Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan

(1)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA S1

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL

MARKETING (MLM) SYARIAH TERHADAP

PENDAPATAN ANGGOTA PADA

PT WAHIDA INDONESIA

CABANG MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

DESEFTY JUKHARIA SIREGAR 050502226

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

ABSTRAK

Desefty Jukharia Siregar (2009). Analisis Strategi Pemasaran Multi Level

Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida

Indonesia Cabang Medan. Dibawah bimbingan : Ibu Dr. Endang S Rini, SE, M.Si. Ketua Departemen Manajemen : Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Penguji I : Ibu Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA. Dosen Penguji II : Ibu Dra.Nisrul Irawati, MBA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan.

Hipotesis penelitian ini adalah strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan.

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi (R2) strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah mempengaruhi pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dengan hubungan antar variabel yang erat dan model dinilai baik yaitu sebesar 0,414 atau 41,4% sisanya 58,6% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini seperti marketing mix (product, price, place, promotion) dan prestasi kerja. Pada pengujian secara parsial (uji t) variabel strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t hitung (5,887) > t tabel (1,96).

Kata kunci: Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah, Pendapatan Anggota.


(3)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 13

C. Kerangka Konseptual ... 13

D Hipotesis ... 14

E Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

F Metodologi Penelitian... 15

1. Batasan Operasional ... 15

2. Definisi Operasional Variabel ... 16

3. Pengukuran Variabel ... 16

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

5. Jenis dan Sumber Data ... 17

6. Populasi dan Sampel ... 18

7. Teknik Pengumpulan Data ... 19

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 19

9. Teknik Analisis Data ... 20

a. Metode Analisis Deskriptif ... 20

b Metode Analisis Kuantitatif... 20

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 20

2. Uji Signifikansi (Uji t) ... 20

3. Koefesien Determinansi (R2) ... 21

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 22

B. Pemasaran ... 23

C. Strategi Pemasaran ... 25

D. Multi Level Marketing (MLM) ... 27

E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) ... 31

F. Sistem pemasaran Multi Level Marketing (MLM) menurut pandangan islam ... 36 G. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional 41


(4)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan ... 44

B. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan ... 46

C. Produk Perusahaan ... 46

D. Marketing Plan Perusahaan... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas. ... 54

B. Analisis Deskriptif ... 57

C. Analisis Regresi Sederhana ... 64

1. Pengujian Goodness of Fit ... 65

2. Uji Secara Parsial (Uji-T) ... 66

D. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... v LAMPIRAN


(5)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus

Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA ... 6

Tabel 1.2 Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA ... 7

Tabel 1.3 Volume Penjualan HPA Medan ... 11

Tabel 1.4 Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran... 16

Tabel 1.5 Alternatif Jawaban Responden ... 17

Tabel 3.1 Katalog Produk HPA ... 47

Tabel 4.1 Validitas Instrumen (Uji I) ... 55

Tabel 4.2 Validitas Instrumen (Uji II) ... 56

Tabel 4.3 Reliability Statistics ... 56

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung .. 58

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan per Bulan ... 58

Tabel 4.7 Rata-Rata Pendapatan per Bulan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.8 Rata-Rata Pendapatan per Bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA ... 59

Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap Variabel Strategi Pemasaran MLM syariah (X) ... 60

Tabel 4.10 Pendapat Responden terhadap Variabel Pendapatan Anggota (Y) ... 63

Tabel 4.11 Pengujian Godness of Fit ... 65


(6)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Jalur Distribusi PT. Wahida Indonesia cabang Medan ... 11 Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ... 14


(7)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini yaitu sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran (distributor). Para distributor sesuai level masing-masing akan mendapatkan bonus jika dapat menjual produk dalam jumlah tertentu dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringannya. Bonus merupakan pendapatan yang diterima distributor setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya.

Distributor MLM dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun maka semakin besar bonus yang akan diterima oleh distributor. Jadi, apabila distributor benar-benar bekerja keras, maka bonus yang diperoleh bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta per bulan.

Banyak perusahaan yang mengaku perusahaan MLM (Multi level Marketing) tetapi dalam prakteknya melakukan berbagai penyimpangan dari norma-norma bisnis yang etis dan jauh dari prinsip bisnis yang Islami. Perusahaan


(8)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

yang mengaku MLM tersebut menawarkan cara cepat untuk memperoleh keuntungan besar namun dibalik semua itu mereka menerapkan sistem pemasaran yang sesungguhnya hanya berorientasi pada keuntungan perusahaannya dengan mengorbankan masyarakat atau distributornya. Perusahaan MLM seperti itu dapat dikenal dari pemahaman terhadap sistem yang diterapkannya antara lain seperti sistem piramida, sistem binari, investasi berantai ataupun sistem yang menyimpang lainnya (Faisol, 2003:6).

Multi Level Marketing (MLM) sebagai metode pemasaran merupakan suatu fenomena yang dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tertentu. Perlu dicermati bagaimana metode pemasaran MLM ini dan bagaimana Islam memandang fenomena ini dikaitkan dengan sistem ekonomi syariah Islam. Produk apapun yang dijual sebagai hasil suatu perusahaan haruslah terjamin mutunya. Salah satu konsep ekonomi dalam Islam untuk menjual suatu produk harus diuji kehalalannya, manfaatnya dan yang terutama memperhatikan prinsip dasar ekonomi syariah Islam secara makro yaitu tidak ghurur (ragu-ragu), tidak ikhtikar (penipuan) dan tidak ribawi (bunga).

Syariah Islam sangat mencerca, aktivitas perdagangan yang akan menyebabkan seseorang semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan, baik dari sisi proses produksi, produk yang diperjualbelikan, distribusi, strategi pemasaran maupun pada saat menikmati hasil ataupun keuntungan dari suatu perdagangan.

Gerakan ekonomi syariah di Indonesia belakangan ini semakin berkembang pesat, termasuk di Sumatera Utara. Gerakan ekonomi syari’ah itu berkembang melalui lembaga perbankan syariah, baik bank umum syariah


(9)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

maupun BPR Syariah yang jumlah dan asetnya semakin meningkat secara fantastis. Demikian pula Asuransi Takaful Syariah, Raksadana Syariah, Koperasi Syariah, Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), Koperasi pesantren dan Multi Level Marketing (MLM) Syariah

PT. Wahida Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari Malaysia. Produk Herba Penawar Al Wahida (HPA) adalah produk-produk yang dipasarkan oleh PT. Wahida Indonesia. HPA masuk ke Indonesia pada tanggal 20 Mei 2000 dengan mitra utamanya PT GARMAPUTRA GESTRACO sebagai agen tunggal pendistribusian produk-produk HPA (Herba Penawar Al Wahida) di Indonesia. Selain mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise), Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai obat tradisional impor bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan), Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus) juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai perusahaan Multi Level Marketing (MLM) Syariah.

