Sejarah dan Dasar Hukum Sedekah

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh orang bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.” Dari beberapa ayat tersebut, secara jelas dapat ditangkap sejumlah pesan antara lain bahwa anjuran sedekah sudah Allah berikan kepada kaum muslimin sejak di Mekah dengan istilah zakat. Buktinya adalah ayat yang kesatu sampai ketiga diatas adalah termasuk salah satu ayat-ayat Makkiyah, yang mana salah satu pokok-pokok kandungannya yaitu bagi yang memiliki harta benda diperintahkan supaya mau mengeluakan zakat dan menyampaikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya, sebab dengan zakat tersebut menolong saudara-saudaranya yang kekurangan dan kesukaran. Dan dengan zakat pula akan dapat menenteramkan masyarakat serta berani berkorban untuk membela agama Tuhan. 10 Dan perintah zakat ini ditanggapi positif oleh umat Islam ketika itu, sehingga tidak sedikit dari para sahabat Nabi yang ikhlas mengeluarkan hartanya, demi mengharap ridha Allah SWT. Apalagi ketika itu, praktek riba sudah banyak berkembang di masyarakat Mekah. Sehingga zakat adalah solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan dan kesukaran hidup. 2. Hadis Selain al-Qur’an, beberapa hadis juga telah mengungkap perintah bersedekah, yaitu: a. Hadis diriwayatkan dari Abu Mas’ud al-Anshary 10 Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw, Jilid 1 Jakata: Gema Insani, 2001, h. 412. : ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺩﻮﻌﺴﻣ ﰉﺃ ﻦﻋ ﻨﻛ ﺔﻗﺪﺼﻟﺎﺑ ﺎﻧﺮﻣﺃ ﻧ ﺎ ﻞﻣﺎﺤﺘ . ﺠﻓ ﺀﺎ ﻉﺎﺻ ﻒﺼﻨﺑ ﻞﻴﻘﻋ ﻮﺑﺃ ﻭ ، ﺀﺎﺟ ﻛﹶﺄﺑ ﻥﺎﺴﻧﺇ ﺮﺜ ﻪﻨﻣ . ﳌﺍ ﻝﺎﻘﻓ ﻨ ﹼﻥﺇ :ﻥﻮﻘﻓﺎ ﲏﻐﻟ ﷲﺍ ﻣﻭ ،ﺍﺬﻫ ﺔﻗﺪﺻ ﻦﻋ ﺎ ﺭ ﹼﻻﺇ ﺮﺧﻵﺍ ﺍﺬﻫ ﻞﻌﻓ ﺋﺎ ﺖﻟﱰﻓ ﺀ ﰲ ﲔﻨﻣﺆﳌﺍ ﻦﻣ ﲔﻋﻮﹼﻄﳌﺍ ﻥﻭﺰﻤﻠﻳ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍ ﹼﻟﺍﻭ ﺕﺎﻗﺪﺼﻟ ﺬ ﻢﻫﺪﻬﺟ ﹼﻻﺇ ﻥﻭﺪﳚ ﻻ ﻦﻳ ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ . “Diriwayatkan dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Kami diperintahkan bersedekah. Kata Abu Mas’ud: Kami merasa tidak mampu cuma bersedekah sekadarnya. Lalu Abu ‘Aqil menyedekahkan setengah gantang makanan. Kemudian ada orang lain datang menyedekahkan lebih banyak dari itu. Lalu orang- orang munafik mengatakan, “Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ini, dan tidaklah orang lain melakukan ini kecuali untuk dipamerkan. Maka turunlah ayat yang artinya: “Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang- orang mukmin yang memberikan sedekah dengan sukarela dan mencela orang- orang yang tidak memperoleh sesuatu untuk disedekahkan kecuali sekedar kesanggupannya” . HR Muslim 11 b. Hadis diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb ﺍﻮﻗﺪﺼﺗ ﻝﻮﻘﻳ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﺖﻌﲰ : ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺐﻫﻭ ﻦﺑ ﺔﺛﺭﺎﺣ ﻦﻋ ﰐﺄﻳ ﻪﻧﺈﻓ ﺎﻣﺄﻓ ﺎﻬﺘﻠﺒﻘﻟ ﺲﻣﻷﺎﺑ ﺎ ﺖﺌﺟ ﻮﻟ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﻝﻮﻘﻳ ﺎﻬﻠﺒﻘﻳ ﻦﻣ ﺪﳚ ﻼﻓ ﻪﺘﻗﺪﺼﺑ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﻲﺸﳝ ﻥﺎﻣﺯ ﻢﻜﻴﻠﻋ .