mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah para mahasiswa yang memiliki tingkat menonton media televisi yang tinggi khususnya yang
menyangkut hal yang berkaitan dengan PILPRES 2014. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang mengambil program studi di Fakultas ini mempelajari tentang
hal-hal yang menyangkut dibidang politik. Oleh karena itu para mahasiswa di Fakultas ini tingkat menjadikan media televisi sebagai refrensi informasi sangat
tinggi. Peneliti juga melakukan pengamatan untuk melihat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas lain, tetapi dalam pengamatan peneliti para
mahasiswa di U niversitas lain tersebut didalam menyaksikan media televisi sebagai referensi pendidikan politik masih rendah. Berdasarkan penjelasan diatas
maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah Metro TV berperan terhadap pendidikan politik terkait dalam mensosialisasikan
tahapan-tahapan PILPRES 2014 kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ?
”
3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik didalam
pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan –tahapan PILPRES 2014 yang
diberikan oleh media televisi Metro TV.
Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukkan dan pengetahuan
yang bermanfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, terutama dibidang politik dan khususnya mengenai pendidikan politik pada PILPRES.
2. Manfaat Praktis Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan berfikir secara
akademis dalam melihat pendidikan politik terkait PILPRES 2014 melalui media televisi. Serta menambah literatur kepustakaan untuk yang tertarik dan konsentrasi
dengan bidang dan permasalahan yang sama.
5. Kerangka Teori 5.1 Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan. Menurut Innis, teori dampak sosial komunikasi massa
terdiri dari bagian lisan dan tertulis.
6
Media massa menjadi penting karena memang memiliki kekuatan, bukan sekedar menyampaikan informasi kepada
khalayak tetapi lebih karena media memiliki fungsi untuk mendidik khalayak
untuk dapat melihat hal yang benar dan hal yang salah.
6
Dan Nimmo,1989, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal.169
Universitas Sumatera Utara
5.1.1 Peran media massa
Menurut Ryan Sugiarto ada begitu banyak peran yang di sematkan kepada pers dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terutama pada
masa-masa awal perkembangannya, pers memiliki peran yang begitu besar dalam membentuk suatu kemajuan
7
. Media massa berperan dalam dua hal yang berbeda antara lain peran positif dan peran negatif, adapun peran media massa dalam hal
positif adalah media massa berupa kontribusi dalam menyebarluaskan informasi kepada khalayak sekaligus juga sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam
menyikapi informasi yang sedang berlangsung sedangkan dalam hal negatif peran media massa antaLain pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan
kenyataan semu false reality, yang dapat berakibat menguntungkan kepentingan tertentu dan sekaligus merugikan pihak lain.
5.1.2 Fungsi media massa
Secara umum media massa mempunyai 3 fungsi antara lain :
1.
Memberi informasi 2. Mendidik
3.
Menghibur Namun dalam masyrakat demokrasi seperti yang ada di indonesia ini
fungsi media massa terbagi menjadi 4 bagian antara lain : 1. Memberi informasi
2. Menghibur
7
Sugiarto, Ryan, 2008. Mengenal Pers Indonesia, Yokyokarta : Pustaka Instan Mad,hal. 17.
Universitas Sumatera Utara
3. Mendidik
4 . Melakukan kontrol sosial
5.1.3 Media Televisi
Media televisi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan antar pemberi informasi dengan penerima informasi. Media
televisi memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat atau persepsi masyarakat tertahadap suatu hal. Persepsi masyarakat
karena pengaruh pemberitaan media televisi, bisa berubah menjadi positif maupun negatif tergantung bagaimana pikiran yang terbentuk dibenak masyarakat setelah
mendapat informasi mengenai hal tertentu. Beberapa pakar komunikasi seperti Katz, Gurevitch dan Hass mengidentifikasi lima kelompok kebutuhan dalam hal
penggunaan media, yaitu: 1. kebutuhan kognitif
2. kebutuhan afektif 3. kebutuhan integratif
4. kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dunia luar
5. kebutuhan untuk melepaskan ketegangan.
8
5.1.4 Siaran televisi
8
Wiryanto, Teori komunikasi massa, Jakarta: Penerbit Grasindo, 2000,hal.66.
Universitas Sumatera Utara
Siaran berasal dari kata siar, siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambah akhiran an, membentuk kata benda, yang memiliki
makna apa yang disiarkan. Siaran dapat berupa siaran audio radio, dapat pula dalam bentuk siaran audio visual gerak dan sinkron, seperti pada televisi siaran.
Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan
saranaalat, atau antara perangkat keras dan lunak. Media televisi dalam memberikan edukasi bagi masyarakat dipengaruhi oleh tiga unsur yang paling
mempegaruhi masyarakat untuk mendapatkan edukasi dari media televisi. 1. Isi Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut
kepada orang ketiga atau orang banyak. Media televisi dalam menyajikan berita kepada masyarakat luas selalu memperhatikan aspek isi berita. Dalam proses
pembelajaran memahami isi berita tentunya kita harus memahami unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah berita. Adapun unsur-unsur berita terdiri atas what
apa, who siapa, where dimana, when kapan, why mengapa, dan how bagaimana.
