatkan pengetahuan (Knowledge), Keahlian (Skill), Akhlaq (Attitude). Terbagi menjadi program Regular dengan 4 kelas dan Non Reguler dengan 2 kelas. RGI dihadirkan sebagai upaya mengurangi jumlah pengangguran usia produktif di Indonesia dengan berbagai kegiatan, seperti:

a. Kelas Reguler : Teknik Komputer & Jaringan,


(56)

Tata Busana & Menjahit, Fotografi &Videografi.

b. Kelas Non Reguler : Ibu Kreatif & DA’I Melek

Teknologi, RGI Mobile Training

d) Program Infralink (Infrastruktur & Konservasi Lingkungan)

Pengadaan infrastruktur sebagai pendukung upaya pemberdayaan

masyarakat dan usaha konservasi lingkungan yang dilakukan bersama masyarakat diantaranya pelaksanaan pertanian berkelanjutan, pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan kritis sekaligus sebagai upaya pemenuhan kebutuhan keluarga. Program kegiatan pengadaan infrastruktur dan konservasi lingkungan seperti:

a. Sarana Ibadah : Benah Mushala & Mushala For

Sale

b. Sarana Kesehatan : Balai Pengobatan Umum & Gigi,

Puskesmas, dan Posyandu.

c. Sarana Pendidikan : Madrasah, Pesantren, Sekolah

Umum, dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).

d. Sarana Kesejahteraan : Cahaya 1000 Desa (Pembangkit

Listrik Tenaga Mikro Hydro, Rumah Sehat bagi Korban Bencana, Pengadaan Air bersih Sanitasi, Irigasi, Jalan Poros Desa.


(57)

45

e. Konservasi Lingkungan : Pertanian Berkelanjutan,

Pemanfaatan Lahan Pekarangan, Pengelolaan Lahan Kritis dan Pinggiran Jalan Desa untuk Hutan Rakyat.

e) Program FORMULA (Food, Religion, Medic, Livelihood Aid) Tanggap

Bencana Nasional

Formula cara tepat menangani bencana nasional yang meliputi formulasi penting mulai dari tahap tanggap darurat, penanganan pengungsi, program kebersihan pasca bencana, program pemulihan infrastruktur kesejahteraan dan ekonomi keluarga pasca bencana.

B. Latar Belakang Desa Pamoyanan

1. Sejarah Desa Pamoyanan

Desa Pamoyanan adalah desa terpencil di daerah Cianjur Selatan. Waktu tempuh hingga 5 jam dari kota Cianjur. Desa pamoyanan merupakan desa pemekaran yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Desa Cikangkareng, maka untuk lebih efektif dan maksimal dalam menjalankan roda pemerintahan maka atas dasar itulah para tokoh masyarakat berinisiatif untuk memekarkan Desa menjadi dua yaitu Desa Asal (Desa Cikangkareng) dan Desa Pemekaran (Desa Pamoyanan).


(58)

Selama berdirinya Desa Pamoyanan sudah ada beberapa kepala desa. Adapun nama-nama kepala desa tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Data Nama Kepala Desa

No Nama Kepala Desa Masa Jabatan Keterangan

1 Abduloh 1978-1983

2 Unggih Subandi 1984-1985

3 Udan Supardan 1985-1993

4 Sumarna 1994-1997

5 Dadan Gumelar 1998-2004

6 Sulaeman 2004-2009

7 Herman Sugandi 2010-sekarang

2. Visi dan Misi

a) Visi Desa Pamoyanan, yaitu :

“Mewujudkan Desa Pamoyanan Termaju Melalui Pendekatan Pembangunan Pertanian, Peternakan, Perdagangan dan Industri”

b) Misi Desa Pamoyanan, yaitu:

a. Memberdayakan SDM petani, peternak dan pedagang. b. Membentuk kelompok tani dan pedagang yang maju.

c. Mewujudkan kualitas SDM masyarakat dan perempuan yang unggul dan berakhlak mulia dijiwai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d. Mewujudkan perekonomian desa yang tangguh yang bertumpu pada potensi sumber daya desa secara berkelanjutan.