ﺎ ﱄ ﺔﺟﺎﺣ ﻼﻓ ﻡﻮﻴﻟﺍ “Diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb r.a.: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Segerakanlah sedekah, jangan ditunda hingga datang suatu zaman ketika seorang harus berkeliling untuk memberikan apa yang akan disedekahkannya dan tidak menemukan seorang pun yang mau menerimanya, dan orang yang diminta untuk menerima sedekah itu akan berkata, “Seandainya kau datang kemarin pasti aku akan menerimanya, adapun hari ini aku tidak membutuhkannya.”HR al-Bukhari 12 c. Hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah :ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ :ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ ﻦﻋ ﻦﻣ ﺓﺮﲤ ﻝﺪﻌﺑ ﻕﺪﺼﺗ ﻦﻣ ﻩﻮﻠﻓ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﰊﺮﻳ ﺎﻤﻛ ﺎﻬﺒﺣﺎﺼﻟ ﺎﻬﻴﺑﺮﻳ ﰒ ﻪﻨﻴﻤﻴﺑ ﺎﻬﻠﺒﻘﺘﻳ ﷲﺍ ﻥﺈﻓ ﺐﻴﻄﻟﺍ ﻻﺇ ﷲﺍ ﻞﺒﻘﻳ ﻻﻭ ﺐﻴﻃ ﺐﺴﻛ .ﻞﺒﳉﺍ ﻞﺜﻣ ﻥﻮﻜﺗ ﱴﺣ “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah Saw pernah bersabda, “Apabila seseorang memberikan sedekah yang setara dengan sebuah kurma yang 11 Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, h. 308–309. 12 Imam al-Zabidi, Ringkasan Sahih al-Bukhari. Penerjemah Cecep Samsyul Hari Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004, h. 285. diperoleh dengan harta uang yang baik dan Allah hanya menerima sedekah yang dikeluarkan dari harta yang baik, Allah akan menerima sedekah itu dengan Tangan-Nya yang kanan dan kemudian menambahkan pahala kepada orang itu, sebagaimana siapa pun dari kamu yang membesarkan bayi kudanya, sedemikian besarnya sehingga menjadi sama besarnya dengan sebuah gunung.” HR al- Bukhari 13 ﺮﻜﺑ ﰊﹶﺃ ﺖﻨﺑ ﺀﺎﲰﺃ ﻦﻋ ﺍ ﻝﺎﻗ : ﺖﻟﺎﻗ ، ﺎﻤﻬﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﻖﻳﺪﺼﻟ : ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﱄ ﻻ ﻚﻴﻠﻋ ﻰﻛﻮﻴﻓ ﻲﻛﻮﺗ :ﺔﻳﺍﻭﺭ ﰲﻭ . ﻻﻭ ،ﻚﻴﻠﻋ ُﷲﺍ ﻲﺼﺤﻴﻓ ﻲﺼﲢ ﻻﻭ ،ﻲﺤﻀﻧﺍ ﻭﺃ ،ﻲﺤﻔﻧﺍ ﻭﺃ ﻲﻘﻔﻧﺃ ﺗ ﻓ ﻲﻋﻮ ﻚﻴﻠﻋ ُﷲﺍ ﻲﻋﻮﻴ . “Asma binti Abu Bakar r.a. berkata: Rasulullah Saw berpesan kepadaku: Jangan selalu kau menutupi kepunyaannmu, maka Allah akan menutupi rezekimu. Dalam lain riwayat: belanjakanlah dan bersedekahlah dan jangan kau hitung, supaya Allah jangan menghitung padamu dan jangan kau takar, niscaya Allah akan membatasi padamu.” HR al-Bukhari, Muslim 14 Posisi sunnah menguatkan dan menjelaskan apa yang dinyatakan secara umum oleh al-Qur’an. Al-Qur’an adalah konstitusi dan sumber perundang- undangan Islam yang utama. Oleh karena itu, al-Qur’an hanya mengandung asas- asas dan prinsip-prinsip umum tentang suatu masalah, tidak menegaskan secara mendetail dan terperinci, terkecuali apabila terdapat hal-hal yang dikuatirkan akan menimbulkan keragu-raguan dan kekacauan. Dalam hal ini, sunnah merupakan interpretasi lisan dan pelaksanaan konkret dari apa yang dinyatakan al-Qur’an dengan menjelaskan yang sama, mempertegas yang belum jelas, memberi batas yang belum tegas, dan menjadikannya lebih khusus apa yang masih terlalu umum, sesuai dengan apa yang ditangkap oleh rasul yang suci dari ayat-ayat al-Qur’an. 15 13 Al-Zabidi, Ringkasan Sahih al-Bukhari, h. 285. 14 Salim Bahreisj, Tarjamah Riyadhus Salihin Bandung: PT al-Ma’arif, 1978, h. 463. 