Para distributor HPA selama beberapa tahun di Indonesia dikenal sebagai individu-individu yang mengembangkan terapi pengobatan thibbun nabawy (pengobatan warisan Nabi). Di antaranya yang kini sudah cukup memasyarakat adalah bekam (al hijamah). Perlahan, citra sebagai tabib dan juru bekam itu mulai dilengkapi dengan citra sebagai pebisnis obat-obatan berbahan herba dan sejak produk unggulan HPA, yakni Kopi Radix diluncurkan bulan Maret 2008 di Yogyakarta, semangat berwirausaha di kalangan distributor HPA makin meninggi. Lonjakan omset sangat terasa terdongkrak oleh penjualan produk minuman berkhasiat obat ini.


(10)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

HPA memiliki misi besar, yakni menjadi penggerak terciptanya perekonomian dan potensi umat Islam, serta memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. HPA juga berupaya menumbuhkan insan yang profesional dengan memanfaatkan teknologi yang maju serta bertakwa kepada Allah. Karena itulah sistem pemasaran berjenjang dengan kontrol Syariah (MLM Syariah) dipilih oleh HPA. Dengan visi dan misi yang luhur itu, jajaran manajemen dan seluruh distributor HPA memiliki komitmen menghasilkan dan memasarkan produk yang halal dan thoyyib

HPA telah memiliki jaringan distributor hampir di semua wilayah selama delapan tahun tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bisnis yang disinergikan dengan pelatihan keilmuan herbalis (orang-orang yang ahli dalam pengobatan herba) merupakan jalan untuk membentuk pribadi-pribadi herbalis yang juga enterpreneur. Hingga kini, tak kurang 150 ribu distributor HPA tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan di Medan, HPA masuk pada tahun 2005 dan kantor HPA baru didirikan pada tanggal 3 Mei 2008. Cara kerja perusahaan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan MLM pada umumnya, yakni dengan melakukan pemasaran produk-produk tertentu dengan sistem berjenjang. Artinya setiap distributor memperoleh manfaat dengan mengembangkan jaringan (network) seluas-luasnya untuk memperoleh pendapatan yang dihitung berdasarkan keaktifan jaringannya. Semua penghargaan pada anggota diberikan berdasarkan kemapuan anggota memperluas jaringan dan besarnya nilai penjualan tiap bulan. Hanya sebagai MLM syariah, PT Wahida dalam menjalankan sistem pemasarannya didasarkan pada hukum Islam.


(11)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Sistem pemasaran yang diterapkan oleh HPA dibuat dengan jelas, relatif sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya dan menjunjung nilai-nilai syariah yang disebut dengan Marketing Plan sebagai perusahaan yang menggunakan sistem MLM syariah. Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA adalah “Adil dan Sukses”.

Berikut ini adalah perolehan bonus dalam MLM HPA: 1. Untung Langsung

2. Bonus Prestasi Pribadi 3. Bonus Kenaikan Pangkat 4. Bonus Pembelian Stabil 5. Bonus Kemajuan Jaringan 6. Bonus Generasi Pangkat 7. Bonus Pengarah Jati Setia

8. Bonus Pengarah Jati Emas/Intan/Mahkota 9. Insentif Liburan

10. Bonus Asuransi Takaful 11. Bonus Agen Stok


(12)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Tabel 1.1 berikut ini adalah tabel Peringkat Pangkat Distributor Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA :

Tabel 1.1

Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA

Pangkat Nilai Mata (NM) Bonus Bulanan

AB (Anggota Biasa) 100.000 - 1000.000 NM 10 % AB (Anggota Biasa) 1.002.000 – 2.000.000 NM 14 % AB (Anggota Biasa) 2.002.000 – 3000.000 NM 17 % PLX (Pengurus Melati) > 3.002.000 NM 20 % Sumber : PT Wahida Indonesia cabang Medan, data diolah (Februari 2009) Keterangan Tabel 1.1 :

1. Nilai Mata (NM) : Istilah yang digunakan untuk satuan nilai yang diberikan kepada setiap produk yang digunakan untuk menentukan peringkat atau posisi distributor dan jumlah / besarnya bonus yang akan diterima oleh distributor.

2. Bonus : Pendapatan yang diterima distributor setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya.

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan bonus bulanan sebesar 10% dari nilai mata yang dikumpulkan, maka anggota biasa (AB) harus memperoleh nilai mata sebanyak 100.000-1000.000 NM. Begitu juga untuk mendapatkan bonus bulanan sebesar 14% dari nilai mata yang dikumpulkan maka anggota biasa harus memperoleh nilai mata sebanyak 1.002.000–2.000.000 NM dan 17% dari nilai mata yang dikumpulkan sebanyak 2.002.000–3000.000 NM sedangkan untuk pengurus melati (PLX) harus memperoleh nilai mata sebanyak > 3.002.000 NM untuk mendapatkan bonus bulanan sebesar 20% dari nilai mata yang dikumpulkan.


(13)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Peringkat Pangkat dalam MLM HPA: 1. Pengurus Melati (PLX) 2. Pengurus Meranti (PRX) 3. Pengurus Jati (PJX) 4. Pengarah Melati (PL) 5. Pengarah Meranti (PR) 6. Pengarah Jati (PJ) 7. Pengarah Jati Emas (PJE) 8. Pengarah Jati Intan (PJI) 9. Pengarah Jati Mahkota (PJM)

Tabel 1.2 berikut ini adalah tabel Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Pembinaan Jaringan MLM HPA :

Tabel 1.2

Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Pembinaan Jaringan MLM HPA

No Pangkat Distributor Binaan Jaringan Bonus Bulanan

1 PRX 3 PLX (Level 1) 23%

2 PJX 6 PLX (Level 1) 26%

3 PL 2 PRX dan 4 PLX (Level 1) 29%

4 PR 4 PRX dan 2 PLX (Level 1) 32%

5 PJ 6 PRX (Level 1) 35%

6 PJI 2 PJ (Downline berbeda) 35%

7 PJE 4 PJ (Downline berbeda) 35%

8 PJM 6 PJ (Downline berbeda) 35%

Sumber : PT Wahida Indonesia cabang Medan, data diolah (Februari 2009) Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa :

1. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengurus Meranti (PRX) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 23% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 3 Pengurus Melati (PLX) pada level 1.