(59)

47

3. Sarana Prasarana Desa

a. Balai desa : 1 Unit Kondisi : Cukup

b. PAUD : 5 Unit Kondisi : Kurang

c. SD/TK/MI : 11 Unit Kondisi : Baik

d. SMP/MTs : 3 Unit Kondisi :Cukup

e. SMA/MA : 2 Unit Kondisi : Baik

f. Jalan Provinsi : 6,4 KM Kondisi : Baik

g. Jalan Kabupaten : 3,7 KM Kondisi : Rusak

h. Jalan Kecamatan : 12 KM Kondisi : Baik

i. Jalan Desa : 15 KM Kondisi : Rusak

j. Lapangan Sepak Bola : 1 Unit Kondisi : Rusak

k. Lapangan Voly : 5 Unit Kondisi : Sedang

l. Mesjid/DKM : 22 Unit Kondisi : Sedang


(60)

4. Struktur Pemerintahan Desa Pamoyanan Kepala Desa Herman Sugandi Sekretaris Desa Burhan S Kaur Pembanguna n Cecep FS Kaur Pemerintahan Suharlan, SH Kaur Trantib Sugni Kaur Keuangan Saeman Somantri Kaur Kesra Bakur Kurniadi Kaur Umum Yunus Royani Kepala Dusun V Uhidin Kepala Dusun IV Kurnia Kepala Dusun III Sopian Kepala Dusun II Supriatna Kepala Dusun I E. Mustopa


(61)

49

5. Kondisi Umum Desa

a) Data Demografi

1) Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

a. Keluarga Pra Sejahtera = 28 Jiwa

b. Keluarga Sejahtera 1 = 429 Jiwa

c. Keluarga Sejahtera 2 = 626 Jiwa

d. Keluarga Sejahtera 3 = 521 Jiwa

2) Tingkat Pendidikan

a. Belum Sekolah = 187 Orang

b. Tamat SD = 411 Orang

c. SLTP = 1319 Orang

d. SLTA = 819 Orang

e. Diploma = 282 Orang

f. S1/PT = 198 Orang

g. S2 = 53 Orang

3) Mata Pencaharian Penduduk

a. Pegawai Negeri Sipil = 304 Orang

b. Wiraswasta = 322 Orang

c. Pensiunan = 78 Orang


(62)

e. Buruh Tani = 219 Orang

f. Peternak = 739 Orang

g. Pedagang = 192 Orang

h. Buruh/Karyawan Swasta = 31 Orang

4) Jumlah Penduduk

a. Laki-laki = 3.136 Jiwa

b. Perempuan = 3.143 Jiwa

c. Jumlah = 6.279 Jiwa

d. Jumlah Kepala Keluarga (KK) = 1.961 Jiwa

5) Data jumlah penduduk berdasarkan Dusun

Tabel 3. Jumlah Penduduk

No Nama Kedusunan Jumlah KK

1 Pamoyanan 338

2 Bojongpicung 481

3 Pasirhuni 406

4 Sinagar 489

5 Mekarasih 202

JUMLAH 1.916

6) Agama


(63)

51

b) Geografi

1) Letak dan Luas Wilayah

Desa Pamoyanan merupakan salah satu desa dari empat belas desa yang berada di Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, memiliki luas wilayah sekitar 815,115 Ha. Daerah ini terdapat bukit-bukit terjal dan sangat rawan longsor.

Keadaan bentang lahan yang berupa daratan sebagian besar dikuasai oleh perkebunan. Secara administratif Desa Pamoyanan terbagi menjadi 5 kedusun yaitu: Dusun Pamoyanan, Dusun Bojongpicung, Dusun Pasirhuni, Dusun Sinagar, dan Dusun Mekarasih. Dari 5 kedusunan tersebut terbagi 12 Rukun Warga (RW) dan 49 Rukun Tetangga (RT).

Di salah satu desa pamoyanan terdapat dusun yang tertinggal yaitu dusun mekarasih yang terletak di puncak bukit. Dusun Mekar Asih merupakan sebuah dusun yang dikelilingi tebing-tebing yang curam, tingkat ketinggian tebing mencapai 100 meter, jenis lahan disini adalah persawahan dan hutan masyarakat. Adapun kesuburan tanah cukup tinggi. Ketersediaan air diperoleh dari air sungai dan irigasi (rembesan dari tebing).

Gambaran Dusun Mekarasih

Dusun mekarasih terdiri dari 3 Rumah Tangga (RT), yaitu kampung Lolongokan, Cihonje, dan Cibenteng. Ketiga kampung ini sangat sulit dijangkau


(64)

karena jalan yang terjal dan mendaki. Jalan menuju ke dusun mekarasih berupa jalan setapak dan bebatuan.

Kampung ini sangat terpencil, bahkan jika dilihat dari kantor Desa Pamoyanan tidak terlihat tanda-tanda kehidupan berada diatas bukit itu. Hanya air terjun curug deyut dengan ketinggian 59 meter dan terlihat disela-sela hamparan hijau pepohonan yang sangat rindang. Tetapi setelah kita mendaki selama 30 menit ke atas, melewati jalan setapak dengan kiri jurang dan sebelah kanan bukit terjal, ternyata ada peradaban manusia dengan 202 Kepala Keluarga (KK) dan 317 jiwa yang menghuni 3 RT disana.

