Hal-hal yang Membatalkan Sedekah

40

BAB III KAJIAN HADIS-HADIS SEDEKAH

A. Teks Hadis Tentang Kewajiban dan Bentuk-bentuk Sedekah ﱐﱪﺧﺃ ﺪﻤﳏ ﻦﺑ ﺪﺒﻋ ﻰﻠﻋﻷﺍ ﻝﺎﻗ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﺪﻟﺎﺧ ﻝﺎﻗ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﺔﺒﻌﺷ ﻝﺎﻗ ﱐﱪﺧﺃ ﻦﺑ ﰊﺃ ﺓﺩﺮﺑ ﻝﺎﻗ ﺖﻌﲰ ﰊﺃ ﺙﺪﳛ ﻦﻋ ﰊﺃ ﻰﺳﻮﻣ ﻦﻋ ﱯﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻝﺎﻗ : ﻰﻠﻋ ﻞﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﺔﻗﺪﺻ ﻞﻴﻗ ﺖﻳﺃﺭﺃ ﻥﺇ ﱂ ﺎﻫﺪﳚ ﻝﺎﻗ ﻞﻤﺘﻌﻳ ﻩﺪﻴﺑ ﻨﻴﻓ ﻊﻔ ﻪﺴﻔﻧ ﻕﺪﺼﺘﻳﻭ ﻞﻴﻗ ﺖﻳﺃﺭﺃ ﻥﺍ ﱂ ﻞﻌﻔﻳ ﻝﺎﻗ ﲔﻌﻳ ﺍﺫ ﺔﺟﺎﳊﺍ ﻑﻮﻬﻠﳌﺍ ﻞﻴﻗ ﻥﺈﻓ ﱂ ﻞﻌﻔﻳ ﻝﺎﻗ ﺮﻣﺄﻳ ﲑﳋﺎﺑ ﻞﻴﻗ ﺖﻳﺃﺭﺃ ﻥﺇ ﱂ ﻞﻌﻔﻳ ﻝﺎﻗ ﻚﺴﳝ ﻦﻋ ﺮﺸﻟﺍ ﺎﺈﻓ ﺔﻗﺪﺻ . 1 Artinya: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Abdil al-A’la, ia berkata telah menceritakan kepada kami Khalid, ia berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata telah mengabarkan kepadaku bin Abu Burdah ia berkata, aku mendengar ayah bercerita dari Abi Musa dari Nabi Saw beliau bersabda: Kewajiban setiap orang Islam bersedekah. Ada orang yang bertanya: Bagaimana pendapat engkau, kalau dia tidak memperoleh apa yang disedekahkannya? Beliau menjawab: bekerja dengan tangannya lalu dimanfaatkannya hasil kerjanya untuk dirinya dan disedekahkan. Ditanyakan: Bagaimana pendapat engkau kalau dia tidak sanggup? Beliau menjawab: Ditolongnya orang berkepentingan yang memerlukan bantuan. Ditanyakan: Bagaimana pendapat engkau, kalau dia tidak sanggup? Nabi menjawab: Dia menyuruh mengerjakan perbuatan baik. Ditanyakan: Bagaimana pendapat engkau, kalau itu tidak bisa diperbuatnya? Beliau menjawab: Menghentikan berbuat kejahatan dan sesungguhnya itu merupakan sedekah. 1. Takhrij Hadis 2 Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa metodologi dalam melakukan takhrij hadis ini penulis menggunakan tiga metode. Dan untuk hadis tentang kewajiban dan bentuk-bentuk sedekah penulis menemukan dalam kitab takhrij al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al- 1 Abî Abdirrahman Ahmad bin Syu’aib al-Nasâi, Sunan al-Nasâi Riyadh: Maktabah al- Ma’ârif, t.t., h. 395. 2 Penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab hadis sebagai sumber asli yang di dalamanya dikemukakan secara lengkap matan dan sanadnya. Lihat, Nawir Yuslem, Ulumul Hadis Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001, h. 395. 41 Hadîts al-Nabawî , Mausû’ah A trâf al-Hadîts , dan Miftâhu Kunûz al- Sunnah . Penjabarannya sebagai berikut: Pertama , setelah ditelusuri dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al- Fâzi al-Hadîts al-Nabawî dari semua lafadz yang ada dalam matan hadis, penulis menemukan dengan hasil sebagai berikut: ﺔﻗﺪﺻ ﺝ ﺕﺎﻗﺪﺻ : ﻰﻠﻋ ﻞﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﺔﻗﺪﺻ 3 ﻞﻤﻋ : ﻋ ﻰﻠ ﻞﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﺔﻗﺪﺻ ﺍﻮﻟﺎﻗ ﻥﺈﻓ ﱂ ﺪﳚ ﻝﺎﻗ ﻞﻤﻌﻴﻓ ﻪﻳﺪﻴﺑ ﻑ ... 4 ﺮﻣﺃ : ﺮﻣﺄﻳ ﲑﳋﺎﺑ ... 5 ﻚﺴﻣﺃ : ﻝﺎﻗ ﻚﺴﳝ ﻦﻋ ﺮﺸﻟﺍ 6 ﺮﺷ ﺝ ﺭﻭﺮﺷ : ﻞﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﻚﺴﳝ ﻦﻋ ﺮﺸﻟﺍ ﻪﻧﺈﻓ ﻪﻟ ﺔﻗﺪﺻ 7 Kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî ﺮﺷ ﺝ ﺭﻭﺮﺷ ﻚﺴﻣﺃ ﺮﻣﺃ ﺔﻗﺪﺻ ﺝ ﺕﺎﻗﺪﺻ ﻡ : ﺓﻮﻛﺯ ٥٥ ﻥ : ﺓﻮﻛﺯ ٥٦ ﻡ : ﺓﻮﻛﺯ ٥٥ ﻥ : ﺓﻮﻛﺯ ٥٦ ﺥ : ﺓﻮﻛﺯ ٣٠ ﻡ : ﺓﻮﻛﺯ ٥٥ ﻥ : ﺓﻮﻛﺯ ٥٦ ﻢﺣ : ٤ ، ٣٩٥ ﻯﺩ : ﻕﺎﻗﺭ ٣٤ Adapun keterangan tabel di atas dan hadis-hadisnya terdapat dalam lampiran 3 . 3 A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî, Juz 3 Leiden: E.J. Bill, 1936, h. 286. 4 A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî, Juz 4 Leiden: E.J. Bill, t.t., h. 373. 