Validitas Instrumen Reliabilitas Instrumen Penelitian

34 Berdasarkan hasil uji coba diperoleh indeks tingkat kesukaran butir soal telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Adapun perhitungan selengkapnya bisa dilihat pada lampiran C.2 halaman 208.

4. Daya Pembeda DP

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 20 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 20 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah. Sudijono 2008:389-390 mengungkapkan menghitung indeks daya pembeda digunakan rumus : = Keterangan : DP = indeks daya pembeda butir soal J A = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah J B = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang dolah I A = jumlah skor maksimum butir soal yan diolah Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi disajikan dalam tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Interpretasi 0,00 Sangat buruk 0,00 0,20 Buruk 0,21 0,30 Sedang 0,31 0,70 Baik 0,71 1,00 Sangat baik 35 Berdasarkan uji coba tes kemampuan komunikasi matematis awal dan akhir diperoleh hasil bahwa tes telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, yaitu minimal sedang. Perhitungan selengkapnya bisa dilihat pada lampiran C.2 halaman 208.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan a. Orientasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika selama pembelajaran. b. Menentukan sampel penelitian. c. Menyusun proposal penelitian. d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Kelompok LKK untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep sekaligus aturan penyekorannya. f. Melakukan validasi instrumen. g. Melakukan uji coba instrumen. h. Melakukan perbaikan instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan tes kemampuan pemahaman konsep matematis awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 36 b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. c. Mengadakan tes kemampuan pemahaman konsep matematis akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Analisis Data a. Mengumpulkan data penelitian. b. Mengolah dan menganalisis data penelitian untuk menjawab rumsan masalah c. Mengambil kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan d. Membuat laporan.

G. Teknik Analisis Data

Setelah kedua kelas sampel diberikan perlakuan berbeda, data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir dianalisis untuk mendapat- kan skor peningkatan gain pada kedua kelas. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Meltzer 2002 : 1260 untuk mendapatkan skor peningkatan gain dihitung dengan rumus gain ternormalisasi normalized gain = g, yaitu: =

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 62

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP IT Nurul Iman Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 13 64