Data Penduduk Dusun Mekarasih

Terdiri dari 317 jiwa yang terbagi dalam 202 kepala keluarga, dibawah 3 RT dan 1 RW. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. RT 01 sebanyak 142 jiwa b. RT 02 sebanyak 92 jiwa c. RT 03 sebanyak 83 jiwa

Jarak Pemerintahan Dusun Mekarasih

a. Jarak Dusun Mekar Asih dengan Kecamatan sejauh 8 KM b. Jarak Dusun Mekar Asih dengan Kabupaten sejauh 100 KM.


(1)

o Penyiapan lahan untuk rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan o yasinan

78 Jum’at, 06/05/11 o pembangunan rumah turbin ( pembuatan pondasi dan benteng di sekeliling rumah turbin)

o rapat / diskusi dengan warga, (menggalang kekompakan)

o mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

79 Sabtu, 07/05/11 o pembangunan rumah turbin ( pembuatan pondasi dan benteng di sekeliling rumah turbin)

o pengangsuran pasir dari atas ke lokasi rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan

80 Minggu, 08/05/11 o pembangunan rumah turbin ( pembuatan pondasi dan benteng di sekeliling rumah turbin)

o pengangsuran pasir dari atas curuk ke lokasi pembangunan rumah turbin

o pengangsuran pasir dari lereng tebing ke lokasi rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan

81 Senin, 09/05/11 o pembangunan rumah turbin ( pembuatan pondasi dan benteng di sekeliling rumah turbin)

o pengangsuran pasir dari atas curuk ke lokasi pembangunan rumah turbin

o penurunan bata merah dari truk

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan

o Melakukan penekanan untuk meminta komitmen kepada warga supaya tetap bekerja.

82 Selasa, 10/05/11 o Pengangsuran bata merah ke lokasi pembangunan rumah turbin.

o pengangsuran pasir dari atas curuk ke lokasi pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 83 Rabu, 11/05/11 o Penggalian pasir

o Penekanan kerja ke masyarakat (rapat koordinasi) o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 84 Kamis, 12/04/11 o Penggalian pasir

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan o Yasinan


(2)

o Mengisi pengajian ibu-ibu dengan tema “SHOLAT” 86 Sabtu, 14/05/11 o Membantu team IBEKA membangun rumah turbin

o Membawa adukan semen ke tukang o Mengajar mengaji di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

87 Minggu, 15/05/11 o Survey ke curug walet, melihat potensi debit air dan head tebing

o Mengajar mengaji di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 88 Senin, 16/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan

89 Selasa, 17/05/11 o survey ke lokasi bak penenang dan rumah turbin bersama team Al-Azhar pusat

o Melaksanakan akikah atas nama Terry Komala binti Komarudin

o Melakasanakan pelatihan PLTMH, yang di ikuti seluruh pengurus koperasi dan sebagian warga dan aparat desa antara lain bapak BPD dan Kadus setempat

90 Rabu, 18/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengangkut bata merah untuk pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 91 Kamis, 19/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengangkut bata merah untuk pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan o Yasinan

92 Jum’at, 20/05/11 o Kerja bakti bersama warga megangsuran pasir dari lereng tebing

o Mengisi pengajian ibu-ibu PKK dengan tema “ZAKAT” o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

93 Sabtu, 21/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengangkut bata merah untuk pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 94 Minggu, 22/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengangkut bata merah untuk pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 95 Senin, 23/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir


(3)

turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 96 Selasa, 24/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengangkut bata merah untuk pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 97 Rabu, 25/05/11 o Pengumpulan pasir di penggalian pasir

o Mengangkut bata merah untuk pembangunan rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan 98 Kamis, 26/05/11 o Penggalian pasir

o Rapat dengan warga dan team IBEKA “ pengaturan saluran air dan pengukuran jalur kabel instalasi” o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan o Yasinan

99 Jum’at, 27/05/11 o Pengangsuran pasir

o Sosialisasi ke warga terkait rencana instalasi listrik o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

o Silaturrahmi ke warga (menjenguk warga yang sakit) 100 Sabtu, 28/05/11 o Pengukuran jalur kabel untuk instalasi ke rumah-rumah

warga serta pemasangan patok untuk pemasangan tiang yang di dampingi RT, RW dan warga setempat

o Sosialisasi instalasi ke warga

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan o Yasinan di rumah warga yang sakit.

