Pemberdayaan Masyarakat LANDASAN TEORI

keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. 13 Shardlow 1998 melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka “such a definition of empowerment is centrally about people taking control of their own lives and having the power to shape their own future”. Dalam kesimpulannya Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan adalah sebagai suatu gagasan. 14 Muncul konsep pemberdayaan pada awalnya, menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat, kelompok atau individu agar lebih berdaya. Selanjutnya menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya. 15 Dalam proses pemberdayaan terdapat dua pihak yang saling terkait, yakni unsur luar berupa lembaga maupun individu yang memberi kekuatan power to powerless dan pihak yang mengalami proses pemberdayaan empowerment of the powerless sehingga punya kekuatan untuk dapat mengambil peran berharga bagi lingkungannya. 13 http:www.sarjanaku.com201109Pemberdayaan-Masyarakat-Pengertian.html update: 22 Agustus 2010 14 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003,h.54-55. 15 Pranaka A.M.W dan Prijono Onny S, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi Jakarta : CSIS 1996, h. 56 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti pemberdayaan adalah upaya untuk mengubah keadaan individu atau kelompok agar menjadi lebih berdaya. Hal ini didukung oleh pendapat Hulme Turner pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Karena itu, pemberdayaan sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuatan yang berubah antara individu, kelompok, dan lembaga-lembaga sosial. Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. 16 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah pemunculan daya atau penguatan yang lemah. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, dimana kekuatan masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan lebih dominan dan dalam pelaksananya peranan masyarakat lebih di utamakan. Hal ini mungkin dicapai dengan menguatkan kapasitas mereka melalui pemberian kesempatan, keahlian dan pengetahuan 16 Totok Mardikanto, dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan MAsyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012, h. sehingga mereka mampu untuk menggali dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. 2. Pemberdayaan Sebagai Proses Hal yang sangat penting dalam proses adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat atau mengoptimalkan keberdayaan dalam arti kemampuan atau keunggulan bersaing kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu- individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai proses, pemberdayaan merujuk pada kemampuan, untuk berpartisipasi memperoleh kesempatan dan atau mengakses sumberdaya dan layanan yang diperlukan guna memperbaiki mutu hidupnya baik secara individual, kelompok, dan masyarakatnya dalam arti luas. 17 Menurut Kartasasmita proses pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan kekuatan dan kemampuan, berarti di dalam pemberdayaan mengandung dua pihak yang perlu ditinjau dengan seksama yaitu pihak yang diberdayakan dan pihak yang memberdayakan. Agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan diperlukan komitmen yang tinggi dari dua pihak. Dari pihak pemberdaya harus beranjak dari pendekatan bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai program dan proyek pembangunan, akan tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Untuk itu, maka dalam pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan yang terarah dilaksanakan 17 Ibid, h.61 oleh masyarakat yang menjadi kelompok sasaran dan menggunakan pendekatan kelompok. 18 Slamet 2003 menjelaskan rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab. 19 3. Indikator Keberdayaan Menurut Parson dalam Edi Suharto,2005 mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada : a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar. b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain. 18 Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan Dan PemerataanJakarta : Pustaka Cidesindo, 1996 h.144 19 Riza Tulus Setia, Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Pelayanan Fisik Desa Pamargarsari Kec.Parung Kabupaten Bogor h.26-27 c. Pembebasan yang dihasilkan dari gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan. 20 4. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat a. Tahap Persiapan, ada dua hal yang perlu dipersiapkan pertama penyiapan petugas yaitu community worker sedangkan persiapan kedua adalah penyiapan lapangan, yaitu melakukan studi kelayakan lapangan. b. Tahap Assesment, pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap masalah dan sumber daya yang dimiliki klien atau masyarakat. Assesment ini dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian SWOT, kekuatan, kesempatan dan tantangan. Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. 20 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung : Refika Aditama, 2005, h.63 c. Tahap Perencanaan Program, pada tahap ini agen perubahan mencoba melibatkan masyarakat untuk memahami masalah yang mereka hadapi dan berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut. d. Tahap Formulasi Rencana Aksi, pada tahapan ini agen perubahan membantu kelompok masyarakat untuk menentukan program dan kegiatan yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Formulasi rencana aksi dirumuskan oleh petugas dengan masyarakat. e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan, pada tahap ini agen perubahan membantu program yang telah direncanakan. f. Tahap Evaluasi, pada tahap ini agen perubahan bersama masyarakat dari kelompok masyarakat melakukan pengawasan terhadap program yang dilaksanakan dan mengawasinya. g. Tahap Terminasi, pada tahap ini dilakukan pemutusan hubungan kerja secara resmi antara pekerja sosial dengan masyarakat. Tahap terminasi pada program pemberdayaan dilaksanakan diakhir kegiatan berupa Focus Group Discusion sebagai program evaluasi terhadap seluruh kegiatan. 21 5. Tujuan Pemberdayaan Tujuan pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan 21 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, h.251-258. atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat yang memiliki ketidakberdayaan. 22 Tujuan kegiatan pemberdayaan adalah : a. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik dari kondisi fisik maupun kondisi sosial ekonominya. b. Menumbuhkan kreativitas dan jiwa kemandirian dalam kegiatan peningkatan kesejahteraan. c. Meningkatkan kemampuan usaha. 23 Penulis menyimpulkan tujuan pemberdayaan sebagai keadaan yang ingin melakukan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh masyarakat atas keinginan mereka sendiri.

D. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan Dalam proses pengentasan kemiskinan melalui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat miskin adalah bertujuan untuk mengangkat derajat hidup keluarga miskin baik akibat krisis ekonomi maupun kemiskinan yang 22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung: PT Refika Aditama,2005, cet1, h.60 23 Suhartini, Halim, Khambali, Basyid eds, Model-model Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta: Pustaka Pesantren,2005, h.8 diakibatkan oleh faktor lain dengan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar hidup mereka. Kemiskinan juga ditandai oleh kurangnya akses untuk mendapatkan barang, jasa, asset dan peluang penting yang menjadi hak setiap orang. Setiap orang harus bebas dari rasa lapar, harus dapat hidup dalam damai, dan harus mempunyai akses untuk mendapatkan pendidikan dasar dan jasa-jasa layanan kesehatan primer. Dalam UUD 1945 khususnya pasal 34 mengamanatkan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara” ayat 1, dan “Negara berkewajiban menangani fakir miskin melalui pemberdayaan dan bantuan jaminan sosial” ayat 3. Selanjutnya komitmen nasional dalam pemberdayaan fakir miskin dituangkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 124 tahun 2001 Nomor 8 tahun 2002 tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan dengan tujuan meningkatkan kerja sama, dukungan dan sinergi semua pihak baik sektor pemerintah daerah, masyarakat maupun dunia usaha dalam menanggulangi masalah kemiskinan. 24 Kemiskinan berasal dari kata “miskin” dengan mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an”. Miskin adalah tidak berharta benda dan serba kekurangan. Sedangkan kemiskinan adalah hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian dan 24 Departemen Sosial RI, Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan ; Program Pemberdayaan Fakir MIskin Jakarta : Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miski, 2005, h.10. perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum. 25 Pengertian kemiskinan itu sendiri adalah sebagai keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulit akses terhadap

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 80 92

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Perubahan Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong Akibat Kegiatan Industri

0 10 101

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI : Studi Deskriptif PKBM Nanggala Mekar Di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis.

0 0 28

ANALISIS DAMPAK ALOKASI DANA DESA (ADD) TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN DESA DI Analisis Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Desa di Kabupaten Boyolali.

4 21 14

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA LAMUK KECAMATAN KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA.

0 0 3

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Bagi Keluarga Miskin di Desa Lamuk Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga.

0 1 121

DAMPAK PROGRAM KELOMPOK PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) TERHADAP PENINGKATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN DI DUSUN SOSORAN DESA CANDIMULYO KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 1 146