(14)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

2. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengurus Jati (PJX) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 26% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 6 Pengurus Melati (PLX) pada level 1. 3. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Melati (PL) dan

memperoleh bonus bulanan sebesar 29% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 2 Pengurus Meranti (PRX) dan 4 Pengurus Melati (PLX) pada level 1.

4. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Meranti (PR) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 32% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 4 Pengurus Meranti (PRX) dan 2 Pengurus Melati (PLX) pada level 1.

5. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati (PJ) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 6 Pengurus Meranti (PRX) pada level satu.

6. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati Emas (PJE) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 2 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masing-masing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender.

7. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati Intan (PJI) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 4 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok


(15)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

yang lain, dimana masing-masing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender.

8. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati Emas (PJE) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 6 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masing-masing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender.

Strategi pemasaran yang dijalankan oleh MLM HPA diantaranya adalah : a. Membangun jaringan yaitu suatu strategi pemasaran pada perusahaan yang

menggunakan sistem MLM, dimana setiap anggota (distributor) dituntut untuk mampu mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun dapat menciptakan kesuksesan seorang distributor karena dapat menaikkan peringkat serta bonus yang diperoleh akan semakin besar. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan dalam membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia yaitu dengan cara mendalam dan melebar. Membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yaitu tidak ada unsur paksaan dan menekankan pentingnya menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah). b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor. PT Wahida Indonesia membina

setiap distributornya agar lebih semangat dalam menjalankan strategi pemasaran pada perusahaan tersebut yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi para distributor. Kegiatan yang diadakan oleh manajemen


(16)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

PT Wahida Indonesia diantaranya adalah Program Menjana Kejayaan (PMK), Institut Pelatihan Herba Al Wahida (Intibah), Konsultasi Kesehatan dan Pengobatan, Teknik Pengobatan, Seminar Pengembangan Jaringan (SPJ), Kuliah Lapangan dan Program Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC). Kegiatan –kegiatan tersebut sangat penting bagi distributor HPA. Sebab selain dapat membentuk peniaga yang handal dan menjadi seorang yang ahli dalam dunia pengobatan herba, juga dapat menaikkan peringkat distributor.

c. Presentasi. Dalam dunia bisnis MLM presentasi merupakan salah satu bagian dari strategi MLM, setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya dituntut untuk mampu melakukan presentasi, presentasi yang dilakukan haruslah dilandaskan atas akhlaqul karimah (akhlak yang baik). Dalam membina, melatih dan membimbing distributor agar mereka menjadi peniaga yang handal dan sukses serta mampu melakukan presentasi, dapat dilakukan melalui meeting dan presentasi serta program lainnya yang dilakukan dan berdasrakan inisiatif atau prakarsa sendiri (up line atau leader) maupun dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai kegiatan yang sudah rutin dilakukan secara langsung oleh manajemen HPA. Hal ini sangat perlu dilakukan sebab dengan cara-cara itulah distributor lebih mengenal dan memahami produk serta bisnis yang dijalankan.


(17)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Tabel 1.3 berikut ini adalah tabel Volume Penjualan HPA Medan selama 4 bulan : Tabel 1.3

Volume Penjualan HPA Medan Bulan Juli-Oktober 2008

NO Bulan / Tahun Penjualan

1 Juli 2008 Rp 148.823.500

2 Agustus 2008 Rp 57.619.000

3 September 2008 Rp 103.616.000

4 Oktober 2008 Rp 73.023.500

Sumber : Bagian pemasaran perusahaan, data diolah (September 2009)

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dijelaskan bahwa volume penjualan HPA Medan pada bulan Agustus menurun dibandingkan pada bulan Juli, begitu juga dengan bulan Oktober volume penjualan menurun dibandingkan dengan bulan September. Hal ini disebabkan, pada bulan Agustus dan Oktober produk-produk dari HPA terlambat masuk karena terhambatnya proses distribusi yaitu produk-produk HPA sering sekali tertahan sewaktu pengurusan bea cukai di Jakarta. Produk-produk HPA di produksi di Malaysia dan untuk produk-produk HPA Medan, proses distribusinya adalah dari Malaysia dikirim ke Jakarta dan setelah itu dikirim ke Medan. Berikut adalah jalur distribusi PT. Wahida Indonesia cabang Medan:

Gambar 1.1 : Jalur distribusi PT. Wahida Indonesia cabang Medan Sumber : Bagian pemasaran perusahaan, data diolah (Februari 2009) Keterangan Gambar :

Produsen : HPA Industries Sdn Bhd, Malaysia Agen Tunggal : PT Garmaputra Gestraco, Jakarta Agen Stok : PT Wahida Indonesia cabang Medan

Produsen Agen Tunggal

Agen Stok

Distributor HPA

Konsumen Akhir


(18)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Distributor HPA : Orang yang memenuhi syarat-syarat keanggotaan yang ditetapkan oleh perusahaan dan telah terdaftar secara resmi diperusahaan serta mempunyai hak dan kewajiban yang telah ditetapkan perusahaan.

Distributor MLMS (Multi Level Marketing Syariah) dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLMS. Sama halnya seperti cara berdagang yang lain, strategi MLMS harus memenuhi rukun jual beli serta akhlak (etika) yang baik, di samping itu komoditas yang dijual harus halal (bukan haram maupun syubhat), memenuhi kualitas dan bermanfaat. MLMS tidak boleh memperjualbelikan produk yang tidak jelas status halalnya atau menggunakan modus penawaran produk/promosi tanpa mengindahkan norma-norma agama dan kesusilaan.

Sukses dalam bisnis MLM, bukan hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang terjual, akan tetapi ditentukan oleh banyaknya anggota Down-Line (distributor yang direkrut atau disponsori oleh distributor lain yang mendapat sebutan Up-Line) yang bergabung sebagai mitra bisnisnya. Banyaknya anggota downline yang ikut bergabung, ditentukan oleh luas dan intensifnya jalinan silaturahmi antara mereka. Dengan banyaknya anggota, berarti mempercepat sukses usaha bisnis. Dengan sukses usaha yang dijalani rezeki akan datang dengan mudah dan kehidupanpun menjadi makmur (Faisol : 2003,139).