5 A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî, Juz 1 Leiden: E.J. Bill, 1936, h. 99. 6 A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî, Juz 6 Leiden: E.J. Bill, t.t., h. 219. 7 A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî, Juz 3, h. 82. 42 Kedua , setelah ditelusuri dalam kitab Mausû’ah A trâf al-Hadîts dari awal matan hadis, penulis menemukan dengan hasil sebagai berikut: Kitab Mausû’ah Atrâf al-Hadîts ﻰﻠﻋ ﻞﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﺔﻗﺪﺻ 8 Sahih Muslim, kitab zakât, hadis ke-55 Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 4, halaman 395 ﻡ : ﻛﺯ ﺓﻮ ٥٥ ﻢﺣ : ٤ ، ٣٩٥ Ketiga , setelah ditelusuri dalam kitab Miftâhu Kunûz al-Sunnah melalui tema hadis, penulis menemukan dengan hasil sebagai berikut: Kitab Miftâhu Kunûz al-Sunnah ﺕﺎﻗﺪﺼﻟﺍ : ﻰﻠﻋ ﻞﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﺔﻗﺪﺻ ﻦﻤﻓ ﱂ ﺪﳚ ﻞﻤﻌﻴﻠﻓ ﻑﻭﺮﻌﳌﺎﺑ 9 Sahih al-Bukhari, kitab ke-24, bab ke-30 Sunan al-Nasa’i, kitab ke-23, bab ke-56 Sunan al-Darimi, kitab ke-20, bab ke-34 ﺦﺑ : ﺓﻮﻛﺯ ﻙ ٢٤ ﺏﺎﺑ ٣٠ ﺲﻧ : ﺓﻮﻛﺯ ﻙ ٢٣ ﺏﺎﺑ ٥٦ ﻰﻣ : ﺎﻗﺭ ﻕ ﻙ ٢٠ ﺏﺎﺑ ٣٤ Demikianlah penelusuran hadis-hadis yang telah penulis dapat dari tiga metode dalam melakukan takhrij hadits. Dan dari keterangan yang didapat di atas penulis menemukan sebanyak 5 hadis. Adapun untuk hasil penelusuran hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Mausû’ah Atrâf al- Hadîts dan Miftâhu Kunûz al-Sunnah semuanya sudah tercantum sebelumnya di penelusuran langkah pertama. 2. Identifikasi Sanad Hadis Setelah melakukan penelusuran pada bagian hadisnya, penulis menemukan beberapa sanad yang perlu ditinjau sehingga dapat diketahui 8 Abû Hajar Muhammad al-Sa’id bin Buyûni Zaghlul, Mausû’ah A trâf al-Hadîts, Jilid 5 Beirut: Dâr Kutub al-‘Ilmiyyah, 1989, h. 464. 9 A.J. Wensinck, Miftâhu Kunûz al-Sunnah Lahore: Idârah Tarjaman al-Sunnah, 1979, h. 262. 43 jelas seluruh jalur sanad dan perawi hadis yang diteliti. Adapun riwayat yang ditemukan penulis terdapat dalam tabel dan skema sanad hadis dalam lampiran 4 dan 5. Dilihat dari tabel dan skema sanad hadis, menunjukan bahwa terdapat jalur periwayatan yang sama mulai dari Abû Mûsa sampai Syu’bah. Dan untuk mengetahui lebih jelas tentang periwayat hadisnya, maka penulis akan melakukan penelitian atas periwayat hadis di atas yang diambil dari kitab- kitab Rijal sehingga dapat diketahui kualitas kepribadiannya. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Jalur periwayatan hadis dari al-Nasâi Periwayat pertama, al-Nasâi nama lengkapnya adalah Abû ‘Abdirrahmân Ahmad bin Syua’ib bin ‘Ali bin Sinân bin Bahr al-Khurâsânî al-Nasâi. Imam al-Nasâ’i adalah seorang yang mempunyai ilmu yang sangat dalam, pandai, kritikus perawai hadis, dan mempunyai karya dengan susunan yang baik. Beliau lahir di daerah Nasâ tahun 215 H dan meninggal di Palestina hari senin tahun 302 H. Adapun guru-gurunya yaitu Ishâq bin Râhawaih, ‘Ali bin Hujr, 10 Muhammad bin ‘Abdil Alâ, 11 Qutaibah bin Sa’îd, dan Suwaid bin Nashr. 12 Sedangkan murid-muridnya yaitu Abû al- 10 Syams al-Din Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabi, Siyar A’lâm al-Nubalâ , Jilid 1 Riyadh: Bait al-Afkâr al-Dauliyah, t.t., h. 791-793. 11 Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl, Jilid 25 Beirut: Muassasah al-Risâlah, 1992, h. 581. 12 Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006, h. 585.