101 Minggu, 29/05/11 o Pengukuran jalur kabel untuk instalasi ke rumah-rumah warga serta pemasangan patok untuk pemasangan tiang yang di dampingi RT, RW dan warga setempat

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 lolongokan

102 Senin, 30/05/11 o Membantu proses pekerjaan pembangunan rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng

o Yasinan dengan warga di Rumah Bapak engkus untuk mendoakan arwah almarhum ibu endah

103 Selasa, 31/05/11 o Membantu proses pekerjaan pembangunan rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng

o Yasinan dengan warga di Rumah Bapak engkus untuk mendoakan arwah almarhum ibu endah

104 Rabu. 01/06/11 o Membantu proses pekerjaan pembangunan rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng


(4)

mendoakan arwah almarhum ibu endah

105 Kamis, 02/06/11 o Membantu proses pekerjaan pembangunan rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng

o Yasinan dengan warga di Rumah Bapak engkus untuk mendoakan arwah almarhum ibu endah

106 Jum’at, 03/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah turbin dari tempat pengganlian pasir

o Sosialisasi kepada seluruh warga untuk menetapkan iuran listrik

o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan

107 Sabtu, 04/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah turbin dari tempat pengganlian pasir

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan

108 Minggu, 05/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah turbin dari tempat pengganlian pasir

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan

109 Senin, 06/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air) o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 110 Selasa, 07/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 111 Rabu. 08/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 112 Kamis, 09/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 113 Jum’at, 10/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 114 Sabtu, 11/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 115 Minggu, 12/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 116 Senin, 13/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 117 Selasa, 14/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 118 Rabu. 15/06/11 o Pembersihan selokan (saluran air)

o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 119 Kamis, 16/06/11 o Berangkat ke cianjur

120 Jum’at, 17/06/11 o Survey ke lokasi pembangkit besama team Al-Azhar o Memperingati Isro’ Mi’roj di Masjid Nurul Jannah 121 Sabtu, 18/06/11 o Rapat dengan team Al-Azhar dan Ibeka di posko

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan

122 Minggu, 19/06/11 o Pembuatan video pembangunan rumah pembangkit o Mlester dinding rumah turbin


(5)

o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan

123 Senin, 20/06/11 o Pembuatan video pembangunan rumah pembangkit o Mlester dinding rumah turbin

o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan 124 Selasa, 21/06/11 o Membantu resepsi pernikahan warga

o Dokumentasi pernikahan

o Panitia rajaban dan tasyakuran kel. Bapak Suhanda 125 Rabu. 22/06/11 o Pembuatan video pemlesteran rumah pembangkit

o Pembuatan rangka atap rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar ngaji di RT 01 Lolongokan

126 Kamis, 23/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit

o Dokumentasi video pembuatan rangka atap rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng

o Yasinan di masjid Nurul Jannah

127 Jum’at, 24/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit

o Dokumentasi video pembuatan rangka atap rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng

128 Sabtu, 25/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit o Dokumentasi video pembuatan pondasi tempat mesin

turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

129 Minggu, 26/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit o Dokumentasi video pengacian rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

130 Senin, 27/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit o Dokumentasi video pengacian rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

131 Selasa, 28/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit o Dokumentasi video pengacian rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 132 Rabu. 29/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah turbin

o Pembuatan video saluran air dari hulu air o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan

133 Kamis, 30/06/11 o Pengangsuran pasir ke lokasi rumah pembangkit o Dokumentasi video pengacian dinding rumah turbin o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Tahlilan di rumah warga

o Yasinan di masjid Nurul Jannah

134 Jum’at, 01/07/11 o Penggalian dan pengangsuran pasir dari lereng tebing o Ceramah pengajian ibu-ibu di madrasah Nurul Jannah


(6)

o Khutbah Jum’at di Masjid Nurul Jannah o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 135 Sabtu, 02/07/11 o Dokumentasi rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 136 Minggu, 03/07/11 o Dokumentasi rumah turbin

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan 137 Senin, 04/07/11 o Pembuatan tugu

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan o Rapat penetapan fungsional koperasi 138 Selasa, 05/07/11 o Pembuatan tatakan cor atap rumah turbin

o Pembuatan tugu

o Mengajar sekolah agama di RT 02 Cibenteng o Mengajar mengaji di RT 01 Lolongokan


Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 80 92

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Perubahan Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong Akibat Kegiatan Industri

0 10 101

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI : Studi Deskriptif PKBM Nanggala Mekar Di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis.

0 0 28

ANALISIS DAMPAK ALOKASI DANA DESA (ADD) TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN DESA DI Analisis Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Desa di Kabupaten Boyolali.

4 21 14

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA LAMUK KECAMATAN KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA.

0 0 3

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Bagi Keluarga Miskin di Desa Lamuk Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga.

0 1 121

DAMPAK PROGRAM KELOMPOK PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) TERHADAP PENINGKATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN DI DUSUN SOSORAN DESA CANDIMULYO KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 1 146