(19)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : " Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota pada PT. Wahida Indonesia Cabang Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah strategi pemasaran

Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh terhadap pendapatan

anggota pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Salah satu tujuan dari diterapkannya suatu strategi pemasaran adalah untuk meningkatkan volume penjualan. Kebijakan strategi pemasaran yang baik dan tepat diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan.

Strategi pemasaran dengan menggunakan sistem MLM dapat meningkatkan pendapatan seseorang hal ini sesuai dengan pendapat dari Kiyosaki dalam Faisol, (2003:29) yaitu dengan bergabungnya seseorang dalam bisnis MLM berarti ia adalah seorang “investor” yang mengendalikan sepenuhnya investasi yang dimilikinya. Investasinya adalah ia sendiri dan orang-orang yang berada di bawah jaringannya. Dengan keberadaannya dengan orang-orang yang berada di


(20)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

bawah jaringannya, orang tersebut akan memperoleh bonus yang akan semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan begitulah seterusnya yang berlaku juga bagi orang-orang yang berada di bawah jaringan orang tersebut.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada maka dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh strategi pemasaran MLM syariah terhadap peningkatan pendapatan anggota sebagai berikut :

Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual Pengaruh Strategi Pemasaran MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota.

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran MLM syariah terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia Medan.

Strategi Pemasaran MLM Syariah (X)

Pendapatan Anggota (Y)


(21)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keefektifan strategi pemasaran yang dijalankan dalam meningkatkan pendapatan anggota.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh strategi pemasaran MLM syariah terhadap peningkatan pendapatan anggota.

c. Bagi Pihak Lain/Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, dan perbandingan dalam melakukan penelitian bidang yang sama.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dibatasi hanya pada anggota yang telah secara resmi menjadi anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan

b. Dalam penelitian ini variabel independen adalah strategi pemasaran MLM syariah sedangkan variabel dependen adalah pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia.


(22)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

2. Defenisi Operasional Variabel

Strategi pemasaran MLM syariah (X) merupakan program pemasaran yang dijalankan oleh PT Wahida Indonesia dengan menggunakan sistem pemasaran berjenjang yang didasarkan pada syariat Islam (MLM Syariah).

Pendapatan anggota (Y) merupakan penghasilan yang diperoleh anggota (distributor) setiap bulannya dari jaringan yang dibangun dan jumlah produk yang terjual pada PT Wahida Indonesia Medan.

Tabel 1.4 berikut ini adalah tabel defenisi operasional variabel, indicator, dan skala pengukuran.

Tabel 1.4

Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran

Variabel Indikator Skala

Pengukuran Strategi pemasaran

MLM syariah (X)

1. Membangun jaringan

2. Melakukan pembinaan pada setiap distributor (anggota)

3. Program Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC)

4. Kemampuan presentasi

Skala Likert

Pendapatan anggota (Y)

1. Bonus

2. Down-Line (Distributor yang direkrut atau disponsori oleh Distributor lain)

3. volume penjualan

Skala Likert

Sumber : Faisol (2003), diolah penulis

3.Pengukuran Variabel (Parameter Variabel)

Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel strategi pemasaran MLM syariah dan variabel pendapatan anggota dengan menggunakan Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk


(23)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.(Sugiyono,2005:86). Mekanisme skala pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.5

Tabel 1.5

Alternatif Jawaban Responden

NO SKALA PENGUKURAN SKOR

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Ragu-ragu/Netral (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2005:88 4.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Wahida Indonesia Medan, Ruko Plaza Milenium Blok B-59, Jl. Kapten Muslim Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan September 2008 sampai Februari 2009.

5. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara kepada pihak manajemen perusahaan. b. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpulan data dan publikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari buku, majalah, dan internet yang mendukung penelitian.


(24)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

6. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT Wahida Indonesia Medan yaitu sebesar 513 distributor (per September 2008).

b. Sampel

Penetapan sampel dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Arikunto (2003:106) yaitu: “Apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang, dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dengan demikian penulis menetapkan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah: 10% dari populasi yaitu 10% x 513 = 51 orang.

Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005 : 77).

7.Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview), yaitu mengadakan wawancara langsung kepada manajemen yang bertanggung jawab di bidang pemasaran.


(25)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

b. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

c. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku-buku dan literature yang berhubungan dengan penelitian.

8.Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuisioner dapat menjawab tujuan penelitian.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for window dengan kriteria sebagai berikut

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuisioner hasilnya konsisten bila digunakan penelitian lain. Pengujian dilakukan dengan SPSS 14.0 for windo ws.

Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kiteria sebagai berikut

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.


(26)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

9.Teknik Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

b. Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis Regresi Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas (strategi pemasaran MLM syariah) terhadap variabel terikat (pendapatan anggota)

Y = a + bX + e Dimana:

Y = Pendapatan anggota a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Strategi pemasaran MLM syariah

e = Standart eror 2. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel strategi pemasaran MLM syariah (X) terhadap variabel pendapatan anggota (Y) digunakan uji t. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : µ = 0


(27)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Ha : µ = 0

Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5%( ):

H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel

3. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0< R2<1. Jika R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.


(28)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Fahmi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran

Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan

pada PT. Surcoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.

Fhitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran

Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Volume


(29)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.

B. Pemasaran

Secara umum pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai analisis kebutuhan dan keinginan konsumen, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan barang dan jasa, membangun keunggulan dan nilai serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi. Jadi, manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan yang akhirnya termasuk menata olah hubungan dengan pelanggan.


(30)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

Pemasaran telah didefenisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, penulis akan menguraikan pengertian pemasaran yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa ahli pemasaran:

Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001:7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Pemasaran menurut Stanton (2000:7) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan


(31)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

haraga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. (Lamb, Hair, Mc Daniel : 2001,6)

Pemasaran menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono (2005:2) adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

C. Strategi Pemasaran

Tjiptono (2003:3) mengatakan bahwa: Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategi (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.


(32)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Konsep strategi militer di atas jika diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis seperti yang dilakukan oleh Tzu, Hannibal, dan Clausewitz menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Sedangkan konsep yang mendasari perencanaan strategi muncul pada tahun 1970-an sebagai tanggapan atas kejutan beruntun yang menghantam industri Amerika Serikat dimana pada waktu itu terjadi krisis, inflasi, stagnasi perekonomian, keunggulan kompetitif perusahaan Jepang, dan deregulasi industri-industri penting.

Kolter (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Lebih lanjut Kotler (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi. Kedua, mengevaluasi kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan dan kegiatan kunci ketiga adalah strategi.

Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Untuk itu manajer memiliki peran aktif, sadar dan


(33)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

rasional dalam merumuskan strategi organisasi, strategi ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pandangan ini lebih cocok diterapkan pada manajer yang bersifat reaktif, yaitu manajer yang hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.

Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis, strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi, bila konsep strategi tidak jelas maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

D. Multi Level Marketing ( MLM)

Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar dari MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri


(34)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor.

Multi level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya yaitu:

1. Biaya overhead yang rendah

Perusahaan MLM tidak seperti perusahaan retail, tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual.

2. Biaya overhead distribusi yang rendah

Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang. Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:

manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers

sedangkan jalur distribusi yang menggunakan sistem MLM adalah: manufacturer –> representative –> customer


(35)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan.

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.

Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik.

MLM bagi perorangan bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup signifikan. MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, komisi tidak hanya didapatkan hasil penjualan secara langsung namun juga secara tidak langsung yaitu didapatkan juga dari hasil penjualan orang yang dibawa ke perusahaan. Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan akan berkembang sampai hasil yang sangat besar.

Faisol (2003:8) ada beberapa sistem pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM). Namun, sistem ini melanggar norma bisnis dan kemanusiaan diantaranya adalah:

1. Skema Piramida dan Investasi Berantai

Ciri-ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut:


(36)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

a. Pungutan biaya pendaftaran anggota relatif jauh lebih besar dan sebagian dipergunakan untuk memberikan kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang nenggunakan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan.

b. Setiap anggota diharuskan untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya.

c. Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan.

d. Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya.

e. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin


(37)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh.

f. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seseorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan.

2. Sistem Binari

Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan dua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk “kreativitas” pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. Dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelas melanggar aturan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA).

E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM)

Faisol (2003:61) seorang distributor/peniaga MLM yang menghendaki kesuksesan harus memiliki strategi MLM. Strategi yang bagaimana dan sejauh mana suatu strategi dapat menghantarkan peniaga menuju suatu kesuksesan?


(38)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Berkenaan dengan strategi tersebut berikut ini berbagai hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Bagaimana membina diri seorang distributor agar menjadi orang yang ahli dalam perniagaan MLM.

2. Tumbuhkan pemahaman dan pengetahuan bahwa seorang distributor adalah pemimpin untuk dirinya sendiri.

3. Bagaimana dan apa saja yang harus direncanakan dalam merancang pembentukan dan pembinaan jaringan.

4. Bagaimana melakukan pembinaan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap rangkaian/jaringan/kumpulan.

5. Apa yang harus diupayakan agar pembinaan dapat dilakukan hingga ke rangkaian/jaringan/kumpulan yang terbawah.

6. Bagaimana mengupayakan penjualan secara terencana serta menetapkan sasaran atau target penjualan dari bulan ke bulan.

Setelah memahami pemaparan di atas, berikut ini sekurang-kurangnya terdapat empat langkah kongkret yang harus direalisasikan sebagai strategi pemasaran MLM:

a. Membangun jaringan (network)

b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor

c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan


(39)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

a. Membangun jaringan (network)

Membangun jaringan dapat diwujudkan dengan proses penggandaan/duplikasi yang pelaksanaannya dapat melalui dua cara atau bentuk yaitu:

1. Mendalam 2. Melebar

Membangun jaringan secara mendalam apabila proses penggandaan/duplikasi dilakukan secara mendalam (ke bawah). Jaringan yang terbentuk dengan cara ini bonus yang diterima hanya sekedar royalti. Sedangkan untuk memperoleh hasil maksimal, selain cara mendalam tadi, juga dilakukan melalui cara atau bentuk melebar. Melebar merupakan prestasi murni, dimana semakin besar omset penjualan maka semakin besar komisi yang diterima. Sebab komisi ini diambil dari keuntungan produk, bukan dari uang pendaftaran.

b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor

Ibarat suatu tanaman, agar tumbuh dengan subur dan cepat berbuah perlu dipupuk dan menyiangi rumput liar yang dapat mengganggu proses pertumbuhannnya. Begitupun dengan jaringan yang dibangun, mereka adalah orang-orang yang perlu terus dibina agar mereka “tumbuh dan berbuah.”

Kuatnya hubungan diantara mereka menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis ini. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya:


(40)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

1. Melakukan hubungan atau komunikasi secara terus-menerus, menanyakan kendala yang dihadapi dan memberikan solusinya, serta menawarkan bantuan yang sekiranya diperlukan dan memungkinkan.

2. Monitoring, yaitu melakukan pengamatan, penilaian, evaluasi, dan memberikan suntikan motivasi.

3. Reward, atau menunjukkan penghargaan terhadap keberadaan mereka serta hasil atau upaya yang telah mereka lakukan.

Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap yang harus dimiliki: 1. Bersikap positif

2. Senantiasa memiliki semangat yang berkobar 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama 6. Mampu memberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif

8. Mampu memotivasi


(41)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan.

Langkah-langkah pembangunan jaringan dalam jaringan dan pembinaan adalah hal yang sangat menentukan keberhasilan seorang distributor dalam bisnis ini terutama sekali dikaitkan dengan keberhasilannya dalam mencapai peringkat dan tentunya bonus yang akan diterimanya.

d. Presentasi

Presentasi dalam dunia bisnis MLM merupakan salah satu bagian dari strategi MLM. Setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya, maka pada gilirannya ia dituntut untuk mampu melakukan presentasi.

Secara umum hal yang sangat mendasar untuk menjadi seorang presenter bisnis MLM yang berhasil dalam melakukan presentasinya sekurang-kurangnya meliputi:

1. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan menerapkan teknik komunikasi yang baik dan benar.

2. Menguasai persoalan bisnis MLM secara umum dan bisnis MLM yang dipresentasikan (yang dimasuki)

3. Tidak kaku dan tegang serta sesekali menunjukkan sikap humoris 4. Memahami siapa saja audiens.

5. Mengetahui kondisi ruangan atau tempat dimana presentasi diadakan 6. Mengetahui alat bantu apa saja tyang dibutuhkan


(42)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

F. Sistem pemasaran Multi Level Marketing (MLM) menurut pandangan Islam

Segala sesuatu (muamalah) hukum asalnya adalah boleh dalam kaidah umum syariah Islam, selama tidak ada dalil yang melarangnya termasuk MLM adalah salah satu bentuk muamalah yang ada saat ini. Oleh karenanya, pada dasarnya jenis jual beli yang menggunakan sistem MLM tidak menjadi masalah. selama tidak ada hal-hal yang dilarang oleh syariah dalam praktik MLM tersebut. Hal-hal yang dilarang dalam muamalah jual beli adalah apabila ada unsur riba, gharar (penipuan), jahalah (sesuatu yang tidak pasti), dzulm (ada unsur menyakiti/aniaya kepada pihak yang terkait dengan muamalah jual beli tersebut).