2. Frekuensi Frekuensi disini yang dimaksud adalah seberapa sering seseorang untuk
menonton siaran media televisi tersebut, dalam penelitian ini Metro TV sebagai sumber informasi bagi masyarakat dilihat seberapa sering Metro TV ditonton oleh
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dalam keseharianya, sehingga informasi yang diberikan akhirnya dipahami oleh masyarakat. Pada hakikkatnya informasi yang sudah berapa kali
ditonton oleh masyarakat secara ber ulang-ulang akan memberikan dampak informasi yang diberikan akan mudah di ingat oleh pemirsa
3.Jenis Program Program itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau program
yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang
didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk, dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti
siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara
tersebut itu digemari atau dapat diterima oleh audience. Berikut ini empat hal yang terkait dalam karakteristik suatu program televisi :
1. Product, yaitu materi program yang dipilih haruslah yang begus dan diharapkan akan disukai audience yang dituju.
2. Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan yang berminat
memasang iklan pada program bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
3. Place, yaitu kapan waktu siaran yang tepat program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan
program bersangkutan. 4. Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara
itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor . Program televisi yang ada pada saat in mengenal yang namanya program
berita atau lebih dikeal dengan kata news, pengertian sederhana program berita berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita
unsusual, factual, esensial dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif, liputan
gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat terkejut shock. Namun objektivitas semacam ini
masih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas dari peliput .
5.2 Pendidikan Politik
Istilah pendidikan politik dalam Bahasa Inggris sering disamakan dengan istilah political sucialization. Istilah political sosialization jika diartikan secara
harfiah ke dalam bahasa Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu, dengan menggunakan istilah political sosialization banyak yang
mensinonimkan istilah pendidikan politik dengan istilah Sosialisasi Pol itik,
Universitas Sumatera Utara
karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit.
Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi
politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses
dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-
simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik
9
. Pendapat di atas secara tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik
merupakan bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan
bahwa sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota
masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Fred I. Greenstain dalam bukunya Political
Socialization berpendapat bahwa: Sosialisasi politik adalah semua pembelajaran
politik formal dan informal, yang dijalankan secara sengaja dan terencana, yang pada setiap tahap siklus hidup tidak hanya tentang politik yang eksplisit tetapi
9
Surbakti, Ramlan. 1999 Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia hal.177.
Universitas Sumatera Utara
juga belajar nominal nonpolitis tetapi juga kebohongan politik sikap sosial yang relevan dan akuisisi dari karakteristik kepribadian relevan secara politik
10
. Pendapat di atas mengungkapkan bahwa pendidikan politik adalah suatu
bentuk pendidikan yang dijalankan secara terencana dan disengaja baik dalam bentuk formal maupun informal yang mencoha untuk mengajarkan kepada
setiap individu agar sikap dan perbuatannya dapat sesuai dengan aturan -aturan yang berlaku secara sosial. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendidikan
politik tidak hanya mempelajari sikap dan tingkah laku individu. Namun pendidikan politik mencoba untuk mengaitkan sikap dan tingkah laku individu
tersebut dengan stabilitas dan eksistensi sistem politik. Kartini Kartono memberikan pendapatnya tentang hubungan antara
pendidikan dengan politik yaitu pendidikan dilihat sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebabnya, pendidikan dan sekolah pada hakekatnya juga
merupakan pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik yang tengah berkuasa, dan merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada. Berdasarkan
pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan dan politik adalah dua unsur yang saling mempengaruhi. Pengembangan sistem pendidikan harus
selalu berada dalam kerangka sistem politik yang sedang dijalankan oleh pemerintahan masa itu. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi di
dunia pendidikan akan berubah menjadi permasalahan politik pada saat pemerintah dilibatkan untuk memecahkannya.
10
Al Muchtar, Suwarma 2000 Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung. Gelar Pustaka Mandiri, hal.39.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi yang tertera di atas, dapat kita ambil dua tujuan utama yang dimiliki oleh pendidikan politik. Pertama, dengan adanya pendidikan politik
diharapkan setiap individu dapat mengenal dan memahami nilai-nilai ideal yang terkandung dalam sistem politik yang sedang diterapkan. Kedua, bahwa
dengan adanya pendidikan politik setiap individu tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga lebih jauh dapat menjadi seorang warga negara yang memiliki
kesadaran politik untuk mampu mengemban tanggung jawab yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan kadar partisipasi dalam dunia
politik.
6. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat.
11
Dengan demikian hipotesis diartikan sebagai teori yang kurang sempurna. Dirumuskan
dengan cara lain hipotesis berarti kesimpulan yang belum final karena belum diuji atau dibuktikan kebenarannya.
12
Berdasarkan uraian pada kerangka teori dan pengertian yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan penulis adalah
sebagai berikut: - Hipotesis Nol Ho : bahwa Metro TV dipersepsikan tidak memiliki peran
dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
11
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi kedua, Jakarta: Kencana. Hal. 85
12
H.Hadari Nawawi dan H.M Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 33
Universitas Sumatera Utara
- Hipotesis Alternatif Ha : bahwa Metro TV dipersepsikan memiliki peran didalam pendidikan politik dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan
PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
7. Kerangka Konseptual