d. Untuk menuliskan pertanyaan dalam tulisan yang berbentuk tanya
jawab Misalnya:
Sampai kapan Anda akan menyanyi? e.
Untuk menuliskan nama rubrik dan nama program acara di teve Misalnya:
Menghadapi Idul Adha, 16 Maret besok, AN-teve.
40
Contoh lain mengenai penulisan huruf miring, antara lain: 1
Buku Jurnalistik, Majalah Mingguan Berbahasa Sunda Mangle, dan Surat Kabar Bandung Pos, menurut Dewan Juri Anugerah
Kebudayaan jawa Barat 2006, termasuk ke dalam kategori buku teks, majalah mingguan berbahasa daerah, dan surat kabar lokal
yang mampu menggunggah inspirasi serta membangkitkan total terhadap profesi.
2 Harijanto sebenarnya mencintai boat modeling sejak 1970-an.
Namun kelangkaan tempat bermain membuatnya beralih ke ajang motorsport dan aeromodelling.
“Toh, kecintaan saya terhadap boat modeling
tak pernah putus,” kata pengusaha mesin kemasan di Surabaya yang mengoleksi 18 kapal mini berbagai jenis itu
Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 4 Maret 2006. 3
Beragam jenis batu menjadi olahan Irwan, anatara lain kecubung ungu royal-purple amethyst, kalimaya putih dan hitam Banten,
mutiara air laut, batu akik, hingga materi fosil dan amber yang baru ditemukan di Kalimantan. Adapula crysacola, batu berwarna
truqoisa atau biru kehijauan. Keindahan pada berbagai jenis batu ini terutama terdapat pada kuarsa dan akik yang merupakan subgrup
batuan cryptocrystalline diolah dari Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 4 Maret 2006.
41
Dari penjelasan mengenai peraturan penggunaan huruf miring terdapat bagian yang memaparkan bahwa penulisan kosakata, unsur serapan asing
yang tidak menyesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia, maka penulisannya harus dimiringkan. Hal ini bertujuan untuk menandai perbedaan
40
Tri Adi Sarwoko, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik Edisi kedua, Yogyakarta: Andi Offset, 2007, h. 24-25.
41
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, h. 103-104.
dengan kosakata lainnya yang sudah termasuk ke dalam bahasa Indonesia maupun yang sudah disesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia.
F. Pemakaian Tanda Baca
Dalam Pedoman
Umum Ejaan
Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan ada banyak peraturan dalam penulisan ejaan, khususnya tanda
baca. Namun, kesalahan yang biasanya sering terjadi pada media massa khususnya, tabloid remaja Gaul adalah penggunaan tanda hubung, dan
penulisan pada unsur serapan bahasa asing. Dalam hal sub bab ini, yang dijelaskan adalah peraturan penggunaan tanda hubung. Maka, untuk lebih
memahami peraturan dalam penggunaan tanda baca tersebut yang berdasarkan EYD Ejaaan Yang Disempurnakan adalah sebagai berikut.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris. Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju- -ga cara yang baru.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas.
42
42
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi Kedua, Jakarta: Balai pustaka, 2005, Cet. XXVIII h. 61-62.
Dalam pemenggalan yang terjadi dalam hal ini, prinsip yang digunakan tidak lepas dari prinsip gramatikal dan prinsip ortografis.
Pemenggalannya adalah sebagai berikut. a.
Pemenggalan kata jadian kata kompleks dilakukan dengan berpegangan pada prinsip gramatikal
1 Awalan dan akhiran diperlakukan sebagai satuan terpisah,
misalnya ber-a.sas dan me-ngu.kur. 2
Bentuk gabungan dipenggal lebih dahulu atas satuan-satuannya, misalnya ba.gai-ma.na dan pa.ra-me.dis.
b. Pemenggalan kata dasar, baik kata Indonesia maupun kata serapan,
dilakukan dengan berpegang pada prinsip ortografis 1
Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vokal yang berurutan di tengahnya dilakukan di antara kedua vokal itu.
Misalnya, bu.ah dan ma.in. 2
Bagian kata yang terdiri atas huruf vokal termasuk akhiran–i. Misalnya, a.da, di.a dan me.lu.ka.i
3 Suku kata yang mengandung gugus vokal au, of, ae, ci, eu, dan
ui, baik dalam kata-kata Indonesia maupun kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Misalnya, au.la dan pa.lau.
4 Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan
dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya, ba.pak, ka.bar dan la.wan.
5 Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan
berurutan yang tidak mewakili satu fonem dilakukan di antara huruf konsonan itu. Misalnya, Ap.ril dan cap.lok.
6 Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat diagraf atau
gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal, dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan diagraf itu.
Misalnya, akh.lak, bang-sa, dan bu.nyi.
7 Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf
konsonan berurutan di tengah dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Misalnya,
ben.tro dan bang.krut. 8
Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans. a
jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan trans sebagai bentuk
utuh dan bagian lainnya dipenggal dari bentuk dasar. Misalnya, trans.mig.ra.si dan trans.fu.si.
b jika trans diikuti oleh bentuk terikat, pemenggalan
seluruh kata dilakukan dengan mengikat pola pemenggalan kata dasar. Misalnya, trans.sen.den dan
trans.sit. 9
Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks-. a
jika unsur ek- ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan yang mengandung unusr
–in atau –im, penggalannya
dilakukan antara
eksdan unsur
berikutnya. Misalnya, eks.tra dan eks.por. b
bentuk lain yang mengandung unsur eks- dipenggal sebagai kata utuh. Pemenggalan eks dilakukan di antara
k dan s. misalnya, ek.ses dan ek.strem. 10
Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari stau unsur dan salah satu unsur itu dapat bergantung dengan unsur lain,
dilakukan di antara-unsurnya. Misalnya, en.do.skop, bi.o.grafi bio-grafi dan bi.o.skop bio-skop.
11 Mengenai pemenggalan serapan asing, perhatikan aturan
berikut: a
pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir –isme dan
–isme itu didahulukan oleh huruf vokal, dilakukan
setelah huruf vokal. Misalnya, egoisme e.go.is.me dan hinduisme hin.du.is.me.
b pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir dengan
–isme dan –isme itu didahului oleh sebuah huruf konsonan, dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya, absolutisme ab.so.lu.tis.me dan humanisme hu.ma.nis.me.
12 Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir dengan –
anda. –asi, -ida, -ika, -ikel, dan –tas. Misalnya, a.yah.an.da dan
klo.ri.da. 13
Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran–ak, -al-, - ans, -at, -if, -is, -or, dan
–ur. Misalnya, a.mo.ni.ak, pro.po.sal. dan am.bu.lans.
14 Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –i dan –iah.
Misalnya, monarki, deputi dan badani.
43
3. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal. Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a 4.
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas i hubungan bagian- bagian kata atau ungkapan, dan ii penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya: Ber-evolusi, dua puluh lima ribu-an 20 x 5000
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai i se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, ii ke- dengan angka, iii angka
43
Tim Penyusun, Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah, Yogyakarta: Diva Press, 2011, h. 158-167.