MLM sebagaimana yang diketahui mempunyai berbagai macam bentuk, ada yang menjadikan barang keperluan sehari-hari sebagai komoditi dalam MLM itu, ada yang jual beli jasa. mengenai alat komoditi ini, selama barang atau jasa yang dijadikan komoditi dalam MLM itu bukan merupakan suatu yang haram atau diharamkan, maka tidak menjadi masalah.

Transaksi dalam MLM, seperti yang ada dalam kaidah umum syariah di atas bahwa segala bentuk muamalah pada dasarnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya masuk dalam katagori muamalah adalah transaksi. Termasuk transaksi dalam MLM selama ia terpenuhi rukun dan syaratnya dan tidak ada unsur-unsur yang diharamkan oleh syariah yaitu tidak ada riba, gharar, dhulm, jahalah maka pada dasarnya adalah boleh. Jika dalam transaksi suatu muamalah terdapat hal-hal yang dilarang oleh syariah, maka transaksi itu batal atau haram hukumnya. dan itu tidak hanya pada MLM saja, melainkan semua


(43)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

jenis transaksi, baik transaksi jualbeli yang tidak menggunakan sistem MLM sekalipun.

Memahami Hukum Syariahnya

Seseorang (orang awam, orang terpelajar/ perpengetahuan, sampai ustadz sekalipun) apabila hendak mengikuti atau bergabung dalam bisnis MLM, seharusnya memahami secara betul tentang masalah yang terdapat dalam MLM. Oleh karena itu, apabila seorang muslim menjalankan MLM yang sudah ada legalisasi syariahnya yaitu perusahaan MLM yang tidak sekedar mencantumkan label dewan syariah, melainkan fungsi dewan syariah itu benar-benar berjalan. Sehingga syariah bukan hanya sekedar label dan nama, artinya jika perusahaan tersebut didatangi maka ustadz yang mengerti masalah syariahnya itu ada dan siap menjelaskan letak halal dan haramnya.

Pengawas syariah berhak menanyakan dasar hukum kehalalan produk dan sistem MLM sebuah perusahaan. Mintalah kepadanya dalil atau hasil kajian syariah yang lengkap untuk dipelajari dan dibandingkan dengan para ulama yang juga ahli dibidangnya. Itulah fungsi dewan pengawas syariah pada sebuah perusahaan MLM. Jadi, seseorang tidak terlalu mudah untuk mengatakan bahwa suatu MLM adalah halal/sesuai syariah, atau seseorang tidak terlalu mudah mengatakan bahwa MLM itu haram, sebelum yakin dan tahu persis bagaimana dewan syariah di perusahaan itu memastikan kehalalannya.


(44)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Keuntungan Upline Dari Downline

Mengambil keuntungan dalam sebuah mata rantai pemasaran secara umum tidak terlarang. Bahkan komisi itulah yang selama ini mendasari setiap bentuk pemasaran produk, mulai dari pabrik ke distributor, agen hingga ke tingkat pengecer. Ketika seseorang yang ada di upline, mendapat keuntungan dari downline, sebenarnya keuntungan itu tidak didapat begitu saja tanpa usaha, yang mungkin secara kasat mata seolah-olah mengambil keuntungan dari usaha orang lain, tapi sebenarnya masih ada mata rantai dari usaha yang dilakukan oleh upline. Upline mendapatkan keuntungan dari para downline nya, sebenarnya tidak lepas dari usaha upline itu sendiri, upline mencari orang-orang untuk menjadi member agar ikut membeli dan menjual produk-produk itu. Artinya bedanya antara jual beli biasa dengan sistem MLM nyaris tidak ada, kecuali di dalam sistem MLM, semua pengecer, bahkan sampai tingkat konsumen selalu diiming-imingi untuk jadi stokis, agen, distributor atau lainnya dengan diberi impian-impian yang muluk-muluk, terkadang sampai tidak masuk akal. Cara dalam penawaran seperti ini yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin bergabung dalam sebuah perusahaan MLM, jangan sampai terjebak pada penipuan yang diharamkan.

Over Price

Harga ada dua macam, harga yang adil dan hal itu adalah boleh/jaiz, dan harga yang dhalim, dan itu dilarang. Harga yang adil adalah harga yang sebagaimana ada dipasaran, yang dikenal oleh masyarakat secara umum. Dimana semua lapisan masyarakat membeli barang dengan harta itu. Adapun harga yang


(45)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

dhalim adalah harga di atas rata-rata yang ada dipasar atau masyarakat, sehingga masyarakat merasa terpaksa dan terdhalimi jika membeli barang dengan harga tersebut. Akan tetapi jika harga barang dalam satu tempat menjadi tinggi disebabkan karena pasar, mungkin karena jumlah barang sedikit atau langka, maka hal itu tidak menjadi masalah. akan tetapi jika naiknya suatu harga karena ada unsur monopoli, penimbun, maka itu diharamkan. Termasuk dalam MLM juga seperti itu, ada MLM dimana produk yang dipasarkan dengan harga yang di luar harga pasar, dan para member yang menjadi pengikut MLM itu terpaksa harus membeli produk itu karena adanya iming-iming yang menggiurkan. Mungkin inilah salah satu unsur kedhaliman yang ada dalam sebagian MLM

1. Prinsip Kemandirian

Konsep bisnis dalam MLM yang telah digambarkan di atas merupakan deskripsi secara umum. Secara lebih khusus, ada prinsip-prinsip dalam MLM yang mengandung makna spiritual. Dimensi-dimensi spiritual ini justru merupakan ruh penggerak dalam jaringan MLM. Hakikat maknawi dari nilai-nilai spiritual ini bersifat abadi.

Faisol (2003:125) bila dikaitkan dengan prinsip-prinsip syariat Islam, dimensi spiritual bisnis MLM ini terkait dengan tiga hal utama yaitu:

Bisnis dalam MLM merupakan usaha untuk belajar mandiri. Hal ini sangat relevan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Orang-orang yang menekuni bisnis MLM mempunyai jiwa mandiri, ulet, sabar dan berpikir positif. Prinsip kemandirian dengan berwiraswasta ini dilakukan oleh Rasulullah SAW dan


(46)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

para sahabatnya. Sebagai anak yatim piatu, Rasulullah SAW tidak hanya menggantungkan uluran tangan belas kasihan dari pamannya Abu Thalib. Akan tetapi beliau berusaha untuk berusaha mandiri dengan cara berniaga, walau dengan usahanya itu beliau harus menempuh perjalanan yang sangat jauh.

