Bahkan, pendekatan ini paling sering digunakan di Amerika Serikat untuk memonitor kualitas pelayanan.
Lewat serangkaian diskusi kelompok terfokus yang dilakukan Parasuraman, Zeithaml, and Berry, mereka mengajukan 10 dimensi kualitas
pelayanan. Ke-10 dimensi ini mereka sebut Service Quality Determinants. Dari ke-10 dimensi tersebut hanya diambil lima untuk membantu analisa yang
dilakukan oleh peneliti. Berikut ini adalah ke-5 dimensi tersebut beserta penjelasannya.
Tabel 2.2 Dimensi Service Quality Determinants
No Dimensi
Penjelasan 1.
Tangibles Merupakan bukti atau tampilan fisik dari
pelayanan maupun
fasilitias yang
ada diperusahaan dan diberikan kepada customer.
2. Reliability
Merupakan keandalan atau konsitensi kinerja dari layanan yang diberikan oleh perusahaan
kepada customer.
3. Responsivenees Merupakan respon atau kesiapan pelaku maupun
unit bisnis yang ada dalam memberikan layanan kepada customer.
4. Emphaty
Merupakan keramahan atau respect yang diberikan pelaku bisnis kepada customer dalam
memberikan layanan.
5. Assurance
Merupakan jaminan atau kepercayaan yang diberikan unit maupun pelaku bisnis kepada
perusahaan dan customer.
Gap analysis bermanfaat untuk mengetahui kondisi terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Hubungan antara perusahaan
sebagai supplier barang dan jasa dengan konsumen yang menggunakan barang dan jasa tersebut dapat membantu dalam memahami konsep gap analysis.
Boulding et al 1993 menganalisis kualitas pelayanan dengan menggunakan gap analysis. Kesenjangan kualitas pelayanan diartikan sebagai
kesenjangan antara pelayanan yang seharusnya diberikan dan persepsi konsumen atas pelayanan aktual yang diberikan. Semakin kecil kesenjangan tersebut,
semakin baik kualitas pelayanan.
2.7.1 Nilai Gap
Pada proses analisa gap akan didapatkan sebuah nilai gap, dimana nilai gap ini dapat digunakan dalam menganalisis proses-proses mana pada suatu
layanan perusahaan yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan guna menjaga kestabilan layanan bisnis tersebut. Nilai gap ini merupakan perbandingan antara
nilai harapan dan nilai kondisi saat ini dari perusahaan. 2.7.2
Nilai Prioritas
Nilai prioritas merupakan nilai yang digunakan untuk mengetahui proses mana pada suatu layanan yang memiliki prioritas tinggi untuk diperbaiki atau
ditingkatkan. Nilai prioritas dapat dijadikan acuan oleh perusahaan untuk mendahulukan perbaikan pada proses-proses atau layanan yang menjadi prioritas
dibanding proses atau layanan lainnya. Nilai prioritas bisa didapatkan dengan mengalikan antara nilai gap dan nilai tingkat kepentingan.
2.8 Hambatan-hambatan Dalam Implementasi ITIL v3
Studi kasus pada tiga perusahaan dalam industri berbasis jasa Shang dan Lin
2010 mengidentifikasikan
hambatan-hambatan dalam
melakukan implementasi atau melakukan investasi untuk ITIL pada Layanan-layanan dan