15 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas Malang: UIN-Malang Press, 2007, h. 26. Dalam hal sedekah, sunnah datang memperkuat ketentuan bahwa sedekah sukarela itu memang ibadah yang disyari’atkan dan dianjurkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad Saw. Dan untuk istilah sedekah dan anjurannya banyak dikemukakan di Medinah. Diantara buktinya yaitu: a. ayat madaniyyah lebih berisikan ajaran-ajaran yang menyangkut kehidupan masyarakat, politik, ekonomi, dan sebagainya. Dan juga berusaha menyempurnakan aturan sosial yang belum dibuat sejak sebelum kedatangan Islam, misalnya puasa, zakat fitrah, zakat mal, dll. 16 b. ‘Abdullah bin Abbas berkata, “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih dosa bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima, dan barangsiapa menunaikannya setelah shalat, maka itu merupakan sedekah.”HR Abu Dawud di dalam kitab al-zakât, bab zakat Fitrah 17 c. pada awalnya zakat diwajibkan sebagai bentuk kasih sayang yang dilakukan secara sukarela dan identik dengan kesalehan dimana tidak ada aturan yang mengikat. Pada perkembangan berikutnya, zakat menjadi pungutan wajib atas harta milik, termasuk uang, hewan ternak, hasil pertanian, buah-buahan, dan barang dagangan. 18 d. ayat-ayat al-Qur’an dari urutan keempat dan hadis-hadis diatas menunjukan beberapa bukti bahwa sedekah dengan istilah zakat sudah 16 Tim Penyusun, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid I Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 124. 17 Ali Muhammad al-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah. Penerjemah Faesal Saleh dkk. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012, h. 397. 18 Philip K. Hitti, History of The Arabs. Penerjemah R. Cecep L dan Dedi SR Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010, h. 166. ada semenjak periode Mekah dan banyak diperkenalkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan kata sedekah di periode Madinah.

C. Bentuk-bentuk Sedekah

Sedekah dalam konsep Islam mempunyai arti yang luas, tidak hanya terbatas pada pemberian sesuatu yang sifatnya materil kepada orang-orang miskin, tetapi lebih dari itu, sedekah mencakup perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik, maupun nonfisik. Bentuk-bentuk sedekah dalam ajaran Islam dapat dilihat pada beberapa hadis Nabi Muhammad Saw. Diantara bentuk-bentuk sedekah berdasarkan hadits-hadits Nabi Saw yang perincian hadisnya terlampir dalam lampiran 1: Pertama, memberikan sesuatu dalam bentuk materi kepada orang miskin. Kedua, bekerja dengan dua tangannya hingga memberi manfaat untuk dirinya, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, melakukan perbuatan baik, dan menahan dari diri dari keburukan. Ketiga , mendamaikan dua orang yang berselisih dengan adil, menyingkirkan rintangan atau duri dari jalan, dan melangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat. Keempat , membaca tasbih, tahlil, tahmid, takbir, dan istighfar. Kelima, menyuruh berbuat baik, mencegah yang jahat, mengajari orang hingga mengerti, dan mencampuri istri. Keenam, mengucapkan perkataan yang baik. Ketujuh, memberi pinjaman atau hutang. Dan kedelapan, setiap berbuat kebajikan, salah satunya yaitu memberikan senyuman kepada orang lain.