2. Prinsip Kebersamaan

Bisnis MLM merupakan bisnis yang dilakukan bersama-sama. Tidak ada bisnis yang lebih menonjol kebersamaannya selain dari bisnis MLM. Prinsip kebersamaan ini sangat penting artinya. Tanpa adanya kebersamaan ini, kesuksesan dalam bisnis ini sangat susah diraih. Upline dan Downline harus bisa bekerja sama dengan sebaik-baiknya.

3. Prinsip Silaturahmi

Prinsip silaturahmi dalam bisnis MLM berperan besar dalam mencapai suatu kesuksesan. Bisnis ini sulit dijalankan tanpa adanya proses silaturahmi, baik antar mitra bisnis maupun pihak konsumen. Silaturahmi adalah menghubungkan tali persaudaraan, menghubungkan relasi, membuat jaringan usaha dengan mitra bisnis. Semakin erat hubungan relasi dan persaudaraan, maka bisnis akan berjalan dengan lancar.


(47)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

G. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional.

MLM Syariah secara sepintas bisa saja tampak tidak berbeda dengan praktek-praktek bisnis MLM konvensional. Namun, kalau ditelaah lebih jauh dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua varian MLM tersebut yaitu:

1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Alqur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun dilengkapi dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

2. Usaha MLM Syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional (melalui penyediaan lapangan kerja, produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air) demi meningkatkan kemakmuran, kesejahteraan, dan meninggikan martabat bangsa.

3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui kedua-duanya.

4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM Syariah pada umumnya mengusahakan untuk tidak membawa para distributornya pada suasana materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai Islam. Bagaimanapun, materialisme


(48)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

dan konsumerisme pada akhirnya akan membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam Islam

Poin-poin penting dalam MLM Syariah 1. Niat

Kasbil Halal (memperoleh penghasilan yang halal), Irtifah Ummah (mengangkat derajat ekonomi umat), Muamalah Islami (melakukan perniagaan secara Islami)

2. Prinsip

Sesuai dengan prinsip-prinsip Muamalah Islam 3. Orientasi

Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat 4. Komoditi

Halalan Thayiban (Halal lagi Baik) 5. Pembinaan

Tarbiyah (Pendidikan) , Ukhuwah (Persaudaraan), Dakwah 6. Strategi Pemasaran

Akhlaqul Karimah, memenuhi rukun jual beli dan ikhlas 7. Strategi Pengembangan Jaringan

Metode Silaturahmi dan Ukhuwah 8. Keanggotaan

Muslim dan Non Muslim, dengan syarat mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan


(49)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

9. Sistem Pendapatan

Lebih adil dan mensejahterakan 10. Alokasi Pendapatan

Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), dan Kemaslahatan Umat Islam 11. Sistem Pengelolaan

Amanah

12. Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah dari MUI Pusat


(50)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

HPA didirikan oleh Tuan Hj. Ismail bin Hj. Ahmad pada September 1987. Tuan Hj. Ismail bin Hj. Ahmad adalah seorang anak petani yang berpengalaman luas dalam bidang herba di Malaysia, dibantu ole isterinya, Puan Hjh. Norhayati binti Ahmad, mereka berdua menjalankan dan membesarkan usaha ini. Awalnya berangkat dari keprihatinan, Tuan Haji Ismail terhadap obat-obatan yang beredar dewasa ini yang tidak memperdulikan halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami (herba) dan kemudian beliau bersama isterinya menjualnya di pasar malam dengan mengendarai sepeda. Usahanya ini sebenarnya telah dilakukan ketika beliau masih mahasiswa, namun tidak banyak rekan-rekan seuniversitasnya yang mengenal beliau sebagai pedagang obat pasar malam.

Usaha dagang Tuan Haji dan isterinya yang dilakukan di pasar malam dan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan hasil. Pada tahun 1997, didirikanlah Herba Penawar Al-Wahida dan pada tahun 1995 Herba Penawar Alwahida berubah nama menjadi HPA Industries Sdn Bhd. Saat ini perusahaan tersebut telah memiliki empat buah pabrik yang dilengkapi dengan peralatan serba modern. Dengan jumlah pekerja dari seluruh pabrik yang dimiliki sekitar 200.000 orang. Disamping itu HPA Industrie Sdn. Bhd. juga memiliki ladang-ladang herba seluas 500 hektar.


(51)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

HPA masuk ke Indonesia sejak tahun 2000 dan berdirilah PT Wahida Indonesia sebagai agen tunggal pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia. Hingga kini, 81 produk herba pilihan telah dipasarkan oleh HPA dan terus bertambah di masa yang akan datang. Disamping itu HPA Industries Sdn Bhd sudah mendapatkan penghargaan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) dengan memberikan sertifikat Good Manufacturing Product (GMP) pada tahun 1999. Sudah mendapatkan sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), sertifikat dari Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai obat tradisional impor bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan). HPA juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai Multi Level Marketing Syariah (MLMS). Selain memproduksi herba pilihan yang halal dan thoyib (baik), HPA juga berusaha untuk mebangun perekonomian umat dengan memasarkan produknya secara Multi Level Marketing Syariah.

HPA telah memiliki jaringan distributor hampir di semua wilayah selama delapan tahun tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bisnis yang disinergikan dengan pelatihan keilmuan herbalis (orang-orang yang ahli dalam pengobatan herba) merupakan jalan untuk membentuk pribadi-pribadi herbalis yang juga enterpreneur. Hingga kini, tak kurang 150 ribu distributor HPA tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan di Medan, kantor HPA baru didirikan pada tanggal 3 Mei 2008.


(52)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

B. Visi , Misi dan BudayaPerusahaan

Visi Perusahaan

Insya Allah menjadi Perusahaan Multi Level Marketing Syari'ah terbesar di Indonesia.

Misi Perusahaan

Menjadi Penggerak terciptanya perekonomian dan potensi umat islam, serta memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas dan membutuhkan insan yang profesional dengan memanfaatkan Teknologi yang maju serta bertaqwa kepada Allah SWT.

