Ekosistem Mangrove ISI A. Pulau Enggano Dan Ancaman

misalnya burung. Oleh karena itu dunia internasioal mengkategorikan Pulau Enggano sebagai Endemic Birds Area. Peneliti LIPI berhasil mendata fauna dari beberapa kelompok takson sebagai berikut 1. Burung: Sejumlah 35 jenis burung dapat dicatat, dimana semua jenis endemik berhasil dijumpai. Jenis-jenis endemik tersebut antara lain Celepuk Enggano Otus enganensis, Anis Enggano Zoothera leucolaema dan Kacamata Enggano Zosterops salvadorii

2. Mamalia: Mamalia kecil tercatat sebanyak 13 jenis11 jenis Chiroptera; 2 jenis Rodentia ,

dua diantaranya adalah catatan baru, yaitu Cynopterus brachyotis dan Hipposideros cervinus.

3. Reptil dan Amfibi: Terkumpul 13 jenis reptilia 2 jenis amfibia, di mana 3 jenis adalah

endemik yaitu tokek Enggano Hemiphyllodactylus engganoensis, tokek terbang Enggano Draco modigliani ular kadut Enggano Coelognathus enganensis. 4. Ikan: Jenis-jenis ikan baru teridentifikasi sebanyak 4 ordo, 26 familia dan 51 jenis. Kelompok paling besar berasal dari familia Gobiidae. Satu jenis ikan diperkirakan jenis baru, yaitu Stiphodon sp. Saat ini peairan tawar Enggano telah diintroduksi ikan gabus Chana striata yang berpotensi mengancam kelestarian ikan asli Enggano.

5. Serangga: Serangga merupakan komunitas paling banyak disetiap ekosistem. Pada

ekspedisi ini, peneliti LIPI fokus pada kelompok tertentu yaitu Lepidoptera ngengat dan kupukupu sejumlah lebih dari 100 jenis, Odonata capung sekitar 15 jenis, Diptera lalat teridentifikasi tiga jenis dan rayap sebanyak tiga jenis. Keanekaragaman hayati diatas merupakan kekayaan dari pulau enggano. Kenaekaaragaman hayati tersebut terdapat baik di hutan tropis maupun didalam hutan mangrove. Pemanfaatan sumberdaya alam di Pulau Enggano memerlukan rencana tata ruang pemanfaatan yang baik agar ekosistem dan ekonomi masyarakatnya bisa tetap terjaga. Keunikan pulau enggano membuat pulau ini retan terhadap perubahan lingkungan. Seperti halnya yang terjadi pada pulau Tikus yang luasanya terus berkurang sepanjang waktu. Sehingga pemanfaatan pulau tersebut tidak secara optimal bagi kesejahteraan masyarakatnya.

B. Ekosistem Mangrove

Tomlinson 1986 dan Wightman 1989 mendefinisikan mangrove baik sebagai tumbuhan yang terdapat di daerah pasang surut maupun sebagai komunitas. Fungsi ekologis hutan mangrove sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya, hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis penting seperti, penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan dan lain-lain Dahuri, Rais, Ginting, Sitepu 1996. Ciri-ciri hutan mangrove pada umumnya : 1. Jenis tumbuhan yang hidup relatif sangat terbatas. 2. Akar pepohonan terbilang unik karena berbentuk layaknya jangkar yang melengkung. 3. Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon. 4. Tanah hutan mangrove tergenang secara berkala. 5. Ekosistem mangrove juga mendapat aliran air tawar dari daratan. 6. Terlindung dari gelombang besar serta arus pasang surut laut. 7. Air di wilayah hutan mangrove berasa payau. Ekosistem mangrove dapat berkembang dengan baik pada lingkungan dengan ciri-ciri ekologik sebagai berikut: a. Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir dengan bahan-bahan yang berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang; b. Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi vegetasi ekosistem mangrove itu sendiri; c. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat sungai, mata air atau air tanah yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur hara dan lumpur; d. Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari 5ºC dan suhu rata-rata di bulan terdingin lebih dari 20ºC; e. Airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai 38 ppt; f. Arus laut tidak terlalu deras; g. Tempat-tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak yang kuat; h. Topografi pantai yang datarlandai. Habitat dengan ciri-ciri ekologik tersebut umumnya dapat ditemukan di daerah-daerah pantai yang dangkal, muara-muara sungai dan pulau-pulau yang terletak pada teluk.

C. Pembangunan Berkelanjutan Di Pulau Enggano