D. Penerima Sedekah

Sedekah dianjurkan kepada setiap orang yang beriman, baik miskin maupun kaya, baik orang yang kuat maupun orang lemah, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang muda maupun yang tua, baik yang lapang rezekinya maupun yang sempit, baik yang bakhil maupun yang dermawan. 19 Dari segi penerima, sedekah dapat diterima siapa saja dengan skala prioritas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penerima sedekah, karena tidak ada batasan yang mengatur didalamnya. Akan tetapi, orang yang paling layak menerima sedekah seseorang adalah anaknya, keluarga, dan kerabatnya. Tidak boleh ia bersedekah kepada orang lain, jika yang akan disedekahkan itu diperlukannya sebagai nafkah hidup dirinya dan keluarganya. 1. Rasulullah Saw bersabda, ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻝﺎﻗ ﲑﺧ ﺎﻴﻠﻌﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﺮﻬﻇ ﻦﻋ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﲑﺧﻭ ﻝﻮﻌﺗ ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍﻭ ﻰﻠﻔﺴﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ ﻦﻣ ﷲﺍ ﻪﻨﻐﻳ ﻦﻐﺘﺴﻳ ﻦﻣﻭ ﷲﺍ ﻪﻔﻌﻳ ﻒﻔﻌﺘﺴﻳ ﻦﻣﻭ ﲎﻏ . “Nabi Saw bersabda: Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan berilah lebih dahulu kepada orang-orang yang engkau belanjai. Dan sebaik-baik sedekah ialah sedekah yang sesudah kita berikan, masih ada sisa yang cukup bagi kita. Barang siapa memelihara diri dari yang haram dan meminta- minta, niscaya Allah menjadikannya orang yang terpelihara. Dan barang siapa memohon kepada Allah supaya diberi kecukupan, niscaya Allah memberinya kecukupan.” HR al-Bukhari 20 2. Rasulullah Saw bersabda, ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ .ﻪﺗﻮﻗ ﻚﻠﳝ ﻦﻤﻋ ﺲﺒﳛ ﻥﺃ ﺎﲦﺇ ﺀﺮﳌﺎﺑ ﻰﻔﻛ “Cukup besarlah dosa seseorang jika ia menyia-nyiakan tanggungannya.” HR Muslim dan Abu Daud 21 19 Reza Pahlevi Dalimunthe, 100 Kesalahan dalam Sedekah Jakarta: PT AgroMedia Pustaka, 2010, h. 13. 20 Al-Zabidi, Ringkasan Shahih al-Bukhari, h. 290. 21 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 18. 3. Rasulullah Saw bersabda, ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ ﺢﺷﺎﻜﻟﺍ ﻢﺣﺮﻟﺍ ﻱﺫ ﻰﻠﻋ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻞﻀﻓﺃ . “Sedekah yang paling utama ialah sedekah kepada kaum kerabat yang memendam rasa permusuhan.” HR al-Thabrani dan al-Hakim yang menyatakan kesahihannya 22 4. Rasulullah Saw bersabda, ﻗﺪﺼﻟﺍ ﻱﺍ :ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻞﻴﻗ : ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ ﻦﻋ ﻝﺎﻗ ؟ﻞﻀﻓﺃ ﺔ ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍ ﻭ ﻞﻘﳌﺍ ﺪﻬﺟ : .ﻢﻛﺎﳊﺍﻭ ﻥﺎﺒﺣ ﻦﺑﺍ ﻭ ﺔﳝﺰﺧ ﻦﺑﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﺩﻭﺍﺩﻮﺑﺍﻭ ﺪﲪﺍ ﻪﺟﺮﺧﺍ .ﻝﻮﻌﺗ “Abu Hurairah r.a. berkata, “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama itu? ‘Beliau menjawab, ‘ialah sedekah untuk orang yang dalam kesusahan dan selalu kekurangan. Dan dahulukan orang yang banyak tanggungannya.”HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim 23 5. Rasulullah Saw bersabda, ﻕﺪﺼﺗ ﻝﺎﻗ ﺭﺎﻨﻳﺩ ﻱﺪﻨﻋ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻞﺟﺭ ﻝﺎﻘﻓ ﺍﻮﻗﺪﺼﺗ ﻕﺪﺼﺗ ﻝﺎﻗ ﺮﺧﺁ ﻱﺪﻨﻋ ﻝﺎﻗ ﻚﺴﻔﻧ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ .ﻪﺑﺮﺼﺑﺃ ﺖﻧﺃ ﻝﺎﻗ ﺮﺧﺁ ﻱﺪﻨﻋ ﻝﺎﻗ ﻚﻣﺩﺎﺧ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ ﻕﺪﺼﺗ ﻝﺎﻘﻓ ﺮﺧﺁ ﻱﺪﻨﻋ ﻝﺎﻗ ﻙﺪﻟﻭ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ “Bersedekahlah kalian” Seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar.” Beliau menjawab, “Sedekahkanlah ia untuk dirimu sendiri.” Lelaki itu berkata, “Aku mempunyai satu dinar lainnya.” Beliau bersabda, ‘Sedekahkanlah ia untuk anakmu.” Lelaki itu berkata, ‘Aku mempunyai yang lainnya. Beliau bersabda, ‘Sedekahkanlah ia untuk pelayanmu.” ‘Lelaki itu berkata, ‘Aku mempunyai yang lainnya lagi. Beliau bersabda, “Engkau lebih mengetahuinya.” HR Abu Daud dan al-Nasa’i serta dinilai sahih oleh Ibnu Hibban dan Imam al-Hakim 24 6. Rasulullah Saw bersabda, ﻞﻀﻓﺃ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻱﺃ ،ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ : ﻝﺎﻗ ؟ » ﻞﻘﳌﺍ ﺪﻬﺟ ، .ﻝﻮﻌﺗ ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍﻭ “Wahai Rasulullah Saw, sedekah apa yang paling utama? Rasulullah Saw menjawab, ‘Sedekah dari hasil usaha keras orang yang pas-pasan, dan mulailah 22 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 18-19. 23 Ahmad Muhammad Yusuf, Himpunan Dalil dalam al-Qur’an dan Hadis, Jilid 3 Jakarta: PT Segoro Madu Pustaka, 2008, h. 307. 24 Abbas al-Maliki Hasan Sulaiman al-Nuri, Penjelasan Hukum-hukum Syari’at Islam, h. 1049. dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu.” HR Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah 25 7. Rasulullah Saw bersabda, ﻪﺴﻔﻨﺑ ﺃﺪﺒﻴﻠﻓ ﺍﲑﻘﻓ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﻥﺎﻛ ﺍﺫﺇ ﻭ ﻥﺎﻛ ﻥﺇ ﻀﻓ ﻼ ﻴﻋ ﻰﻠﻌﻓ ﻟﺎﻪ ﻭ ﻥﺎﻛ ﻥﺇ ﻀﻓ ﻼ ﻭﺃ ﻪﺘﺑﺍﺮﻗ ﻰﻠﻌﻓ :ﻝﺎﻗ ﻰﻠﻋ ﻪﲪﺭ ﻱﺫ ﻭ ﻥﺎﻛ ﻥﺇ ﻀﻓ ﻼ ﻨﻫ ﺎﻫﻭ ﺎﻨﻫ ﺎﻬﻓ .ﺎ “Jika salah seorang diantaramu miskin, hendaknya dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya. Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya,”atau sabdanya, “untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu. HR Ahmad dan Muslim 26 Dari hadis-hadis di atas, bisa disimpulkan bahwa diantara penerima sedekah yang dianjurkan, yaitu: anak dan keluarga, kerabat yang mahram dan bukan mahram, tetangga, delapan golongan, anak yatim, janda, anak-anak berprestasi yang kekurangan biaya melanjutkan sekolah, dan membangun fasilitas yang bermanfaat untuk umum, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, dan lain- lain selama tidak melanggar syari’at. 27 Dari segi yang disedekahkan, sedekah yang diberikan tidak terbatas pada harta secara fisik, perkataan yang baik, tenaga, memberi maaf kepada orang lain, memberi pertolongan kepada yang membutuhkan baik materi atau sumbangsih ide atau pikiran, mengasih solusi masalah, melainkan mencakup semua kebaikan. 28 Selain itu juga, sedekah lebih utama diberikan kepada musuh untuk meredakan ketegangan, dan kepada aktivis sosial yang benar-benar membutuhkan. 25 M. Nashiruddin al-Albani, Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, Jilid 2. Penerjemah Izzudin Karimi dkk. Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007 , h. 272. 26 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 18. 27 Ahmad Gaus AF, Filantropi dalam Masyarakat Islam Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008, h. 21. 28 Reza Pahlevi Dalimunthe, 100 Kesalahan dalam Sedekah, h. 16.