Budaya Perusahaan

Berpegang atas dasar prinsip Syariah Islamiyah, saling menghargai hubungan sesama karyawan, distributor serta masyarakat dengan sifat dan sikap akhlaqul karimah.

C. Produk Perusahaan CIRI PRODUK HPA :.

1. Diproduksi sesuai standard GMP (Good Manufacturing Practice).

2. Diluluskan oleh Biro Pengawalan Farmeseutikal Kebangsaan (BPFK) dibawah Kementerian Kesehatan Malaysia.


(53)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

4. Tidak Mengandung Bahan Kimia. 5. Tidak mengandung Steroid.

1. Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise) Produk - produk HPA sudah mendapatkan :

2. Deperindag

3. Dirjen POM dan Depkes RI sebagai Obat Tradisional Import bukan sebagai Food Suplement (Makanan Tambahan)

4. Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus)

5. Pengesahan dari Pusat Konsultasi Syari'ah sebagai Multi Level Marketing Syari'ah.

Tabel 3.1 Katalog Produk HPA

No Gambar Nama Produk Member Non Member Nilai Mata

1. 48000 60000 17000

2. 48000 60000 17000

3. 48000 60000 17000

4. 48000 60000 17000

5.

48000 60000 17000

6. 7000 8000 2000

7.


(54)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

No Gambar Nama Produk Member Non Member Nilai Mata

8. 48000 60000 17000

9.

48000 60000 17000

10.

19000 25000 9000

11. 48000 60000 17000

12.

48000 60000 17000

13.

48000 60000 17000

14.

48000 60000 17000

Sumber : D. Marketing Plan Perusahaan

Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA adalah “Adil dan Sukses”

Berikut ini adalah Marketing Plan HPA: 1. Pengurus Melati (PLX)

Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah distributor harus mengumpulkan nilai mata sebanyak > 3.001.000 NM merupakan omset pribadi dan kelompok Distributor.


(1)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Uji validitas 1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Pernyataan 1 65,1333 37,085 ,786 ,880

Pernyataan 2 65,0333 37,620 ,699 ,883

Pernyataan 3 64,7000 40,424 ,580 ,889

Pernyataan 4 65,2000 37,545 ,648 ,885

Pernyataan 5 65,5333 37,568 ,693 ,884

Pernyataan 6 65,5333 39,706 ,531 ,890

Pernyataan 7 64,8333 40,557 ,576 ,889

Pernyataan 8 65,0667 41,237 ,347 ,896

Pernyataan 9 65,0000 41,172 ,395 ,894

Pernyataan 10 64,8000 40,166 ,658 ,887

Pernyataan 11 65,1000 40,162 ,495 ,891

Pernyataan 12 65,0667 39,857 ,593 ,888

Pernyataan 13 65,0000 38,759 ,669 ,885

Pernyataan 14 65,7000 38,769 ,408 ,898

Pernyataan 15 65,0667 37,995 ,612 ,887

Pernyataan 16 65,2333 40,047 ,414 ,895

Uji validitas 2


(2)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Pernyataan 1 60,7333 34,133 ,794 ,880

Pernyataan 2 60,6333 34,723 ,698 ,884

Pernyataan 3 60,3000 37,390 ,583 ,890

Pernyataan 4 60,8000 34,510 ,663 ,886

Pernyataan 5 61,1333 34,671 ,691 ,884

Pernyataan 6 61,1333 36,671 ,536 ,891

Pernyataan 7 60,4333 37,702 ,547 ,891

Pernyataan 9 60,6000 38,248 ,377 ,896

Pernyataan 10 60,4000 37,145 ,661 ,888

Pernyataan 11 60,7000 37,183 ,490 ,892

Pernyataan 12 60,6667 36,920 ,584 ,889

Pernyataan 13 60,6000 35,697 ,685 ,885

Pernyataan 14 61,3000 35,597 ,427 ,899

Pernyataan 15 60,6667 35,126 ,604 ,888

Pernyataan 16 60,8333 37,109 ,406 ,896

Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.896 15

UJI t

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 7,219 3,252 2,220 ,031

Strategi

Pemasaran MLM syariah

,424 ,072 ,644 5,887 ,000

a Dependent Variable: Pendapatan Anggota

UJI R

2

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(3)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

1 ,644(a) ,414 ,402 2,01770

a Predictors: (Constant), Strategi Pemasaran MLM syariah b Dependent Variable: Pendapatan Anggota

Variabel X

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 4 7,8 7,8 7,8

4,00 18 35,3 35,3 43,1

5,00 29 56,9 56,9 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 4 7,8 7,8 7,8

4,00 18 35,3 35,3 43,1

5,00 29 56,9 56,9 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 1 2,0 2,0 2,0

4,00 6 11,8 11,8 13,7

5,00 44 86,3 86,3 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 1 2,0 2,0 2,0

3,00 4 7,8 7,8 9,8

4,00 21 41,2 41,2 51,0

5,00 25 49,0 49,0 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Valid 2,00 1 2,0 2,0 2,0

3,00 9 17,6 17,6 19,6

4,00 27 52,9 52,9 72,5

5,00 14 27,5 27,5 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 1 2,0 2,0 2,0

3,00 5 9,8 9,8 11,8

4,00 36 70,6 70,6 82,4

5,00 9 17,6 17,6 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4,00 14 27,5 27,5 27,5

5,00 37 72,5 72,5 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 1 2,0 2,0 2,0

4,00 18 35,3 35,3 37,3

5,00 32 62,7 62,7 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4,00 13 25,5 25,5 25,5

5,00 38 74,5 74,5 100,0

Total 51 100,0 100,0


(5)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 3 5,9 5,9 5,9

4,00 19 37,3 37,3 43,1

5,00 29 56,9 56,9 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 3 5,9 5,9 5,9

4,00 25 49,0 49,0 54,9

5,00 23 45,1 45,1 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 3 5,9 5,9 5,9

4,00 19 37,3 37,3 43,1

5,00 29 56,9 56,9 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00013

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 5 9,8 9,8 9,8

3,00 10 19,6 19,6 29,4

4,00 22 43,1 43,1 72,5

5,00 14 27,5 27,5 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00014

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 1 2,0 2,0 2,0

3,00 2 3,9 3,9 5,9


(6)

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.

USU Repsoitory © 2009

5,00 32 62,7 62,7 100,0

Total 51 100,0 100,0

VAR00015

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 5 9,8 9,8 9,8

4,00 18 35,3 35,3 45,1

5,00 28 54,9 54,9 100,0